News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Gimana spy Buddhism di Indo di MINATIN ?

Started by johan3000, 01 June 2009, 12:18:51 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

Quote from: wen78 on 01 June 2009, 07:40:43 PM
kl Buddhism banyak yg minat, Maitreya gak nongol2 donk :))

persaingan bebas.... semua silahkan nongol dunnnnnnnnng
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Quotekalo org marketing sih, dasar utama mereka adalah SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat), serta 6 P (Price, Place, Promotion, Product, Public Relation, Power)

bro Marcosprawira,

power itu penetrapannya utk Buddhist spt apa ya?
Dan bagaimana juga Price nya? apa mahal?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Mr.Jhonz

#32
Teringat cerita ini..
-/+ cerita begini
di india ada satu sekolah play group/SD sistem krist**
Tapi mayoritas murid2nya beragama lokal(leluhur)..
Pada suatu hari,pihak sekolah k mengajak anak muridnya untuk berlibur ke suatu objek wisata di india.
dalam perjalanan bus tiba2 berhenti(sudah diatur sebelumnya)..
Guru;wa..gawat anak2,busnya berhenti,kalo busnya berhenti kita tidak bisa sampai ke tempat wisata..dan kita tidak bisa bersenang2
anak2;wuu...*bersorak prihatin
guru;cepat kalian berdoa kepada dewa kalian...minta agar busnya bisa berjalan kembali
anak2pun komat-kamit.semuanya berdoa kepada dewa dgn serius
guru;doa selasai,pak supir coba hidupkan busnya...
*busnya tidak mau hidup
guru; ternyata dewa kalian tidak membantu...
Coba berdoa dan minta sama mr.Y untuk menghidupkan bus ini...
Anak2 pun berdoa di pandu guru..(berdoa ama mr.Y
Guru;coba hidupkan busnya pak supir...

*buspun bisa di nyalakan,dan mereka pun pergi ke tempat wisata yg telah dijanjikan,
di perjalanan gurunya terus mempengaruhi murid2 dgn gaya sales...
Hasilnya kejadian ini telah masuk alam bawah sadar para anak murid..
Anak2 berpikir,dewa2 tidak mau membantu,tapi mr.y mau menolong..
"Mr.y sangat baik"
-/+ ceritanya begitu itu adalah kisah nyata...

Jangan sampai buddhis mengunakan cara seperti ini...
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

dery

#33
cerita menarik bro jhonz,
sampai sekarang pun agama tetangga masih menggunakan cara yg kurang lebih sama dgn diatas
seandainya memang bisa, kapan2 mobilku mogok, tak minta mr.Xxxxx hidupin juga aaaaaa... hitung2 hemat ongkos bengkel.

buddhisme dpt di minati juga tergantung dari peran para guru pengajar juga. contohnya di tempat wa (ptk) guru yg dulunya mengajar dasar2 agama Buddha yg bener, skrg malah mengajar biddhisme versi M, murid2nya diwajibkan ke Vihara M. jaman wa dulu si belum begitu, jaman adik wa udh berubah gurunya seiring dgn berubah haluannya si guru juga. dulu si guru Buddhisme tradisi jepang, karna kurang pengetahuan kali, ia berdebat dgn penceramah aliran M, akhirnya dia yg pindah M. eeee kepercayaannya dia bawa kepelajaran buddhisme juga... tambah kacau dee

markosprawira

Quote from: andry on 02 June 2009, 01:08:11 AM
Quote from: markosprawira on 01 June 2009, 04:09:52 PM
Quote from: johan3000 on 01 June 2009, 01:37:27 PM
Quote from: markosprawira on 01 June 2009, 01:05:59 PM
Kalo saya saran sih, sebelum kita jualan produk (Buddhism), hendaknya kita menguasai dulu produk itu......
Utamanya adalah menjalankan Buddhism itu sendiri dalam keseharian kita

Ga perlu langsung bilang meditasi tapi mengajarkan hal2 yg relevan, yg belum bisa diterangkan di paham lain tapi di buddhism bisa dijelaskan secara logis

misal pd wkt temen stres kena SP, saya tanya ke dia "tau dong kalo stres itu ngundang penyakit?"
dia blg : "ya tau lah"
saya tanya : "nah apa elu dibyr/digaji utk stres?"
dia blg : "ya ngga sih"
saya tanya lagi : "apa dengan stres, elu bisa beresin kerjaan?"
dia blg : "ya ngga lah"

saya bilang : "kalo gitu, ngapain stres? fisik sakit, kerjaan ga beres, pun kita ga digaji utk stres"  ;D

Singkat kata, kalau mau jualan, kuasailah produk yg akan dijual......  _/\_

100% setuju dgn bro Marcosprawira,...

