PIKIRAN dan PERASAAN HMMMmmmm

Started by EVO, 26 December 2007, 09:37:59 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Suchamda

QuoteJadi apakah vedana bagian dari citta,jika ya kenapa terjadi pemisahan objek dalam vipasana?

Wrong question again.
Vedana bukan merupakan bagian dari citta.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

bond


Quoteby Suchamda:

Jangan campur adukkan teori. Disini saat anda belajar, oleh karena itu kita bicara murni dan saklek. Dilain kesempatan, silakan gunakan kata 'bawah sadar' sebagai bahasa awam.


Niiatnya bukan campur aduk tapi cari padanan kata yg pas ,yg penting kan ngak menghilangkan substansinya bro :P

Quoteposted by bond
ingatan muncul dari mana?

Quoteposted by suchamda

Sanna.

Ingatan muncul dari sanna, lalu apa yg terjadi dengan sanna sebelum muncul menjadi ingatan?

Quoteby bond:
Kalau bukan teori buddhism, lalu teori buddhism mengenai apa2 yg kita alami dan terekam , itu disimpan dimana?
Quotebysuchamda
Ingat no-self?
No container.
Wrong question.

kalo begitu apa yg kita alami dan terekam, apa selanjutnya?
Kalau saja jawabanya bawah sadar, apakah ini diartikan atta? atau hanya penjelas. Dan lalu dikatakan bukan teori buddhism, lalu apakah dhamma hanya menyangkut teori buddhism saja?

Apakah karena tidak ada kata "bawah sadar" bisa diartikan bukan teori Buddhism?
Teori Buddhism yg mana? atau ajaran Sang Buddha?
:)




_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Suchamda

Quote from: bond on 07 January 2008, 11:47:05 PM

Quoteby Suchamda:

Jangan campur adukkan teori. Disini saat anda belajar, oleh karena itu kita bicara murni dan saklek. Dilain kesempatan, silakan gunakan kata 'bawah sadar' sebagai bahasa awam.


Niiatnya bukan campur aduk tapi cari padanan kata yg pas ,yg penting kan ngak menghilangkan substansinya bro :P

Quoteposted by bond
ingatan muncul dari mana?

Quoteposted by suchamda

Sanna.

Ingatan muncul dari sanna, lalu apa yg terjadi dengan sanna sebelum muncul menjadi ingatan?

Quoteby bond:
Kalau bukan teori buddhism, lalu teori buddhism mengenai apa2 yg kita alami dan terekam , itu disimpan dimana?
Quotebysuchamda
Ingat no-self?
No container.
Wrong question.

kalo begitu apa yg kita alami dan terekam, apa selanjutnya?
Kalau saja jawabanya bawah sadar, apakah ini diartikan atta? atau hanya penjelas. Dan lalu dikatakan bukan teori buddhism, lalu apakah dhamma hanya menyangkut teori buddhism saja?

Apakah karena tidak ada kata "bawah sadar" bisa diartikan bukan teori Buddhism?
Teori Buddhism yg mana? atau ajaran Sang Buddha?
:)




_/\_

Mau belajar atau debat kusir?
Peduli amat deh.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

EVO

#123
Quotethanks all...
saya mulai bisa membedakan sedikit apa itu pikiran dan perasaa.
ini saya sadari ketika saya meditasi...
tadi pagi saya meditasi mencoba untuk sambil buka musik...
dan hasilnya saya susah untuk konsentrasi...
Quote
231. Oleh karena itu, apa yang disebut "perasaan muncul dari kontak" "
Perasaan muncul dari kontak dgn indera mata, kontak dgn indera telinga, kontak dgn indera hidung, kontak dengan indera lidah, kontak dengan indera tubuh, kontak dengan indera pikiran (mind).

(The Book of Analysis (Vibhanga), Pali Text Society)

dari tidak konsentrasi itu timbul perasaan tidak enak...dan cd saya matikan.
dan saya lanjut lagi meditasi.fokus pada obyek dan rasa tidak enak telah berganti dgn rasa tenang.
sepertinya saya bisa mengamati ternyata perasaan kita terpengaruh dari indra kita.dari indra memberi renspon pada pikiran dan timbullah rasa(senang/tidak senang)
diantara indra-pikiran dan rasa itu ada semacam kesadaran yg mengatur indra-pikiran dan perasaan itu.
benar engak kira-kira pemahaman saya ini ???


tapi ada kala nya tampa berpikir tampa melihat tiba-tiba ada perasaan tdk nyaman...nah yang ini saya belum memahami :)




