[at] change
saya mo coba memberi perbandingan.
anda menilai saya dari apa yang anda tidak tahu.
klo saya menulis dari apa yang saya baca/lihat atas tulisan anda.
ada bedanya gak?
siapa yang disebut fanatik?
apa akibatnya klo sudah terikat fanatisme, siapa yang tidak mau belajar, melihat atau membuka (konsep-konsep pengetahuan) diri?
seperti yang aku sudah tulis tentang arti spekulasi. apa bedanya pengetahuan Buddha atau mereka yang tercerahkan dengan awam? dalam proses pembelajaran dalam kehidupan kita apakah kita harus tetap fanatik, memegang teguh, mempercayai sepenuhnya tehadap pengetahuan diri dan menutup diri terhadap pendapat yang lain?
Semuanya kembali kepada penilaian masing-masing. Karena memang ada perbedaan latar belakang. Saya tidak menilai siapapun dalam forum ini. Karena saya disini juga untuk BELAJAR
Contohnya :
Jika seorang berprofesi sebagai maling ( pikiran, ucapan dan perbuatan telah terkonsep lama), maka semua orang akan dinilai berdasarkan sudut pandang profesi maling ( yang tidak pernah disadari dan disadari ), sehingga rasa curiga,ketakutan dan waswas biasanya berlebihan terhadap orang oranglain. Seperti cerita dibawah ini
HATI SEEKOR TIKUSAlkisah ada seekor tikus yang mengadu kepada Tuhan. "ya Tuhan mengapa engkau jadikan aku tikus ? aku selalu dikejar-kejar kucing. Jadikanlah aku kucing yang paling kuat supaya aku tidak perlu takut lagi".
Tuhan mendengar doanya dan segera "blar" tikus itu menjadi kucing besar yang kuat.
Setelah menjadi kucing, tikus ini merasa bangga dan dia menjadi kucing jagoan. Sampai akhirnya ketemu dengan anjing galak yang ditakutinya.
Tikus ini menghadap lagi pada Tuhan : "oh Tuhan ternyata kucing itu lemah sekali ... coba jadikanlah aku anjing yang paling besar supaya aku bisa aman hidup di dunia ini". Dan Tuhan baik untuk menjadikannya anjing yang paling kuat (rottweiler kali ya ...)
Maka si tikus yang jadi anjing sekarang paling jagoan di kampung itu ..... tapi waktu dia jalan-jalan ke hutan, dijumpainya harimau besar yang sangat mengerikan .... dia lari pontang-panting.
Dalam doanya si tikus berkata "sekali lagi Tuhan ... tolong saya, jadikan aku sebagai raja hutan. jadikan aku harimau supaya aku bisa mengalahkan semua binatang lain".
Tuhan menjawab : "hai Tikus, selama hatimu tikus, sekalipun badan jasmani kamu, status kamu menjadi sebesar kucing, anjing, harimau atau apapun .... keberanianmu tetap tikus. Lebih baik kamu berdoa supaya sekalipun badanmu tikus, tetapi hatimu sekokoh harimau sehingga sekalipun badanmu tikus engkau tetap tidak akan ketakutan terhadap apapun".
Pesan Moral :
Jika anda berjiwa, berhati dan berpikiran tikus ( pecundang ), jangan berharap anda menjadi PAHLAWAN ( pemberani ). Sikap dan sifat tikus akan terlihat dari setiap perkataan dan perbuatan anda baik disadari maupun tidak di sadari.
Semoga Bermanfaat
Saya tidak pernah menilai anda, karena saya tidak mengenal anda. Dan saya tidak kompeten menilai anda. Maka saya mengajak anda berdua untuk berdiskusi dengan baik. Karena tulisan yang tidak bermanfaat dan membingungkan tidak ada gunanya dilanjutkan. Tentu anda mengerti teori sederhana ini. Jika anda tidak mengerti, saya tidak ada kalimat lain untuk mewakili lagi ungkapan ini.
Karena saya pernah mengalami sendiri ( melihat seseorang diteriaki TOLOL oleh lawan diskusi ) karena cara dia bersilat kata, muter-muter, plin-plan dalam waktu yang lama. Seperti cerita dibawah ini, yang mengambarkan jati diri sebenarnya :
Keledai Yang Memakai Kulit Singa Seekor keledai menemukan sebuah kulit singa yang telah ditinggalkan oleh sang pemburu di dalam hutan. Dia kemudian memakai kulit singa itu dan menghibur dirinya dengan cara bersembuyi di semak-semak dan tiba-tiba meloncat keluar untuk menakut-nakuti binatang yang lewat di tempat itu. Semua binatang yang kebetulan lewat, menjadi takut dan lari dari tempat itu ketika melihat keledai yang mereka kira singa.
Keledai tersebut begitu senang melihat semua binatang lari menjauh darinya, seolah-olah dirinya adalah raja hutan, sehingga karena terlalu bangga dan senangnya, dia mulai mengaum dengan keras, tetapi bukanlah auman singa yang keluar dari mulutnya, melainkan cuma ringkikan keledai yang parau. Seekor rubah yang tadinya ikut lari bersama dengan binatang lainnya, menjadi terhenti ketika mendengar suara itu. Perlahan-lahan dia mendekati keledai itu dan menyadari bahwa yang menakut-nakuti seluruh binatang yang lewat di tempat itu hanyalah seekor keledai yang memakai kulit singa. Rubah itu kemudian berkata sambil tertawa:
"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau."
Orang bodoh mungkin bisa menipu dengan pakaian dan penampilannya, tetapi dari perkataanya, orang lain akan segera tahu siapa dirinya sebenarnya.
Semoga Bermanfaat.
SEKALI LAGI, saya hanya mengajak anda berdua BERDISKUSI DENGAN BAIK dalam FORUM ini, karena ini adalah menunjukkan kebenaran SIAPA ANDA SEBENARNYA. APAKAH ANDA SETUJU ?