Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme

Started by Nevada, 15 September 2009, 10:55:04 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

[at] Mr.Jhonz

Memang ada orang-orang pedalaman di Afrika yang berburu. Hewan buruannya pun bisa monyet dan buaya. Jika di daerah tandus seperti gurun, jangankan hewan buruan; orang saja tidak bisa bertahan hidup di sana. Orang-orang yang hidup di sekitar gurun tetap tinggal di daerah yang tidak setandus gurun. Kadang mereka berternak hewan juga.

Apakah orang-orang pedalaman yang melakukan aktivitas berburu itu melakukan kamma buruk? Ya, jelas mereka melakukan kamma buruk. Menganiaya dan membunuh makhluk hidup, dengan motivasi apapun, kenal atau tidak kenal dengan hukum kamma; termasuk melakukan kamma buruk dalam pandangan Buddhisme.

Terlahir dalam kondisi kehidupan sebagai orang-orang seperti itu adalah kelahiran yang kurang beruntung. Disebut kurang beruntung karena seseorang yang terlahir dalam kondisi seperti itu akan terpengaruh tuntutan tradisi dan kondisi alam yang mengarahkannya untuk terus berburu. Apalagi jika orang itu terlahir di lingkungan yang tak mengenal Buddhadhamma, bahkan tidak sempat mengenal Buddhadhamma dalam hidupnya.

Mr.Jhonz

Jika karma buruk berarti mereka akan terlahir di alam rendah dunk?apakah mereka punya peluang terlahir di alam bahagia?

*padahal ada beberapa sifat suku Afrika yg patut kita tiru,antara lain; monogami,bebas dari rasa cemas,bebas dari keinginan untuk memiliki <=suku HADZA,

;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Nevada

Quote from: Mr.Jhonz on 27 January 2010, 06:22:09 AM
Jika karma buruk berarti mereka akan terlahir di alam rendah dunk?apakah mereka punya peluang terlahir di alam bahagia?

*padahal ada beberapa sifat suku Afrika yg patut kita tiru,antara lain; monogami,bebas dari rasa cemas,bebas dari keinginan untuk memiliki <=suku HADZA,

;D

Belum tentu terlahir ke alam rendah. :)

Karena sebagai manusia, mereka tetap bisa melakukan banyak kebaikan. Selain itu, timbunan kamma baik di kehidupan-kehidupan lampau juga mungkin bisa mengondisikan mereka untuk terlahir ke kehidupan yang tidak buruk. Namun dari perbuatan mereka itu (berburu), tentu ada akibat (vipaka) yang akan muncul kelak.

Mr.Jhonz

buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Nevada


Sostradanie

Bagaimana pandangan dalam buddhisme tentang aborsi???
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Togejiro

^
^sangat terlarang om, kecuali kehadiran si janin bisa membahayakan nyawa si ibu.. :D
dalam situasi ini ada pengecualian toh drpd dua2nya tidak selamat :(


ferryblu3

Quote from: sriyeklina on 31 January 2010, 04:13:30 PM
Bagaimana pandangan dalam buddhisme tentang aborsi???

melanggar sila 1 tentunya.. bagaimanapun mrk yg lahir it ad iktan karma ma qt, jd mengapa d aborsi.. toh it kerjaan qt jg.. ^^
Ehipassiko, datang dan buktikan sendiri keindahan Dhamma

Nevada

Quote from: ferryblu3 on 01 February 2010, 07:39:46 PM
Quote from: sriyeklina on 31 January 2010, 04:13:30 PM
Bagaimana pandangan dalam buddhisme tentang aborsi???

melanggar sila 1 tentunya.. bagaimanapun mrk yg lahir it ad iktan karma ma qt, jd mengapa d aborsi.. toh it kerjaan qt jg.. ^^

Pembunuhan adalah pelanggaran moralitas. Termasuk dalam melakukan aborsi (membunuh janin). Namun bila aborsi dilakukan dengan pertimbangan keselamatan ibu, maka perbuatan itu tidak bisa dipatok sebagai salah total. Di satu sisi, aborsi itu dilakukan untuk menyelamatkan ibu; dalam hal ini berarti perbuatan baik. Namun di satu sisi lainnya, aborsi itu dilakukan dengan mencelakai sang janin; dalam hal ini berarti perbuatan buruk.

Setiap perbuatan memiliki konsekuensinya masing-masing. Dalam pandangan Buddhisme mengenai kasus ini, ada perbuatan baik dan ada perbuatan buruk yang terkandung. Dan satu hal lagi, menurut pandangan Buddhisme, pikiran adalah pelopor. Jika aborsi dilakukan dengan terpaksa, maka pembunuhan janin yang dilakukan akan membuahkan akibat buruk yang tidak terlalu berat. Namun jika aborsi dilakukan dengan sengaja, maka pembunuhan janin yang dilakukan akan membuahkan akibat buruk yang lebih berat.

chen83


chen83

Quote from: Mr.Jhonz on 26 January 2010, 09:33:03 PM
Tanya;
pembunuhan adalah karma buruk,
lalu bagaimana dengan suku2 pedalaman Afrika yg hidup dgn mengandalkan BERBURU
apakah termasuk karma buruk juga?

;D
Tidak.  Mereka berburu untuk makan.  Istilahnya makan hewan untuk hidup.  Plus, kalau cuma segelintir, tentu ekosistem tetap terjaga.  Tidak seperti sekarang yang hidup untuk makan. (ngerti?)

Tapi dikaitkan dengan kita di sini, tunjuk ikan lalu koki masak, apakah karma buruk?  Iya, itu ikan bisa hidup lebih lama kalau kita beli buat lepasin.

