HAM di tibet, waktu dipemerintahi Dalai

Started by Nagaratana, 10 February 2010, 11:29:58 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

The Ronald

well kenapa china tidak bisa mencaplok Taiwan?

itu karena taiwan dan china terpisah oleh lautan, dan waktu itu nasionalis lebih kuat di bandingkan komunis dalam hal armada laut, serta senjata nasionalis saat di taiwan mendapat supllai dari amerika...
perang dgn taiwan terjadi koq..kebanyakan perang laut

iya bond jamannya dalai lama 13 ada raja, tp raja di sana bagaikan gubenur jaman skrg
pemerintahan pusatnya di pegang dalai lama

masalah china menyerang tibet, salah satunya gak ingin yg lain memberontak seperti tibet (memerdekakan diri secara sepihak)
makanya dalam kampaye militer china ke tibet saat itu, yakni membebaskan tibet (bagus yah kata2nya).. dari cengkraman pemberontak agar kembali ke motherland (keren juga kata2 nya)

yah mirip2 yg terjadi di indonesia, kek aceh, timtim,
menerka gak serang jawa..
tp mereka serang tentara nkri di sana

begitu juga di tibet, mereka ga invasi ke china daratan, tp mereka menyerang yg loyal terhadap kekasisaran disana

lagian klo ga salah tibet  saat itu otonom, bagaikan negara dalam negara, tp tetap di bawah kaisar

pada saat qing korupsi besar2an di pusat, keknya tibet ga kena imbas langsungnya, soalnya mereka lagi perang lawan inggris, trus tahun 1904 dalai lama 13 lari ke india, akibat invasi inggris

dan akhirnya yg terjadi perang antara china (qing) dan inggris.. mengenai tibet.. sampai tahun 1906 ada perjanjian antara china dan inggris.. masalh tibet, salah 1 pointnya tentara asing tidak boleh di tibet, makanya inggris keluar dari tibet

terus 1908 dalai lama balik ke tibet, dan mulai membentuk pemerintahan baru dan qing ga suka.. makanya terjadi perang lagi
dalai lama lari lagi
nah dalai lama, balik lagi ke tibet setelah qing jatuh (di pusat), tp masih ada sisa2 tentaranya di tibet
ddi situ terjadi perang ...lagi
kli ini dalai lama menang
terus... pemerintah nasionalis..ato komunis sempat menawarkan  dalai lama, untuk kembali ke jabatan sebelumnya..yakni memerintah tibet, tp di bawah china, tp di tolak


...

truth lover

 :outoftopic: topiknya adalah ribuan tahun perbudakan di tibet benar atau tidak?
The truth, and nothing but the truth...

truth lover

Inikah bentuk compassion Buddhist? menggunakan tulang manusia untuk melakukan upacara ritual?

:backtotopic:
The truth, and nothing but the truth...

truth lover

Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?

The truth, and nothing but the truth...

The Ronald

#64
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?


menurut mu?

btw, baca dari awal dunk:P pembahasannya dah jauh... masa harus balik ke awal lagi
...

K.K.

#65
Quote from: bond on 13 February 2010, 10:21:15 AM
Sekalipun memberontak kita harus melihat sebabnya , mengapa? Dynasty qing itu sangat korup(pernah saya tulis). Wajar memberontak..dibelahan dunia manapun itu terjadi. Pernyataan saya diatas adalah tentang Dalai Lama 14 yg ditulis artikel itu.Mengenai Dalai 13 saya tidak tahu bagaimana pemberontakan yang ditempuh, apakah ada pasukan bhikkhu2 juga atau awam. Karena setau saya jaman Dalai Lama 13 ada raja dan ada Dalai lama.
Soal pantas atau tidak adalah relatif. Kita lihat walaupun Dalai Lama membelot, Panchen Lama saat itu malah mendukung China dan menganjurkan Tibet pro-China, bukan pro-kemerdekaan. Dan sungguh menarik jika memang membiarkan publik yang menilai, mengapa media barat kesannya menutup-nutupi bahwa itu adalah pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah (walaupun korup), namun menggunakan kata "China INVASI ke Tibet".


