Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain => Topic started by: Petrus on 20 November 2008, 08:52:57 AM

Title: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 20 November 2008, 08:52:57 AM

The Tiger and the Strawberry

   A man is strolling in the forest, contemplating the meaning of life, wondering what is might be, when he sees, bounding down the track towards him, an enormous tiger, with an even more enormous grin on its face, licking its chops.

Putting aside his contemplations, he hot-foots it in the other direction. As the tiger closes upon him, the track comes to an end at the edge of a cliff, and without pausing for reflection, lest he become a little light lunch, he launches himself into the void.

Fortuitously, he is able to grab hold of a vine, which brings him up short against the cliff face with a thump. The tiger is quite put out, and putting out its claws reaches down to where he hangs, grazing the top of his head.

Once he has regained his composure, he decides to look down, where he sees some good news and some bad news. The good news is that the bottom of the cliff is only a few feet below him. The bad news is that there is another tiger with is paws up the cliff, about to take a lunge at him. He pulls his legs up as far as he can, so that this tiger is only able to graze his feet.

While thinking to himself, thank God for the vine, two little mice, a black mouse and a white mouse, creep out of a hole and begin to gnaw at its root. He decides it is time to make a general appraisal of his situation, with a hungry tiger above grazing his head, a hungry tiger below grazing his feet, and two voracious mice making his hold on the cliff face increasingly tenuous, and he says to himself, another fine mess you got me into.

At this point, he notices, a short distance from him along the cliff face, where the warm sun breaks through the forest canopy, there is a strawberry bush. And on this strawberry bush there is the largest, reddest, juiciest strawberry he has ever seen. In his extremity, he reaches out, plucks the strawberry, and puts it into his mouth. Ah!, he says to himself in delight, absolutely delicious!

Enlightenment :
"The man tasted to the tiger exactly as the strawberry did to the man." In other words, the man, the tiger and the strawberry are all one Self. The "illusion" of individuality is seen through. There is no soul, so there is no fear—no fear of death because there is no one there to die.

=======================================================================================================

Jika perumpamaan ini pernah didiskusikan. Ijinkanlah saya bertanya lagi apakah kesimpulannya (enlightenment) betul ?
Apa yang anda lakukan jika anda adalah orang tsb ?

:-?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 20 November 2008, 09:09:33 AM
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 09:01:49 AM
Quote from: upasaka on 20 November 2008, 08:44:30 AM
Sdr. Petrus, saya ingin meluruskan penjelasan yg dicetak merah itu...

Keinginan adalah salah satu yg menyebabkan penderitaan bagi makhluk. Keinginan ini adalah tanha, yaitu nafsu-keinginan yg terus-menerus. Bahkan Anda mungkin sudah sering mendengar kalimat bijak yg berbunyi "perjalanan yg paling singkat adalah perjalanan menuju ke kematian, sedangkan perjalanan yg paling lama adalah perjalanan menuju kepuasan"
Ya, manusia (dan semua makhluk) selalu tidak merasa puas dan ingin mengejar kenikmatan semu. Karena itulah keinginan menyebabkan penderitaan.

Keinginan ini pada dasrnya berangkat dari EGO / AKU / DIRI / JIWA / ROH. Selama masih ada pandangan keakuan, orang ybs akan memenuhi panggilan egoismenya untuk mencari kenikmatan. Dan bila kenikmatan itu habis, ia akan mencarinya lagi. dalam skala yg lebih kronis, orang ybs mencari kenimatan abadi berupa kekekalan ROH / JIWA / AKU pada Alam / Tempat menyenangkan laiinya, seperti Surga Abadi. Itu semua adalah hasrat untuk memuaskan EGO-nya yg tidak pernah terpuaskan.

Seorang Arahat sudah jelas betul melihat fatamorgana ini. Oleh karena itu, dia tidak melepaskan AKU. Karena AKU memang tidak pernah ada. Seorang Arahat HANYA MELEPASKAN PANDANGAN KELIRU AKAN ADANYA AKU.

_/\_

"Keinginan ini pada dasrnya berangkat dari EGO / AKU / DIRI / JIWA / ROH "  kontradiksi dengan "Karena AKU memang tidak pernah ada"

pindah ke topik yg ini saja : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6397.msg105844;topicseen#msg105844

Ok. Saya ralat. Maksudnya Keinginan ini pada dasrnya berangkat dari pandangan keliru akan adanya EGO / AKU / DIRI / JIWA / ROH

Terimakasih sudah mengingatkan...  _/\_
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Enlighted on 20 November 2008, 09:27:43 AM
dia telah mengatasi ketakutan. pikiran tenang dan jernih itu sumbernya.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: markosprawira on 20 November 2008, 09:31:12 AM
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 08:52:57 AM

The Tiger and the Strawberry

   A man is strolling in the forest, contemplating the meaning of life, wondering what is might be, when he sees, bounding down the track towards him, an enormous tiger, with an even more enormous grin on its face, licking its chops.

