//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - 4DMYN

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 29
106
^
^
Mahaguyumu memang jago ngarang sick ....
gak heran .... pengikutnya juga jago pake ilmu tafsir/karangan

Mahaguyumu ngarang cerita yg hebat2 .... ngopi bareng Sang Buddha
napa kamu gak ikut .... bikin karangan .... ngupil bareng dgn mahaguyu  :))  :)) :))

Hahahahahahahahahahahahhahahahahahahhahahahahahaha..........
Anda mau menganggap itu karangan yah urusan anda, toh tidak ada rugi nya bagi saya, say atidak kehilangan apa pun, kalo bagi saya sih pernyataan anda itu yang semuanya ga beda sama kentut. Siapa yang ngajarin sih? Emang Buddha Sakyamuni ngajarin kyk gitu ya? Kalo iya dari Sutra yang mana? Di sini permasalahan utama nya adalah dipertanyakan mengapa begini, begitu, dsb? Kalo udah dan dijelaskan dengan tafsiran, terutama yang berhubungan dengan Vajrayana, ada penanya tertentu yang kemudian akan berusaha untuk memahami. Tetapi ada juga yang bertanya mengenai banyakk hal, namun saat dijelaskan dengan tafsiran untuk memahami hal yang ditanyakan, lalu mengatakan tafsiran = mengarang, kalo yang seperti ini motivasi nya apa ya??? Emang penanya atau pengacau yang memang ga ada kerjaan sehingga mencari kesalahan doang bisa nya?????????

Pantes di sini topik yang dibuat berkepanjangan dan tidak kunjung selesai, baru akan berakhir paling kalo di Lock sama Moderator nya, maklum deh, banyak pengacau  nya

UDah, ah... Gw mah cuma berminat jawab kalo itu penanya emang beneran naya, kalo ga yah anjing menggong - gong khafilah berlalu, deh... Soal nya kalo anjing kan emang bisa nya gonggong terus dan kalo khafilah nya ngeladenin, khafilah nya jadi sama aja kayak anjing, mending diabiarin aja itu anjing ngegonbg - gong kalu udah berlalu toh suara anjing nya udah ga kedengeran lagi... HAHAHAHAHAHAHAHAHA  :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))
Shixiong Vidyadhara,

Tidak apa2 juga diladenin. Biar gonggongan anjingnya semakin keras. Toh yang malu nanti juga anjingnya sendiri. Nanti para pembaca khan bisa menilai mana yang "anjing" mana "kafilah." Yang penting bukti kita kuat. Gw seh ada banyak kitab2 tafsir Buddhis (non LSY). Itu fakta. Ya kalo ngomong di agama Buddha ga ada tafsir ya udah sama aja dengan kentut. Kalo seandainya ada Buddhist Scholar yang baca statemen mereka, ya mereka yang malu sendiri.
wah udah main anjing-anjingan yak
pake ilmu tafsir LSY itu anjing
DC itu kafilah =)) =)) =))

kata-kata anda mencerminkan betapa tinggi "pendidikan" anda , serta betapa "berbudi"-nya anda.

107
Betul Shixiong Vidyadhara,

Warna kepala dan badan sangat mencolok bedanya. Mencurigakan  :-? Secara hukum juga merupakan bukti yang sangat lemah.
iya lagipula foto tersebut, keliatan berbadan kekar, padahal mahaguru cenderung berbadang gemuk.. kalo diajukan ke pengadilan, kira-kira orang yang mengajukan foto ini sebagai bukti bisa ditertawakan ya.. :))

Sampai posting inipun bro 4DMYN gak pernah postingkan foto BOS lagi
kelihatan dadanya tanpa pakaian..........koq bisa tau berbadan gemuk ?
apakah ada siswa nya yg lapor kalau bosnya berbadan gemuk?
pariahina sudah memposting fotonya kan? gue gak perlu repost lagi kan? gue gak kayak loe yang hobi repost..

