HAM di tibet, waktu dipemerintahi Dalai

Started by Nagaratana, 10 February 2010, 11:29:58 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Quote from: ryu on 13 February 2010, 01:00:49 PM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 12:02:35 PM
Quote from: The Ronald on 13 February 2010, 11:21:20 AM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?


menurut mu?

btw, baca dari awal dunk:P pembahasannya dah jauh... masa harus balik ke awal lagi

Jawab dulu dong bagaimana menurutmu? Pembahasan apa? Yang ini?

QuoteBenar atau tidak di tantra ada ritual meminum minuman keras atau darah dari tengkorak manusia?

Jikalau hal itu terjadi, maka aliran tantra tersebut bukan lah aliran tantra yg selama ini diajarkan dan tdk termasuk dalam Buddhism, bisa saja org mengunakan nama tantra untuk melakukan kejahatan, Dhamma tdk bisa mengontrol manusia, hanya manusia yg bisa mengontrol diri mereka sendiri, Dhamma tdk bisa membuat seorg menjadi bijaksana, hanya manusia yg bisa memahami Dhamma dan mempraktekkan Dhamma menjadi Bijaksana.

maaf saya tak tertarik melayani jawaban tak bermutu berupa tafsiran pribadi, bila memang aliran tantra tidak melakukan hal itu buktikan!!!

Saya sudah mengutip ucapan Prof Miranda Shaw. reply no 42, buktikan bahwa tak ada ritual meminum minuman dari tengkorak manusia !!!

sebenernya gampang mo jawab semua pertanyaan, pokoknya semua yang bagus pasti ajaran Buddha, kalo yang jelek2 pasti bukan ajaran Buddha, gitu loh mas.
Kalo ada ajaran yang "kelihatan jelek" tapi dilakukan Buddha itu upaya kausalya, pokoknya gampang dah jawabnya.

"upaya kausalya" = ?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

truth lover

The truth, and nothing but the truth...

The Ronald

Quote from: ryu on 13 February 2010, 01:00:49 PM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 12:02:35 PM
Quote from: The Ronald on 13 February 2010, 11:21:20 AM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?


menurut mu?

btw, baca dari awal dunk:P pembahasannya dah jauh... masa harus balik ke awal lagi

Jawab dulu dong bagaimana menurutmu? Pembahasan apa? Yang ini?

QuoteBenar atau tidak di tantra ada ritual meminum minuman keras atau darah dari tengkorak manusia?

Jikalau hal itu terjadi, maka aliran tantra tersebut bukan lah aliran tantra yg selama ini diajarkan dan tdk termasuk dalam Buddhism, bisa saja org mengunakan nama tantra untuk melakukan kejahatan, Dhamma tdk bisa mengontrol manusia, hanya manusia yg bisa mengontrol diri mereka sendiri, Dhamma tdk bisa membuat seorg menjadi bijaksana, hanya manusia yg bisa memahami Dhamma dan mempraktekkan Dhamma menjadi Bijaksana.

maaf saya tak tertarik melayani jawaban tak bermutu berupa tafsiran pribadi, bila memang aliran tantra tidak melakukan hal itu buktikan!!!

Saya sudah mengutip ucapan Prof Miranda Shaw. reply no 42, buktikan bahwa tak ada ritual meminum minuman dari tengkorak manusia !!!

sebenernya gampang mo jawab semua pertanyaan, pokoknya semua yang bagus pasti ajaran Buddha, kalo yang jelek2 pasti bukan ajaran Buddha, gitu loh mas.
Kalo ada ajaran yang "kelihatan jelek" tapi dilakukan Buddha itu upaya kausalya, pokoknya gampang dah jawabnya.
wakakaka...  (numpang tawa..yg ngakak)
...

K.K.