:'( :'( :'( :'( :'(
kalian sibuk dengan argumen kalian sendiri...
samapai melupakan pertanyaan ku
saya kan lagi minta bimbingan :(

hmmm tapi tak apa deh saya juga sibuk dengan pikiran saya sendii
sama aja :) :) :)
so lanjutin deh....hitung-hitung belajar dhamma tingkat tinggi
tapi banyak yang malah bikin saya tambah binggung :(
tapi mungkin suatu hari entar baru terbuka nih pikiran baru nyampe
apa yang di perdebatkan :)

Sumedho

hayo kembali ke laptop.
kesabaran adalah tapa tertinggi  :)
There is no place like 127.0.0.1

williamhalim

Quote from: EVO on 08 January 2008, 04:32:22 AM
:'( :'( :'( :'( :'(
kalian sibuk dengan argumen kalian sendiri...
samapai melupakan pertanyaan ku
saya kan lagi minta bimbingan :(


back to laptop.... siap grak!  :))

Jadi, setelah puas memakai bahasa Abhidhamma nan njelimet, kini kita bahas pake bahasa umum....

Dalam percakapan sehari2 di Indonesia:
~ perasaan disebut juga emosi, yakni: marah, sedih, gembira, kesal, menderita, dsb
~ pikiran dalam pengertian umum sangat luas, mencakup semua, yakni: memikirkan sesuatu, berniat/kehendak, berencana, memori, dsbnya

Jadi, kalo bicara bahasa sehari2, maka: PERASAAN ADALAH BAGIAN DARI PIKIRAN.

Kita MERASA sedih, gembira, menderita karena PIKIRAN kita. Buddha mengatakan "PIKIRAN adalah pelopor".
PIKIRAN adalah misteri manusia yg terbesar. PERASAAN (emosi) ada karena PIKIRAN memikirkannya.

::


Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Predator

Quote from: willibordus on 08 January 2008, 07:56:48 AM
Quote from: EVO on 08 January 2008, 04:32:22 AM
:'( :'( :'( :'( :'(
kalian sibuk dengan argumen kalian sendiri...
samapai melupakan pertanyaan ku
saya kan lagi minta bimbingan :(


back to laptop.... siap grak!  :))

Jadi, setelah puas memakai bahasa Abhidhamma nan njelimet, kini kita bahas pake bahasa umum....

Dalam percakapan sehari2 di Indonesia:
~ perasaan disebut juga emosi, yakni: marah, sedih, gembira, kesal, menderita, dsb
~ pikiran dalam pengertian umum sangat luas, mencakup semua, yakni: memikirkan sesuatu, berniat/kehendak, berencana, memori, dsbnya

Jadi, kalo bicara bahasa sehari2, maka: PERASAAN ADALAH BAGIAN DARI PIKIRAN.

Kita MERASA sedih, gembira, menderita karena PIKIRAN kita. Buddha mengatakan "PIKIRAN adalah pelopor".
PIKIRAN adalah misteri manusia yg terbesar. PERASAAN (emosi) ada karena PIKIRAN memikirkannya.

::




Perasaan dibagi 3 kategori : senang, tidak senang, tidak pada keadaan senang atau tidak senang, muncul karena kontak, jika di hitung2 maka jadi ada 108 jenis

menurut sepengetahuan saya : Pikiran adalah pelopor.. benar.. pada kondisi yang berbeda, tapi pikiran diawali kontak yang saling bergantungan dari indra

sejauh yang saya ketahui : perasaan (vedana) terpisah dengan pikiran(mano bukan citta)

olehkarenanya saat ini sayamasih menyimpulkan bahasa indonesia belum sesuai dalam mendeskripsikan citta
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

williamhalim

Quote from: Radi_muliawan on 08 January 2008, 09:37:27 AM
Perasaan dibagi 3 kategori : senang, tidak senang, tidak pada keadaan senang atau tidak senang, muncul karena kontak, jika di hitung2 maka jadi ada 108 jenis

menurut sepengetahuan saya : Pikiran adalah pelopor.. benar.. pada kondisi yang berbeda, tapi pikiran diawali kontak yang saling bergantungan dari indra

sejauh yang saya ketahui : perasaan (vedana) terpisah dengan pikiran(mano bukan citta)

:hammer:
Evo... jangan dikau salahkan kami yg menyeret ke pembahasan Abhidhamma, karena bagaimanapun, pembahasan soal pikiran dan perasaan dalam forum Buddhism pasti larinya ke bahasa njelimet juga... inilah buktinya.... dan kalo emang mo nyalahin, kali ini salahkanlah si Radi :whistle:, kali ini dia yg nyetir ke Abhidhamma lagi...   :))