108
Betul Shixiong Vidyadhara,

Warna kepala dan badan sangat mencolok bedanya. Mencurigakan  :-? Secara hukum juga merupakan bukti yang sangat lemah.
iya lagipula foto tersebut, keliatan berbadan kekar, padahal mahaguru cenderung berbadang gemuk.. kalo diajukan ke pengadilan, kira-kira orang yang mengajukan foto ini sebagai bukti bisa ditertawakan ya.. :))

109
Kang Apsa tidak akan ada salah penafsiran kalo dibaca secara lengkap dari awal. Saya kurang paham apa yang ente maksudkan dari pertanyaan ente? Bisa diperjelas lagi?

saya ingat beberapa hari lalu ada postingan tentang claim lsy..
"tentang ngopi"
mungkin itu sudah dibahas,saya hendak membahas tentang klaim dia secara keseluruhan..
dimana dia mengklaim tentang sakyamuni juga..
saya agak heran kenapa dia suka banget mengklaim tentang sakyamuni,seakan2 hendak menegaskan/menvalidkan diri sendiri.
ditambah dengan kalimat yg dibold yg saya quote tersebut..
dari penafsiran saya,saya merasa dia berusaha menjual diri.
di agama lain,mungkin orang akan menerima dia secara langsung..tapi di agama buddhist,kita diajarkan berpikir kritis..
dan dalam penafsiran saya,saya tidak merasa LSY seseorang yg spesial/patut saya ikuti.
tapi itu pendapat saya,utk bro2 sekalian,pilihan anda andalah yg bisa menentukan sendiri.
beda hal kalau  tentang dalai lama.

saya rasa pertanyaan 4dmin dl sudah terjawab.
sekian utk hari ini...thanks.

sebaliknya saya merasa Mahaguru Lu Sheng Yen ini sosok yang berterus terang.
 kalau berusaha menjual diri, beliau gak akan cerita tentang pertemuannya dengan agama Buddha itu dibantu oleh dewata Taoisme. :)).. tentunya dengan gampang dia menyembunyikan pengalaman pribadinya itu, ganti saja sosok dewata Yao Che Cing Mu dengan dewata Budhisme.
padahal kalau hal itu dilakukannya, hari ini TBSN gak bakalan dituduh aliran gado-gado :)

110
setuju dengan pariahina,
kalau gak ada tafsir menafsir untuk apa guru-guru agama Buddha yang disebutkan pariahina? untuk apa kitab komentar ditulis? kitab milinda panha itu apa bukan tafsiran?


mereka bukan menafsirkan, tapi mereka sudah membuktikan apa yang diajarkan Buddha, kemudian mereka membagikan pengetahuan yang telah mereka buktikan,

bukan menafsirkan.

cara membuktikan ajaran buddha juga sudah jelas, dengan sila samadhi panna, jalan mulia beruas delapan,

ngga perlu di tafsirkan.

aneh.. gak perlu ditafsirkan tapi menulis kitab tafsiran.. gak masuk akal banget sih... :))

111
setuju dengan pariahina,
kalau gak ada tafsir menafsir untuk apa guru-guru agama Buddha yang disebutkan pariahina? untuk apa kitab komentar ditulis? kitab milinda panha itu apa bukan tafsiran?

112
Quote
4. "Mengapa kamu adalah seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha? "
"Karena aku menyadari bahwa semua benda adalah sama di dalam Dharmadhatu. "

ini sih mengenai nilai*, seorang Buddha tidak melihat lebih tinggi atau lebih rendah (ataupun sama) sesuatu dalam artian seorang Buddha tidak membeda2kan.
namun dalam pengenalan objek jelas seorang Buddha masih bisa membedakan mana yg Sariputra mana yg Ananda, mana pria mana wanita, mana Sakyamuni, mana Buddha dari kosmos lain.