product knowledge harus dikuasain,.. dan sendiri juga harus menggunakan produk tsb...
dan memperlihatkan manfaat dari produk tsb...
dan dikomunikasikan dgn cara yg menarik, dan mudah dimengerti orang awam...

kira2 begitulah..

kalo org marketing sih, dasar utama mereka adalah SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat), serta 6 P (Price, Place, Promotion, Product, Public Relation, Power)

Nah tinggal dipetakan aja bagaimana SWOT dan 6P yg udah dijalankan biar ketahuan mana yg lemahnya.......
berarti sebelumnya harus dilakkan market analysis dulu dong?
lalu segmentasi pasar
lalu harus d forecast untuk targeting consumer
dan product positoning>> harus dibikin product positioning map neh...+ taruh competitor

berdasarkan analysis, ditemukan adanya distinctive advantage dari produk kita neh...
mau main d pasar pun masuk, tapi barrier nya adalah produk tersebut sudah "bad image"
makanya harus development jadi "good image" walaupun memang "good seh dari awalnya"

nah point utamanya adl utk produk yg distintive, harus masuk ke niche market, jangan ke mass market.....

niche market yg dituju dgn produk yg "logis" adl mereka yg logis juga misal scholar, dosen, ilmuwan
bisa juga ke niche ibu2 misal dgn memberikan gambaran mengenai bagaimana kondisi batin wkt nonton sinetron, wkt berkomunikasi dgn anak dan/atau suami
dan masih banyak niche market lainnya yg bisa digarap tp satu persatu

kalo sekarang, jualan produk yg distinctive tapi disamakan ama mass product...... yah jadinya kalah bersaing melulu
coba garap 1 pasar tertentu dulu, kalo udh kuat baru ke pasar tertentu lainnya....

markosprawira

Quote from: johan3000 on 02 June 2009, 02:31:55 AM
Quotekalo org marketing sih, dasar utama mereka adalah SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat), serta 6 P (Price, Place, Promotion, Product, Public Relation, Power)

bro Marcosprawira,

power itu penetrapannya utk Buddhist spt apa ya?
Dan bagaimana juga Price nya? apa mahal?

Power : buddhism itu bisa diterapkan dalam semua aspek kehidupan tapi sering org tdk bisa menyajikannya

Price : justru terlalu murah.
Barang eksklusif, yg fungsinya banyak, bermanfaat dalam semua aspek kehidupan, tapi dijual secara murah krn menyamakan dgn paham yg mass product
Ini yg membuat brg eksklusif jadi terlihat murahan, en ujung2nya ga diminatin

K.K.

Saya belajar Buddhisme sektiar 3 tahun lalu. Setelah belajar 1 tahun, saya berminat untuk mencari tahu tentang komunitas Buddhist dan coba datang dan aktif di Vihara. Setelah beberapa lama di sana, ada beberapa hal menarik yang saya dapat:
1. Hampir 100% umat tidak baca tipitaka
2. Adanya "paket" patidana yang memfasilitasi "kesombongan" (makin mahal, makin "wah") dengan alasan melunasi hutang vihara
3. Dalam satu dhammaclass, seorang romo mengatakan Buddhist boleh saja minta-minta ke dewa
4. Dalam dhammaclass lainnya, seorang romo menganjurkan hal-hal yang berlawanan dengan dhamma demi meningkatkan jumlah umat (juga sama halnya dengan seorang bhikkhu luar yang populer juga membolak-balik 4 Kebenaran Mulia)
5. Dalam dhammaclass lainnya, seorang romo membanggakan "metta" dalam demo Buddha Bar (dengan alasan "berlangsung damai") di mana saya tidak mengerti "metta" apa yang dimaksud
6. Dalam dhammaclass lainnya, seorang romo menjelekkan agama tetangga yang menyetujui poligami
7. Dalam suatu pujabakti, seorang pembicara mengatakan bahwa Arahat bisa membangkitkan orang mati

Sekarang saya kembalikan lagi pertanyaannya, "gimana supaya Buddhisme di Indo diminati?"


johan3000

Quote from: Kainyn_Kutho on 02 June 2009, 09:32:24 AM
Saya belajar Buddhisme sektiar 3 tahun lalu. Setelah belajar 1 tahun, saya berminat untuk mencari tahu tentang komunitas Buddhist dan coba datang dan aktif di Vihara. Setelah beberapa lama di sana, ada beberapa hal menarik yang saya dapat:
1. Hampir 100% umat tidak baca tipitaka
   Gimana kalau DHammapada ? atau sebagian suta2 yg menarik...
   kalau baca semua tipitaka yg utk pemula masih terlalu banyak ya..

