Merespon Pertanyaan Rekan-rekan

Started by K.K., 18 June 2009, 10:16:52 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: ryu on 31 August 2009, 01:01:09 PM
[...]
Mereka yang menganggap bahwa praktek-praktek moral merupakan yang tertinggi akan mengatakan: 'Kesucian datang melalui pengendalian diri. Setelah menjalani praktek kesucian, marilah kita berlatih di dalamnya. Dari situlah kesucian muncul.' Tetapi mereka yang disebut ahli itu pun masih tetap terbenam dalam Samsara.
Jadi ingat thread sebelah tentang relevansi moral dan kesucian. :)


QuoteSetelah melenyapkan kekotoran-kekotoran batin yang dahulu ada, dan tidak menyebabkan timbulnya yang baru serta tidak menjadi pengikut, dia terbebas dari pandangan-pandangan dogmatis. Karena bijaksana, dia tidak melekat pada dunia, serta tidak menyalahkan diri sendiri.

Dengan mengatasi semua teori yang berdasar pada apa yang dilihat, didengar atau dipikirkan, dia menjadi orang bijaksana yang telah menaruh bebannya dan telah terbebas. Dia tidak berkhayal dalam pandangan-pandangan, tidak menginginkan apa pun juga -- demikianlah Sang Buddha berkata.

Juga tentang pandangan-pandangan tentang kebenaran yang "dikhayalkan" secara intelektual berdasarkan apa yang dilihat, didengar atau dipikirkan, sebagai kebenaran sejati. Semakin seorang mempertahankan pandangannya, maka semakin jauh dirinya dari kedamaian.

Inilah Buddha-Dhamma.

hatRed

ini thread, anda bertanya, kainyn menjawab ya?

mo nanya dunk om,  bagaimana cara untuk yakin pada Anatta?
i'm just a mammal with troubled soul



CHANGE

Bro Kainyn,
Apakah ini berarti

Inti yang terdalam pemahaman antara teori dan praktek Buddha Dhamma adalah MENYATU ATAU MELEBUR. Inilah Kebenaran Sejati.

Dalam pemahamannya berarti kebenaran sejati tersebut, jika boleh diperumpamakan adalah :

Misalnya ;

Contoh ungkapan dalam Taoism dikatakan "Tao adalah alam semesta, Alam semesta adalah Tao. Menpertanyakan Tao berarti anda belum memahami Tao.

Dalam cerita silat, pernah dikatakan bahwa   untuk menjadi ahli dalam ilmu pedang berarti kita harus sampai taraf "Badan adalah Pedang, dan Pedang adalah Badan", yang artinya setiap gerakan merupakan kesatuan dengan antara badan dan pedang. Gerakan pedang yang baik tanpa memikirkan jurus berikutnya, berarti telah mencapai taraf tersebut.

Dalam Dhamma berarti setiap pikiran, ucapan dan perbuatan adalah Dhamma, jika telah menyatu dan melebur Dhamma. Maka seperti perumpanaan Rakit akan ditinggalkan, jika telah mencapai seberang, berarti kita telah melebur bersama rakit/Dhamma,.sehingga rakit tersebut ditinggalkan.

Benarkah pendapat ini ?

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 31 August 2009, 03:51:09 PM
Quote from: ryu on 31 August 2009, 01:01:09 PM
[...]
Mereka yang menganggap bahwa praktek-praktek moral merupakan yang tertinggi akan mengatakan: 'Kesucian datang melalui pengendalian diri. Setelah menjalani praktek kesucian, marilah kita berlatih di dalamnya. Dari situlah kesucian muncul.' Tetapi mereka yang disebut ahli itu pun masih tetap terbenam dalam Samsara.
Jadi ingat thread sebelah tentang relevansi moral dan kesucian. :)


QuoteSetelah melenyapkan kekotoran-kekotoran batin yang dahulu ada, dan tidak menyebabkan timbulnya yang baru serta tidak menjadi pengikut, dia terbebas dari pandangan-pandangan dogmatis. Karena bijaksana, dia tidak melekat pada dunia, serta tidak menyalahkan diri sendiri.

Dengan mengatasi semua teori yang berdasar pada apa yang dilihat, didengar atau dipikirkan, dia menjadi orang bijaksana yang telah menaruh bebannya dan telah terbebas. Dia tidak berkhayal dalam pandangan-pandangan, tidak menginginkan apa pun juga -- demikianlah Sang Buddha berkata.

Juga tentang pandangan-pandangan tentang kebenaran yang "dikhayalkan" secara intelektual berdasarkan apa yang dilihat, didengar atau dipikirkan, sebagai kebenaran sejati. Semakin seorang mempertahankan pandangannya, maka semakin jauh dirinya dari kedamaian.