Bro 4DMYN,
apakah ketika LSY mengaku bahwa "Sakyamuni adalah saya", ia mengatakannya dalam konteks yg sama seperti Manjushri dalam kutipan di atas?
Demikianlah... karena pencapaian ke-Buddha-an itu bukanlah didapatkan dari belajar , bertumbuh/berkembang. Oleh karena tidak ada yang bertumbuh dan berkembang, bagaimana mungkin ada tingkatan- tingkatan dalam pencapaian jalan menuju ke-Buddha-an?.


apakah anda juga setuju jika dikatakan LSY=batu=pohon=kotoran? tentu dalam konteks di atas juga
bagi saya , tidak setuju, karena saya masih memiliki banyak kekotoran batin, jauh dari kesucian.
Tapi bagi sosok yang sudah mencapai Ke-Buddha-an tidak memiliki tingkatan dan pembedaan lagi , jawabnya: setuju.

113
Quote
4. "Mengapa kamu adalah seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha? "
"Karena aku menyadari bahwa semua benda adalah sama di dalam Dharmadhatu. "

ini sih mengenai nilai*, seorang Buddha tidak melihat lebih tinggi atau lebih rendah (ataupun sama) sesuatu dalam artian seorang Buddha tidak membeda2kan.
namun dalam pengenalan objek jelas seorang Buddha masih bisa membedakan mana yg Sariputra mana yg Ananda, mana pria mana wanita, mana Sakyamuni, mana Buddha dari kosmos lain.

Bro 4DMYN,
apakah ketika LSY mengaku bahwa "Sakyamuni adalah saya", ia mengatakannya dalam konteks yg sama seperti Manjushri dalam kutipan di atas?
Demikianlah... karena pencapaian ke-Buddha-an itu bukanlah didapatkan dari belajar , bertumbuh/berkembang. Oleh karena tidak ada yang bertumbuh dan berkembang, bagaimana mungkin ada tingkatan- tingkatan dalam pencapaian jalan menuju ke-Buddha-an?.


Yang punya skema tingkatan yang sistematis apakah bukan konsep-nya Mahayana ? DASABHUMI BODHISATVA ?
Bodhisatva Tkt 1 - 6 = Bodhisatva biasa
Bodhisatva tkt 7 = Sravaka Buddha
Bodhisatva tkt 10 = annutara Samyaksambuddha

kalau meninjau dari kacamata umat awam  memang dilematis. bila jalan mencapai ke-buddha-an memiliki tingkatan-tingkatan, maka jalan tersebut dapat diibaratkan seorang anak yang sedang belajar di sekolah, mulai dari tingkatan SD-SMP-SMU-Universitas.

Tapi apakah benar jalan menuju ke-Buddha-an adalah belajar seperti di sekolah? apakah sang Buddha mencapai nibbana dengan cara belajar di sekolah? apakah ada pelajaran tentang nibbana  yang diajarkan oleh para dewa selama beliau berada di bawah pohon Boddhi?

Jalan menuju ke-Buddha-an dicapai dengan melenyapkan sesuatu dalam diri (lobha,dosa,moha). bukan dengan menambahkan sesuatu (belajar). Tingkatan-tingkatan bodhisattva itu adalah tingkatan dimana sosok makhluk mencapai kesuciannya (1/2 suci, 1/4 suci, suci sempurna).

karena itu sosok yang masih belum suci sempurna akan memiliki tingkatan-tingkatan tersebut, tapi yang sudah suci sempurna tidak akan memiliki tingkatan apapun lagi.

114
Quote
4. "Mengapa kamu adalah seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha? "
"Karena aku menyadari bahwa semua benda adalah sama di dalam Dharmadhatu. "

ini sih mengenai nilai*, seorang Buddha tidak melihat lebih tinggi atau lebih rendah (ataupun sama) sesuatu dalam artian seorang Buddha tidak membeda2kan.
namun dalam pengenalan objek jelas seorang Buddha masih bisa membedakan mana yg Sariputra mana yg Ananda, mana pria mana wanita, mana Sakyamuni, mana Buddha dari kosmos lain.

