Membuktikan kebenaran Hukum Karma?

Started by inJulia, 16 October 2009, 07:48:06 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

Quote from: Kainyn_Kutho on 16 October 2009, 09:28:58 AM
Saya setuju dengan inJulia bahwa keseluruhan hukum kamma tidak bisa dibuktikan. Sebagian kecil yang bisa kita buktikan adalah yang nyata seperti jika kita berpikir buruk (benci, iri hati) PASTI mengakibatkan penderitaan (pikiran tidak tenang). Itu pun hanya terbatas pada pembuktian kepada diri sendiri, karena hanya diri sendiri yang bisa menyadari dan mengetahui akibatnya tersebut. Kalau ada seorang munafik berpikiran jahat dan kita tanya "tenang atau tidak?", bisa saja dia jawab "tenang" dan apalah yang bisa dibuktikan?






kalo yg pada diri sendiri itu, dibuktikan atau disadari ?
i'm just a mammal with troubled soul



K.K.

Quote from: Hendra Susanto on 16 October 2009, 09:30:03 AM
apakah sang kuda mencoba untuk menyesatkan??? klo iya maka perlu ditindaklanjuti...
Selama tidak "berkhotbah" di board yang berhubungan langsung dengan Buddhisme tradisi tertentu, dibiarkan saja dia berlakon sebagai Samma Sambuddha.



Quote from: Hendra Susanto on 16 October 2009, 09:31:30 AM
kain coba keplak pala orang dijalan liat apa yang terjadi pada anda...

1. dikeplak balik
2. diludain
3. dipelototin
4. dibilang 'loe gila yak?!'

Jadi bagaimana mekanismenya? Waktu seorang Brahmana ingin menguji Sariputta, dia memukul Sariputta dari belakang sampai jatuh. Sariputta bangun, melanjutkan berjalan bahkan tanpa menoleh sedikit pun. Jadi, bagaimana pembuktian hukum kamma? Perbuatan apa menyebabkan apa yang bisa dibuktikan secara langsung?

Pembuktian makan menjadi kenyang, main api menjadi terbakar, itu adalah utu & bija niyama, bukan kamma niyama.
Saya pribadi melihat semakin umat Buddha ingin membuktikan hukum kamma pada orang lain, semakin mirip umat yang ingin membuktikan keberadaan Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada manfaatnya.

johan3000

Karma memang sangat komplex sekali deh...
sebagian bisa dimegerti, sebagian belum
banyak melatih diri jadi gak bisa mengerti....

contoh :
1. dikeplak balik, 2. diludain, 3. dipelototin, 4. dibilang 'loe gila yak?!'

secara umum memang tindakan yg diatas akan menyebabkan orang marah...

Tetapi itu menjadi lain, kalau ada pertandingan LUDAH meludahin,
begitu juga kalau di PLOTOIN sama cewek manis.... kita tambah senang....

Dan bagi pembunuh,... paling senang dia dibilang gila, dan dianalisa termasuk
orang gila,... jadi bebas dari hukuman (org normal)...

Dan kalau sembarang posting, junk2, ditegor masih terus...
nah gw jamin akan kena karma

kena B A N  (kalau ini sangat pasti deh)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

K.K.

Quote from: hatRed on 16 October 2009, 09:37:47 AM
kalo yg pada diri sendiri itu, dibuktikan atau disadari ?
Dengan menyadari dan mengetahuinya, otomatis dia telah membuktikannya.

coecoe

Quote from: Hendra Susanto on 16 October 2009, 09:31:30 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 16 October 2009, 09:28:58 AM
Saya setuju dengan inJulia bahwa keseluruhan hukum kamma tidak bisa dibuktikan. Sebagian kecil yang bisa kita buktikan adalah yang nyata seperti jika kita berpikir buruk (benci, iri hati) PASTI mengakibatkan penderitaan (pikiran tidak tenang). Itu pun hanya terbatas pada pembuktian kepada diri sendiri, karena hanya diri sendiri yang bisa menyadari dan mengetahui akibatnya tersebut. Kalau ada seorang munafik berpikiran jahat dan kita tanya "tenang atau tidak?", bisa saja dia jawab "tenang" dan apalah yang bisa dibuktikan?






kain coba keplak pala orang dijalan liat apa yang terjadi pada anda...

1. dikeplak balik
2. diludain
3. dipelototin
4. dibilang 'loe gila yak?!'

tambah satu lagi bro :
5. orang tersebut lari kabur (takut).

1. that's called 'side and effect law'.

2. and there is the truth, (pasti) ada upah (hasil) untuk setiap perbuatan.
Who am i?