QuoteKenapa china tidak mencaplok Taiwan, karena Taiwan kalau diserang Amerika yang dihadapi(karena Taiwan ada perjanjian khusus dengan Taiwan). Ini membuat China berpikir dua kali bila menyerang Taiwan. Sementara Tibet hanya sebuah negara kecil tidak ada apa2nya dan tidak ada kesepakatan militer dengan negara lain dijamannya.  Dibelahan manapun didunia pasti juga terjadi memerdekakan diri karena suatu alasan diluar itu benar atau tidak. Itulah politik.
:) Bro bond masih berpikir China demikian takut dengan Amerika? Dengan Amerika Latin, Rusia, bahkan Afrika yang sudah condong ke China? Dengan perekonomian Amerika yang sudah hampir hancur total dan perekonomian China yang makin dominan? Kalau saya sih tidak berpikir demikian.

Hanya info saja. China membiarkan Taiwan apa adanya selama Taiwan tidak memerdekakan diri. Ini bukan masalah teritorial, tetapi memang masalah prinsip "Tidak ada dua China".
Dan dilihat dari kedudukan strategisnya, tidak akan terjadi kemenangan bagi Amerika yang begitu jauh jika mempertahankan Taiwan dari China. Info lainnya, Taiwan sendiri sekarang mayoritas mendukung RRC, bahkan Kuomintang (yang dulu pertama kali memisahkan diri sebagai Taiwan) sudah "berdamai" dengan PKC. Mereka melihat bahwa Amerika hanya memanfaatkan Taiwan, terutama agar membeli persenjataan yang sebetulnya tidak diperlukan.
Politik tidaklah pernah sederhana.


Quote
Betul sekali saya setuju. Dinegara manapun biasanya sedikit banyak  akan ada hubungan erat dengan agama mayoritas. Dan biasanya ketika berbicara kearah agama tersebut maka kesempatan menyudutkan dan menjelekan agama tersebut muncul yakni dalam topik ini tibetan buddhism yang identik dengan Tantra Buddhism(artinya ajaran sebenarnya tidak demikian). Padahal ajaran asli belum tentu demikian hanya karena oknumnya saja.
Sama halnya terjadi demonstrasi para Bhikkhu2 myanmar yg memasuki ranah politik juga. Kalau mau di politisasi maka banyak pro dan kontra sehingga menjadi tidak objektif.
Betul, ini adalah politik. Namun karena subjektifitas mayoritas terhadap agama, maka isu agama selalu dimanfaatkan. Edward Gibbon mengatakan: Religion is regarded by the common people as true, by the wise as false, and by the rulers as useful. (Agama dianggap benar oleh orang awam, salah oleh orang bijak, dan bermanfaat oleh para penguasa.)
Bagi saya, seandainya saja Dalai Lama terbukti korup dan lain-lain, itu belum tentu mewakili Buddhisme Tantrayana itu sendiri. Dalai Lama adalah pribadi, Buddhisme adalah ajaran. Itu dua hal yang sama sekali berbeda.


QuoteIni juga alasan mengapa China mati2an mempertahankan Tibet dengan cara apapun
Betul. Dinasti Qing menentukan batas teritorinya berdasarkan titik strategis, maka (sebagian) Tibet termasuk karena itu adalah perbatasan dengan negara lain yang berupa pegunungan. Jika Tibet bukan bagian dari China, maka susah untuk mempertahankan daerah tersebut.


K.K.

Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:11:34 AM
Inikah bentuk compassion Buddhist? menggunakan tulang manusia untuk melakukan upacara ritual?

:backtotopic:

Tulang manusia, jika tidak diambil melalui pembunuhan, maka tidak bertentangan dengan Buddhisme, aliran mana pun.



Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?


Ritual ini sepertinya bukan selalu "harus" tapi bersifat optional, dan untuk mendapatkan "pengetahuan" bukan pencerahan tertinggi.

Dewa-dewa penuh angkara itu kalau tidak salah adalah para Yakkha yang dulu ingin menghancurkan Buddhisme di sana. Namun karena mereka telah sadar, mereka bersumpah untuk melindungi dharma. Angkara murka hanyalah salah satu aspek kehidupan, sama saja mungkin seperti di Theravada ada Vajirapani yang akan mementung orang dengan gada petir jika tetap diam sewaktu ditanya 3x oleh Buddha. Sepertinya tidak bisa dibilang "bukan Buddhisme" hanya karena ada "angkara murka" dalam aspek ajarannya.


bond

Quote
Bro bond masih berpikir China demikian takut dengan Amerika? Dengan Amerika Latin, Rusia, bahkan Afrika yang sudah condong ke China? Dengan perekonomian Amerika yang sudah hampir hancur total dan perekonomian China yang makin dominan? Kalau saya sih tidak berpikir demikian.

