//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?  (Read 83571 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #45 on: 16 October 2009, 10:28:42 AM »
Saya setuju dengan inJulia bahwa keseluruhan hukum kamma tidak bisa dibuktikan. Sebagian kecil yang bisa kita buktikan adalah yang nyata seperti jika kita berpikir buruk (benci, iri hati) PASTI mengakibatkan penderitaan (pikiran tidak tenang). Itu pun hanya terbatas pada pembuktian kepada diri sendiri, karena hanya diri sendiri yang bisa menyadari dan mengetahui akibatnya tersebut. Kalau ada seorang munafik berpikiran jahat dan kita tanya "tenang atau tidak?", bisa saja dia jawab "tenang" dan apalah yang bisa dibuktikan?






kain coba keplak pala orang dijalan liat apa yang terjadi pada anda...

1. dikeplak balik
2. diludain
3. dipelototin
4. dibilang 'loe gila yak?!'

Keplak anak kecil, yang lagi jalan sendirian , di tempat sepi coba. he he he
apa akibatnya?
Ada yang merasa puas dan bahagia bisa menggepuk orang lain. he he he
Apa ini membuktikan bahwa Hk Karma: menggepuk orang berakibat bahagia dan puas?



Maaf, offline dulu, nyari sesuap nasi segengam berlian. :-)
maaf, to All
 _/\_

wahai injulia... object nya orang dewasa...

baiklah klo objectnya anak kecil ditempat sepi, anak itu nangis lalu mengata2i anda atau ia berlari kemudian lapor ke ortunya... apa ini sudah cukup membuktikan skala kecil hukum kamma?

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #46 on: 16 October 2009, 10:32:36 AM »
apakah sang kuda mencoba untuk menyesatkan??? klo iya maka perlu ditindaklanjuti...
Selama tidak "berkhotbah" di board yang berhubungan langsung dengan Buddhisme tradisi tertentu, dibiarkan saja dia berlakon sebagai Samma Sambuddha.



kain coba keplak pala orang dijalan liat apa yang terjadi pada anda...

1. dikeplak balik
2. diludain
3. dipelototin
4. dibilang 'loe gila yak?!'

Jadi bagaimana mekanismenya? Waktu seorang Brahmana ingin menguji Sariputta, dia memukul Sariputta dari belakang sampai jatuh. Sariputta bangun, melanjutkan berjalan bahkan tanpa menoleh sedikit pun. Jadi, bagaimana pembuktian hukum kamma? Perbuatan apa menyebabkan apa yang bisa dibuktikan secara langsung?

Pembuktian makan menjadi kenyang, main api menjadi terbakar, itu adalah utu & bija niyama, bukan kamma niyama.
Saya pribadi melihat semakin umat Buddha ingin membuktikan hukum kamma pada orang lain, semakin mirip umat yang ingin membuktikan keberadaan Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada manfaatnya.


G setuju sama hendra, beda pak.
Kasus yang seperti sariputta itu karena dia sudah terlepas dari LDM, orang yang sudah mencapai penerangan sempurna, sudah dilindungi, orang mau mencelakai dia, juga tak akan bisa, kecuali dia masih ada LDMnya dia masih ada hukum karma.

Hukum karma tuh ada. Siapa bilang ngak ada, Coba aja anda mencuri, pasti ditangkap polisi, itu dah hukum sebab dan akibat, tuh teori pemberanan fakta, beda dengan Dosa / lobha  ala agama tetangga. Dosa bisa minta ampun udah deh di hapus itu kata agama tentangga. Pernah diri kalian yang Nasrani berfikir jika kalau Yesus seorang Juru Selamat, Banyak sekali orang kr****n yang tiap minggu, sabtu ke gereja malemnya Dugem, minum obat, Sex bebas, dan sebagainya kok ngak bisa diselamatkan ?, apa karena kehendak Tuhannya kalian. Coba kalian berpikir kearah sana, Apa akibatnya kalo melakukan pengakuan dosa didepan gereja, depan umum, secara dosa diapus, tapi dimata orang orang gereja, anda adalah orang yang berbahaya, semua menjauhi anda, anda bilang Tuhan mendekati anda kalau mengaku akannya, tapi bisa ngak dia membantu anda untuk orang yang mendengar cerita anda mendekati anda, tidak akan mungkin, itu namanya Hukum karma, diakibatkan dari sebab dan akibat.


Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #47 on: 16 October 2009, 10:33:40 AM »
salam sejahtera selalu utk semua para glomod, mod, dan sahabat2 ku terkasih,
yang utama ajaran mulia sang Buddha sudah dirangkum oleh Beliau : "Tinggalkan Kejahatan, Tingkatkan Kebajikan dan Sucikan Hati dan Pikiran." (sabba papassa akaranam, kusalassa upasampada sacitta parriyodapanam, etam buddhanasasanam). Jika kita hanya berkutat dengan teori dan saling membantah teori lainnya, kita akan melupakan yang paling penting, yaitu PRAKTEK.

marilah berpraktek langsung, marilah MENINGGALKAN kejahatan (dengan mengembangkan metta), marilah MENINGKATKAN Kebajikan (menjaga Sila, Berdana (ada bnyk jenis dana bkn hny materi), Meditasi (melakukan meditasi mrpkn kebajikan yg tinggi pula), marilah MENSUCIKAN hati dan pikiran kita masing2.

saya tahu tidak mudah melakukan hal ini, paling tidak sedikitnya kita mencoba mulai saat ini, karena ajaran Guru Agung kita adalah : SAAT INI, saat ini kita hidup, saat ini kita hadapi, saat ini kita hadir, dalam meditasi yang ditekankan "Kita hadir saat ini" karena kalau pikiran kita teringat masa lalu berarti kita telah tidak hadir, kita pergi ke masa lalu, kita harus tarik lagi, pikiran kita harus kita buat hadir saat ini, menyadari saat ini, dan saya sudah membuktikan tidak mudah, saya yakin kalian semua juga sudah tahu sangat sulit menguasai pikiran kita yang sangat pandai mengelabui kita.

dari pada selalu berteori ttg kebenaran Kamma dan lain sebagainya bagi saya yang terpenting praktek kita, hentikan segala sesuatu yang buruk (pikiran, ucapan, perbuatan), pasti kalian akan mendapat hasilnya : yaitu kamma baik kalian akan matang.

may all beings be happy

mettacittena,

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #48 on: 16 October 2009, 10:34:17 AM »
Jadi bagaimana mekanismenya? Waktu seorang Brahmana ingin menguji Sariputta, dia memukul Sariputta dari belakang sampai jatuh. Sariputta bangun, melanjutkan berjalan bahkan tanpa menoleh sedikit pun. Jadi, bagaimana pembuktian hukum kamma? Perbuatan apa menyebabkan apa yang bisa dibuktikan secara langsung?

Pembuktian makan menjadi kenyang, main api menjadi terbakar, itu adalah utu & bija niyama, bukan kamma niyama.
Saya pribadi melihat semakin umat Buddha ingin membuktikan hukum kamma pada orang lain, semakin mirip umat yang ingin membuktikan keberadaan Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada manfaatnya.

Thanks Bro Kainyn, itu point yang hendak saya sampaikan di sini.
Membuktikan kebenaran Hk karma, hanya membuat kita terperosok sendiri. Memaksakan diri.
 _/\_

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #49 on: 16 October 2009, 10:38:47 AM »
Membuktikan kebenaran Hk karma, hanya membuat kita terperosok sendiri. Memaksakan diri.
 _/\_

maaf bro, bisa dijelaskan dari pemahaman anda, bagaimana bisa menyadari bahwa dengan membuktikan kebenaran hk kamma, dapat membuat terperosok sendiri ? apakah ada batasan2nya? atau semua bentuk membuktikan hukum karma itu malah membuat kita terperosok sendiri?

sebelumnya apa makna dari "terperosok sendiri" ?

