Membuktikan kebenaran Hukum Karma?

Started by inJulia, 16 October 2009, 07:48:06 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hendrako

Quote from: bond on 17 October 2009, 12:03:28 PM
Sekarang pasti ada yg mengetahui dan mengerti mekanisme hukum kamma. Carilah maka Anda akan temukan. Seluruh kehidupan dan pembuktian hukum kamma bukanlah di DC, dunia manusia tetapi seluruh alam semesta . Jika tidak ada yg mau mengatakan disini Seperti SB bukan berarti tidak ada yg mengetahui secara lengkap. Karena kamma vipaka yg mau cari tau belum berbuah. Kasarnya belum berjodoh dengan yg tau secara lengkap. Apakah Buddha tidak ada sekarang? Apakah Dia ada sekarang? Pikirkan baik2. Jangan sampai bingung lagi :whistle:

Jadi klaim hukum kamma bisa dibuktikan adalah benar , dan yang tidak benar adalah mereka yg tidak mampu membuktikan hukum kamma walaupun secuil kebenaran yg tampak didepan mata.



Pernyataan anda di atas tanpa bukti.
yaa... gitu deh

bond

#151
Quote from: hendrako on 17 October 2009, 12:07:19 PM
Quote from: bond on 17 October 2009, 12:03:28 PM
Sekarang pasti ada yg mengetahui dan mengerti mekanisme hukum kamma. Carilah maka Anda akan temukan. Seluruh kehidupan dan pembuktian hukum kamma bukanlah di DC, dunia manusia tetapi seluruh alam semesta . Jika tidak ada yg mau mengatakan disini Seperti SB bukan berarti tidak ada yg mengetahui secara lengkap. Karena kamma vipaka yg mau cari tau belum berbuah. Kasarnya belum berjodoh dengan yg tau secara lengkap. Apakah Buddha tidak ada sekarang? Apakah Dia ada sekarang? Pikirkan baik2. Jangan sampai bingung lagi :whistle:

Jadi klaim hukum kamma bisa dibuktikan adalah benar , dan yang tidak benar adalah mereka yg tidak mampu membuktikan hukum kamma walaupun secuil kebenaran yg tampak didepan mata.



Pernyataan anda di atas tanpa bukti.

Mau bukti?  ^-^ Siap ndak?

Jika tulisan saya saja bagi anda tidak membuktikan apalagi pernyataan yg barusan anda tulis .
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

sobat-dharma

Quote from: upasaka on 17 October 2009, 11:43:01 AM
Silakan ambil jalan Sammasambodhi mulai sekarang, dan berjuanglah dengan sungguh-sungguh. Kelak siapa pun yang telah mencapai tingkat Sammasambuddha akan bisa melihat sendiri mekanisme Hukum Kamma sejelas-jelasnya.

Jalan Sammasambodhi ===> Jalan Bodhisatta/Bodhisattva? :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

sobat-dharma

#153
Quote from: wangsapala on 17 October 2009, 11:56:07 AM
_/\_

Hukum Kamma hanya bisa dibuktikan oleh masing masing pribadi org, mau menamakan Hukum Kamma atau tdk juga dikembalikan kepada pribadi masing masing  :)). namun mengetahui Hukum Kamma secara keseruhan hanya seorang Samma SAmBuddha yang mampu mengetahuinya..

_/\_

Apakah kata ini sinomin: semuanya tergantung pribadi masing2, mau percaya atau tidak? :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

K.K.

Quote from: wangsapala on 17 October 2009, 11:56:07 AM
_/\_

Hukum Kamma hanya bisa dibuktikan oleh masing masing pribadi org, mau menamakan Hukum Kamma atau tdk juga dikembalikan kepada pribadi masing masing  :)). namun mengetahui Hukum Kamma secara keseruhan hanya seorang Samma SAmBuddha yang mampu mengetahuinya..

