News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Mengendalikan pikiran...

Started by nick, 08 November 2009, 04:54:36 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

FZ

Quote from: nick on 12 November 2009, 09:50:29 AM
Quote from: Forte on 12 November 2009, 09:42:00 AM
ya nikmati aja seh.. asal mau saling ngerti seh gak masalah ya..
kadang pengen manja2an ama pacar.. kadang memanjakan.. itu juga harus balance..
dan tahu sikon juga.. misal pasangan lagi sibuk.. ya bukan waktu yang tepat.. :D

sep..... tu yg saya jalani selama ini.... waduh.... jd inget nih.... wkwkwk.....
lepaskan.... lepaskan.... ini kemelekatan..... hhmmmm......
isi dengan kegiatan yang positif aja sis..
misalnya kalau sis suka masak.. cobalah bikin kue dll.. terus bagi2in ke tetangga2 sebelah..
atau ikut kegiatan vihara.. jadi ada kesibukan tersendiri..

jadi gak perlu diingat2 ini kemelekatan harus dilepas2.. lama2 akan hilang sendiri koq..

kalau gw dulu.. ketika lagi broken heart, kalau hari kerja gak gitu terasa karena sibuk kerja..  tapi hari sabtu n minggu begitu feel alone.. jadinya gw suka jalan2 sendiri.. menikmati kesendirian dan juga alam.. :)


The Ronald

klo aku dulu seh...cara hilanginya, maen game :) , game yg butuh mikir, kebanyakan game 2 tactik..tp cilakanya..kadang2 namanya suka muncul di beberapa kota di eropa..hahaha , maklum game perang..
...

dhammasiri

Quote from: nick on 12 November 2009, 09:30:42 AM
Quote from: Forte on 12 November 2009, 08:57:44 AM
hehe.. umur gak jaminan dewasa lho..
gw juga gak dewasa2 amat.. padahal hampir kepala 3 juga.. makanya juga tahu diri deh.. cari cew yang lumayan mau mengerti.. intinya harus ada kecocokan antara satu dengan yang lain..

jg inget nasehat mamie saya:

"cowok tu..... sampai kapanpun adalah "bayi" sekalipun da tumbuh kumis & jenggot"
dalam artian: kekanakannya tetap ada.... sampai tuwir..... wkwkwkwk....

I LOVE YOU, MAM....


Saya harus membela diri nih.
Dalam kehidupan manusia terdapat tahapan perkembangan prikologis. Saya melihat pada saat seseorang mencapai usia 25 kalau cepat atau 28, apa yang saya sering lihat dia akan mengalami masa transisi. Ngaku aja deh, waktu berusia 25 hingga awal 27, itu adalah masa yg paling berat dalam hidup saya. Saat itu, saya tidak mampu melihat setitik pun cahaya kehidupan. Semuanya serba gelap. Saya sangat bersyukur karena ada orang-orang keren yang mendampingi saya. Mereka selalu setia; tidak pernah mengeluh tetapi tetap gigih membimbing saya. Hasilnya sekarang sih saya melihat jauh lebih baik.
Saya melihat dalam beberapa kasus banyak orang saat mengalami masa transisi yang tidak tahan sehingga mereka nekad untuk bunuh diri. Karena itu, kita perlu memahami kondisi batin orang itu.
Berbicara soal kedewasaan, biasanya setelah masa transisi dilewati kedewasaan akan muncul. Tetapi itu juga tergantung sejauh mana ia mendapatkan bimbingan dan arahan. Bagi mereka yang mendapatkan pengarahan lebih baik tentu akan lebih mapan. Namun mereka yang tidak mendapatkan bimbingan secara konsisten, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa melihat kedewasaan batinnya.
Jujur saja saya bukan psikolog, tetapi sejak dari kecil saya selalu mempelajari kepribadian orang. Saya selalu berusaha melihat apakah ada orang-orang yang secara psikologis konsisten; artinya stabil. Sejauh ini saya telah bertemu dengan jutaan orang. Saya hanya menemukan satu wanita yang dapat saya katakan sebagai top-class woman. Mungkin wanita ini berusia kurang lebih 40 tahun. Dia adalah seorang pengacara dan aktivis Buddhist yang luar biasa. Untuk lelaki, saya telah menemukan dua atau bahkan tiga karena yang satu ini saya hanya bertemu beberapa kali. Saya tidak melihat jiwa kekanak-kanakan dalam diri mereka. Mereka selalu konsisten dari awal hingga akhir. Mereka akan berbicara secara konsisten baik saat berada di hadapan kita maupun saat kita tidak lagi di hadapannya. Karena itu, kalau Sdri. Nick setuju dengan pendapat mama yang mengatakan bahwa cowok tetap memiliki jiwa kekanak-kanakan hingga tua, saya tidak setuju. Saya tidak berusaha untuk membela kaum lelaki tetapi ini adalah hasil research yang telah saya lakukan selama beberapa tahun.
Kalau Sdri. Nick punya sanggahan saya persilakan.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