Terima kasih  _/\_
i'm just a mammal with troubled soul



Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #50 on: 16 October 2009, 10:39:06 AM »
wahai injulia... object nya orang dewasa...

baiklah klo objectnya anak kecil ditempat sepi, anak itu nangis lalu mengata2i anda atau ia berlari kemudian lapor ke ortunya... apa ini sudah cukup membuktikan skala kecil hukum kamma?
Hai Bro Hendra,

HUKUM, yang sempurna, BERLAKU DIMANAPUN, KEPADA SIAPAPUN, KAPANPUN. Tidak butuh, syarat ini atau itu.
 8)

Keplak anak kecil, yang lagi jalan sendirian , di tempat sepi coba. he he he
apa akibatnya?
Ada yang merasa puas dan bahagia bisa menggepuk orang lain. he he he
Apa ini membuktikan bahwa Hk Karma: menggepuk orang berakibat bahagia dan puas? Apa mau kita setujui? Tentu, tidak.

« Last Edit: 16 October 2009, 10:46:56 AM by inJulia »

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #51 on: 16 October 2009, 10:39:15 AM »
[at]  change
saya mo coba memberi perbandingan.
anda menilai saya dari apa yang anda tidak tahu.
klo saya menulis dari apa yang saya baca/lihat atas tulisan anda.
ada bedanya gak?
siapa yang disebut fanatik?
apa akibatnya klo sudah terikat fanatisme, siapa yang tidak mau belajar, melihat atau membuka (konsep-konsep pengetahuan) diri?
seperti yang aku sudah tulis tentang arti spekulasi. apa bedanya pengetahuan Buddha atau mereka yang tercerahkan  dengan awam? dalam proses pembelajaran dalam kehidupan kita apakah kita harus tetap fanatik, memegang teguh, mempercayai sepenuhnya tehadap pengetahuan diri dan menutup diri terhadap pendapat yang lain?

Semuanya kembali kepada penilaian masing-masing. Karena memang ada perbedaan latar belakang. Saya tidak menilai siapapun dalam forum ini. Karena saya disini juga untuk BELAJAR

Contohnya :
Jika seorang berprofesi sebagai maling ( pikiran, ucapan dan perbuatan telah terkonsep lama), maka semua orang akan dinilai berdasarkan sudut pandang profesi maling ( yang tidak pernah disadari dan disadari ), sehingga rasa curiga,ketakutan dan waswas biasanya berlebihan terhadap orang oranglain. Seperti cerita dibawah ini

HATI SEEKOR TIKUS

Alkisah ada seekor tikus yang mengadu kepada Tuhan. "ya Tuhan mengapa engkau jadikan aku tikus ? aku selalu dikejar-kejar kucing. Jadikanlah aku kucing yang paling kuat supaya aku tidak perlu takut lagi".

Tuhan mendengar doanya dan segera "blar" tikus itu menjadi kucing besar yang kuat.

Setelah menjadi kucing, tikus ini merasa bangga dan dia menjadi kucing jagoan. Sampai akhirnya ketemu dengan anjing galak yang ditakutinya.

Tikus ini menghadap lagi pada Tuhan : "oh Tuhan ternyata kucing itu lemah sekali ... coba jadikanlah aku anjing yang paling besar supaya aku bisa aman hidup di dunia ini". Dan Tuhan baik untuk menjadikannya anjing yang paling kuat (rottweiler kali ya ...)

Maka si tikus yang jadi anjing sekarang paling jagoan di kampung itu ..... tapi waktu dia jalan-jalan ke hutan, dijumpainya harimau besar yang sangat mengerikan .... dia lari pontang-panting.
Dalam doanya si tikus berkata "sekali lagi Tuhan ... tolong saya, jadikan aku sebagai raja hutan. jadikan aku harimau supaya aku bisa mengalahkan semua binatang lain".

Tuhan menjawab : "hai Tikus, selama hatimu tikus, sekalipun badan jasmani kamu, status kamu menjadi sebesar kucing, anjing, harimau atau apapun .... keberanianmu tetap tikus. Lebih baik kamu berdoa supaya sekalipun badanmu tikus, tetapi hatimu sekokoh harimau sehingga sekalipun badanmu tikus engkau tetap tidak akan ketakutan terhadap apapun".

Pesan Moral :
Jika anda berjiwa, berhati dan berpikiran tikus ( pecundang ), jangan berharap anda  menjadi PAHLAWAN ( pemberani ). Sikap dan sifat tikus akan terlihat dari setiap perkataan dan perbuatan anda baik disadari maupun tidak di sadari.