Putting aside his contemplations, he hot-foots it in the other direction. As the tiger closes upon him, the track comes to an end at the edge of a cliff, and without pausing for reflection, lest he become a little light lunch, he launches himself into the void.

Fortuitously, he is able to grab hold of a vine, which brings him up short against the cliff face with a thump. The tiger is quite put out, and putting out its claws reaches down to where he hangs, grazing the top of his head.

Once he has regained his composure, he decides to look down, where he sees some good news and some bad news. The good news is that the bottom of the cliff is only a few feet below him. The bad news is that there is another tiger with is paws up the cliff, about to take a lunge at him. He pulls his legs up as far as he can, so that this tiger is only able to graze his feet.

While thinking to himself, thank God for the vine, two little mice, a black mouse and a white mouse, creep out of a hole and begin to gnaw at its root. He decides it is time to make a general appraisal of his situation, with a hungry tiger above grazing his head, a hungry tiger below grazing his feet, and two voracious mice making his hold on the cliff face increasingly tenuous, and he says to himself, another fine mess you got me into.

At this point, he notices, a short distance from him along the cliff face, where the warm sun breaks through the forest canopy, there is a strawberry bush. And on this strawberry bush there is the largest, reddest, juiciest strawberry he has ever seen. In his extremity, he reaches out, plucks the strawberry, and puts it into his mouth. Ah!, he says to himself in delight, absolutely delicious!

Enlightenment :
"The man tasted to the tiger exactly as the strawberry did to the man." In other words, the man, the tiger and the strawberry are all one Self. The "illusion" of individuality is seen through. There is no soul, so there is no fear—no fear of death because there is no one there to die.

=======================================================================================================

Jika perumpamaan ini pernah didiskusikan. Ijinkanlah saya bertanya lagi apakah kesimpulannya (enlightenment) betul ?
Apa yang anda lakukan jika anda adalah orang tsb ?

:-?


Sori yah, tapi itu sih bukan enlightment, tapi ngaco.....
Konsep there's no soul jadi no fear seluruhnya dibuat oleh salah satu paham sesat dimana "tidak ada diri" sehingga tidak ada si pembuat

Konsep Tuhan anda juga termasuk salah satu dari 62 paham sesat kok..... silahkan anda baca di Dhammajala Sutta mengenai maha brahma yg mengklaim dirinya sebagai pencipta

Kembali ke cerita diatas :

2 harimau itu menggambarkan siang dan malam

moral of the story adalah manusia itu karena "moha" (batinnya bodoh) sehingga tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya sedang menuju kematian
Karena itu, bukannya mencari bagaimana agar bisa lolos dari lingkaran kematian, dia malahan selalu mencari dan mencari kepuasan lagi

semoga ini bisa memperjelas makna cerita itu........
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Enlighted on 20 November 2008, 09:36:54 AM
setuju sekali.......paten....markos
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: gajeboh angek on 20 November 2008, 09:37:13 AM
Brahmajala Sutta kali maksudnya om Markosaprawira..., bukan Dhammajala Sutta.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 20 November 2008, 08:50:53 PM
Quote from: markosprawira on 20 November 2008, 09:31:12 AM
Sori yah, tapi itu sih bukan enlightment, tapi ngaco.....
Konsep there's no soul jadi no fear seluruhnya dibuat oleh salah satu paham sesat dimana "tidak ada diri" sehingga tidak ada si pembuat

Konsep Tuhan anda juga termasuk salah satu dari 62 paham sesat kok..... silahkan anda baca di Dhammajala Sutta mengenai maha brahma yg mengklaim dirinya sebagai pencipta

Kembali ke cerita diatas :

2 harimau itu menggambarkan siang dan malam

moral of the story adalah manusia itu karena "moha" (batinnya bodoh) sehingga tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya sedang menuju kematian
Karena itu, bukannya mencari bagaimana agar bisa lolos dari lingkaran kematian, dia malahan selalu mencari dan mencari kepuasan lagi

semoga ini bisa memperjelas makna cerita itu........

tidak ada diri tidak ada perasaan takut

paham sesat apa yah ?
jadi itu bukan contoh soal menghilangkan AKU  ???



Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Lex Chan on 20 November 2008, 08:58:55 PM
mirip cerita ini: http://www.thewisdom.com.tw/Big5/MoviePlay.phtml?FV_Id=27
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: N1AR on 20 November 2008, 09:06:01 PM
suhu artinya dong sekalian, gak bisa bacanya
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 20 November 2008, 09:08:11 PM
 [at] Petrus

neh g tulis ulang


Looking for the maker of this house, I ran to no avail through a string of many births, and wearisome is birth again and again. But now, maker of the house, you have been seen. you shall not raise this house again. All the rafters are broken; the ridgepole is shattered. The mind, approaching eternity, has attained the extinction of all desires.

nb: pakai nada puitis, kesannya akan lebih bermakna. (Banyak orang yg ingin mengatakan ini loh)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 20 November 2008, 09:15:19 PM
Quote from: hatRed on 20 November 2008, 09:08:11 PM
[at] Petrus

neh g tulis ulang


Looking for the maker of this house, I ran to no avail through a string of many births, and wearisome is birth again and again. But now, maker of the house, you have been seen. you shall not raise this house again. All the rafters are broken; the ridgepole is shattered. The mind, approaching eternity, has attained the extinction of all desires.

nb: pakai nada puitis, kesannya akan lebih bermakna. (Banyak orang yg ingin mengatakan ini loh)

"Looking for the builder of the house
I ran to no avail through the cycle of many lives.
It is wearisome to be born again and again.
But now, o maker of the house, I have seen you;
never more shall you erect this house.
All your rafters are broken, the ridgepole shattered.
The mind released from its binding conditions,
has attained the joy of eternal peace (Nirvana)."

ini lebih baik, gampang bahasanya.
the builder/maker itu sama gak dengan Nirvana ?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: kullatiro on 20 November 2008, 09:18:17 PM
yah gak sama lah the builder itu salah satu nya tanha didalam pikiran kita, dalam pikiran kita banyak sekali bentuk bentuk pikiran, banyak nya bentuk bentuk pikiran ini kadang kadang di salah artikan sebagai aku(ego)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 20 November 2008, 09:24:32 PM
Quote from: daimond on 20 November 2008, 09:18:17 PM
yah gak sama lah the builder itu salah satu nya tanha didalam pikiran kita, dalam pikiran kita banyak sekali bentuk bentuk pikiran, banyak nya bentuk bentuk pikiran ini kadang kadang di salah artikan sebagai aku(ego)


But now, o maker of the house, I have seen you;
never more shall you erect this house.

you itu siapa ?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: kullatiro on 20 November 2008, 09:26:50 PM
you disini tanha juga karena tanha adalah pembuat, misalnya petrus menginginkan baju (misalnya yah kan bisa saja kue). nah di plototin deh tuh baju sampai terbawa mimpi. ini menjadi kemelekatan nah besok nya misalnya (amit amit yahh) you kecelakan gitu tapi pas lagi mejelang ajal pikiran nya melekat terus di baju itu.

maka petrus yang sekarang ada akan hilang dan mungkin lahir sebagi kutu di baju tersebut(karena keinginan yang melekat pada baju tersebut).

kan ada di nasarani tidak boleh mengidolakan sesuatu kenapa karena sebab ini lah (memang di nasarni lebih singkat)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: N1AR on 20 November 2008, 09:34:26 PM
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fimg185.imageshack.us%2Fimg185%2F8567%2F3copyga8.jpg&hash=074f6928dda736032433bb8cfc9f90dd42886c8d)

sori gak tau mau post dimana. jd disini aja
balibalihum           
LEX CHAN sensei...........
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Gunawan on 20 November 2008, 09:35:47 PM
Upps....Masa Jadi Kutu sich Si Petrus.......?  nanti gak ada yang Ngejunk Lagi dong di DC? .... atau kalo gak jadi Kutu DC aja Gimana?..... :))

Q-Ding Ya Mas.Pet... 8)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: kullatiro on 20 November 2008, 09:39:48 PM
hus, jangan gitu dong ini kan misalnya (ini dari cerita tentang bhiku yang melekat pada jubah nya itu, yang lahir menjadi kutu)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 20 November 2008, 09:42:22 PM
 [at] Daimond

wah ceritanya mank lucu, sharing donk cerita2 lucu bernuansa buddhis, kalo bisa link nya dong.............................................           


please..............
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: kullatiro on 20 November 2008, 09:43:03 PM
kan ada di dhmmapada atakata tuh cerita.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: dilbert on 20 November 2008, 09:44:35 PM
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 08:52:57 AM

The Tiger and the Strawberry

   A man is strolling in the forest, contemplating the meaning of life, wondering what is might be, when he sees, bounding down the track towards him, an enormous tiger, with an even more enormous grin on its face, licking its chops.