Bro 4DMYN,
apakah ketika LSY mengaku bahwa "Sakyamuni adalah saya", ia mengatakannya dalam konteks yg sama seperti Manjushri dalam kutipan di atas?
Demikianlah... karena pencapaian ke-Buddha-an itu bukanlah didapatkan dari belajar , bertumbuh/berkembang. Oleh karena tidak ada yang bertumbuh dan berkembang, bagaimana mungkin ada tingkatan- tingkatan dalam pencapaian jalan menuju ke-Buddha-an?.

115

bagaimana dengan statement berikut ini?

 Sakyamuni Budha berkata semenjak masa lampau bahwa Budha dan insan adalah satu dan sama belaka, bukan dua atau 3 hal yang berbeda. Ia juga berkata bahwa semua insan adalah juga Budha. Manusia adalah Budha. Mereka adalah sejenis dan bukan 2 jenis yang berbeda. 
 Saya mengikuti jejak langkah Sakyamuni Budha dengan seksama dalam mempelajari Budhisme. Begitu dekatnya saya dengan nya sehingga dapat merangkul dan menyatu dengan nya. Kami berdua adalah satu belaka. Saya adalah Sakyamuni. Sakyamuni adalah saya.
"LSY"

Apa makna dari kalimat yg di-bold di atas?

dalam Sutra Pencapaian Kebuddhaan yang tak terbayangkan, Manjushri juga mengatakan hal yang serupa. dimana Manjushri bisa memasuki nibbana, mencapai ke-Buddha-an, dsb dan keluar lagi darinya.


jadi menurut anda Sakyamuni=Manjushri=LSY?
menurut saya seorang Buddha itu dapat berada dalam semua tingkatan tanpa batas. mungkin saja hal itu bisa terjadi.

kutipan:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=11963.0

1. Subhuti bertanya, "Apakah kamu seorang Sravaka, seorang Pratyekabuddha, atau seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha? "
"Aku adalah seorang Sravaka, tetapi pemahamanku tidak datang melalui perkataan orang lain. Aku seorang Pratyekabuddha, tetapi aku tidak melepaskan belas kasihan ataupun takut dengan apa pun. Aku seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha, tetapi aku masih belum meninggalkan ikrar-ikrarku yang semula."

2. Subhuti bertanya, "Mengapa kamu adalah seorang Sravaka?"
"Karena aku menyebabkan makhluk-makhluk mendengarkan Dharma yang belum pernah mereka dengar."
3. "Mengapa kamu adalah seorang Pratyekabuddha? "
"Karena aku sepenuhnya memahami sebab akibat yang saling bergantungan dari semua dharma."

4. "Mengapa kamu adalah seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha? "
"Karena aku menyadari bahwa semua benda adalah sama di dalam Dharmadhatu. "

5. Subhuti bertanya, "Manjusri, dalam tingkat apakah kamu sebenarnya berdiam?"
"Aku berdiam dalam setiap tingkat."
6. Subhuti bertanya, "Mungkinkah bahwa kamu juga berdiam dalam tingkat orang biasa?"
Manjusri berkata, "Aku tentu saja berdiam dalam tingkat orang biasa."
7. Subhuti bertanya, "Dengan sebab mendalam apakah kamu berkata demikian?"
"Aku berkata demikian karena semua dharma adalah sama secara alamiah."
Subhuti bertanya, "Jika semua dharma adalah sama, di manakah dharma seperti tingkat dari para Sravaka, para Pratyekabuddha, para Bodhisattva, dan para Buddha dikembangkan? "
Manjusri menjawab, "Sebagai gambaran, pikirkanlah tentang angkasa kosong di sepuluh arah. Orang-orang mengatakan angkasa sebelah timur, angkasa sebelah selatan, angkasa sebelah barat, angkasa sebelah utara, empat angkasa di antaranya, angkasa sebelah atas, angkasa sebelah bawah, dan seterusnya. Perbedaan ini diucapkan, walaupun angkasa kosong itu sendiri tanpa perbedaan-perbedaan . Dengan cara yang sama, Yang Mulia, tingkat-tingkat yang berbeda dikembangkan di dalam kekosongan dari semua benda, walaupun kekosongan itu sendiri tanpa perbedaan."