CHANGE

#20
 [at]  inJulia and coecoe

Jika anda berdua berdiskusi dengan membawa sudut pandang dari segi ajaran yang anda pahami, maka anda tidak pernah akan mendapat apa-apa dari DISKUSI ini mengenai Buddha Dhamma, karena hanya memuaskan keegoan semata ( mungkin bermaksud lain ). Karena memang ada perbedaan yang sangat signifikan antara ajaran konsep Tuhan anda yang bersifat dogma ( Kepercayaan Yang Membabi Buta ) dan Buddha Dhamma yang bersifat EHIPASSIKO ( Datang dan Buktikan ).

Saya pribadi menyadari bahwa BUDDHA DHAMMA mengajarkan APA ADANYA ( bukan dongeng ) dan  sesuai dengan REALITA kehidupan kita sehari-hari. Pengalaman hidup saya ( mungkin anda berdua ) menunjukan bahwa saya ( mungkin anda berdua ) telah menghakimi dan menilai suatu kebenaran yang tidak saya ( mungkin anda berdua ) pahami dan dimengerti adalah KEBODOHAN DIRI SENDIRI. Artinya dengan atau tanpa adanya saya ( mungkin anda berdua ), Buddha Dhamma adalah tetap begitu INDAH dan MENAKJUBKAN.

Pergaulan saya menunjukkan jika seorang yang telah mengenal Buddha Dhamma dengan baik ( bukan Buddhis KTP ), maka apapun usaha yang anda akan lakukan adalah mubazir

Akhirnya saya berpendapat bahwa untuk menumbuhkan suatu KEYAKINAN YANG TERANG, kita harus melalui proses sederhana ini :
1.   Mengetahui.
2.   Memahami dan Mengerti
3.   Mengalami atau Pengalaman Diri Sendiri.
4.   Proses tersebut telah memberi manfaat untuk diri sendiri.
5.   Proses tersebut telah memberi manfaat untuk orang lain atau minimal tidak merugikan orang lain.
6.   Kepercayaan atau PERCAYA otomatis timbul dengan sendirinya setelah melalui proses 1 s/d 5.

Dan pertanyaan sederhana, apakah anda telah melakukan dan menjalankan 6 proses ini ( ehipasiko ), atau anda membalikkan susunan menjadi 6, 1 dan 2 ( dogma ).

Tentu pertanyaan sederhana, jika anda menpunyai NIAT untuk BERDISKUSI dengan baik, maka kita ambil topic TENGAH yakni membahas MANFAAT-MANFAAT ( asas manfaat ) yang anda peroleh menurut ajaran yang anda berdua yakini dan yang saya yakini. Apakah anda berdua setuju?

Perbedaan yang lain adalah anda MENDENGAR ( tidak membuktikan berdasarkan pengalaman sendiri ) bahwa ada campur tangan adikuasa dalalm kehidupan sehari-hari sehingga anda melakukan segalanya termasuk memohon, merayu agar mujijat mendadak muncul ( factor KEBETULAN yang dominant ), sedangkan dalam Buddha Dhamma adalah membicarakan KEPASTIAN bukan kebetulan. Artinya yang dapat memastikan KEPASTIAN adalah PENGALAMAN DIRI SENDIRI ( bukan pengalaman orang lain ). Sedangkan kebenaran pengalaman orang lain merupakan referensi untuk diri sendiri membuktikan. Ini sebabnya saya belajar dengan membuktikan kebenaran Buddha Dhamma. Dan hasilnya adalah menbahagiakan ( pengalaman diri sendiri )  

Saya kutip satu artikel

Kebetulan dan Kepastian

Di dunia ini setiap hari bisa saja terjadi banyak sekali kejadian yang membawa keberuntungan dan juga kemalangan. Ketika mendapat keberuntungan, banyak orang tidak menganggap bahwa hal itu adalah berkah (pahala) dari perbuatan baik.

Mendapatkan balasan baik selalu ditafsirkan sebagai suatu hal yang kebetulan terjadi, alasannya adalah masih banyak orang yang berbuat kebaikan sampai sekarang pun masih belum mendapatkan balasan baik; namun ketika kemalangan menimpa, orang juga tidak menganggap bahwa hal tersebut adalah balasan dari perbuatan jahat mereka, malah menafsirkan kemalangan tersebut sebagai kejadian yang kebetulan, alasannya adalah didunia ini masih banyak orang jahat yang kejahatannya walau sudah bertumpuk-tumpuk namun masih juga tidak mendapatkan balasan atas kejahatannya.