Quote from: Radi_muliawan on 08 January 2008, 09:37:27 AM
olehkarenanya saat ini sayamasih menyimpulkan bahasa indonesia belum sesuai dalam mendeskripsikan citta

bener, setuju Bro...!!!  :>-

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

bond

#128
Betul  kesabaran adalah tapa tertinggi, disini tempat proses pembelajaran bukan utk menjudgement org atau sok menggurui, ngak peduli ,masih ada yg peduli kok, EGP ah......:)) ;D


Ok back to laptop lagi, mari bahas yg diquote




Quote from: Radi_muliawan on 08 January 2008, 09:37:27 AM
Quote from: willibordus on 08 January 2008, 07:56:48 AM
Quote from: EVO on 08 January 2008, 04:32:22 AM
:'( :'( :'( :'( :'(
kalian sibuk dengan argumen kalian sendiri...
samapai melupakan pertanyaan ku
saya kan lagi minta bimbingan :(


back to laptop.... siap grak!  :))

Jadi, setelah puas memakai bahasa Abhidhamma nan njelimet, kini kita bahas pake bahasa umum....

Dalam percakapan sehari2 di Indonesia:
~ perasaan disebut juga emosi, yakni: marah, sedih, gembira, kesal, menderita, dsb
~ pikiran dalam pengertian umum sangat luas, mencakup semua, yakni: memikirkan sesuatu, berniat/kehendak, berencana, memori, dsbnya

Jadi, kalo bicara bahasa sehari2, maka: PERASAAN ADALAH BAGIAN DARI PIKIRAN.

Kita MERASA sedih, gembira, menderita karena PIKIRAN kita. Buddha mengatakan "PIKIRAN adalah pelopor".
PIKIRAN adalah misteri manusia yg terbesar. PERASAAN (emosi) ada karena PIKIRAN memikirkannya.

::




Perasaan dibagi 3 kategori : senang, tidak senang, tidak pada keadaan senang atau tidak senang, muncul karena kontak, jika di hitung2 maka jadi ada 108 jenis

menurut sepengetahuan saya : Pikiran adalah pelopor.. benar.. pada kondisi yang berbeda, tapi pikiran diawali kontak yang saling bergantungan dari indra

sejauh yang saya ketahui : perasaan (vedana) terpisah dengan pikiran(mano bukan citta)

olehkarenanya saat ini sayamasih menyimpulkan bahasa indonesia belum sesuai dalam mendeskripsikan citta


Saya setuju pada bro Radi, Dan saya setuju pikiran sebagai Pelopor

Jadi saya sendiri belum melihat titik terang, kalau vedana(perasaan) bagian dari pikiran bahkan tidak melihatnya.
Yg saya lihat adalah kesaling berhubungan dan persekutuan.

Maka dari itu saya bertanya kenapa vipasana memakai objek cittanupasana dan vedananupasana secara terpisah tapi dalam satu rangkaian.

Misal kusala citta bagian dari citanupasana. maka
disebut cukup objek cittanupasana.Maka jika Vedana bagian dari pikiran tidak perlu disebut vedananupasana.

Contoh : Karena A ada maka ada B, tapi belum tentu B merupakan bagian dari A, tetapi ada hubungannya karena B muncul karena ada A.



Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

tesla

Quote from: EVO on 08 January 2008, 04:32:22 AM
:'( :'( :'( :'( :'(
kalian sibuk dengan argumen kalian sendiri...
samapai melupakan pertanyaan ku
saya kan lagi minta bimbingan :(

hmmm tapi tak apa deh saya juga sibuk dengan pikiran saya sendii
sama aja :) :) :)
so lanjutin deh....hitung-hitung belajar dhamma tingkat tinggi
tapi banyak yang malah bikin saya tambah binggung :(
tapi mungkin suatu hari entar baru terbuka nih pikiran baru nyampe
apa yang di perdebatkan :)

ok, kembali ke topik.

pembahasan di sini udah pecah menjadi 4 arah, yaitu:

1. perasaan adalah emosi2 yg muncul seperti marah, sedih, gembira, dll.
2. pikiran adalah kemampuan untuk mencerapi, menganalisa & memutuskan.
3. perasaan adalah vedana dalam konteks sukkha, dukkha, upekkha saja.
4. dan pikiran adalah citta (kira2 yg dimaksud adalah kesadaran)

oleh sebab itu sebaiknya EVO mendeskripsikan dulu, apa itu pikiran dan apa itu perasaan. lebih baik lagi diberikan contoh pikiran dan contoh perasaan.

