TINDAKAN SEKSUAL YANG TIDAK PANTAS DALAM PANDANGAN BUDDHIS

Started by Sumedho, 02 December 2007, 09:04:29 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dilbert

Quote from: Sumedho on 14 April 2011, 03:26:16 PM
:))

TUHAN DC kok ketawa aja ? Apa pandangan "TUHAN" soal pelacur/psk... apakah pekerjaan hina atau lebih halus tercela ? apakah melanggar sila ke-3 ? dsbnya...
^:)^
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

K.K.

Quote from: williamhalim on 14 April 2011, 01:02:29 PM
Barusan ubek2 disini untuk melengkapi data berbicara di milis SP.
Untung ketemu artikel ini, jadi bisa kasih pendapat bhante sedikit... krn pendapat sy sendiri diserang habis disitu... muter2 terus.

Topiknya adalah Prostitusi Menurut Perspektif Buddhist.
http://groups.yahoo.com/group/samaggiphala/messages/100231?viscount=-30&l=1

Inti pendapat saya adalah:

Pelacur tidak melanggar sila apapun, juga berhubungan dengan pelacur, tapi tindakan/pekerjaan tsb tidak lah bijaksana (pendapat sy ini tentu saja masih bisa berkembang luas tergantung sikon: apakah bersuami atau isteri, penyakit, kesetiaan, dll yg semakin membuat diskusi menjadi luas, melebar dan tidak fokus).

Pendapat sy tersebut ternyata ditentang hampir oleh seluruh anggota SP, hanya 2 atau 3 yg se ide.

Satu hal lagi sy tambahkan di milis tsb: pendapat bahwa pelacur adalah pekerjaan hina, sudah membudaya dalam masyrakat kita sehingga sulit ditentang. Pendapat yg berbeda dianggap sesat. Pandangan ini -imo- dominan dipengaruhi oleh agama samawi (Krn-Ism) yg ajarannya lbh berfokus kpd perintah-larangan, social-look, dan syahwat.

Ternyata di forum ini pun diskusi soal ini berpanjang2 yah...

::


Bagaimana kalau bro wili ajak yang di milis gabung ke thread ini saja?



Miumiu

pelacuran dibenci karena byk psgan orang merasa dikhianati....

K.K.

Quote from: Miumiu on 14 April 2011, 04:37:08 PM
pelacuran dibenci karena byk psgan orang merasa dikhianati....
Jadi kalau suami mengabaikan istri sebentar karena mau nonton sepak bola, misalnya, maka sepak-bolanya yang dipersalahkan? ;D

Miumiu

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 April 2011, 04:41:22 PM
Jadi kalau suami mengabaikan istri sebentar karena mau nonton sepak bola, misalnya, maka sepak-bolanya yang dipersalahkan? ;D

sepak bolanya tidak punya pilihan dan kesadaran, pelacur punya.... :P

K.K.

Quote from: Miumiu on 14 April 2011, 04:43:07 PM
sepak bolanya tidak punya pilihan dan kesadaran, pelacur punya.... :P
Yang punya pilihan adalah suaminya. Dia bisa memilih nonton bola (konsumsi pelacur) atau tidak.

Miumiu

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 April 2011, 04:56:54 PM
Yang punya pilihan adalah suaminya. Dia bisa memilih nonton bola (konsumsi pelacur) atau tidak.

betul...dan pelacur jg punya pilihan...Apakah mau berzinah dengan suami berisitri atau tidak...

K.K.

Quote from: Miumiu on 14 April 2011, 05:02:06 PM
betul...dan pelacur jg punya pilihan...Apakah mau berzinah dengan suami berisitri atau tidak...

Jadi tetap si pelacur yang salah?

Miumiu


K.K.

Quote from: Miumiu on 14 April 2011, 05:06:11 PM
2-2nya salah  :))
Menurut Miumiu, siapa yang paling berkuasa mengambil keputusan atas terjadi atau tidaknya kegiatan seksual tersebut?

Miumiu

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 April 2011, 05:10:21 PM
Menurut Miumiu, siapa yang paling berkuasa mengambil keputusan atas terjadi atau tidaknya kegiatan seksual tersebut?

Kejahatan terjadi bukan karena niat aja tapi juga kesempatan. Dengan adanya pelacur, maka lebih banyak kesempatan untk berzinah.

K.K.

Quote from: Miumiu on 14 April 2011, 05:15:00 PM
Kejahatan terjadi bukan karena niat aja tapi juga kesempatan. Dengan adanya pelacur, maka lebih banyak kesempatan untk berzinah.
Kita tinggalkan dulu predikat "pelacuran = kejahatan" karena memang belum memutuskan ke sana.