Semoga Bermanfaat




Saya tidak pernah menilai anda, karena saya tidak mengenal anda. Dan saya tidak kompeten menilai anda. Maka saya mengajak anda berdua untuk berdiskusi dengan baik. Karena tulisan yang tidak bermanfaat dan membingungkan tidak ada gunanya dilanjutkan. Tentu anda mengerti teori sederhana ini. Jika anda tidak mengerti, saya tidak ada kalimat lain untuk mewakili lagi ungkapan ini.

Karena saya pernah mengalami sendiri ( melihat seseorang diteriaki TOLOL oleh lawan diskusi ) karena cara dia bersilat kata, muter-muter, plin-plan dalam waktu yang lama. Seperti cerita dibawah ini, yang mengambarkan jati diri sebenarnya :

Keledai Yang Memakai Kulit Singa

Seekor keledai menemukan sebuah kulit singa yang telah ditinggalkan oleh sang pemburu di dalam hutan. Dia kemudian memakai kulit singa itu dan menghibur dirinya dengan cara bersembuyi di semak-semak dan tiba-tiba meloncat keluar untuk menakut-nakuti binatang yang lewat di tempat itu. Semua binatang yang kebetulan lewat, menjadi takut dan lari dari tempat itu ketika melihat keledai yang mereka kira singa.

Keledai tersebut begitu senang melihat semua binatang lari menjauh darinya, seolah-olah dirinya adalah raja hutan, sehingga karena terlalu bangga dan senangnya, dia mulai mengaum dengan keras, tetapi bukanlah auman singa yang keluar dari mulutnya, melainkan cuma ringkikan keledai yang parau. Seekor rubah yang tadinya ikut lari bersama dengan binatang lainnya, menjadi terhenti ketika mendengar suara itu. Perlahan-lahan dia mendekati keledai itu dan menyadari bahwa yang menakut-nakuti seluruh binatang yang lewat di tempat itu hanyalah seekor keledai yang memakai kulit singa. Rubah itu kemudian berkata sambil tertawa:

"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau."

Orang bodoh mungkin bisa menipu dengan pakaian dan penampilannya, tetapi dari perkataanya, orang lain akan segera tahu siapa dirinya sebenarnya.
 
Semoga Bermanfaat.

SEKALI LAGI, saya hanya mengajak anda berdua BERDISKUSI DENGAN BAIK dalam FORUM ini, karena ini adalah menunjukkan kebenaran SIAPA ANDA SEBENARNYA. APAKAH ANDA SETUJU ?

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #52 on: 16 October 2009, 10:40:14 AM »
salam sejahtera selalu utk semua para glomod, mod, dan sahabat2 ku terkasih,
yang utama ajaran mulia sang Buddha sudah dirangkum oleh Beliau : "Tinggalkan Kejahatan, Tingkatkan Kebajikan dan Sucikan Hati dan Pikiran." (sabba papassa akaranam, kusalassa upasampada sacitta parriyodapanam, etam buddhanasasanam). Jika kita hanya berkutat dengan teori dan saling membantah teori lainnya, kita akan melupakan yang paling penting, yaitu PRAKTEK.

marilah berpraktek langsung, marilah MENINGGALKAN kejahatan (dengan mengembangkan metta), marilah MENINGKATKAN Kebajikan (menjaga Sila, Berdana (ada bnyk jenis dana bkn hny materi), Meditasi (melakukan meditasi mrpkn kebajikan yg tinggi pula), marilah MENSUCIKAN hati dan pikiran kita masing2.

saya tahu tidak mudah melakukan hal ini, paling tidak sedikitnya kita mencoba mulai saat ini, karena ajaran Guru Agung kita adalah : SAAT INI, saat ini kita hidup, saat ini kita hadapi, saat ini kita hadir, dalam meditasi yang ditekankan "Kita hadir saat ini" karena kalau pikiran kita teringat masa lalu berarti kita telah tidak hadir, kita pergi ke masa lalu, kita harus tarik lagi, pikiran kita harus kita buat hadir saat ini, menyadari saat ini, dan saya sudah membuktikan tidak mudah, saya yakin kalian semua juga sudah tahu sangat sulit menguasai pikiran kita yang sangat pandai mengelabui kita.