Namun jikalau ditelaah dengan serius, akan memahami bahwa setiap hal yang terjadi didalam dunia manusia tidak ada satupun yang kebetulan. Orang-orang sering menyebut manifestasi dari sebuah materi yang sering dijumpai ataupun yang tidak pernah dijumpai sebagai sebuah "kebetulan", banyak kebetulan bukanlah kebetulan melainkan adalah sebuah kepastian. Maka dari itu jika melakukan analisa terhadap manifestasi sebuah materi yang muncul dengan kebetulan, akan mendapatkan bahwa kebetulan hanyalah tampak luarnya, kepastian adalah hakikinya.

Misalkan ketika seseorang sedang sakit atau mengalami kecelakaan lalu lintas, kebanyakan orang bilang bahwa hal ini adalah suatu kebetulan, akan tetapi didalam kehidupan seseorang, munculnya proses lahir, tua, sakit, mati adalah suatu kepastian. Hanya saja manusia tidak bisa meramalkan kapan terjadi; ketika seseorang sangat beruntung didalam suatu undian/lotre, telah mendapatkan hadiah besar, semua orang akan bilang itu adalah sebuah kebetulan.

Akan tetapi didalam undian/lotre pasti akan ada orang yang mendapatkan hadiah, hanya manusia tidak bisa meramalkan siapa yang bakal mendapatkan hadiah. Ketika seseorang keluar rumah, diluar dugaan berjumpa dengan temannya atau kenalannya, orang-orang juga bisa berkata bahwa hal itu adalah kebetulan, akan tetapi jika seseorang keluar rumah untuk menuruti kemauannya bertemu dengan orang lain adalah sebuah kepastian. Hanya saja dia tidak bisa meramalkan bakal siapa yang akan dijumpai....

Ini menunjukkan bahwa kebetulan adalah tampak luar dari suatu kejadian, dia berbentuk. Kepastian adalah hakiki dari suatu  kejadian, dia tidak berbentuk. Tampak luar yang berbentuk mendapatkan penentuan dan bergantung pada hakiki yang tak berbentuk. Maka dari itu proses meneliti perkembangan dari suatu kejadian hendaknya menembus gejala luar dengan melihat hakikinya.

Di dunia ini banyak orang yang tidak ingin mengakui keberadaan balasan dari sebab dan akibat, oleh karena dia telah berbuat kejahatan, juga ada sebagian orang yang telah  berbuat kebaikan tapi tidak segera mendapatkan balasan kebaikan lalu dia tidak mengakui keberadaan balasan dari SEBAB AKIBAT/KARMA ( HUKUM ALAM ), maka dari itu mereka mengatakan orang baik yang mendapatkan balasan baik sebagai suatu kebetulan, begitu juga kepada orang jahat yang mendapatkan balasan kejahatan disebutnya sebagai suatu kebetulan. Kenyataannya jika seseorang banyak melakukan kejahatan pasti akan mendapatkan balasan kejahatan, hanya mereka tidak bisa meramal kapan dia akan menerima balas-annya.

Balasan dari kebaikan dan kejahatan juga siklus dari SEBAB AKIBAT/KARMA ( HUKUM ALAM ) dan akibat bagaikan sebuah jala yang tak kelihatan, jaring langit bermata besar, tapi tidak ada suatu apapun yang bisa lolos, dengan ADIL mengikat seluruh kehidupan yang ada didunia ini. Jika manusia tidak mempercayai lagi akan keberadaannya yang dikarenakan kasat mata, hal itu bagaikan mencuri lonceng dengan menutup telinga.

Kebetulan dan kepastian meskipun hanya terpaut dengan pikiran sekilas, namun bisa merefleksikan taraf pemikiran dari seseorang. Di dunia ini orang yang benar-benar pintar juga seorang kultivator, mereka tahu bahwa KEBETULAN ITU TIDAK EKSIS, semua peristiwa yang terjadi didunia ini memiliki KEPASTIAN.

Semoga Bermanfaat

hatRed

Quote from: Kainyn_Kutho on 16 October 2009, 09:44:20 AM
Quote from: hatRed on 16 October 2009, 09:37:47 AM
kalo yg pada diri sendiri itu, dibuktikan atau disadari ?
Dengan menyadari dan mengetahuinya, otomatis dia telah membuktikannya.


kalau melihat contoh "diluar" apakah bisa dianggap "membuktikan" ?
i'm just a mammal with troubled soul



coecoe

Quote from: johan3000 on 16 October 2009, 09:43:25 AM
Karma memang sangat komplex sekali deh...
sebagian bisa dimegerti, sebagian belum
banyak melatih diri jadi gak bisa mengerti....

contoh :
1. dikeplak balik, 2. diludain, 3. dipelototin, 4. dibilang 'loe gila yak?!'

secara umum memang tindakan yg diatas akan menyebabkan orang marah...