_/\_

Kalau dikembalikan ke masing-masing pribadi, itu adalah subjektif. Kita tidak bisa meng-klaim sesuatu terbukti hanya karena hal yang subjektif. Saya beri contoh tulisan di atas bisa diganti seperti ini:

"Keberadaan Tuhan hanya bisa dibuktikan oleh masing-masing pribadi, mau menamakan Tuhan/Allah, dikembalikan kepada pribadi masing-masing, namun yang bisa mengetahui dan mengerti Tuhan hanyalah nabi/imam xxx seorang."

Ada bedanya? Bagi orang non-religius, tidak ada. Intinya, sama-sama tidak jelas. Itulah sebabnya dikatakan kecocokan, bukan kebenaran.
_/\_



Quote from: hatRed on 17 October 2009, 12:00:14 PM
sorry om, maksudnya"hukum kamma bisa dibuktikan adalah tidak benar." itu kek gmana?

apakah artinya bahkan seorang samma sambuddha juga gak bakalan bisa membuktikan hukum kamma gitu?

apakah kata "bisa" disini terikat fungsi waktu atau tidak?
Artinya adalah sekarang ini tidak ada orang yang bisa menunjukkannya.
Soal NANTI kalau ada Samma Sambuddha, tidak ada hubungannya. Sama seperti klaim NANTI kalau sudah mati, terbukti Tuhan, Iblis, sorga dan neraka. Buat saya, kalau terbuktinya nanti, klaimnya nanti saja.


Quote from: hendrako on 17 October 2009, 12:01:51 PM
Bro Kainyn sudah memberikan petunjuk yg utama tentang topik thread. :)

Lagipula, hukum kamma tidak perlu pembuktian terlebih dahulu agar seseorang menapaki jalan, cukup dengan pengertian. Dimana salah satu perngertiannya tersebut adalah bahwa hukum kamma hanya benar2 "terbukti" pada saat "buah" terealisasi.

Sebelum hasil akhir tercapai, hukum kamma hanyalah tetap merupakan bentuk keyakinan namun keyakinan yg disertai pemahaman.

Orang buta yg telah melihat dapat membuktikan tentang warna, namun tetap tidak dapat membuktikannya kepada orang buta lainnya. Dia hanya dapat menjelaskannya dalam kata-kata.

Betul sekali. Itulah sebabnya saya memercayai hukum kamma walaupun saya katakan itu tidak bisa dibuktikan. Dengan memegang konsep hukum kamma yang benar, seseorang tidak menyalahkan pihak luar atas sesuatu yang terjadi pada dirinya. Dia juga akan selalu berusaha lebih baik karena mengerti semua bisa berubah tergantung sikap kita. Itulah kebaikan yang didapat dari memahami doktrin hukum kamma dengan benar.
Begitu juga halnya dengan orang percaya Tuhan, ia takut melakukan yang jahat, patuh berbuat baik, dsb. Itulah keuntungan memahami doktrin tersebut dengan benar.

Sebaliknya memaksakan membuktikan hukum kamma, sama saja dengan memaksakan membuktikan keberadaan Tuhan. Apakah bermanfaat? Itu saya kembalikan pada masing-masing pribadi.


Tekkss Katsuo

 _/\_

Peryataan Bro Bond bisa dibuktikan sendiri oleh Bro Bond tentunya, dan jika anda menghendaki membuktikan Kamma juga harus buktikan sendiri,,, coba pikirkan kenapa anda bisa join DC, pasti ada sebabnya dan hasilnya adalah anda join di DC, kemudia kenapa anda membahas hukum Kamma, tentu ada sebabnya dan hasilnya adalah anda membahas Hukum Kamma... segala sesuatu memiliki hubungan sebab akibat,, kita hanya bisa melihat sebab akibat yang simple, sedangkan yg kompleks dan secara menyeluruh hanya bisa dibuktikan oleh Seorg Samma Sambuddha ataupun seseorg yg sudah merealissikan Nibbana, namun jika yg simple saja kita tdk bisa memahaminya gmana kita bisa belajar memahami yg kompleksss..