dari pada selalu berteori ttg kebenaran Kamma dan lain sebagainya bagi saya yang terpenting praktek kita, hentikan segala sesuatu yang buruk (pikiran, ucapan, perbuatan), pasti kalian akan mendapat hasilnya : yaitu kamma baik kalian akan matang.

may all beings be happy

mettacittena,

betul
dengan praktek pun bisa menimbulkan kesadaran

_/\_
i'm just a mammal with troubled soul



Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #53 on: 16 October 2009, 10:45:00 AM »
Membuktikan kebenaran Hk karma, hanya membuat kita terperosok sendiri. Memaksakan diri.
 _/\_

maaf bro, bisa dijelaskan dari pemahaman anda, bagaimana bisa menyadari bahwa dengan membuktikan kebenaran hk kamma, dapat membuat terperosok sendiri ? apakah ada batasan2nya? atau semua bentuk membuktikan hukum karma itu malah membuat kita terperosok sendiri?

sebelumnya apa makna dari "terperosok sendiri" ?

Terima kasih  _/\_
Memikirkan aja ACINTEYA, dipikirkan bisa membuat kita gila, gimana mau membuktikan? Arahat yang bukan Samma Sambuddhapun, ngga bisa menelusuri jalinan karma seseorang.
Ini buat kita-kita, ya. Puthujana.

Coba deh kita bandingkan dengan mereka yang hendak membuktikan Tuhan ada. Semakin dijelasin, semakin nampak mereka memaksakan diri.
 :)

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #54 on: 16 October 2009, 10:46:52 AM »
wahai injulia... object nya orang dewasa...

baiklah klo objectnya anak kecil ditempat sepi, anak itu nangis lalu mengata2i anda atau ia berlari kemudian lapor ke ortunya... apa ini sudah cukup membuktikan skala kecil hukum kamma?
Hai Bro Hendra,

HUKUM, yang sempurna, BERLAKU DIMANAPUN, KEPADA SIAPAPUN, KAPANPUN. Tidak butuh, syarat ini atau itu.
 8)


bro InJulia,

Hukum itu dibuat dengan syarat ini itu, jadi tidak mungkin ada hukum yg isinya tanpa syarat ini itu.

contoh :
"Yang Mencuri, akan Dipenjara" <--- yg di bold adalah syarat ini itunya loh..

nah coba sekarang kalo disesuaikan dengan pengertian hukum bro InJulia

"Akan dipenjara" <----- maksudnya ???

lagipula, hukum tidaklah kaku seperti itu. misal
"Membunuh dengan terencana, dihukum mati"
"Membunuh, di penjara"

di dua kalimat tadi berbeda akibatnya, karen ada perbedaan syarat..

dan bukan hanya itu saja, terkadang diperlukan pengadilan.

Yah itu hukum dunia, Diatas cuma analogi saja bahwa hukum itu memuat syarat2 juga, itulah yg saya namakan variabel2 di reply2 sebelumnya ;D




_/\_
i'm just a mammal with troubled soul



Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #55 on: 16 October 2009, 10:48:27 AM »
Membuktikan kebenaran Hk karma, hanya membuat kita terperosok sendiri. Memaksakan diri.
 _/\_

maaf bro, bisa dijelaskan dari pemahaman anda, bagaimana bisa menyadari bahwa dengan membuktikan kebenaran hk kamma, dapat membuat terperosok sendiri ? apakah ada batasan2nya? atau semua bentuk membuktikan hukum karma itu malah membuat kita terperosok sendiri?

sebelumnya apa makna dari "terperosok sendiri" ?

Terima kasih  _/\_
Memikirkan aja ACINTEYA, dipikirkan bisa membuat kita gila, gimana mau membuktikan? Arahat yang bukan Samma Sambuddhapun, ngga bisa menelusuri jalinan karma seseorang.
Ini buat kita-kita, ya. Puthujana.