Anumodana
_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

EVO

hmmm thanks koko...koko....
engak apa kok terus aja...
mungkin dengan adanya pembahasan ini kita semua menjadi lebih maju dalam dhamma dan bertambah kebijaksanaan...
kalau saya tidak mengerti sekarang mungkin nanti
sering dengan waktu...saya yakin saya akan bisa memahami
asal saya sungguh sungguh belajar...

hmmm sekali-sekali boleh dong kita conferens bersama... kita bahas...
saya sih hanya bagian pendengar(melihat) saja.  :)

mari kita bahas sampai kita mencapai suatu pemahaman yang benar...
kan Sang Buddha telah mengatakan dalam "kalama Sutta"
".......setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui,'hal ini berguna, hal ini tidak tercela, hal ini dibenarkan oleh para bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan membawa keberuntungan dan kebahagian,' maka sudah selayaknya kamu menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut,' :) :) :)

hayo terus semangat kita belajar dalam dhamma...
karna dhamma terus hidup dan berkembang... :)   

bond

Mano: 'Mind', is in the Abhidhamma used as a synonym of vinnana (consciousness) and citta (state of consciousness, mind).http://www.buddhanet.net/e-learning/history/glossary_lr.htm


Mano(pikiran/mind)
Mind sendiri--->kata benda.

Kalo dalam bahasa Inggris. What is in your mind atau what is in your thoughts?



_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Kelana

Semakin menarik.

QuoteKadang kala pada momen-momen tertentu (khususnya waktu hujan) timbul perasaan yang tiba-tiba muncul, padahal sepertinya tidak sedang memikirkan sesuatu. Tetapi setelah saya mengamati, mencari penyebabnya saya menemukan bahwa secara tidak sadar saya menerima sensasi dari suasana yang terbentuk disekitar saya, seperti suara hujan, hembusan angin, cahaya yang remang-remang, bau tanah yang basah. Dan secara tidak sadar pula pikiran saya bekerja (saya tidak tahu secara jelas how) dan sepertinya "mengusik" memori pikiran dan dar! muncul perasaan.

Kalau saya coba memasukkan definisi istilah dari Sdr. Willibordus ke pengalaman saya di atas tsb, maka saya mendapatkan :
ketika saya menerima sensasi (rangsangan) dari suasana sekitar di sinilah vinnana (kesadaran) muncul kemudian diteruskan ke sanna (pencerapan) kemudian diteruskan ke sankhara (bentuk pikiran) yang keduanya ini saya istilahkan sebagai "mengusik memori pikiran" dan baru munculah perasaan (vedana).

Saya berpendapat, jika perasaan (vedana) itu muncul duluan tanpa proses batin/citta/pikiran lain, maka satu-satunya penyebab timbulnya vedana adalah kontak dengan objek. Berarti satu-satunya cara agar tidak memiliki perasaan yang tidak disukai adalah menghindari kontak dengan obyek yang tidak disukai. Dan ini adalah hal yang hampir tidak mungkin lantaran kita setiap saat didera oleh obyek yang disukai maupun tidak disukai. Lagi pula bagaimana kita bisa mengenal obyek yang disukai dan tidak disukai sehingga menimbulkan perasaan senang apabila tidak ada proses pikiran lain berupa pencerapan (sanna)?

Dengan uraian rekan-rekan dan apa yang saya alami saya menyimpulkan setidaknya untuk diri sendiri, bahwa perasaaan (vedana) memang muncul setelah didahului oleh proses batin/citta/pikiran yang lain terlebih dulu.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

bond

#133
Bagus sekali bro Kelana, anda sudah dapat esensi dari pengalaman anda sendiri.

Seringkali berkutek2 di bahasa dan kata2 sering melenceng, logika melulu seringkali bisa salah dan juga benar. Pointnnya mengalami dulu baru nyontek, atau nyontek dulu lalu mengalami lalu nyontek lagi.Kalau nyontek melulu cuma bisa jadi pemikir bukan praktisi dhamma, nah tinggal kita pilih yg mana?? _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Hendra Susanto

#134
Quote from: EVO on 05 January 2008, 10:00:01 AM
pertanyaan selanjut nya  ;D ;D ;D
biar nih otak bisa terbuka :) :) :)

bagaimana kita bisa menerima penderitaan???
bagaimana mengurangi penderitaan???
bagaimana mengakhiri penderitaan???
dengan menikmati, meneliti dan melepas  ;D