Hidup soal pilihan jika masih ada pilihan.

kusalaputto

#161
Quote from: chen83 on 23 March 2010, 12:29:35 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 26 January 2010, 09:33:03 PM
Tanya;
pembunuhan adalah karma buruk,
lalu bagaimana dengan suku2 pedalaman Afrika yg hidup dgn mengandalkan BERBURU
apakah termasuk karma buruk juga?

;D
Tidak.  Mereka berburu untuk makan.  Istilahnya makan hewan untuk hidup.  Plus, kalau cuma segelintir, tentu ekosistem tetap terjaga.  Tidak seperti sekarang yang hidup untuk makan. (ngerti?)

Tapi dikaitkan dengan kita di sini, tunjuk ikan lalu koki masak, apakah karma buruk?  Iya, itu ikan bisa hidup lebih lama kalau kita beli buat lepasin.

Hidup soal pilihan jika masih ada pilihan.
bro chen mereka baik di belahan bumi mana pun, baik mengenal maupun tidak mengenal kamma, kalau membunuh itu kamma buruk di lakukan tidak ada perbedaan, untuk makan hidup maupun tidak , hanya saja besar dari kamma saja yg berbeda beda karena di dasari oleh cetana masing2. tapi inget sebagai kamma pun adil kalau melakukan kebaikan, di belahan bumi mana pun kalau melakukan kamma baik yah dapet kamma baik juga.
jadi intinya mereka yg berburu tetap kamma buruk namun mereka memberi makan keluarganya yah kamma baik, mereka pun bisa berbuat baik yg lain. jadi biar  bro tidak sampai salah _/\_
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Chuang

Quote from: hatRed on 16 September 2009, 09:01:58 AM
Quote from: ryu on 16 September 2009, 07:32:12 AM
Partamaxxxx, seberapa valid isi tipitaka itu yang benar2 ucapan asli dari Buddha, dan berapa persen kira2 isi tipitaka yang ditambah2kan atau merupakan khayalan?

kalo ada yg jawab neh pertanyaan, juga gak bakal dapat diterima..

pasti deh ada pertanyaan baru yaitu "seberapa pantas anda menjustifikasi kebenaran tipitaka?"

:P

Haha...betul, setuju! Akan menjadi debat yg tidak berujung pangkal. Saya rasa, yg terpenting bukan soal hitung2an seberapa murni atau seberapa benar Ti pitaka...tapi Seberapa banyak kita mendapatkan manfaat dari isi kitab itu, utk mengikis kegelapan batin kita, utk memerangi musuh terbesar dan terberat kita, utk meraih kehidupan yang lebih bahagia, lebih bijaksana dan pada akhirnya merealisasikan solusi mutlak utk semua masalah2 dlm kehidupan kita. Tak penting Buddha pernah sungguh hidup atau hanay dongeng, penderitaan itu selalu ada dan satu paket dgn kehidupan kita.

Jadi, pertanyaan yg lebih penting mungkin adalah: Seberapa besar pengaruh Ti pitaka utk mentransformasikan diri kita menjadi pribadi2 yg lebih baik, lebih bahagia dan lebih berkesadaran?

Jayanto Putra

Quote from: upasaka on 05 February 2010, 11:41:59 PM
Quote from: ferryblu3 on 01 February 2010, 07:39:46 PM
Quote from: sriyeklina on 31 January 2010, 04:13:30 PM
Bagaimana pandangan dalam buddhisme tentang aborsi???

melanggar sila 1 tentunya.. bagaimanapun mrk yg lahir it ad iktan karma ma qt, jd mengapa d aborsi.. toh it kerjaan qt jg.. ^^

{/quote]

tergantung cetana, cetana apakah yang melandasi aborsi tersebut?

cetana untuk menyelamatkan kehidupan ataukah cetana untuk memusnahkan kehidupan?
Segala yang berkondisi akan hancur.
Berjuanglah dengan kesadaran penuh.
(Mahaparinibbana Sutta, Digha Nikaya 16)

Mahadeva

Quote from: ryu on 16 September 2009, 07:32:12 AM
Partamaxxxx, seberapa valid isi tipitaka itu yang benar2 ucapan asli dari Buddha, dan berapa persen kira2 isi tipitaka yang ditambah2kan atau merupakan khayalan?

maka dari itu Buddha menyampaikan tips dan trik bagaimana memilih agama yang benar pada suku kalama.
Buddha udh antisipasi pertanyaan seperti ini di forum DC, karena di forum kalama sudah ada banyak thread yg bunyinya " Seberapa valid kitab2 yang dipunyai nenek moyang kita, apakah tidak ada yang nambah2in?"

ini pertanyaan klasik, setiap jaman pasti ada yang tanya
jaman dulu sampe sekarang, emas kemurniannya tetap diuji

jadi untuk membuktikan keaslian tipitaka, dibuktikan saja, kalau membawa manfaat bagi perkembangan batin, lobha, dosa, moha berkurang bahkan lenyap, berarti isi tipitaka benar. tapi kalau tidak, bisa jadi ada bagian yang diganti. (bisa jadi praktisinya yang salah)

jadi ehipassiko aja
inget dhammanussati

oya ttg kebenaran tipitaka, salah satunya sudah dibuktikan kok, ttg 32 tanda agung
Vitruvian man ternyata sesuai pada bagian perbandingan panjang kepala-kaki dengan tangan-tangan
nigrodhaparima n dalo (tanda ke 19, search aja)
padahal penulis tipitaka dan leonardo jauh skali waktu dan daerahnya kok bisa sama?
http://en.wikipedia.org/wiki/Physical_characteristics_of_the_Buddha#The_32_Signs_of_the_Great_Man