Coba deh kita bandingkan dengan mereka yang hendak membuktikan Tuhan ada. Semakin dijelasin, semakin nampak mereka memaksakan diri.
 :)

kalo gitu anda ada benarnya juga ;D

karena ternyata kita beda persepsi, tentang "Pembuktian" ini. dimana saya mengaanggap pembuktian itu sebagai suatu proses ;D

sedangkah hal yg saya baca dari kalimat anda, pembuktian itu hal konyol yg dilakukan oleh seorang puthujana.

_/\_
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #56 on: 16 October 2009, 10:51:07 AM »
Quote
HUKUM, yang sempurna, BERLAKU DIMANAPUN, KEPADA SIAPAPUN, KAPANPUN. Tidak butuh, syarat ini atau itu.
 

YTH Injulia... apabila begitu pemikiran anda, saya tidak dapat berkata2 lagi... mungkin anda lupa dengan sebab akibat yang saling bergantungan... ada ini maka timbul itu, tidak ada ini maka tidak timbul itu.

terima kasih atas perhatiannya.

semoga anda berbahagia

_/\_

Offline coecoe

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 144
  • Reputasi: -4
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #57 on: 16 October 2009, 11:15:21 AM »
[at]  change
saya mo coba memberi perbandingan.
anda menilai saya dari apa yang anda tidak tahu.
klo saya menulis dari apa yang saya baca/lihat atas tulisan anda.
ada bedanya gak?
siapa yang disebut fanatik?
apa akibatnya klo sudah terikat fanatisme, siapa yang tidak mau belajar, melihat atau membuka (konsep-konsep pengetahuan) diri?
seperti yang aku sudah tulis tentang arti spekulasi. apa bedanya pengetahuan Buddha atau mereka yang tercerahkan  dengan awam? dalam proses pembelajaran dalam kehidupan kita apakah kita harus tetap fanatik, memegang teguh, mempercayai sepenuhnya tehadap pengetahuan diri dan menutup diri terhadap pendapat yang lain?


HATI SEEKOR TIKUS
Tuhan menjawab : "hai Tikus, selama hatimu tikus, sekalipun badan jasmani kamu, status kamu menjadi sebesar kucing, anjing, harimau atau apapun .... keberanianmu tetap tikus. Lebih baik kamu berdoa supaya sekalipun badanmu tikus, tetapi hatimu sekokoh harimau sehingga sekalipun badanmu tikus engkau tetap tidak akan ketakutan terhadap apapun".

Pesan Moral :
Jika anda berjiwa, berhati dan berpikiran tikus ( pecundang ), jangan berharap anda  menjadi PAHLAWAN ( pemberani ). Sikap dan sifat tikus akan terlihat dari setiap perkataan dan perbuatan anda baik disadari maupun tidak di sadari.

Semoga Bermanfaat


Saya tidak pernah menilai anda, karena saya tidak mengenal anda. Dan saya tidak kompeten menilai anda. Maka saya mengajak anda berdua untuk berdiskusi dengan baik. Karena tulisan yang tidak bermanfaat dan membingungkan tidak ada gunanya dilanjutkan. Tentu anda mengerti teori sederhana ini. Jika anda tidak mengerti, saya tidak ada kalimat lain untuk mewakili lagi ungkapan ini.

Karena saya pernah mengalami sendiri ( melihat seseorang diteriaki TOLOL oleh lawan diskusi ) karena cara dia bersilat kata, muter-muter, plin-plan dalam waktu yang lama. Seperti cerita dibawah ini, yang mengambarkan jati diri sebenarnya :

Keledai Yang Memakai Kulit Singa
"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau."

Orang bodoh mungkin bisa menipu dengan pakaian dan penampilannya, tetapi dari perkataanya, orang lain akan segera tahu siapa dirinya sebenarnya.
 
Semoga Bermanfaat.

SEKALI LAGI, saya hanya mengajak anda berdua BERDISKUSI DENGAN BAIK dalam FORUM ini, karena ini adalah menunjukkan kebenaran SIAPA ANDA SEBENARNYA. APAKAH ANDA SETUJU ?