Putting aside his contemplations, he hot-foots it in the other direction. As the tiger closes upon him, the track comes to an end at the edge of a cliff, and without pausing for reflection, lest he become a little light lunch, he launches himself into the void.

Fortuitously, he is able to grab hold of a vine, which brings him up short against the cliff face with a thump. The tiger is quite put out, and putting out its claws reaches down to where he hangs, grazing the top of his head.

Once he has regained his composure, he decides to look down, where he sees some good news and some bad news. The good news is that the bottom of the cliff is only a few feet below him. The bad news is that there is another tiger with is paws up the cliff, about to take a lunge at him. He pulls his legs up as far as he can, so that this tiger is only able to graze his feet.

While thinking to himself, thank God for the vine, two little mice, a black mouse and a white mouse, creep out of a hole and begin to gnaw at its root. He decides it is time to make a general appraisal of his situation, with a hungry tiger above grazing his head, a hungry tiger below grazing his feet, and two voracious mice making his hold on the cliff face increasingly tenuous, and he says to himself, another fine mess you got me into.

At this point, he notices, a short distance from him along the cliff face, where the warm sun breaks through the forest canopy, there is a strawberry bush. And on this strawberry bush there is the largest, reddest, juiciest strawberry he has ever seen. In his extremity, he reaches out, plucks the strawberry, and puts it into his mouth. Ah!, he says to himself in delight, absolutely delicious!

Enlightenment :
"The man tasted to the tiger exactly as the strawberry did to the man." In other words, the man, the tiger and the strawberry are all one Self. The "illusion" of individuality is seen through. There is no soul, so there is no fear—no fear of death because there is no one there to die.

=======================================================================================================

Jika perumpamaan ini pernah didiskusikan. Ijinkanlah saya bertanya lagi apakah kesimpulannya (enlightenment) betul ?
Apa yang anda lakukan jika anda adalah orang tsb ?

:-?


Ini adalah salah satu perumpamaan yang sering diceritakan dalam cerita cerita KOAN (gong-an) Buddhisme Zen/Chan. Moral cerita diatas, adalah HIDUP PADA SAAT INI, ketika sedang dirudung masalah tentang MASA LALU (Harimau) yang sudah lewat, kemudian menghadapi lagi kemungkinan akan MASA DEPAN (Tikus) yang masih MISTERI, ada baiknya kita melihat apa yang sedang KITA HADAPI sekarang (Strawberry).

Jadi bukan pada pencerahan yang berkaitan dengan pembahasan Roh/Jiwa dan sebagainya.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 20 November 2008, 09:48:05 PM
Quote from: daimond on 20 November 2008, 09:26:50 PM
you disini tanha juga karena tanha adalah pembuat, misalnya petrus menginginkan baju (misalnya yah kan bisa saja kue). nah di plototin deh tuh baju sampai terbawa mimpi. ini menjadi kemelekatan nah besok nya misalnya (amit amit yahh) you kecelakan gitu tapi pas lagi mejelang ajal pikiran nya melekat terus di baju itu.

maka petrus yang sekarang ada akan hilang dan mungkin lahir sebagi kutu di baju tersebut(karena keinginan yang melekat pada baju tersebut).

kan ada di nasarani tidak boleh mengidolakan sesuatu kenapa karena sebab ini lah (memang di nasarni lebih singkat)

tanha itu kan penyebab dukkha, siapa penyebab tanha ??

baju harus dipakaikan supaya yang mati bahagia, gak usah repot-repot menghilangkan keiinginan segala.  ^-^
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: dilbert on 20 November 2008, 09:52:39 PM
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 09:48:05 PM
Quote from: daimond on 20 November 2008, 09:26:50 PM
you disini tanha juga karena tanha adalah pembuat, misalnya petrus menginginkan baju (misalnya yah kan bisa saja kue). nah di plototin deh tuh baju sampai terbawa mimpi. ini menjadi kemelekatan nah besok nya misalnya (amit amit yahh) you kecelakan gitu tapi pas lagi mejelang ajal pikiran nya melekat terus di baju itu.