Sekarang andaikan ada pasangan suami istri, si istri senang sekali belanja pakai kartu kredit suami sampai hutangnya menumpuk. Akhirnya karena masalah ekonomi, mereka ribut dan cerai. Yang jadi pertanyaan saya, menurut Miumiu yang manakah yang harus dipersalahkan:
1. toko tempat si istri belanja
2. bank yang menyetujui kartu kredit
3. istri yang tidak mengendalikan diri

Miumiu

Istri.
skrg saya tanya apakah menurut kainyn kutho pelacur yg berhubungan dengan suami orang benar ato salah?

K.K.

Quote from: Miumiu on 14 April 2011, 05:27:15 PM
Istri.
skrg saya tanya apakah menurut kainyn kutho pelacur yg berhubungan dengan suami orang benar ato salah?
Benar atau salah ditinjau dari segi apa?

Sumedho

 [at] dilbert:

waduh, ditodong pulak.

justru lg nda sempat2nya malahan ditanya :D

psk sih menjual jasa utk pemenuhan kenikmatan inderawi.

kalu pekerjaan hina atau tercela itu kekna yg menilai itu dari masyarakat dan komunitas.

soal melanggar sila ke 3 itu,

dalam MN 9: Sammādiṭṭhi Sutta

Quote...
3. "Ketika, teman-teman, seorang siswa mulia memahami yang tidak bermanfaat dan akar dari yang tidak bermanfaat, yang bermanfaat dan akar dari yang bermanfaat, [47] dengan cara itulah ia menjadi seorang yang berpandangan benar, yang pandangannya lurus, yang memiliki keyakinan sempurna dalam Dhamma, dan telah sampai pada Dhamma sejati ini.

4. "Dan apakah, teman-teman, yang tidak bermanfaat, apakah akar dari yang tidak bermanfaat, apakah yang bermanfaat, apakah akar dari yang bermanfaat? Membunuh makhluk-makhluk hidup adalah tidak bermanfaat; mengambil apa yang tidak diberikan adalah tidak bermanfaat; perilaku salah dalam kenikmatan indria adalah tidak bermanfaat; kebohongan adalah tidak bermanfaat; berkata-kata jahat adalah tidak bermanfaat; berkata-kata kasar adalah tidak bermanfaat; bergosip adalah tidak bermanfaat; ketamakan adalah tidak bermanfaat; niat buruk adalah tidak bermanfaat; pandangan salah adalah tidak bermanfaat. Ini disebut dengan yang tidak bermanfaat.

5. "Dan apakah akar dari yang tidak bermanfaat? Keserakahan adalah akar dari yang tidak bermanfaat; kebencian adalah akar dari yang tidak bermanfaat; kebodohan adalah akar dari yang tidak bermanfaat. Ini disebut dengan akar dari yang tidak bermanfaat.
...

Quote...
''Yato kho, āvuso, ariyasāvako akusalañca pajānāti, akusalamūlañca pajānāti, kusalañca pajānāti, kusalamūlañca pajānāti – ettāvatāpi kho, āvuso, ariyasāvako sammādiṭṭhi hoti, ujugatāssa diṭṭhi, dhamme aveccappasādena samannāgato, āgato imaṃ saddhammaṃ. Katamaṃ panāvuso, akusalaṃ, katamaṃ akusalamūlaṃ, katamaṃ kusalaṃ, katamaṃ kusalamūlaṃ? Pāṇātipāto kho, āvuso, akusalaṃ, adinnādānaṃ akusalaṃ, kāmesumicchācāro akusalaṃ, musāvādo akusalaṃ, pisuṇā vācā [pisuṇavācā (ka.)] akusalaṃ, pharusā vācā [pharusavācā (ka.)] akusalaṃ, samphappalāpo akusalaṃ, abhijjhā akusalaṃ, byāpādo akusalaṃ, micchādiṭṭhi akusalaṃ – idaṃ vuccatāvuso akusalaṃ. Katamañcāvuso, akusalamūlaṃ? Lobho akusalamūlaṃ, doso akusalamūlaṃ, moho akusalamūlaṃ – idaṃ vuccatāvuso, akusalamūlaṃ.
...

yah tentunya hubungan seks itu adalah pemuasan nafsu inderawi. Tapi apakah itu yg dimaksud salah? Saya belum ketemu definisinya.
note: disini ada perbedaan terjemahan kamesu itu, ada yg berpendapat sexual ada yg sensual.

tapi kalau kita melihat dari AN 8.39: Abhisanda Sutta, kebetulan ini terjemahannya sexual bukan sensual, tapi kita ambil lanjutannya.

Quote"Furthermore, abandoning illicit sex, the disciple of the noble ones abstains from illicit sex. In doing so, he gives freedom from danger, freedom from animosity, freedom from oppression to limitless numbers of beings. In giving freedom from danger, freedom from animosity, freedom from oppression to limitless numbers of beings, he gains a share in limitless freedom from danger, freedom from animosity, and freedom from oppression. This is the third gift, the third great gift... and this is the sixth reward of merit...

mungkin itu kata kunci batasan antara wrong dan tidak kali. :)
There is no place like 127.0.0.1