Arti takut disini artinya jika benar2 China menyerang Taiwan, maka perang frontal dengan Amerika tidak dihindari bahkan semua sekutu Amrika akan turun tangan yg tergabung dalam NATO. Dan bisa perang nuklir. Karena dua2nya memiliki senjata itu. Itulah yg ditakutkan China bila melakukan agresi militernya diluar menang dan kalah Sehingga sebisa mungkin kekerasan dihindari dengan agresi militer. Karena keduanya pasti rugi diluar siapa yg menang dan kalah. Jadi takut disini bukan berarti tidak berani perang tapi efek dari perang itu, karena kekuatan Nuklir tadi. Taiwan juga takut sebenarnya lawan China walau ada Amrika dibelakangnya. Maka perlakuan Tibet dan Taiwan berbeda. Ini strategy juga.

Quote
Hanya info saja. China membiarkan Taiwan apa adanya selama Taiwan tidak memerdekakan diri. Ini bukan masalah teritorial, tetapi memang masalah prinsip "Tidak ada dua China".
Dan dilihat dari kedudukan strategisnya, tidak akan terjadi kemenangan bagi Amerika yang begitu jauh jika mempertahankan Taiwan dari China. Info lainnya, Taiwan sendiri sekarang mayoritas mendukung RRC, bahkan Kuomintang (yang dulu pertama kali memisahkan diri sebagai Taiwan) sudah "berdamai" dengan PKC. Mereka melihat bahwa Amerika hanya memanfaatkan Taiwan, terutama agar membeli persenjataan yang sebetulnya tidak diperlukan.Politik tidaklah pernah sederhana.

Makanya keduanya saling menahan diri bukan?  Diluar Amerika atau China yg menang, jika mereka berhadapan, perang besar akan tidak bisa dielakan.Dan kemungkinan Amerika menang juga ada. Katakan Amerika kalah mungkin China juga babak belur itu kalau perang beneran yah Kalo masalah Taiwan sekarang sudah mendekat ke PKC. Itulah perjalanan politik yg selalu berubah.

Quote
Betul, ini adalah politik. Namun karena subjektifitas mayoritas terhadap agama, maka isu agama selalu dimanfaatkan. Edward Gibbon mengatakan: Religion is regarded by the common people as true, by the wise as false, and by the rulers as useful. (Agama dianggap benar oleh orang awam, salah oleh orang bijak, dan bermanfaat oleh para penguasa.)
Bagi saya, seandainya saja Dalai Lama terbukti korup dan lain-lain, itu belum tentu mewakili Buddhisme Tantrayana itu sendiri. Dalai Lama adalah pribadi, Buddhisme adalah ajaran. Itu dua hal yang sama sekali berbeda.

Ya setuju. Smoga perbedaan itu bisa dibedakan dengan jelas  ;D

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

bond

Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:08:45 AM
:outoftopic: topiknya adalah ribuan tahun perbudakan di tibet benar atau tidak?


Yg ditulis the Ronald ngak OOT bos  ^-^ Mengalihkan isu aja nih  ^-^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

truth lover

Quote from: The Ronald on 13 February 2010, 11:21:20 AM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?


menurut mu?

btw, baca dari awal dunk:P pembahasannya dah jauh... masa harus balik ke awal lagi

Jawab dulu dong bagaimana menurutmu? Pembahasan apa? Yang ini?

QuoteBenar atau tidak di tantra ada ritual meminum minuman keras atau darah dari tengkorak manusia?

Jikalau hal itu terjadi, maka aliran tantra tersebut bukan lah aliran tantra yg selama ini diajarkan dan tdk termasuk dalam Buddhism, bisa saja org mengunakan nama tantra untuk melakukan kejahatan, Dhamma tdk bisa mengontrol manusia, hanya manusia yg bisa mengontrol diri mereka sendiri, Dhamma tdk bisa membuat seorg menjadi bijaksana, hanya manusia yg bisa memahami Dhamma dan mempraktekkan Dhamma menjadi Bijaksana.

maaf saya tak tertarik melayani jawaban tak bermutu berupa tafsiran pribadi, bila memang aliran tantra tidak melakukan hal itu buktikan!!!