marcedes

#78
Quote from: nick on 12 November 2009, 07:27:27 AM
Quote from: marcedes on 11 November 2009, 09:54:44 AM
ayo lah bro, tanyakan diri sendiri kenapa memilih dia....lalu stop lah mengeluh dalam batin anda...karena yang salah itu anda. ;D

salah saya dimana ya?..... hehehe.... jd bingung.....
oh maaf, sy baru tahu kalau nick  adalah saudari.....mohon maaf..  ^:)^ ^:)^ ^:)^

maksud saya, kalau memang "si doi" orang nya gitu, lantas kamu mengeluh....yg salah siapa?
saya jadi teringat kata Ajahn Chah loh....

beliau ngomong kurang lebih begini, "orang bodoh itu selalu mengeluh sesuatu hal yang alamiah terjadi"

ibarat kamu sudah memilih rasa apel[ yakni doi yg kamu anggap sering marah, meledak-ledak alias emosi berlebihan ],

tetapi kamu berharap rasa apel-nya seperti rasa buah mangga [sesuai keinginan-mu yakni penyabar, penuh metta,dll ]...
tentu saja yg salah kamu....
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

nick

Quote from: marcedes on 12 November 2009, 12:12:08 PM
tetapi kamu berharap rasa apel-nya seperti rasa buah mangga [sesuai keinginan-mu yakni penyabar, penuh metta,dll ]...
tentu saja yg salah kamu....

ic.... ven ajahn chah.....

but, saya buat thread ini tujuannya bukan ingin mengubah dia menjadi spt yg saya inginkan,
dan berharap hub ini membaik..... tidak....! ini sudah berakhir!

tolong baca thread awal saya...
thx..

J.W

This too will pass...

Segala sesuatu yang muncul pasti akan berlalu..

Indra

Quote from: dhammasiri link=topic=13620.msg223054#msg223054
Saya harus membela diri nih.
Dalam kehidupan manusia terdapat tahapan perkembangan prikologis. Saya melihat pada saat seseorang mencapai usia 25 kalau cepat atau 28, apa yang saya sering lihat dia akan mengalami masa transisi. Ngaku aja deh, waktu berusia 25 hingga awal 27, itu adalah masa yg paling berat dalam hidup saya. Saat itu, saya tidak mampu melihat setitik pun cahaya kehidupan. Semuanya serba gelap.


gak bayar PLN ya?

Jerry

Quote from: nick on 08 November 2009, 04:54:36 PM
Saya ingin secepatnya melupakan 'seseorang'.
Bagaimanakah seharusnya mengendalikan pikiran ini,
disaat pikiran mulai teringat padanya,
apakah sebaiknya membiarkan saja apa adanya,
atau mengalihkan ke hal2 yg lain?

Yg saya lakukan saat ini adalah mengalihkan ke hal2 yg lain,
tapi kyknya seperti menipu diri.... dan akhirnya balik lagi.... inget lg......

Tolong saran temen2 semua....
Thx...



Quote from: nick on 12 November 2009, 07:18:05 AM
Saya pengalah, dia penuntut..... "sangat penuntut"......
setelah ditimbang-timbang....... "balance"....... waduh...... ga banget.....
akhirnya..... BOOOOM.....!

Thx bro Hedi....

Cuma masalah waktu buat lupain dia, dont bother yourself by wasting time thinking about him. Let him go.. Lagian dia "sangat penuntut" kan? ngapain masih ta' gendong kemana2? :D
appamadena sampadetha

dhammasiri

Quote from: Indra on 12 November 2009, 07:51:28 PM
Quote from: dhammasiri link=topic=13620.msg223054#msg223054
Saya harus membela diri nih.
Dalam kehidupan manusia terdapat tahapan perkembangan prikologis. Saya melihat pada saat seseorang mencapai usia 25 kalau cepat atau 28, apa yang saya sering lihat dia akan mengalami masa transisi. Ngaku aja deh, waktu berusia 25 hingga awal 27, itu adalah masa yg paling berat dalam hidup saya. Saat itu, saya tidak mampu melihat setitik pun cahaya kehidupan. Semuanya serba gelap.


gak bayar PLN ya?
Eanak aja ga bayar PLN. Kalau lagi di hutan malah saya senang hidup gelap-gelapan. Tidak pakai lampu sekalipun. Lilin ada tapi tetap dibiarkan begitu saja.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

The Ronald

yah intinya tidak semua org dewasa, dan tidak semua org kekanak2an , walau lebih banyak yg kekanak2an seh..
...