8. Subhuti bertanya, "Apakah kamu telah memasuki realisasi Kearahatan dan selamanya terbebas dari samsara?"
"Aku telah memasukinya dan keluar darinya."
Subhuti bertanya, "Mengapa kamu keluar darinya setelah kamu memasukinya? "
Manjusri menjawab, "Yang Mulia, anda harus mengetahui bahwa ini adalah perwujudan dari kebijaksanaan dan kearifan seorang Bodhisattva. Ia sesungguhnya memasuki realisasi Kearahatan dan terbebas dari samsara; kemudian, sebagai cara untuk menyelamatkan makhluk-makhluk, ia keluar dari realisasi itu. Subhuti, misalkan seorang pemanah yang ahli merencanakan untuk melukai musuh bebuyutannya, tetapi, karena salah menyangka putra kesayangannya di dalam hutan sebagai musuh, ia menembakkan panah padanya. Putranya berkata, ‘Aku tidak melakukan kesalahan apa pun. Mengapa ayah ingin melukaiku?’ Seketika itu juga, sang pemanah, yang berlari dengan cepat, mendorong putranya dan menangkap panah itu sebelum ia melukai seseorang. Seorang Bodhisattva adalah seperti ini: untuk melatih dan membimbing para Sravaka dan para Pratyekabuddha, ia memasuki Nirvana; tetapi, ia keluar darinya dan tidak jatuh ke tingkat Sravaka dan Pratyekabuddha. Itulah mengapa tingkat Bodhisattva disebut tingkat Buddha."

9. Subhuti bertanya, "Bagaimana seorang Bodhisattva mencapai tingkat ini?"
Manjusri menjawab, "Jika para Bodhisattva berdiam dalam semua tingkat dan juga tidak berdiam di mana-mana, mereka dapat mencapai tingkat ini."
"Jika mereka dapat mengajar pada semua tingkat tetapi tidak berdiam di tingkat yang lebih rendah, mereka dapat mencapai tingkat Buddha ini."
"Jika mereka menjalankan praktek dengan tujuan mengakhiri penderitaan semua makhluk, tetapi menyadari tidak ada akhir di dalam Dharmadhatu; jika mereka berdiam di dalam yang tidak berkondisi, tetapi melakukan perbuatan-perbuatan yang berkondisi; jika mereka tetap berada dalam samsara, tetapi menganggapnya sebagai sebuah taman dan tidak mencari Nirvana sebelum semua ikrar mereka terpenuhi - maka mereka dapat mencapai tingkat ini."
"Jika mereka menyadari ketanpa-akuan, tetapi membawa makhluk-makhluk pada kedewasaan, mereka dapat mencapai tingkat ini."
"Jika mereka mencapai kebijaksanaan Buddha tetapi tidak membangkitkan kemarahan atau kebencian terhadap mereka yang kurang bijaksana, mereka dapat mencapai tingkat ini."
"Jika mereka menjalankan praktek dengan memutar roda Dharma bagi mereka yang mencari Dharma tetapi tidak membuat perbedaan di antara benda-benda, mereka dapat mencapai tingkat ini."
"Lebih lanjut, jika para Bodhisattva menaklukkan para setan tetapi mengambil bentuk sebagai empat setan, mereka dapat mencapai tingkat ini."

116

bagaimana dengan statement berikut ini?