_/\_

hendrako

Quote from: bond on 17 October 2009, 12:11:10 PM
Quote from: hendrako on 17 October 2009, 12:07:19 PM
Quote from: bond on 17 October 2009, 12:03:28 PM
Sekarang pasti ada yg mengetahui dan mengerti mekanisme hukum kamma. Carilah maka Anda akan temukan. Seluruh kehidupan dan pembuktian hukum kamma bukanlah di DC, dunia manusia tetapi seluruh alam semesta . Jika tidak ada yg mau mengatakan disini Seperti SB bukan berarti tidak ada yg mengetahui secara lengkap. Karena kamma vipaka yg mau cari tau belum berbuah. Kasarnya belum berjodoh dengan yg tau secara lengkap. Apakah Buddha tidak ada sekarang? Apakah Dia ada sekarang? Pikirkan baik2. Jangan sampai bingung lagi :whistle:

Jadi klaim hukum kamma bisa dibuktikan adalah benar , dan yang tidak benar adalah mereka yg tidak mampu membuktikan hukum kamma walaupun secuil kebenaran yg tampak didepan mata.



Pernyataan anda di atas tanpa bukti.

Mau bukti?  ^-^ Siap ndak?

Jika tulisan saya saja bagi anda tidak membuktikan apalagi pernyataan yg barusan anda tulis .

Anda 100 % benar, pernyataan saya memang benar2 bukan bukti tentang kebenaran hukum kamma.

Apabila memang bisa dibuktikan, saya sekarang benar2 siap, silakan.
yaa... gitu deh

sobat-dharma

solusi diskusi ini sebenarnya sederhana: akui saja saja kalau hukum kamma bagi umat Buddha (bukan Sammasambuddha) semata hanya berdasarkan faith? Mengapa sulit sekali mengakui bahwa faith (keyakinan) itu memang dibutuhkan dalam menjalankan Buddhadharma?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Tekkss Katsuo

 _/\_

Yup peryataan saya seolah olah nampak subjektif tp sesungguhnya juga objectif. kenapa demikian?
coba anda pikir, saya menjelaskan tentang Kamma hanya dibuktikan oleh diri sendiri, setelah itu saya mengatakan kebenaran hukum kamma dan menyarankan anda membuktikan, ketika anda bisa memahami dan membuktikannya maka itu sudah menjadi objectif karena itu bukan hanya saya yg buktikan tetapi anda juga, namun jika anda tdk mampu membuktikannya maka anda akan menganggap hal itu subjektif.... semoga dimengerti......
sesuatu yg disebut subjektif jika hanya bisa dibuktikan sendiri tp org lain tdk bisa membuktikannya.
sesuatu yg disebut objectif jika seseorg mampu membuktikannya, dan memberi pengarahan pada org lain supaya bisa memahaminya dgn membuktikannya sendiri... demikian juga hukum Kamma seperti hal ini....  :)

_/\_

hendrako

Quote from: Kainyn_Kutho on 17 October 2009, 12:13:31 PM
Quote from: wangsapala on 17 October 2009, 11:56:07 AM
_/\_

Hukum Kamma hanya bisa dibuktikan oleh masing masing pribadi org, mau menamakan Hukum Kamma atau tdk juga dikembalikan kepada pribadi masing masing  :)). namun mengetahui Hukum Kamma secara keseruhan hanya seorang Samma SAmBuddha yang mampu mengetahuinya..

_/\_

Kalau dikembalikan ke masing-masing pribadi, itu adalah subjektif. Kita tidak bisa meng-klaim sesuatu terbukti hanya karena hal yang subjektif. Saya beri contoh tulisan di atas bisa diganti seperti ini:

"Keberadaan Tuhan hanya bisa dibuktikan oleh masing-masing pribadi, mau menamakan Tuhan/Allah, dikembalikan kepada pribadi masing-masing, namun yang bisa mengetahui dan mengerti Tuhan hanyalah nabi/imam xxx seorang."