Tetapi itu menjadi lain, kalau ada pertandingan LUDAH meludahin,
begitu juga kalau di PLOTOIN sama cewek manis.... kita tambah senang....

Dan bagi pembunuh,... paling senang dia dibilang gila, dan dianalisa termasuk
orang gila,... jadi bebas dari hukuman (org normal)...

Dan kalau sembarang posting, junk2, ditegor masih terus...
nah gw jamin akan kena karma

kena B A N  (kalau ini sangat pasti deh)



nah klo begitu diskusi (mencari pengetahuan) atau ego (mempertahankan ego/keakuan) sesungguhnya?
sikit-sikit ban...., gak cocok ban.., atau emosian...!
Who am i?

Tekkss Katsuo

 _/\_

Hukum Kamma emank sulit bisa dibuktikan secara kompleks karena kita tdk memiliki kemampuan sampai kesana. Namun pembuktian hukum kamma secara umum saya rasa masing masing pribadi org pernah mengalaminya...

_/\_

hatRed

 [at] om coe coe


   belajarlah melepas.

   btw, yg didiskusikan tulisannya, bukannya kondisi batin sang penulis yg masih "speculation" dari siapa?

_/\_
i'm just a mammal with troubled soul



K.K.

Quote from: hatRed on 16 October 2009, 09:48:57 AM
kalau melihat contoh "diluar" apakah bisa dianggap "membuktikan" ?

Bisa, JIKA DAN HANYA JIKA pembuktian itu tidak berhubungan dengan faktor "di dalam".

ryu

Quote from: coecoe on 16 October 2009, 09:49:37 AM
Quote from: johan3000 on 16 October 2009, 09:43:25 AM
Karma memang sangat komplex sekali deh...
sebagian bisa dimegerti, sebagian belum
banyak melatih diri jadi gak bisa mengerti....

contoh :
1. dikeplak balik, 2. diludain, 3. dipelototin, 4. dibilang 'loe gila yak?!'

secara umum memang tindakan yg diatas akan menyebabkan orang marah...

Tetapi itu menjadi lain, kalau ada pertandingan LUDAH meludahin,
begitu juga kalau di PLOTOIN sama cewek manis.... kita tambah senang....

Dan bagi pembunuh,... paling senang dia dibilang gila, dan dianalisa termasuk
orang gila,... jadi bebas dari hukuman (org normal)...

Dan kalau sembarang posting, junk2, ditegor masih terus...
nah gw jamin akan kena karma

kena B A N  (kalau ini sangat pasti deh)



nah klo begitu diskusi (mencari pengetahuan) atau ego (mempertahankan ego/keakuan) sesungguhnya?
sikit-sikit ban...., gak cocok ban.., atau emosian...!
terus..., kenapa engkau marah, mengapa engkau dipenuhi kebencian dan lobha?
(gaya bahasa guru Buddha waktu menyatakan sutta mengapa engkau marah dstnya)

dimana terang itu? Dharma itu berlaku menyeluruh (absolut/mutlak),
Siapakah kuasa terang itu?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: wangsapala on 16 October 2009, 09:52:22 AM
_/\_

Hukum Kamma emank sulit bisa dibuktikan secara kompleks karena kita tdk memiliki kemampuan sampai kesana. Namun pembuktian hukum kamma secara umum saya rasa masing masing pribadi org pernah mengalaminya...

_/\_

Masing-masing "Buddhis" pernah mengalaminya, sama seperti umat lain juga mengalami "hukum Tuhan".
Menjadi beda halnya bila hukum kamma mau dibuktikan ke umat lain, dan juga hukum Tuhan mau diterapkan ke umat Buddha.

Hendra Susanto

 [at]  kain...

beda sariputta beda hendra dan kain :)

mekanismenya misalnya gw keplak pala orang maka akibat yang gw terima secara langsung adalah kemungkinan dari 4 tadi...

hatRed

Quote from: CHANGE on 16 October 2009, 09:47:10 AM
KEBETULAN ITU TIDAK EKSIS, semua peristiwa yang terjadi didunia ini memiliki KEPASTIAN.

Semoga Bermanfaat


trims, om chang e

sekarang aye mengerti saat dulu om opasaka bilang "gak ada yg kebetulan" ;D

tapi kok masih ada yg keterangannya "kebetulan jadi" yah :whistle:
i'm just a mammal with troubled soul