Quote from: truth lover on 13 February 2010, 12:54:17 PM
Benar mas kai, tetapi masalahnya hal itu disengaja, coba baca artikel TS dan coba baca reply #7. dimana ada kebutuhan tentu ada suplai, bila sudah memiliki nanti mulai membandingkan hayo mana cangkirmu? adu kuat daya magisnya dengan cangkir milikkku

Kalau untuk mensuplainya, saya pikir itu lain lagi. Nanti ini akan kusut seperti masalah vegetarian di mana ada yang makan, ada yang suplai, padahal yang makan belum tentu menyebabkan pembunuhan.
Dalam Reply # 7 itu yang diberitahukan adalah potensi-potensi dari macam2 tengkorak, tapi tidak dibilang bahwa ada yang sengaja dibunuh untuk diambil menjadi alat ritual, misalnya anak di luar nikah sengaja dibunuh untuk diambil tengkoraknya karena berpotensi.

Tapi saya tertarik dan penasaran tentang cara mendapatkan darah. Kalau tengkorak dari makhluk mati itu cenderung "gampang", kalau darah biasanya dari yang hidup atau yang baru saja mati.



Quote
Quote
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
b]Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?[/b]

Ritual ini sepertinya bukan selalu "harus" tapi bersifat optional, dan untuk mendapatkan "pengetahuan" bukan pencerahan tertinggi.

Dewa-dewa penuh angkara itu kalau tidak salah adalah para Yakkha yang dulu ingin menghancurkan Buddhisme di sana. Namun karena mereka telah sadar, mereka bersumpah untuk melindungi dharma. Angkara murka hanyalah salah satu aspek kehidupan, sama saja mungkin seperti di Theravada ada Vajirapani yang akan mementung orang dengan gada petir jika tetap diam sewaktu ditanya 3x oleh Buddha. Sepertinya tidak bisa dibilang "bukan Buddhisme" hanya karena ada "angkara murka" dalam aspek ajarannya.

dalam tantra ada ajaran yang menjadikan dewa angkara/heruka (wrathful deity) sebagai objek visualisasi, ini saya berikan linknya:

http://en.wikipedia.org/wiki/Wrathful_deities

In Buddhism, wrathful deities are enlightened beings that take on wrathful forms in order to lead sentient beings to enlightenment. They are a notable feature of the iconography of Mahayana Buddhism and of Tibetan Buddhism, and other Vajrayana traditions in particular. A wrathful deity is often an alternative manifestation of a bodhisattva or other normally peaceful figure. True to their name, in Tibetan art, wrathful deities are presented as fearsome, demonic beings adorned with human skulls.

berikut adalah salah satu contohnya:

http://en.wikipedia.org/wiki/Heruka


Thanks buat link-nya. Tapi tetap saya melihat itu tidak bertentangan dengan Ajaran Buddha. Dikatakan "tampilan"-nya itu menakutkan adalah untuk kebaikan orang lain, tapi bukan untuk menempuh cara-cara "menakutkan" untuk menyebarkan dharma. Entahlah kalau itu diartikan lain. Ada makhluk-makhluk yang punya kecenderungan sombong atau memiliki kekuatan bathin luar biasa, biasanya susah kalau dinasihati. Tetapi dengan wujud menakutkan atau melihat sesuatu yang lebih kuat, baru kesombongannya berkurang dan hatinya mulai lunak. Kalau di tradisi Theravada, misalnya ada Brahma yang memiliki kekuatan bathin dan mengatakan tidak perlu belajar dhamma dari Buddha, maka 2 Brahma lainnya (yang mengajak) memperlihatkan kekuatan bathin yang dua kali lebih hebat sehingga sikap tinggi hati Brahma tersebut menghilang dan mau belajar dhamma. Ini salah satu aspek mengajar yang diambil, tetapi tentu saja harus diimbangi dengan kebijaksanaan. Kalau tidak salah, Ekadasamuka Avalokiteshvara, salah satu wajahnya juga adalah wajah murka.


Tekkss Katsuo

Quote from: ryu on 13 February 2010, 01:00:49 PM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 12:02:35 PM
Quote from: The Ronald on 13 February 2010, 11:21:20 AM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?


menurut mu?

btw, baca dari awal dunk:P pembahasannya dah jauh... masa harus balik ke awal lagi

Jawab dulu dong bagaimana menurutmu? Pembahasan apa? Yang ini?

QuoteBenar atau tidak di tantra ada ritual meminum minuman keras atau darah dari tengkorak manusia?

Jikalau hal itu terjadi, maka aliran tantra tersebut bukan lah aliran tantra yg selama ini diajarkan dan tdk termasuk dalam Buddhism, bisa saja org mengunakan nama tantra untuk melakukan kejahatan, Dhamma tdk bisa mengontrol manusia, hanya manusia yg bisa mengontrol diri mereka sendiri, Dhamma tdk bisa membuat seorg menjadi bijaksana, hanya manusia yg bisa memahami Dhamma dan mempraktekkan Dhamma menjadi Bijaksana.

maaf saya tak tertarik melayani jawaban tak bermutu berupa tafsiran pribadi, bila memang aliran tantra tidak melakukan hal itu buktikan!!!

Saya sudah mengutip ucapan Prof Miranda Shaw. reply no 42, buktikan bahwa tak ada ritual meminum minuman dari tengkorak manusia !!!

sebenernya gampang mo jawab semua pertanyaan, pokoknya semua yang bagus pasti ajaran Buddha, kalo yang jelek2 pasti bukan ajaran Buddha, gitu loh mas.
Kalo ada ajaran yang "kelihatan jelek" tapi dilakukan Buddha itu upaya kausalya, pokoknya gampang dah jawabnya.


teganya Truth Lover bilang pernyataan gw tafsiran nga bermutu. tega :(( :(( :(( ..... btw itu bukan tafsiran, tp itu namanya teliti dulu sebelum angkat bicara, liat dari segala sudut pandang. kalo ente sich nampaknya emank sensi ama tantra makanya selalu ingin menjatuhkan,, trus jg ente percaya buta pada pernyataan yg ente terima dari salah seorg yg menulis kisah tentang Dalai Lama yg nampak sangat jahat........ kalo emank pernyataan si penulis benar dan ente jg benar adanya, tentu dalai lama kagak akan bertahan sampai sekarang ini, tentu dia akan mendapat kecaman dari rakyatnya sendiri, dan jg dari masyarakat international, bukan dr ente dan jg si penulisss.. =))
Maaf jika ada kata kata yg salah

truth lover

Quote from: Tekkss Katsuo on 13 February 2010, 03:54:06 PM
Quote from: ryu on 13 February 2010, 01:00:49 PM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 12:02:35 PM
Quote from: The Ronald on 13 February 2010, 11:21:20 AM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?


menurut mu?

btw, baca dari awal dunk:P pembahasannya dah jauh... masa harus balik ke awal lagi

Jawab dulu dong bagaimana menurutmu? Pembahasan apa? Yang ini?

QuoteBenar atau tidak di tantra ada ritual meminum minuman keras atau darah dari tengkorak manusia?

Jikalau hal itu terjadi, maka aliran tantra tersebut bukan lah aliran tantra yg selama ini diajarkan dan tdk termasuk dalam Buddhism, bisa saja org mengunakan nama tantra untuk melakukan kejahatan, Dhamma tdk bisa mengontrol manusia, hanya manusia yg bisa mengontrol diri mereka sendiri, Dhamma tdk bisa membuat seorg menjadi bijaksana, hanya manusia yg bisa memahami Dhamma dan mempraktekkan Dhamma menjadi Bijaksana.

maaf saya tak tertarik melayani jawaban tak bermutu berupa tafsiran pribadi, bila memang aliran tantra tidak melakukan hal itu buktikan!!!

Saya sudah mengutip ucapan Prof Miranda Shaw. reply no 42, buktikan bahwa tak ada ritual meminum minuman dari tengkorak manusia !!!

sebenernya gampang mo jawab semua pertanyaan, pokoknya semua yang bagus pasti ajaran Buddha, kalo yang jelek2 pasti bukan ajaran Buddha, gitu loh mas.
Kalo ada ajaran yang "kelihatan jelek" tapi dilakukan Buddha itu upaya kausalya, pokoknya gampang dah jawabnya.


teganya Truth Lover bilang pernyataan gw tafsiran nga bermutu. tega :(( :(( :(( ..... btw itu bukan tafsiran, tp itu namanya teliti dulu sebelum angkat bicara, liat dari segala sudut pandang. kalo ente sich nampaknya emank sensi ama tantra makanya selalu ingin menjatuhkan,, trus jg ente percaya buta pada pernyataan yg ente terima dari salah seorg yg menulis kisah tentang Dalai Lama yg nampak sangat jahat........ kalo emank pernyataan si penulis benar dan ente jg benar adanya, tentu dalai lama kagak akan bertahan sampai sekarang ini, tentu dia akan mendapat kecaman dari rakyatnya sendiri, dan jg dari masyarakat international, bukan dr ente dan jg si penulisss.. =))
Maaf jika ada kata kata yg salah

teh ronal sama teks katsuo sama ya?   ^-^
The truth, and nothing but the truth...

truth lover

Quote
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 12:54:17 PM
Benar mas kai, tetapi masalahnya hal itu disengaja, coba baca artikel TS dan coba baca reply #7. dimana ada kebutuhan tentu ada suplai, bila sudah memiliki nanti mulai membandingkan hayo mana cangkirmu? adu kuat daya magisnya dengan cangkir milikkku

Kalau untuk mensuplainya, saya pikir itu lain lagi. Nanti ini akan kusut seperti masalah vegetarian di mana ada yang makan, ada yang suplai, padahal yang makan belum tentu menyebabkan pembunuhan.
Dalam Reply # 7 itu yang diberitahukan adalah potensi-potensi dari macam2 tengkorak, tapi tidak dibilang bahwa ada yang sengaja dibunuh untuk diambil menjadi alat ritual, misalnya anak di luar nikah sengaja dibunuh untuk diambil tengkoraknya karena berpotensi.

Tapi saya tertarik dan penasaran tentang cara mendapatkan darah. Kalau tengkorak dari makhluk mati itu cenderung "gampang", kalau darah biasanya dari yang hidup atau yang baru saja mati.

ya saya setuju mas kai, memang belum tentu cara mendapatkannya buruk, tapi yang jelas tengkorak mereka yang mati tragis lebih kuat daya magisnya.
Ya saya juga tertarik mengetahui bagaimana cara mereka memperoleh darah, entah darah manusia atau darah hewan? tidak disebutkan.

Quote
Quote
Quote
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
b]Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?[/b]

Ritual ini sepertinya bukan selalu "harus" tapi bersifat optional, dan untuk mendapatkan "pengetahuan" bukan pencerahan tertinggi.

Dewa-dewa penuh angkara itu kalau tidak salah adalah para Yakkha yang dulu ingin menghancurkan Buddhisme di sana. Namun karena mereka telah sadar, mereka bersumpah untuk melindungi dharma. Angkara murka hanyalah salah satu aspek kehidupan, sama saja mungkin seperti di Theravada ada Vajirapani yang akan mementung orang dengan gada petir jika tetap diam sewaktu ditanya 3x oleh Buddha. Sepertinya tidak bisa dibilang "bukan Buddhisme" hanya karena ada "angkara murka" dalam aspek ajarannya.

dalam tantra ada ajaran yang menjadikan dewa angkara/heruka (wrathful deity) sebagai objek visualisasi, ini saya berikan linknya:

http://en.wikipedia.org/wiki/Wrathful_deities

In Buddhism, wrathful deities are enlightened beings that take on wrathful forms in order to lead sentient beings to enlightenment. They are a notable feature of the iconography of Mahayana Buddhism and of Tibetan Buddhism, and other Vajrayana traditions in particular. A wrathful deity is often an alternative manifestation of a bodhisattva or other normally peaceful figure. True to their name, in Tibetan art, wrathful deities are presented as fearsome, demonic beings adorned with human skulls.

berikut adalah salah satu contohnya:

http://en.wikipedia.org/wiki/Heruka


Thanks buat link-nya. Tapi tetap saya melihat itu tidak bertentangan dengan Ajaran Buddha. Dikatakan "tampilan"-nya itu menakutkan adalah untuk kebaikan orang lain, tapi bukan untuk menempuh cara-cara "menakutkan" untuk menyebarkan dharma. Entahlah kalau itu diartikan lain. Ada makhluk-makhluk yang punya kecenderungan sombong atau memiliki kekuatan bathin luar biasa, biasanya susah kalau dinasihati. Tetapi dengan wujud menakutkan atau melihat sesuatu yang lebih kuat, baru kesombongannya berkurang dan hatinya mulai lunak. Kalau di tradisi Theravada, misalnya ada Brahma yang memiliki kekuatan bathin dan mengatakan tidak perlu belajar dhamma dari Buddha, maka 2 Brahma lainnya (yang mengajak) memperlihatkan kekuatan bathin yang dua kali lebih hebat sehingga sikap tinggi hati Brahma tersebut menghilang dan mau belajar dhamma. Ini salah satu aspek mengajar yang diambil, tetapi tentu saja harus diimbangi dengan kebijaksanaan. Kalau tidak salah, Ekadasamuka Avalokiteshvara, salah satu wajahnya juga adalah wajah murka.

ya saya setuju, mungkin memang caranya menaklukkan mahluk lain demikian, tetapi masalahnya ngapain mereka yang diinisiasi dan yang berrlatih tantra melakukan dengan visualisasi dewa-dewa atau Bodhisatva-Bodhisatva atau Buddha-Buddha yang wajahnya adalah wajah iblis penuh angkara murka?

The truth, and nothing but the truth...

ryu

Quote from: truth lover on 13 February 2010, 05:30:30 PM
Quote
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 12:54:17 PM
Benar mas kai, tetapi masalahnya hal itu disengaja, coba baca artikel TS dan coba baca reply #7. dimana ada kebutuhan tentu ada suplai, bila sudah memiliki nanti mulai membandingkan hayo mana cangkirmu? adu kuat daya magisnya dengan cangkir milikkku

Kalau untuk mensuplainya, saya pikir itu lain lagi. Nanti ini akan kusut seperti masalah vegetarian di mana ada yang makan, ada yang suplai, padahal yang makan belum tentu menyebabkan pembunuhan.
Dalam Reply # 7 itu yang diberitahukan adalah potensi-potensi dari macam2 tengkorak, tapi tidak dibilang bahwa ada yang sengaja dibunuh untuk diambil menjadi alat ritual, misalnya anak di luar nikah sengaja dibunuh untuk diambil tengkoraknya karena berpotensi.

Tapi saya tertarik dan penasaran tentang cara mendapatkan darah. Kalau tengkorak dari makhluk mati itu cenderung "gampang", kalau darah biasanya dari yang hidup atau yang baru saja mati.

ya saya setuju mas kai, memang belum tentu cara mendapatkannya buruk, tapi yang jelas tengkorak mereka yang mati tragis lebih kuat daya magisnya.
Ya saya juga tertarik mengetahui bagaimana cara mereka memperoleh darah, entah darah manusia atau darah hewan? tidak disebutkan.
kalo udah tau trus mau diapain mas? mau membuktikan apa mas? Tantra itu sesat? udah gitu mas langsung mencapai apa mas? keknya percuma deh. gak ada manfaatnya. yang ada malah orang2 jadi membenci mas, malah jadinya menanam karma buruk =))

Quote
Quote
Quote
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
b]Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?[/b]

Ritual ini sepertinya bukan selalu "harus" tapi bersifat optional, dan untuk mendapatkan "pengetahuan" bukan pencerahan tertinggi.