2. Adanya "paket" patidana yang memfasilitasi "kesombongan" (makin mahal, makin "wah") dengan alasan melunasi hutang vihara
Yg ini memang serba susah deh... mungkin maksud panitia supaya lebih banyak dana yg masuk. Apalagi kalau semua org sumbang jubah... nah jumlah jubah yg boleh dimiliki Biksu terbatas... trus jubah2 tsb kemana ya? ini juga perlu koordinasi yg lebih baik. (mungkin senior2 bisa kasih masukan deh... mengenai sumbangan yg agak gede)

3. Dalam satu dhammaclass, seorang romo mengatakan Buddhist boleh saja minta-minta ke dewa
4. Dalam dhammaclass lainnya, seorang romo menganjurkan hal-hal yang berlawanan dengan dhamma demi meningkatkan jumlah umat (juga sama halnya dengan seorang bhikkhu luar yang populer juga membolak-balik 4 Kebenaran Mulia)
5. Dalam dhammaclass lainnya, seorang romo membanggakan "metta" dalam demo Buddha Bar (dengan alasan "berlangsung damai") di mana saya tidak mengerti "metta" apa yang dimaksud
6. Dalam dhammaclass lainnya, seorang romo menjelekkan agama tetangga yang menyetujui poligami
7. Dalam suatu pujabakti, seorang pembicara mengatakan bahwa Arahat bisa membangkitkan orang mati

utk no. 3 s/d 7 seharusnya ada org/biksu yg kompetent utk mengajar...
Mungkin bro Kainyn_Kutho bisa menawarkan diri
spt membuka kelas belajar dhamma lewat VCD..


Sekarang saya kembalikan lagi pertanyaannya, "gimana supaya Buddhisme di Indo diminati?"

Ya pengajar/romo2 perlu di SERTIFIKASI lagi deh, di reEducate oleh yg berkompetent...
Atau sering2 putar VCD yg lebih BENER (ajaran Buddhism) di wihara tsb.
karna belajar itu juga bisa dari rekaman VCD....


Thanks atas masukkannya... semoga bermanfaat bagi kita semua
_/\_
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Quote from: markosprawira on 02 June 2009, 09:22:46 AM
Quote from: andry on 02 June 2009, 01:08:11 AM
Quote from: markosprawira on 01 June 2009, 04:09:52 PM
Quote from: johan3000 on 01 June 2009, 01:37:27 PM
Quote from: markosprawira on 01 June 2009, 01:05:59 PM
Kalo saya saran sih, sebelum kita jualan produk (Buddhism), hendaknya kita menguasai dulu produk itu......
Utamanya adalah menjalankan Buddhism itu sendiri dalam keseharian kita

Ga perlu langsung bilang meditasi tapi mengajarkan hal2 yg relevan, yg belum bisa diterangkan di paham lain tapi di buddhism bisa dijelaskan secara logis

misal pd wkt temen stres kena SP, saya tanya ke dia "tau dong kalo stres itu ngundang penyakit?"
dia blg : "ya tau lah"
saya tanya : "nah apa elu dibyr/digaji utk stres?"
dia blg : "ya ngga sih"
saya tanya lagi : "apa dengan stres, elu bisa beresin kerjaan?"
dia blg : "ya ngga lah"

saya bilang : "kalo gitu, ngapain stres? fisik sakit, kerjaan ga beres, pun kita ga digaji utk stres"  ;D

Singkat kata, kalau mau jualan, kuasailah produk yg akan dijual......  _/\_

100% setuju dgn bro Marcosprawira,...

product knowledge harus dikuasain,.. dan sendiri juga harus menggunakan produk tsb...
dan memperlihatkan manfaat dari produk tsb...
dan dikomunikasikan dgn cara yg menarik, dan mudah dimengerti orang awam...

kira2 begitulah..

kalo org marketing sih, dasar utama mereka adalah SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat), serta 6 P (Price, Place, Promotion, Product, Public Relation, Power)

Nah tinggal dipetakan aja bagaimana SWOT dan 6P yg udah dijalankan biar ketahuan mana yg lemahnya.......
berarti sebelumnya harus dilakkan market analysis dulu dong?
lalu segmentasi pasar
lalu harus d forecast untuk targeting consumer
dan product positoning>> harus dibikin product positioning map neh...+ taruh competitor

berdasarkan analysis, ditemukan adanya distinctive advantage dari produk kita neh...
mau main d pasar pun masuk, tapi barrier nya adalah produk tersebut sudah "bad image"
makanya harus development jadi "good image" walaupun memang "good seh dari awalnya"

nah point utamanya adl utk produk yg distintive, harus masuk ke niche market, jangan ke mass market.....