Ada bedanya? Bagi orang non-religius, tidak ada. Intinya, sama-sama tidak jelas. Itulah sebabnya dikatakan kecocokan, bukan kebenaran.
_/\_



Quote from: hatRed on 17 October 2009, 12:00:14 PM
sorry om, maksudnya"hukum kamma bisa dibuktikan adalah tidak benar." itu kek gmana?

apakah artinya bahkan seorang samma sambuddha juga gak bakalan bisa membuktikan hukum kamma gitu?

apakah kata "bisa" disini terikat fungsi waktu atau tidak?
Artinya adalah sekarang ini tidak ada orang yang bisa menunjukkannya.
Soal NANTI kalau ada Samma Sambuddha, tidak ada hubungannya. Sama seperti klaim NANTI kalau sudah mati, terbukti Tuhan, Iblis, sorga dan neraka. Buat saya, kalau terbuktinya nanti, klaimnya nanti saja.


Quote from: hendrako on 17 October 2009, 12:01:51 PM
Bro Kainyn sudah memberikan petunjuk yg utama tentang topik thread. :)

Lagipula, hukum kamma tidak perlu pembuktian terlebih dahulu agar seseorang menapaki jalan, cukup dengan pengertian. Dimana salah satu perngertiannya tersebut adalah bahwa hukum kamma hanya benar2 "terbukti" pada saat "buah" terealisasi.

Sebelum hasil akhir tercapai, hukum kamma hanyalah tetap merupakan bentuk keyakinan namun keyakinan yg disertai pemahaman.

Orang buta yg telah melihat dapat membuktikan tentang warna, namun tetap tidak dapat membuktikannya kepada orang buta lainnya. Dia hanya dapat menjelaskannya dalam kata-kata.

Betul sekali. Itulah sebabnya saya memercayai hukum kamma walaupun saya katakan itu tidak bisa dibuktikan. Dengan memegang konsep hukum kamma yang benar, seseorang tidak menyalahkan pihak luar atas sesuatu yang terjadi pada dirinya. Dia juga akan selalu berusaha lebih baik karena mengerti semua bisa berubah tergantung sikap kita. Itulah kebaikan yang didapat dari memahami doktrin hukum kamma dengan benar.
Begitu juga halnya dengan orang percaya Tuhan, ia takut melakukan yang jahat, patuh berbuat baik, dsb. Itulah keuntungan memahami doktrin tersebut dengan benar.

Sebaliknya memaksakan membuktikan hukum kamma, sama saja dengan memaksakan membuktikan keberadaan Tuhan. Apakah bermanfaat? Itu saya kembalikan pada masing-masing pribadi.


_/\_
yaa... gitu deh

Nevada

Quote from: Kainyn_Kutho on 17 October 2009, 11:49:52 AM
Quote from: upasaka on 17 October 2009, 11:43:01 AM
Mau membuktikan Hukum Kamma secara menyeluruh? Bisa kok.

Silakan ambil jalan Sammasambodhi mulai sekarang, dan berjuanglah dengan sungguh-sungguh. Kelak siapa pun yang telah mencapai tingkat Sammasambuddha akan bisa melihat sendiri mekanisme Hukum Kamma sejelas-jelasnya.
Semoga demikian adanya.

Namun untuk sekarang, adalah kenyataan bahwa tidak ada yang mengetahui dan mengerti mekanisme hukum kamma, dan oleh karena itu klaim bahwa hukum kamma bisa dibuktikan adalah tidak benar.


Keberadaan Hukum Kamma bisa dibuktikan oleh kita semua.
Tapi kita masih belum bisa melihat mekanisme Hukum Kamma sejelas-jelasnya.

Harap bedakan dua kesimpulan ini.


Quote from: sobat-dharma on 17 October 2009, 12:11:27 PM
Quote from: upasaka on 17 October 2009, 11:43:01 AM
Silakan ambil jalan Sammasambodhi mulai sekarang, dan berjuanglah dengan sungguh-sungguh. Kelak siapa pun yang telah mencapai tingkat Sammasambuddha akan bisa melihat sendiri mekanisme Hukum Kamma sejelas-jelasnya.