Saya sudah mengutip ucapan Prof Miranda Shaw. reply no 42, buktikan bahwa tak ada ritual meminum minuman dari tengkorak manusia !!!
The truth, and nothing but the truth...

K.K.

Quote from: bond on 13 February 2010, 11:46:43 AM
Quote
Bro bond masih berpikir China demikian takut dengan Amerika? Dengan Amerika Latin, Rusia, bahkan Afrika yang sudah condong ke China? Dengan perekonomian Amerika yang sudah hampir hancur total dan perekonomian China yang makin dominan? Kalau saya sih tidak berpikir demikian.

Arti takut disini artinya jika benar2 China menyerang Taiwan, maka perang frontal dengan Amerika tidak dihindari bahkan semua sekutu Amrika akan turun tangan yg tergabung dalam NATO. Dan bisa perang nuklir. Karena dua2nya memiliki senjata itu. Itulah yg ditakutkan China bila melakukan agresi militernya diluar menang dan kalah Sehingga sebisa mungkin kekerasan dihindari dengan agresi militer. Karena keduanya pasti rugi diluar siapa yg menang dan kalah. Jadi takut disini bukan berarti tidak berani perang tapi efek dari perang itu, karena kekuatan Nuklir tadi. Taiwan juga takut sebenarnya lawan China walau ada Amrika dibelakangnya. Maka perlakuan Tibet dan Taiwan berbeda. Ini strategy juga.

Quote
Hanya info saja. China membiarkan Taiwan apa adanya selama Taiwan tidak memerdekakan diri. Ini bukan masalah teritorial, tetapi memang masalah prinsip "Tidak ada dua China".
Dan dilihat dari kedudukan strategisnya, tidak akan terjadi kemenangan bagi Amerika yang begitu jauh jika mempertahankan Taiwan dari China. Info lainnya, Taiwan sendiri sekarang mayoritas mendukung RRC, bahkan Kuomintang (yang dulu pertama kali memisahkan diri sebagai Taiwan) sudah "berdamai" dengan PKC. Mereka melihat bahwa Amerika hanya memanfaatkan Taiwan, terutama agar membeli persenjataan yang sebetulnya tidak diperlukan.Politik tidaklah pernah sederhana.

Makanya keduanya saling menahan diri bukan?  Diluar Amerika atau China yg menang, jika mereka berhadapan, perang besar akan tidak bisa dielakan.Dan kemungkinan Amerika menang juga ada. Katakan Amerika kalah mungkin China juga babak belur itu kalau perang beneran yah Kalo masalah Taiwan sekarang sudah mendekat ke PKC. Itulah perjalanan politik yg selalu berubah.

China tidak menahan diri. Mereka hanya menyerang jika Taiwan memproklamasikan kemerdekaan. Dan seperti saya bilang, di Taiwan sendiri mayoritas sudah tidak ada yang mendukung kemerdekaan, karena walaupun dianggap "propinsi pemberontak", sebetulnya hubungan rakyat China & Taiwan dari segi sosial, politik, dan ekonomi itu sangat-sangat baik. Maka mereka melihat dorongan memerdekakan diri dari partai "antek Amerika" itu hanya mencari masalah semata.

Dan terlepas dari takut/tidak (karena memang kalau terjadi perang, pasti nuklir tidak terhindarkan bagi pihak yang sudah desperate), Amerika tidak berhak mencampuri urusan intern, sebab China-Taiwan adalah urusan "dalam negeri".  
Setelah Perang Dunia II, Taiwanlah yang mendapatkan hak veto. Tetapi setelah belakangan PBB meminta RRC masuk, China menyatakan hanya ada 1 China, jadi PBB boleh memilih RRC atau Taiwan. Akhirnya PBB memilih RRC, dan hak veto pun jatuh ke tangan RRC karena memang PBB mengakui Taiwan adalah bagian dari China.


bond

Quote from: Kainyn_Kutho on 13 February 2010, 12:08:25 PM
Quote from: bond on 13 February 2010, 11:46:43 AM
Quote
Bro bond masih berpikir China demikian takut dengan Amerika? Dengan Amerika Latin, Rusia, bahkan Afrika yang sudah condong ke China? Dengan perekonomian Amerika yang sudah hampir hancur total dan perekonomian China yang makin dominan? Kalau saya sih tidak berpikir demikian.