Dewa-dewa penuh angkara itu kalau tidak salah adalah para Yakkha yang dulu ingin menghancurkan Buddhisme di sana. Namun karena mereka telah sadar, mereka bersumpah untuk melindungi dharma. Angkara murka hanyalah salah satu aspek kehidupan, sama saja mungkin seperti di Theravada ada Vajirapani yang akan mementung orang dengan gada petir jika tetap diam sewaktu ditanya 3x oleh Buddha. Sepertinya tidak bisa dibilang "bukan Buddhisme" hanya karena ada "angkara murka" dalam aspek ajarannya.

dalam tantra ada ajaran yang menjadikan dewa angkara/heruka (wrathful deity) sebagai objek visualisasi, ini saya berikan linknya:

http://en.wikipedia.org/wiki/Wrathful_deities

In Buddhism, wrathful deities are enlightened beings that take on wrathful forms in order to lead sentient beings to enlightenment. They are a notable feature of the iconography of Mahayana Buddhism and of Tibetan Buddhism, and other Vajrayana traditions in particular. A wrathful deity is often an alternative manifestation of a bodhisattva or other normally peaceful figure. True to their name, in Tibetan art, wrathful deities are presented as fearsome, demonic beings adorned with human skulls.

berikut adalah salah satu contohnya:

http://en.wikipedia.org/wiki/Heruka


Thanks buat link-nya. Tapi tetap saya melihat itu tidak bertentangan dengan Ajaran Buddha. Dikatakan "tampilan"-nya itu menakutkan adalah untuk kebaikan orang lain, tapi bukan untuk menempuh cara-cara "menakutkan" untuk menyebarkan dharma. Entahlah kalau itu diartikan lain. Ada makhluk-makhluk yang punya kecenderungan sombong atau memiliki kekuatan bathin luar biasa, biasanya susah kalau dinasihati. Tetapi dengan wujud menakutkan atau melihat sesuatu yang lebih kuat, baru kesombongannya berkurang dan hatinya mulai lunak. Kalau di tradisi Theravada, misalnya ada Brahma yang memiliki kekuatan bathin dan mengatakan tidak perlu belajar dhamma dari Buddha, maka 2 Brahma lainnya (yang mengajak) memperlihatkan kekuatan bathin yang dua kali lebih hebat sehingga sikap tinggi hati Brahma tersebut menghilang dan mau belajar dhamma. Ini salah satu aspek mengajar yang diambil, tetapi tentu saja harus diimbangi dengan kebijaksanaan. Kalau tidak salah, Ekadasamuka Avalokiteshvara, salah satu wajahnya juga adalah wajah murka.

ya saya setuju, mungkin memang caranya menaklukkan mahluk lain demikian, tetapi masalahnya ngapain mereka yang diinisiasi dan yang berrlatih tantra melakukan dengan visualisasi dewa-dewa atau Bodhisatva-Bodhisatva atau Buddha-Buddha yang wajahnya adalah wajah iblis penuh angkara murka?
[/quote]
yah kalo dari segi manapun semua bisa dibenarkan, Buddha mahayana khan banyak. bisa saja ada Buddha yang begitu, dan sutranya belum beredar ;D

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

truth lover

Iya benar juga ya mas Ryu,

oleh karena itu saya mau berbuat karma baik untuk menebus dosa, dengan menyebar luaskan keindahan Tantra yang maha tinggi, berikut adalah tujuh inisiasi tantra.

(pssssttt.... rahasia lho..... awas jangan dilatih  tanpa bimbingan guru, nanti akan masuk neraka dalam waktu yang lama)

kalau sudah inisisiasi boleh juga berlatih enam yoga naropa, tapi saya harus ingatkan inisiasi dulu ya?

dan sekalian saya tambah sumpah mahamudra.

selamat berlatih.

http://www.sacred-texts.com/bud/ettt/index.htm

The truth, and nothing but the truth...

Tekkss Katsuo

tekkss katsuo ya tekkss katsuo.. bukan ronald ko Truth Lover  ;D

Wolvie

kok liat artikel ini kaya deja vu ya??

sy pernah liat artikel yang mirip tapi tentang aliran Fa Lun Gong. Gaya2 nulisnya sama.

kayanya ini propaganda buat memfitnah.

jimmykei

Quote from: Tekkss Katsuo on 13 February 2010, 11:44:14 PM
tekkss katsuo ya tekkss katsuo.. bukan ronald ko Truth Lover  ;D

bro tekss,
bukan ko tapi mas lebih tepatnya

Tekkss Katsuo

emanknya dia mas koki, sejenis ikan mas??   ;D  . back to topicccc