Jalan Sammasambodhi ===> Jalan Bodhisatta/Bodhisattva? :)

Menurut saya, semua makhluk yang menempuh jalan untuk mencapai kebuddhaan adalah Bodhisatta.

Bila maksud Anda "Bodhisattva" ini sesuai pengertian Mahayana, maka saya katakan "IYA"; itu juga termasuk.

sobat-dharma

  Dalam  Kasibharadvaja Sutta, Samyutta Nikaya:
   
    Faith is the seed, practice the rain,
    And wisdom is my yoke and plough.
    Modesty's the pole, mind the strap,
    Mindfulness my ploughshare and goad
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

sobat-dharma

#162
Menurut Richard Dawkins dalam "The God Delusion," "Faith is belief in spite of, even perhaps because of, the lack of evidence."

Kalau nggak  ada bukti yang kuat lebih baik akui secara jujur, kita semua menerima karma ada semata-mata karena faith. Dan keyakinan bukan sesuatu yang memalukan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

bond

#163
Quote from: hendrako on 17 October 2009, 12:17:13 PM
Quote from: bond on 17 October 2009, 12:11:10 PM
Quote from: hendrako on 17 October 2009, 12:07:19 PM
Quote from: bond on 17 October 2009, 12:03:28 PM
Sekarang pasti ada yg mengetahui dan mengerti mekanisme hukum kamma. Carilah maka Anda akan temukan. Seluruh kehidupan dan pembuktian hukum kamma bukanlah di DC, dunia manusia tetapi seluruh alam semesta . Jika tidak ada yg mau mengatakan disini Seperti SB bukan berarti tidak ada yg mengetahui secara lengkap. Karena kamma vipaka yg mau cari tau belum berbuah. Kasarnya belum berjodoh dengan yg tau secara lengkap. Apakah Buddha tidak ada sekarang? Apakah Dia ada sekarang? Pikirkan baik2. Jangan sampai bingung lagi :whistle:

Jadi klaim hukum kamma bisa dibuktikan adalah benar , dan yang tidak benar adalah mereka yg tidak mampu membuktikan hukum kamma walaupun secuil kebenaran yg tampak didepan mata.



Pernyataan anda di atas tanpa bukti.

Mau bukti?  ^-^ Siap ndak?

Jika tulisan saya saja bagi anda tidak membuktikan apalagi pernyataan yg barusan anda tulis .

Anda 100 % benar, pernyataan saya memang benar2 bukan bukti tentang kebenaran hukum kamma.

Apabila memang bisa dibuktikan, saya sekarang benar2 siap, silakan.

Benar nih, jangan pakai alasan ya? karena untuk membuktikan harus dengan tool yg benar, sekali lagi saya tanya Anda apakah siap? Apa yg saya akan tunjukan adalah seperti cara Buddha menunjukan kepada diri sendiri dan orang lain. Demikian saya juga sedang menempuh cara pembuktian itu.

Karena sekali anda berkata benar2 siap, dan anda berkilah dengan alasan lain, apa siap dengan segala konsekwensi perkataan anda jika anda berkilah?  
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

bond

Quote
QuoteQuote from: hatRed on Today at 12:00:14 PM
sorry om, maksudnya"hukum kamma bisa dibuktikan adalah tidak benar." itu kek gmana?

apakah artinya bahkan seorang samma sambuddha juga gak bakalan bisa membuktikan hukum kamma gitu?

apakah kata "bisa" disini terikat fungsi waktu atau tidak?
Artinya adalah sekarang ini tidak ada orang yang bisa menunjukkannya.
Soal NANTI kalau ada Samma Sambuddha, tidak ada hubungannya. Sama seperti klaim NANTI kalau sudah mati, terbukti Tuhan, Iblis, sorga dan neraka. Buat saya, kalau terbuktinya nanti, klaimnya nanti saja.

Kalau sudah tau cuma SammsamBuddha tau yg lengkap, ngapain juga nanya? salah alamat mas  :))


Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada