Question about Teaching of J35U5 from Cath0lic view

Started by joemarselo, 31 May 2010, 11:36:43 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

CHANGE

Quote from: joemarselo on 11 June 2010, 03:31:47 PM


terakhir, peristiwa tragedi kemanusiaan; saya percaya ada bagian Rencana Tuhan disitu. Entah seberapa besar, entah seberapa kecil.


Salut, anda berani menjawabnya dan ini yang membuat saya tercengang. Saya cukup terkesan dengan anda. Karena jarang ada yang berani menjawabnya. Dan biasanya didiamkan saja dan dialihkan dan jika harus dijawab maka jawabannya adalah salah satu atau gabungan dari 6 butir yang diatas.

Karena jawaban ini memberikan kesan dan image bahwa KONSEP tuhan tersebut adalah sadis, kejam, tidak berperi kemanusiaan, menyalahkan kekuasaannya, dll serta tidak sesuai dengan konsep AJARAN KASIH. Karena pengertian Hakikat Kasih Yang Universal adalah tidak ada kebencian dan keserakahan yang menjadi asal muasal semua peristiwa tragedi kemanusiaan.

Inilah salah satu sebab mengapa saya harus katakan bahwa agama adalah membicarakan KECOCOKAN, bukan siapa yang paling hebat. Saya TIDAK COCOK dengan agama A, karena pertanyaan-pertanyaan  ini yang menjadi salah satu alasan saya untuk menentukan PILIHAN. Jika anda sendiri cukup puas dengan pola pandang anda. Maka jalanilah sebaik-baiknya. Intinya adalah bahwa ajaran tersebut HARUS memberikan MANFAAT untuk diri sendiri dan orang lain. 

bersambung...

CHANGE

Quote from: joemarselo on 11 June 2010, 03:31:47 PM


bagi saya, sebenarnya ini hanya bagian sepele, mengenai 'rencana'. entah apa yang salah, mengapa bisa jadi panjang banget yah ...

but anyway ... thanx all. thanx Change.

Sangat sederhana, karena kita memang berbeda sudut pandang ( Pikiran Yang Terkonsep ) mengenai ajaran, dan perlu anda ketahui agama samawi sangat berbeda dengan Buddhism. Jika anda menggunakan sudut pandang agama anda untuk melihat Buddhism, maka hanya satu jawaban yakni " Kosong ". Dan inilah debat kusir yang tidak berujung, sama seperti garis sejajar.

Untuk menumbuhkan suatu KEYAKINAN YANG TERANG ( saddha ), kita harus melalui proses sederhana ini dan inilah pendapat saya :
1.   Mengetahui.
2.   Memahami dan Mengerti
3.   Mengalami atau Pengalaman Diri Sendiri.
4.   Proses tersebut telah memberi manfaat untuk diri sendiri.
5.   Proses tersebut telah memberi manfaat untuk orang lain atau minimal tidak merugikan orang lain.
6.   Kepercayaan atau PERCAYA otomatis timbul dengan sendirinya dan TANPA PAKSAAN setelah melalui proses 1 s/d 5.

Contoh yang sangat sederhana, salah satu actor terkenal Keenu Reeves ( pemeran Matrix ) ketika pertama kali tertarik dengan dengan Buddhism, sang guru berpesan. " Jangan percaya apapun yang saya ajarkan, tetapi rasakan, kunyah dan UJI KEBENARANNYA, seperti Tukang Emas menguji KEMURNIAN EMAS. Dan memang seharusnya demikian, jika kita menganggap diri sendiri sebagai manusia yang intelektual, rasional dan analis. Inilah ajaran EHIPASSIKO ( datang, lihat dan buktikan ).

Jika suatu hari dengan guru ahli Buddhism mengatakan kepada sesorang, bahwa anda harus PERCAYA SAJA apa yang diajarkan Buddha. Maka hanya satu kata anda harus menolaknya. Inilah salah satu bentuk KEUNIKAN Buddhism. Bahwa DALAM BUDDHISM TIDAK ADA KEPERCAYAAN MEMBABI BUTA. Dan inilah perbedaan terbesar sudut pandang kita. Umat Buddhis diharapkan bersikap KRITIS. Dan jangan heran kenapa saya juga bersikap kritis walaupun hanya kata " rencana ".

Inilah perbedaan yang sangat signifikan antara agama samawi dengan Buddhism. Bahwa seseorang yang ingin" MENGETAHUI " Buddhism sebelum memasuki tahap " MEMAHAMI DAN MENGERTI". Maka yang harus dilakukan hanya dengan satu kata yang perlu ditonjolkan yaitu " KEBERANIAN " .

Yakni keberanian untuk melepaskan dan menaruh kesisi lain semua doktrin, dogma, pola pandang yang telah terkonsep pada diri sendiri untuk sementara waktu. Kemudian memasuki tahap yang sangat awal yakni " MENGETAHUI " Buddhism.

KUNCI KEBERANIAN selalu dipegang oleh diri sendiri. Berarti untuk membuka tergantung diri sendiri.

Terima Kasih telah Berdiskusi dengan santai, dan  saya juga mengucapkan " Selamat bergabung dalam forum Buddhis " :)
   

_/\_

joemarselo

Bro Change yang berbahagia ... dan rekan-rekan sekalian

Ini yang saya hargai dari kamu semua disini, karena straight-forward, tanpa berbelit-belit. Dengan terus terang, pembahasan menjadi sangat berkualitas, dan bukan political sight. Dan saya menghargai hal ini.
Demikian juga keterus-terangan membuat saya belajar untuk memahami. Memahami pendapat rekan diskusi, dan mencoba memahami pelan-pelan tentang Buddhism.

QuoteSalut, anda berani menjawabnya dan ini yang membuat saya tercengang. Saya cukup terkesan dengan anda. Karena jarang ada yang berani menjawabnya. Dan biasanya didiamkan saja dan dialihkan dan jika harus dijawab maka jawabannya adalah salah satu atau gabungan dari 6 butir yang diatas.

Karena jawaban ini memberikan kesan dan image bahwa KONSEP tuhan tersebut adalah sadis, kejam, tidak berperi kemanusiaan, menyalahkan kekuasaannya, dll serta tidak sesuai dengan konsep AJARAN KASIH. Karena pengertian Hakikat Kasih Yang Universal adalah tidak ada kebencian dan keserakahan yang menjadi asal muasal semua peristiwa tragedi kemanusiaan.

Saya coba merumuskan ulang, pemahaman yang mungkin bias mengenai penderitaan, atau kejahatan dan sejenisnya.

Manusia, sejak mula diciptakan telah diberi kehendak bebas. Singkatnya dan gampangnya bahwa kehendak bebas ini benar-benar bebas dan bisa dipergunakan semau-maunya oleh manusia. Artinya, dengan kehendak bebasnya, manusia bisa saja berkehendak apapun, dan berusaha menjalankannya.

Tuhan, adalah Pribadi yang Maha Kasih, yang telah memberi manusia tuntunan dan ajaran dalam memakai kehendak bebasnya dalam hidup manusia. Sejak jaman dahulu sekali, hingga sekarang, dan hingga nanti, dan seterusnya, Tuhan selalu memberikan ajaran-ajaran Kebenaran dan Keselamatan, lewat siapapun, dengan cara apapun dan sampai kapanpun. Sehingga dengan demikian manusia bisa selalu memperoleh pengajaran untuk bertanggung jawab dlm menggunakan kehendak bebasnya. Tuhan telah memberikan nabi-nabi, Y3sus Kr1stus, Kitab Suci, orang-orang benar, hati nurani dalam diri setiap manusia, dan Roh Kudus.
Tuhan juga mengasihi manusia dengan memberikan berkat yang berlimpah, dan Cuma-Cuma kepada manusia, seperti akal budi, pengalaman, pembelajaran, ketrampilan, fisik (jika ada), dsb dsb. Ada manusia yang mengolahnya hingga bertumbuh baik dan berkembang, ada pula yang membiarkannya.

Manusia perlu untuk tumbuh dan berkembang untuk dewasa secara rohani / spiritual. Dengan hidup dalam Kebenaran dan Keselamatan seperti ajaran Tuhan, manusia akan lama-lama ter-asah dan terbentuk untuk hidup berbuah, berbuah bagi diri sendiri, berbuah bagi sesama, dan bagi dunia. Artinya, manusia yang hidup dalam Tuhan, perlu untuk menjadi terang bagi sesama.
Lebih daripada itu, manusia juga bertanggung jawab terhadap manusia lainnya untuk selalu mewartakan Kebenaran dan Keselamatan. Manusia diminta oleh Tuhan untuk peduli dan "menjaga" sesamanya yang tersesat.

Selanjutnya, manusia itu ternyata tidak semuanya menggunakan kehendak bebasnya secara bertanggung jawab. Ada manusia yang terlah ter-racuni sedemikian hebatnya oleh ketamakan akan kekuasaan, harta, kebencian, percabulan, iri hati, dendam, permusuhan, dsb dsb. Hingga dalam hidupnya, manusia ini tidak mencerminkan kasih Tuhan, tidak mencerminkan Kebenaran dan tidak membawa Keselamatan.
Setiap tindakan pasti memiliki konsekuensi. Tindakan2 dari manusia2 yg tersesat ini pasti juga menimbulkan akibat bagi diri sendiri, dan juga sesama manusia lain. Akibat-akibat itu berarti penderitaan, kesusahan, kesedihan, dan sebagainya, yang menimpa manusia lain.
Manusia yang tersesat ini ada juga yang sudah bertumbuh dan berkembang sedemikian kuatnya, atau hebatnya, hingga mengakibatkan hal-hal yang besar pula bagi manusia lain.

Di dalam  Tuhan, semua manusia itu sederajat. Di dalam Tuhan semua manusia itu dikasihi oleh Nya.
Kita tidak bisa berpikir untuk menarik garis tengah, yang kiri diisi semua orang jahat, dikanan diisi semua orang baik. Lalu bagian kiri dienyahkan saja ... TIDAK BISA begitu.
Sebab Tuhan mengasihi manusia apa adanya. Manusia jahat dikasihi oleh Tuhan, sebab ia bisa BERTOBAT dan KEMBALI KE JALAN TUHAN. Manusia baik dikasihi Tuhan, agar ia berkarya dalam hidupnya dibumi mewartakan Kebenaran dan Keselamatan, dsb.

Bagian Tuhan, Tuhan telah menetapkan semuanya dalam hukum-hukum-Nya. Hukum Alam, hukum manusia di dunia, dan segala keilmuan yang berlangsung di dunia ini.
Manusia tidak bisa selalu meminta intervensi Tuhan dalam urusan manusia di bumi. Sebab manusia perlu bertumbuh untuk menjadi dewasa dalam rohani

Justru disitulah peran manusia dalam kebersamaan-nya untuk saling menjaga, saling memperhatikan, dan berjalan bersama-sama saling menguatkan dalam Jalan Tuhan, jalan Kebenaran dan jalan Keselamatan.

. . . . . .

Wah ... kepanjangan nih ... tp gpp lah, toh kita tidak terburu-turu, dan santai-santai aja.

Saya setuju dan sepenuhnya sependapat dengan poin yg bro Change tulis:
QuoteKarena pengertian Hakikat Kasih Yang Universal adalah tidak ada kebencian dan keserakahan yang menjadi asal muasal semua peristiwa tragedi kemanusiaan.
QuoteIntinya adalah bahwa ajaran tersebut HARUS memberikan MANFAAT untuk diri sendiri dan orang lain.

Sebenarnya saya ingin menutup thread ini, karena sudah cukup panjang. Apalagi, saya perlu cuti beberapa minggu untuk perjalanan tugas.

Anyway, I thank you all for this exciting, amazing, and interesting experience to share ideas in this forum. You are all great !

Salam ...
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
peace yo!
jm

CHANGE

Quote from: joemarselo on 14 June 2010, 05:45:00 PM
Bro Change yang berbahagia ... dan rekan-rekan sekalian

Ini yang saya hargai dari kamu semua disini, karena straight-forward, tanpa berbelit-belit. Dengan terus terang, pembahasan menjadi sangat berkualitas, dan bukan political sight. Dan saya menghargai hal ini.
Demikian juga keterus-terangan membuat saya belajar untuk memahami. Memahami pendapat rekan diskusi, dan mencoba memahami pelan-pelan tentang Buddhism.

QuoteSalut, anda berani menjawabnya dan ini yang membuat saya tercengang. Saya cukup terkesan dengan anda. Karena jarang ada yang berani menjawabnya. Dan biasanya didiamkan saja dan dialihkan dan jika harus dijawab maka jawabannya adalah salah satu atau gabungan dari 6 butir yang diatas.

Karena jawaban ini memberikan kesan dan image bahwa KONSEP tuhan tersebut adalah sadis, kejam, tidak berperi kemanusiaan, menyalahkan kekuasaannya, dll serta tidak sesuai dengan konsep AJARAN KASIH. Karena pengertian Hakikat Kasih Yang Universal adalah tidak ada kebencian dan keserakahan yang menjadi asal muasal semua peristiwa tragedi kemanusiaan.

Saya coba merumuskan ulang, pemahaman yang mungkin bias mengenai penderitaan, atau kejahatan dan sejenisnya.

Manusia, sejak mula diciptakan telah diberi kehendak bebas. Singkatnya dan gampangnya bahwa kehendak bebas ini benar-benar bebas dan bisa dipergunakan semau-maunya oleh manusia. Artinya, dengan kehendak bebasnya, manusia bisa saja berkehendak apapun, dan berusaha menjalankannya.

Tuhan, adalah Pribadi yang Maha Kasih, yang telah memberi manusia tuntunan dan ajaran dalam memakai kehendak bebasnya dalam hidup manusia. Sejak jaman dahulu sekali, hingga sekarang, dan hingga nanti, dan seterusnya, Tuhan selalu memberikan ajaran-ajaran Kebenaran dan Keselamatan, lewat siapapun, dengan cara apapun dan sampai kapanpun. Sehingga dengan demikian manusia bisa selalu memperoleh pengajaran untuk bertanggung jawab dlm menggunakan kehendak bebasnya. Tuhan telah memberikan nabi-nabi, Y3sus Kr1stus, Kitab Suci, orang-orang benar, hati nurani dalam diri setiap manusia, dan Roh Kudus.
Tuhan juga mengasihi manusia dengan memberikan berkat yang berlimpah, dan Cuma-Cuma kepada manusia, seperti akal budi, pengalaman, pembelajaran, ketrampilan, fisik (jika ada), dsb dsb. Ada manusia yang mengolahnya hingga bertumbuh baik dan berkembang, ada pula yang membiarkannya.

Manusia perlu untuk tumbuh dan berkembang untuk dewasa secara rohani / spiritual. Dengan hidup dalam Kebenaran dan Keselamatan seperti ajaran Tuhan, manusia akan lama-lama ter-asah dan terbentuk untuk hidup berbuah, berbuah bagi diri sendiri, berbuah bagi sesama, dan bagi dunia. Artinya, manusia yang hidup dalam Tuhan, perlu untuk menjadi terang bagi sesama.
Lebih daripada itu, manusia juga bertanggung jawab terhadap manusia lainnya untuk selalu mewartakan Kebenaran dan Keselamatan. Manusia diminta oleh Tuhan untuk peduli dan "menjaga" sesamanya yang tersesat.

Selanjutnya, manusia itu ternyata tidak semuanya menggunakan kehendak bebasnya secara bertanggung jawab. Ada manusia yang terlah ter-racuni sedemikian hebatnya oleh ketamakan akan kekuasaan, harta, kebencian, percabulan, iri hati, dendam, permusuhan, dsb dsb. Hingga dalam hidupnya, manusia ini tidak mencerminkan kasih Tuhan, tidak mencerminkan Kebenaran dan tidak membawa Keselamatan.
Setiap tindakan pasti memiliki konsekuensi. Tindakan2 dari manusia2 yg tersesat ini pasti juga menimbulkan akibat bagi diri sendiri, dan juga sesama manusia lain. Akibat-akibat itu berarti penderitaan, kesusahan, kesedihan, dan sebagainya, yang menimpa manusia lain.
Manusia yang tersesat ini ada juga yang sudah bertumbuh dan berkembang sedemikian kuatnya, atau hebatnya, hingga mengakibatkan hal-hal yang besar pula bagi manusia lain.



Jika konsep dari Kehendak Bebas model ini diterapkan, berarti konsep ini menunjukkan ke Tidak Sempurnaan dari Maha Pencipta .
Karena Kesempurnaan tidak mungkin menciptakan ketidak sempurnaan. Dan sejujurnya saya bertanya, seandainya anda sebagai korban  dalam peristiwa tragedy kemanusiaan, maka apakah adil jika diberikan kehendak bebas untuk menghadapi penderitaan tersebut ? ( dan anda pasti mati dalam peristiwa tragedy ini )

Dan pertanyaan paling penting " Kenapa saya diciptakan, apakah masih bermanfaat Kehendak Bebas yang diberikan pada situasi tragedy kemanusiaan ?

Mungkin pertanyaan manusia ( dengan memegang Konsep tuhan ) yang emosional adalah " Siapa yang mengizinkan Mu untuk menciptakan saya ?

Coba perhatikan cerita Kehendak Bebas yang muncul dari cerita perang yang disampaikan dalam kisah ini

KEPASTIAN PADA MATA UANG

Jendral Jepang termasyhur, Nobunaga, memutuskan untuk menyerang, meskipun jumlah prajuritnya hanya sepersepuluh dari jumlah prajurit musuh. Ia yakin bahwa ia akan menang, tetapi para prajuritnya merasa sangsi.

Dalam perjalanan menuju peperangan, mereka berhenti di sebuah kuil Shinto. Sesudah berdoa di dalam kuil, Nobunaga keluar dan berkata: 'Sekarang, aku akan melemparkan mata uang. Jika gambar kepala yang kelihatan, kita akan menang. Kalau angka yang kelihatan, kita akan kalah.

Nasib akan terungkap sekarang.'

Ia melempar mata uang. Tampak gambar kepala. Para prajurit begitu bersemangat maju perang, hingga mereka menang dengan mudah.

Hari berikutnya seorang ajudan berkata kepada Nobunaga: 'Tak seorang pun dapat rnengubah nasib yang sudah ditakdirkan untuknya.' 'Memang betul,' kata Nobunaga, sambil menunjukkan mata uang rangkap, yang kedua sisinya bergambar kepala. ( yang telah diakali sebelumnya untuk membangkitkan semangat perajurit )

Kekuatan doa? Kekuatan takdir? Ataukah kekuatan iman yang yakin bahwa sesuatu akan terjadi?

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994

Apakah cerita ini menunjukkan Kehendak Bebas yang diberikan oleh Konsep Tuhan ? Atau merupakan kemampuan individu dari proses sebab akibat dan tanpa campur tangan Konsep ?

CHANGE

Quote from: joemarselo on 14 June 2010, 05:45:00 PM
Bro Change yang berbahagia ... dan rekan-rekan sekalian


Di dalam  Tuhan, semua manusia itu sederajat. Di dalam Tuhan semua manusia itu dikasihi oleh Nya.
Kita tidak bisa berpikir untuk menarik garis tengah, yang kiri diisi semua orang jahat, dikanan diisi semua orang baik. Lalu bagian kiri dienyahkan saja ... TIDAK BISA begitu.
Sebab Tuhan mengasihi manusia apa adanya. Manusia jahat dikasihi oleh Tuhan, sebab ia bisa BERTOBAT dan KEMBALI KE JALAN TUHAN. Manusia baik dikasihi Tuhan, agar ia berkarya dalam hidupnya dibumi mewartakan Kebenaran dan Keselamatan, dsb.

Bagian Tuhan, Tuhan telah menetapkan semuanya dalam hukum-hukum-Nya. Hukum Alam, hukum manusia di dunia, dan segala keilmuan yang berlangsung di dunia ini.
Manusia tidak bisa selalu meminta intervensi Tuhan dalam urusan manusia di bumi. Sebab manusia perlu bertumbuh untuk menjadi dewasa dalam rohani

Justru disitulah peran manusia dalam kebersamaan-nya untuk saling menjaga, saling memperhatikan, dan berjalan bersama-sama saling menguatkan dalam Jalan Tuhan, jalan Kebenaran dan jalan Keselamatan.

. . . . . .

Wah ... kepanjangan nih ... tp gpp lah, toh kita tidak terburu-turu, dan santai-santai aja.

Saya setuju dan sepenuhnya sependapat dengan poin yg bro Change tulis:
QuoteKarena pengertian Hakikat Kasih Yang Universal adalah tidak ada kebencian dan keserakahan yang menjadi asal muasal semua peristiwa tragedi kemanusiaan.
QuoteIntinya adalah bahwa ajaran tersebut HARUS memberikan MANFAAT untuk diri sendiri dan orang lain.

Sebenarnya saya ingin menutup thread ini, karena sudah cukup panjang. Apalagi, saya perlu cuti beberapa minggu untuk perjalanan tugas.

Anyway, I thank you all for this exciting, amazing, and interesting experience to share ideas in this forum. You are all great !

Salam ...

Untuk tanggapan  ini saya memberikan 3 artikel untuk perenungan saja.

SANG GURU TIDAK TAHU

Seorang pencari kebijaksanaan menghampiri seorang murid dan bertanya dengan penuh hormat:
'Apa makna hidup manusia?'