Inilah Buddha-Dhamma.

bukan khayalan koq, memang pada mulanya kebenaran secara intelektual berdasarkan apa yang dilihat, didengar atau dipikirkan harus dijalankan, nah setelah berjalan dengan sendirinya semoga saja kebijaksanaan dapat muncul ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: CHANGE on 31 August 2009, 04:28:24 PM
Bro Kainyn,
Apakah ini berarti

Inti yang terdalam pemahaman antara teori dan praktek Buddha Dhamma adalah MENYATU ATAU MELEBUR. Inilah Kebenaran Sejati.

Dalam pemahamannya berarti kebenaran sejati tersebut, jika boleh diperumpamakan adalah :

Misalnya ;

Contoh ungkapan dalam Taoism dikatakan "Tao adalah alam semesta, Alam semesta adalah Tao. Menpertanyakan Tao berarti anda belum memahami Tao.

Dalam cerita silat, pernah dikatakan bahwa   untuk menjadi ahli dalam ilmu pedang berarti kita harus sampai taraf "Badan adalah Pedang, dan Pedang adalah Badan", yang artinya setiap gerakan merupakan kesatuan dengan antara badan dan pedang. Gerakan pedang yang baik tanpa memikirkan jurus berikutnya, berarti telah mencapai taraf tersebut.

Dalam Dhamma berarti setiap pikiran, ucapan dan perbuatan adalah Dhamma, jika telah menyatu dan melebur Dhamma. Maka seperti perumpanaan Rakit akan ditinggalkan, jika telah mencapai seberang, berarti kita telah melebur bersama rakit/Dhamma,.sehingga rakit tersebut ditinggalkan.

Benarkah pendapat ini ?

intinya
1. menerima
2. memberi
3. melepas
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

johan3000

Quote from: hatRed on 31 August 2009, 03:59:12 PM
ini thread, anda bertanya, kainyn menjawab ya?

mo nanya dunk om,  bagaimana cara untuk yakin pada Anatta?

Bagaimana menjelaskan anatta kepada anak SD ?

trims sebelumnya
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Indra

Quote from: johan3000 on 31 August 2009, 09:23:50 PM
Quote from: hatRed on 31 August 2009, 03:59:12 PM
ini thread, anda bertanya, kainyn menjawab ya?

mo nanya dunk om,  bagaimana cara untuk yakin pada Anatta?

Bagaimana menjelaskan anatta kepada anak SD ?

trims sebelumnya

pakai ilustrasi batang pohon pisang atau bawang

johan3000

Quote from: Indra on 31 August 2009, 09:27:05 PM
Quote from: johan3000 on 31 August 2009, 09:23:50 PM
Quote from: hatRed on 31 August 2009, 03:59:12 PM
ini thread, anda bertanya, kainyn menjawab ya?

mo nanya dunk om,  bagaimana cara untuk yakin pada Anatta?

Bagaimana menjelaskan anatta kepada anak SD ?

trims sebelumnya

pakai ilustrasi batang pohon pisang atau bawang

maksudnya gak ada "inti" nya? trus gimana bro lagi bro Indra ?

mohon bantuannya
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Indra

yg manakah batang pisang itu? si anak nunjuk "ini", then kupas satu per satu sambil tanya "mana? mana?" sampe habis

marcedes

anak SD sekarang dah pintar semua,dulu2 bisa dibohong-bohongin, seakarang mah terbalik...

gw pernah di undang acara ultah anak SD...waktu itu ada orang jagoan sulap datang main,
salah satu show nya gw ingat waktu itu pesulap itu gerakan tangan cepat menghilangkan kain kuning di tangannya..

anak-anak dulu mungkin cuma tepuk tangan sambil kagum, kalau sekarang mah waktu itu tukang sulap nya langsung di keroyok sama semua anak-anak disitu...salah satu anak bahkan menemukan kain itu dibelakang kantong si pesulap..

gw mah geleng2 kepala liat....kasihan pesulap nya...hahaha..tapi begitulah anak sekarang, ga gampang di tipu.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Hendra Susanto

belum waktunya menjelaskan anatta kepada anak2


K.K.

Quote from: hatRed on 31 August 2009, 03:59:12 PM
ini thread, anda bertanya, kainyn menjawab ya?

mo nanya dunk om,  bagaimana cara untuk yakin pada Anatta?

Bukan "anda bertanya, kainyn menjawab". Lebih tepatnya tempat mengobrol bebas dengan saya.

Buat saya, ajaran Buddha bukan untuk diyakini, namun untuk dimengerti. Dan untuk mengerti tidaklah perlu memelajari sesuatu ajaran yang sifatnya filosofis tingkat tinggi, susah dimengerti, tetapi pelajari sesuatu yang nyata. Di sini, ajaran "anatta" adalah filosofi sulit yang penjelasannya rumit ke mana-mana. Namun "atta" adalah sesuatu yang dekat, yang nyata di pikiran kita.

Dengan begitu, cara yang saya anjurkan adalah: jangan fokus di "anatta", tapi pelajarilah "atta" secara terus menerus! Jika itu dilakukan terus menerus, suatu saat pasti kita akan melihat apa itu "atta", dan dengan sendirinya, kita tahu apa itu "anatta".


K.K.

Quote from: CHANGE on 31 August 2009, 04:28:24 PM
Bro Kainyn,
Apakah ini berarti

Inti yang terdalam pemahaman antara teori dan praktek Buddha Dhamma adalah MENYATU ATAU MELEBUR. Inilah Kebenaran Sejati.

Dalam pemahamannya berarti kebenaran sejati tersebut, jika boleh diperumpamakan adalah :

Misalnya ;

Contoh ungkapan dalam Taoism dikatakan "Tao adalah alam semesta, Alam semesta adalah Tao. Menpertanyakan Tao berarti anda belum memahami Tao.

Dalam cerita silat, pernah dikatakan bahwa   untuk menjadi ahli dalam ilmu pedang berarti kita harus sampai taraf "Badan adalah Pedang, dan Pedang adalah Badan", yang artinya setiap gerakan merupakan kesatuan dengan antara badan dan pedang. Gerakan pedang yang baik tanpa memikirkan jurus berikutnya, berarti telah mencapai taraf tersebut.

Ya, betul. Maksud saya begitu.
Jika kita belajar bela diri, misalnya, sebetulnya yang dibentuk adalah keseluruhan fisik dan mental. Apakah seorang ahli bela diri yang tidak bertarung disebut "pendekar teoritis"? Apakah bajingan jalanan yang setiap hari berantem bisa dibilang "pendekar praktis"?

Seorang dikatakan mengerti bela diri bukan karena sudah pakai sabuk hitam atau tubuhnya kapalan penuh luka, namun karena ia mengerti integrasi hukum alam dan penerapannya dalam kehidupan, termasuk bela diri. Misalnya seorang Judoka memiliki banyak pengertian tentang titik berat, mekanisme tuas-pengungkit. Dalam hal sederhana seperti mengangkat karung beras pun, dia tahu bagaimana dan dari mana ia harus mulai mengangkat, walaupun ia tidak sedang mengingat-ingat Judo-nya. Apakah ia bisa dikatakan sedang praktek atau berteori Judo? Menurut saya tidak.


QuoteDalam Dhamma berarti setiap pikiran, ucapan dan perbuatan adalah Dhamma, jika telah menyatu dan melebur Dhamma. Maka seperti perumpanaan Rakit akan ditinggalkan, jika telah mencapai seberang, berarti kita telah melebur bersama rakit/Dhamma,.sehingga rakit tersebut ditinggalkan.

Benarkah pendapat ini ?

Kalau bagi seorang yang belajar, kita menggunakan rakit (pandangan) sebagai panduan, kemudian rakit itu harus ditinggalkan untuk mencapai pembebasan, karena memang bukan pandangan yang membawa kita pada kebebasan, namun melepaskan pandanganlah yang membawa kita pada kebebasan. Dengan demikian, ada masanya bahkan rakit pun akan ditinggalkan.

Namun berbeda bagi seorang ariya, di mana sudah tidak ada lagi rakit yang digunakan atau rakit yang ditinggalkan. Mereka telah terbebas dari belenggu pikiran demikian.

Pendapat bro CHANGE benar atau tidak, saya tidak tahu karena saya bukan Buddha. Tetapi menurut pendapat pribadi saya, memang benar.



K.K.

Quote from: ryu on 31 August 2009, 04:32:59 PM
bukan khayalan koq, memang pada mulanya kebenaran secara intelektual berdasarkan apa yang dilihat, didengar atau dipikirkan harus dijalankan, nah setelah berjalan dengan sendirinya semoga saja kebijaksanaan dapat muncul ;D

Mulanya memang seseorang mengerti secara intelektual mengenai apa yang dilihat, didengar, atau dipikirkan. Kemudian dengan kebijaksanaan, seseorang akan mengerti bahwa pengertian intelektual tersebut hanyalah terbatas dan tergantung pada apa yang dilihat, didengar, atau dipikirkan. Menyadari hal itu, maka ia melihat semuanya hanyalah pikiran khayal yang suñña. Maka ia tidak lagi melekat pada landasan apa pun. Di situlah dikatakan ada pembebasan sejati.

Sumedho

kalau saya pribadi merasa penjelasan tentang karakteristik anatta itu tidaklah terlalu rumit atau membutuhkan filosofi tinggi. Hanya saja ketika di coba di elaborasi dengna pemikiran2x "kreatif" jadilah makin ribet dan jauh dari intinya. Strategi Sang Buddha itu Anatta langsung, tidak perlu mencari2x atta yg bahkan memang tidak ada.

dalam Anatta-Lakkhana Sutta, menurut saya sangat pendek tapi "nendang" sekali. Sisanya tinggal "melihat" apa isi penjelasan karakteristik tersebut saja.
There is no place like 127.0.0.1