Arti takut disini artinya jika benar2 China menyerang Taiwan, maka perang frontal dengan Amerika tidak dihindari bahkan semua sekutu Amrika akan turun tangan yg tergabung dalam NATO. Dan bisa perang nuklir. Karena dua2nya memiliki senjata itu. Itulah yg ditakutkan China bila melakukan agresi militernya diluar menang dan kalah Sehingga sebisa mungkin kekerasan dihindari dengan agresi militer. Karena keduanya pasti rugi diluar siapa yg menang dan kalah. Jadi takut disini bukan berarti tidak berani perang tapi efek dari perang itu, karena kekuatan Nuklir tadi. Taiwan juga takut sebenarnya lawan China walau ada Amrika dibelakangnya. Maka perlakuan Tibet dan Taiwan berbeda. Ini strategy juga.

Quote
Hanya info saja. China membiarkan Taiwan apa adanya selama Taiwan tidak memerdekakan diri. Ini bukan masalah teritorial, tetapi memang masalah prinsip "Tidak ada dua China".
Dan dilihat dari kedudukan strategisnya, tidak akan terjadi kemenangan bagi Amerika yang begitu jauh jika mempertahankan Taiwan dari China. Info lainnya, Taiwan sendiri sekarang mayoritas mendukung RRC, bahkan Kuomintang (yang dulu pertama kali memisahkan diri sebagai Taiwan) sudah "berdamai" dengan PKC. Mereka melihat bahwa Amerika hanya memanfaatkan Taiwan, terutama agar membeli persenjataan yang sebetulnya tidak diperlukan.Politik tidaklah pernah sederhana.

Makanya keduanya saling menahan diri bukan?  Diluar Amerika atau China yg menang, jika mereka berhadapan, perang besar akan tidak bisa dielakan.Dan kemungkinan Amerika menang juga ada. Katakan Amerika kalah mungkin China juga babak belur itu kalau perang beneran yah Kalo masalah Taiwan sekarang sudah mendekat ke PKC. Itulah perjalanan politik yg selalu berubah.

China tidak menahan diri. Mereka hanya menyerang jika Taiwan memproklamasikan kemerdekaan. Dan seperti saya bilang, di Taiwan sendiri mayoritas sudah tidak ada yang mendukung kemerdekaan, karena walaupun dianggap "propinsi pemberontak", sebetulnya hubungan rakyat China & Taiwan dari segi sosial, politik, dan ekonomi itu sangat-sangat baik. Maka mereka melihat dorongan memerdekakan diri dari partai "antek Amerika" itu hanya mencari masalah semata.

Dan terlepas dari takut/tidak (karena memang kalau terjadi perang, pasti nuklir tidak terhindarkan bagi pihak yang sudah desperate), Amerika tidak berhak mencampuri urusan intern, sebab China-Taiwan adalah urusan "dalam negeri". 
Setelah Perang Dunia II, Taiwanlah yang mendapatkan hak veto. Tetapi setelah belakangan PBB meminta RRC masuk, China menyatakan hanya ada 1 China, jadi PBB boleh memilih RRC atau Taiwan. Akhirnya PBB memilih RRC, dan hak veto pun jatuh ke tangan RRC karena memang PBB mengakui Taiwan adalah bagian dari China.



Ok terlepas dari mana yg benar. Anda ada benarnya juga jika dilihat dari perspektif lain   :)
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

K.K.

Quote from: bond on 13 February 2010, 12:11:13 PM
Ok terlepas dari mana yg benar. Anda ada benarnya juga jika dilihat dari perspektif lain   :)

:) Memang bukan masalah yang mana yang benar. Siapa yang "baik/jahat" sebetulnya tidak ada hubungannya dengan kita juga. Jadi tidak ada manfaatnya kita "menjagokan" atau "memusuhi" satu pihak. Kita di sini mempertemukan berbagai pendapat untuk menambah wawasan dan menilai secara objektif.