niche market yg dituju dgn produk yg "logis" adl mereka yg logis juga misal scholar, dosen, ilmuwan
bisa juga ke niche ibu2 misal dgn memberikan gambaran mengenai bagaimana kondisi batin wkt nonton sinetron, wkt berkomunikasi dgn anak dan/atau suami
dan masih banyak niche market lainnya yg bisa digarap tp satu persatu

kalo sekarang, jualan produk yg distinctive tapi disamakan ama mass product...... yah jadinya kalah bersaing melulu
coba garap 1 pasar tertentu dulu, kalo udh kuat baru ke pasar tertentu lainnya....
Quote

niche market yg dituju dgn produk yg "logis" adl mereka yg logis juga misal scholar, dosen, ilmuwan

Setuju bro.... masuk ke niche market.... IT, programmer, engineering.... yg berkecimpung di bidang LOGIKA!

gimana menurut bro hatRed?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

hatRed

^

  heh? ??? kok ogut ?
 
  kalo mo masuk, aplikasinya apa (maksudnya bukan software ya) ?

btw, perbanyak varian produk aja.. ;D

shampo Clear sama shampo Sunsilk sama sama shampo dan bersaing mendapatkan pangsa pasar, namun duitnya masuk ke kantong yg sama (unilever).
i'm just a mammal with troubled soul



Sumedho

Quote from: Kainyn_Kutho on 02 June 2009, 09:32:24 AM
Saya belajar Buddhisme sektiar 3 tahun lalu. Setelah belajar 1 tahun, saya berminat untuk mencari tahu tentang komunitas Buddhist dan coba datang dan aktif di Vihara. Setelah beberapa lama di sana, ada beberapa hal menarik yang saya dapat:
1. Hampir 100% umat tidak baca tipitaka
2. Adanya "paket" patidana yang memfasilitasi "kesombongan" (makin mahal, makin "wah") dengan alasan melunasi hutang vihara
3. Dalam satu dhammaclass, seorang romo mengatakan Buddhist boleh saja minta-minta ke dewa
4. Dalam dhammaclass lainnya, seorang romo menganjurkan hal-hal yang berlawanan dengan dhamma demi meningkatkan jumlah umat (juga sama halnya dengan seorang bhikkhu luar yang populer juga membolak-balik 4 Kebenaran Mulia)
5. Dalam dhammaclass lainnya, seorang romo membanggakan "metta" dalam demo Buddha Bar (dengan alasan "berlangsung damai") di mana saya tidak mengerti "metta" apa yang dimaksud
6. Dalam dhammaclass lainnya, seorang romo menjelekkan agama tetangga yang menyetujui poligami
7. Dalam suatu pujabakti, seorang pembicara mengatakan bahwa Arahat bisa membangkitkan orang mati

Sekarang saya kembalikan lagi pertanyaannya, "gimana supaya Buddhisme di Indo diminati?"


OOT,

cukup memprihatinkan....

memang dalam praktek lapangan yg berdana dhamma sebagai DhammaDuta itu terkadang yah seperti itu. Mereka dihormati bukan karena pemahamannya karena usia dan kesediaannya sebagai DhammaDuta. Saya masih mencoba memperhatikan dalam event2x seperti kursus DhammaDuta, mereka sepertinya yah memang tidak di-"test" secara pemahaman.

Salah satu solusinya sih, kita perkuat dari yang muda supaya nanti bisa jadi bibit ungul DhammaDuta. Kalau yang tua, terus terang, agak susah secara "hey, siapa loe kgk sopan berani protes". Yah palingan kita suruh baca buku-buku terbitan DC Press aja deh supaya bisa belajar :))

utk diminati sih yah kata kuncinya "tak kenal maka tak sayang"
There is no place like 127.0.0.1

hatRed

^

   mank pas ceramah, gak boleh didebat ya?
i'm just a mammal with troubled soul



Sumedho

yah boleh aja sih, cuma seberapa banyak penceramah yg cukup "sakti" dan punya keseimbangan batin yang bagus?

penceramah yg baik pasti tidak akan terbawa di debat :)
There is no place like 127.0.0.1

Nevada

Quote from: Sumedho on 02 June 2009, 11:17:03 AM
yah boleh aja sih, cuma seberapa banyak penceramah yg cukup "sakti" dan punya keseimbangan batin yang bagus?

penceramah yg baik pasti tidak akan terbawa di debat :)

Penceramah yang hebat itu...

[spoiler] Sati,  ;D[/spoiler]

Sumedho

:hammer:, salah atuh... aye itu backing vocal aja dari si
There is no place like 127.0.0.1