'Karena saya pernah mengalami sendiri ( melihat seseorang diteriaki TOLOL oleh lawan diskusi ) karena cara dia bersilat kata, muter-muter, plin-plan dalam waktu yang lama.'.

ada 2 kemungkinan bro change :
1. yang terlihat kebodohannya, si pendengar melihat kebodohannya, berarti pendengar memiliki kebijaksanaan/pintar.
2. tidak terselami kebenarannya, si pendengar berteriak  'TOLOL', berarti pendengar bertindak oleh karena EMOSI, karena kemelekatan keakuannya.
Who am i?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #58 on: 16 October 2009, 11:19:14 AM »
[at]  change
saya mo coba memberi perbandingan.
anda menilai saya dari apa yang anda tidak tahu.
klo saya menulis dari apa yang saya baca/lihat atas tulisan anda.
ada bedanya gak?
siapa yang disebut fanatik?
apa akibatnya klo sudah terikat fanatisme, siapa yang tidak mau belajar, melihat atau membuka (konsep-konsep pengetahuan) diri?
seperti yang aku sudah tulis tentang arti spekulasi. apa bedanya pengetahuan Buddha atau mereka yang tercerahkan  dengan awam? dalam proses pembelajaran dalam kehidupan kita apakah kita harus tetap fanatik, memegang teguh, mempercayai sepenuhnya tehadap pengetahuan diri dan menutup diri terhadap pendapat yang lain?


HATI SEEKOR TIKUS
Tuhan menjawab : "hai Tikus, selama hatimu tikus, sekalipun badan jasmani kamu, status kamu menjadi sebesar kucing, anjing, harimau atau apapun .... keberanianmu tetap tikus. Lebih baik kamu berdoa supaya sekalipun badanmu tikus, tetapi hatimu sekokoh harimau sehingga sekalipun badanmu tikus engkau tetap tidak akan ketakutan terhadap apapun".

Pesan Moral :
Jika anda berjiwa, berhati dan berpikiran tikus ( pecundang ), jangan berharap anda  menjadi PAHLAWAN ( pemberani ). Sikap dan sifat tikus akan terlihat dari setiap perkataan dan perbuatan anda baik disadari maupun tidak di sadari.

Semoga Bermanfaat


Saya tidak pernah menilai anda, karena saya tidak mengenal anda. Dan saya tidak kompeten menilai anda. Maka saya mengajak anda berdua untuk berdiskusi dengan baik. Karena tulisan yang tidak bermanfaat dan membingungkan tidak ada gunanya dilanjutkan. Tentu anda mengerti teori sederhana ini. Jika anda tidak mengerti, saya tidak ada kalimat lain untuk mewakili lagi ungkapan ini.

Karena saya pernah mengalami sendiri ( melihat seseorang diteriaki TOLOL oleh lawan diskusi ) karena cara dia bersilat kata, muter-muter, plin-plan dalam waktu yang lama. Seperti cerita dibawah ini, yang mengambarkan jati diri sebenarnya :

Keledai Yang Memakai Kulit Singa
"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau."

Orang bodoh mungkin bisa menipu dengan pakaian dan penampilannya, tetapi dari perkataanya, orang lain akan segera tahu siapa dirinya sebenarnya.
 
Semoga Bermanfaat.

SEKALI LAGI, saya hanya mengajak anda berdua BERDISKUSI DENGAN BAIK dalam FORUM ini, karena ini adalah menunjukkan kebenaran SIAPA ANDA SEBENARNYA. APAKAH ANDA SETUJU ?


'Karena saya pernah mengalami sendiri ( melihat seseorang diteriaki TOLOL oleh lawan diskusi ) karena cara dia bersilat kata, muter-muter, plin-plan dalam waktu yang lama.'.

ada 2 kemungkinan bro change :
1. yang terlihat kebodohannya, si pendengar melihat kebodohannya, berarti pendengar memiliki kebijaksanaan/pintar.
2. tidak terselami kebenarannya, si pendengar berteriak  'TOLOL', berarti pendengar bertindak oleh karena EMOSI, karena kemelekatan keakuannya.
1 Petrus 1:14 : Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline coecoe

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 144
  • Reputasi: -4
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma?
« Reply #59 on: 16 October 2009, 11:26:34 AM »
^
^
benar bro ryu...
itu bisa masuk untuk kemungkinan no.2.
Who am i?