OK, BTT ke masalah Tibet.

truth lover

#73
Quote
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:11:34 AM
Inikah bentuk compassion Buddhist? menggunakan tulang manusia untuk melakukan upacara ritual?

:backtotopic:

Tulang manusia, jika tidak diambil melalui pembunuhan, maka tidak bertentangan dengan Buddhisme, aliran mana pun.

Benar mas kai, tetapi masalahnya hal itu disengaja, coba baca artikel TS dan coba baca reply #7. dimana ada kebutuhan tentu ada suplai, bila sudah memiliki nanti mulai membandingkan hayo mana cangkirmu? adu kuat daya magisnya dengan cangkir milikkku

Quote
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
b]Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?[/b]

Ritual ini sepertinya bukan selalu "harus" tapi bersifat optional, dan untuk mendapatkan "pengetahuan" bukan pencerahan tertinggi.

Dewa-dewa penuh angkara itu kalau tidak salah adalah para Yakkha yang dulu ingin menghancurkan Buddhisme di sana. Namun karena mereka telah sadar, mereka bersumpah untuk melindungi dharma. Angkara murka hanyalah salah satu aspek kehidupan, sama saja mungkin seperti di Theravada ada Vajirapani yang akan mementung orang dengan gada petir jika tetap diam sewaktu ditanya 3x oleh Buddha. Sepertinya tidak bisa dibilang "bukan Buddhisme" hanya karena ada "angkara murka" dalam aspek ajarannya.

dalam tantra ada ajaran yang menjadikan dewa angkara/heruka (wrathful deity) sebagai objek visualisasi, ini saya berikan linknya:

http://en.wikipedia.org/wiki/Wrathful_deities

In Buddhism, wrathful deities are enlightened beings that take on wrathful forms in order to lead sentient beings to enlightenment. They are a notable feature of the iconography of Mahayana Buddhism and of Tibetan Buddhism, and other Vajrayana traditions in particular. A wrathful deity is often an alternative manifestation of a bodhisattva or other normally peaceful figure. True to their name, in Tibetan art, wrathful deities are presented as fearsome, demonic beings adorned with human skulls.

berikut adalah salah satu contohnya:

http://en.wikipedia.org/wiki/Heruka

The truth, and nothing but the truth...

ryu

Quote from: truth lover on 13 February 2010, 12:02:35 PM
Quote from: The Ronald on 13 February 2010, 11:21:20 AM
Quote from: truth lover on 13 February 2010, 11:16:50 AM
Inikah bentuk pencerahan Buddhist? Haruskah dengan melakukan upacara ritual dan visualisasi dewa-dewa yang penuh angkara murka?

Inikah ajaran Buddha tertinggi?


menurut mu?

btw, baca dari awal dunk:P pembahasannya dah jauh... masa harus balik ke awal lagi

Jawab dulu dong bagaimana menurutmu? Pembahasan apa? Yang ini?

QuoteBenar atau tidak di tantra ada ritual meminum minuman keras atau darah dari tengkorak manusia?

Jikalau hal itu terjadi, maka aliran tantra tersebut bukan lah aliran tantra yg selama ini diajarkan dan tdk termasuk dalam Buddhism, bisa saja org mengunakan nama tantra untuk melakukan kejahatan, Dhamma tdk bisa mengontrol manusia, hanya manusia yg bisa mengontrol diri mereka sendiri, Dhamma tdk bisa membuat seorg menjadi bijaksana, hanya manusia yg bisa memahami Dhamma dan mempraktekkan Dhamma menjadi Bijaksana.

maaf saya tak tertarik melayani jawaban tak bermutu berupa tafsiran pribadi, bila memang aliran tantra tidak melakukan hal itu buktikan!!!

Saya sudah mengutip ucapan Prof Miranda Shaw. reply no 42, buktikan bahwa tak ada ritual meminum minuman dari tengkorak manusia !!!

sebenernya gampang mo jawab semua pertanyaan, pokoknya semua yang bagus pasti ajaran Buddha, kalo yang jelek2 pasti bukan ajaran Buddha, gitu loh mas.
Kalo ada ajaran yang "kelihatan jelek" tapi dilakukan Buddha itu upaya kausalya, pokoknya gampang dah jawabnya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))