 Sakyamuni Budha berkata semenjak masa lampau bahwa Budha dan insan adalah satu dan sama belaka, bukan dua atau 3 hal yang berbeda. Ia juga berkata bahwa semua insan adalah juga Budha. Manusia adalah Budha. Mereka adalah sejenis dan bukan 2 jenis yang berbeda. 
 Saya mengikuti jejak langkah Sakyamuni Budha dengan seksama dalam mempelajari Budhisme. Begitu dekatnya saya dengan nya sehingga dapat merangkul dan menyatu dengan nya. Kami berdua adalah satu belaka. Saya adalah Sakyamuni. Sakyamuni adalah saya.
"LSY"

Apa makna dari kalimat yg di-bold di atas?

dalam Sutra Pencapaian Kebuddhaan yang tak terbayangkan, Manjushri juga mengatakan hal yang serupa. dimana Manjushri bisa memasuki nibbana, mencapai ke-Buddha-an, dsb dan keluar lagi darinya.

117
Jadi sampai sejauh ini gw telah membuktikan bahwa ajaran Guru gw sejalan dengan Tripitaka Mahayana.
Pertanyaan berikutnya yang mungkin timbul (sebenarnya ini kaga ada hubungannya dengan guru gw, melainkan berkaitan dengan isi Sutra2 tersebut): Apakah itu mengajarkan kemelekatan? Masalahnya gini. Ada orang2 tertentu yang lebih mudah ditarik ke jalan praktik Dharma dengan cara seperti itu. Ibaratnya anak kecil yang hanya mau tenang jika dikasih permen. Lagipula dengan praktik penjapaan mantra, ia secara tak langsung telah bermeditasi. Lalu dengan membenarkan perilaku sehari2, ia secara tak langsung melatih sila. Demikian sementara penjelasan owe.

maaf saya tidak setuju dg ini.
kalau ingin narik orang, bisa juga selain dengan materi, bisa dengan kesaktian, wanita, alcohol, dll :)
sederhananya, mahayana yg begini bukanlah sahabat dalam dhamma saya, namun tetap sahabat dalam kehidupan sosial.
Sedikit berpendapat, kalau wanita dan alkohol itu jelas melanggar sila. sedangkan materi dan kesaktian sama sekali tidak melanggar sila.

118
 [at] all
pertama, gue memang gak ngerti soal ini, dan ternyata dalam Tantrayana memang bener-benar ada cara untuk membunuh dan menyeberangkan orang ke alam tertentu.
saya mohon maaf atas bantahan saya yang kurang berdasar.
selanjutnya saya no comment aja deh..  _/\_

119
Agama Buddha dari sekte manapun juga selalu mengajarkan untuk menghargai kehidupan. sama sekali tidak ada alasan untuk membunuh makhluk hidup, apalagi dengan dalih untuk menyelamatkan makhluk itu.

mau menolong kok malah membunuh?
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
keliatannya bro tau banyak tentang tantrayana, boleh dishare disini :)

120
sumber lain:
http://www.padmaworldpeace.org/padmasambhava.html
LOTUS-BORN
Having heard this, the king was thrown into a wonder of delight. He thought a Nirmanakaya had taken birth and invited the child to the palace as his son as well as religious guide. The child was named "Padmasambhava" meaning "lotus-born." Later Padmasambhava married Prabhadharani, the daughter of King Chandan Gomashree, and ruled the kingdom in accordance with the Dharma. He became renown as Shikhabandh Raja or "The King With Plaited Hair."

 RODRAVAJRAKALA
He perceived that since politics is contradictory to the teachings of liberation, and his position would not fulfill the purpose of sentient beings, he performed a mystical activity of killing the son of a wicked minister and lifted his consciousness into the Dharmadhatu. As a result he was banished from the country to the fearful cemetery of Sitavana. Gradually by performing mystical activities at the cemeteries of Nandanvan, Daanbhumidvipa, Parushakavan, and so forth he accomplished the common and uncommon siddhis and came to be known as Rodravajrakala, "The Wrathful Vajra Display."

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 29