Murid itu lalu mempelajari tulisan Gurunya dan dengan yakin menjawab dengan kata-kata sang

Guru sendiri: 'Hidup manusia tidak lain daripada ungkapan kelimpahan Tuhan.'
Ketika pencari kebijaksanaan itu bertemu dengan sang Guru sendiri, ia mengajukan pertanyaan yang sama. Sang Guru menjawab: 'Aku tidak tahu.'

Pencari kebijaksanaan berkata: 'Aku tidak tahu.' Hal itu menandakan kejujuran. Sang Guru berkata: 'Aku tidak tahu.' Hal itu menandakan pemikiran mistik, yang mengetahui segala sesuatu dengan cara tidak mengetahuinya. Murid berkata: 'Aku tahu.' Hal itu menandakan kebodohan dalam bentuk pengetahuan pinjaman.

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994
. . . . . .

TELUR EMAS

Bacaan dari sebuah kitab suci:

Inilah sabda dan Yang Mahatinggi:

Pada jaman dahulukala adalah seekor angsa yang setiap hari bertelur sebutir telur emas. Isteri petani yang memllik angsa itu sangat gembira karena telur-telur itu membuatnya kaya-raya. Namun ia seorang wanita yang loba. Ia tidak dapat menunggu dengan sabar sebutir telur sehari. Ia bermaksud menyembelih angsa itu dan sekaligus mendapatkan semua telurnya. Maka akhirnya ia menyembelih angsa itu. Namun yang didapatkannya tidak lain daripada telur setengah jadi dan angsa mati yang tidak dapat bertelur lagi.

Demikianlah sabda dari Yang Mahatinggi:

Seorang ateis yang mendengar kisah dari kitab suci ini mencemooh: 'Dongeng seperti itu kau namakan sabda dari Yang Mahatinggi. Masakan seekor angsa bertelur emas! Nah terbukti. berapa jauh seseorang dapat percaya akan apa yang disebut Tuhan Yang Mahatinggi.'

Seorang cendekiawan saleh yang membaca naskah itu menanggapi demikian: 'Tuhan jelas mengatakan kepada kita bahwa dahulu kala ada seekor angsa yang bertelur emas. Jika Tuhan mengatakan hal ini, tentulah harus benar-benar terjadi, meskipun tampaknya sulit diterima oleh akal sehat manusia. Penyelidikan arkeologi samar-samar menunjukkan, bahwa dalam sejarah kuno sungguh pernah hidup seekor angsa ajaib yang betul-betul bertelur emas.' Nah, orang akan bertanya, dan masuk akal bertanya demikian: 'Bagaimana mungkin sebutir telur tanpa kehilangan sifat telurnya, sekaligus terdiri dari emas?' Hal ini tentu saja tidak dapat dijawab. Berbagai macam mazhab berusaha menafsirkannya dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi yang pada akhirnya dituntut adalah iman kuat terhadap rahasia yang menakjubkan bagi akal budi manusia ini.

Bahkan ada seorang pengkhotbah yang sesudah membaca kisah itu menjelajah semua kota dan desa. Tak bosan-bosannya ia mendesak orang supaya percaya, bahwa Tuhan pernah menciptakan telur-telur emas pada suatu saat dalam sejarah manusia.

Bukankah lebih berguna, jika ia menggunakan waktunya untuk mengajar orang TENTANG BURUKNYA SIFAT TAMAK daripada untuk mengembangkan kepercayaan akan telur emas? Sebab, bukankah jauh lebih penting melakukan kehendak Bapa Yang ada di surga daripada hanya menyebut-nyebut 'Tuhan, Tuhan!'

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994

Dan ada satu hal yang menarik mengenai perbandingan Kepercayaan Membabi buta dengan keyakinan yang terang

MEMPERCAYAI KELEDAI

Seorang tetangga datang untuk meminjam keledai Nasruddin.

"Keledai sedang dipinjam," kata Nasruddin.

Pada  saat  itu  binatang  itu  meringkik  dari  kandangnya.

"Tetapi saya dengar ringkikannya," kata tetangga itu. 

"Jadi siapa yang kaupercaya, keledai atau saya?"

(DOA  SANG  KATAK 1, Anthony de Mello, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)


******************

Terima Kasih atas kesediaan anda memberikan tanggapan atas pertanyaan saya,  senang berdiskusi dengan anda, dan semoga perjalanan dinas anda selalu lancar dan semoga sukses selalu menyertai anda.

_/\_