maka petrus yang sekarang ada akan hilang dan mungkin lahir sebagi kutu di baju tersebut(karena keinginan yang melekat pada baju tersebut).

kan ada di nasarani tidak boleh mengidolakan sesuatu kenapa karena sebab ini lah (memang di nasarni lebih singkat)

tanha itu kan penyebab dukkha, siapa penyebab tanha ??

baju harus dipakaikan supaya yang mati bahagia, gak usah repot-repot menghilangkan keiinginan segala.  ^-^


Avijja (Kegelapan Bathin)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 20 November 2008, 09:57:30 PM
 [at] Dilbert

saya sering denger istilah "Tanha dan Avijja" (berarti ada 2 hal).
kayaknya bukan avijja deh.

lah om dilbert kan pernah ngasih saya yang ituloh

karena ada ... ada....
karena ada... ada...

itu kali yaa
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: dilbert on 20 November 2008, 10:00:34 PM
Quote from: hatRed on 20 November 2008, 09:57:30 PM
[at] Dilbert

saya sering denger istilah "Tanha dan Avijja" (berarti ada 2 hal).
kayaknya bukan avijja deh.

lah om dilbert kan pernah ngasih saya yang ituloh

karena ada ... ada....
karena ada... ada...

itu kali yaa

yang dulu di kasih mah Patticca Samupada (hukum sebab akibat yang saling bergantungan)...
Nidana awal di pattica samupada yah adalah Avijja (kegelapan bathin/ketidak-tahuan).

Paticcasamuppada ada 12 faktor sebagai berikut :

1. Avijja paccaya sankhara : Dengan adanya Avijja (kebodohan bathin) maka muncullah Sankhara (bentuk-bentuk karma).
2. Sankhara paccaya vinnanam : Dengan adanya Sankhara (bentuk-bentuk karma) maka muncullah Vinnana (kesadaran).
3. Vinnana paccaya nama-rupam : Dengan adanya Vinnana (kesadaran) maka muncullah Nama-Rupa (bathin jasmani).
4. Nama-Rupa paccaya salayatanam : Dengan adanya Nama-Rupa (bathin-jasmani) maka muncullah Salayatana (enam landasan indera).
5. Salayatana paccaya phasso : Dengan adanya Salayatana (enam landasan indera) maka muncullah Phassa (kesan-kesan/kontak).
6. Phassa paccaya vedana : Dengan adanya Phassa (kesan-kesan kontak) maka muncullah Vedana (perasaan).
7. Vedana paccaya tanha : Dengan adanya Vedana (perasaan) maka muncullah Tanha (keinginan rendah).
8. Tanha paccaya upadanam : Dengan adanya Tanha (keinginan rendah), maka muncullah Upadana (kemelekatan)
9. Upadanna paccaya bhavo : Dengan adanya Upadana (kemelekatan) maka muncullah Bhava (penjadian).
10. Bhava paccaya jati : Dengan adanya Bhava (penjadian) maka muncullah Jati (kelahiran).
11. Jati paccaya jara-maranam : Dengan adanya Jati (kelahiran) maka muncullah Jara (ketuaan) dan Marana (kematian).
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 20 November 2008, 10:03:49 PM
Dari timbulnya avijja muncul pula tanha (hasrat rendah) dan upadana (kemelekatan, khususnya kemelekatan pada "keakuan"). Dengan kata lain, dengan munculnya ketidaktahuan (avijja) maka muncul pula kegelapan batin (kamasava-kekotoran batin yang berupa nafsu indera, bhavasava-kekotoran batin yang berupa hasrat untuk menjadi dan ditthasava-kekotoran batin yang berupa kemelekatan terhadap pandangan keliru). Artinya, ketika istilah avijja digunakan, maka mencakup pula hasrat rendah (tanha) dan kemelekatan (upadana). Dalam hal ini, avijja merupakan sebab lampau, sedangkan tanha dan upadana sebagai sebab di masa kini, mengandung arti yang sama. Namun avijja diklasifikasikan sebagi penentu dari yang lampau, sedangkan tanha dan upadana diklasifikasikan sebagai penentu dari masa kini, untuk menujukkan setiap faktor tersebut berperan di dalam keterkaitannya dengan faktor lain pada Paticca Samuppada.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 20 November 2008, 10:21:34 PM
kalo begitu penyebab Tanha itu adalah Vedana donk ??

trus nomor2 di Paticcasamuppada itu tidak menandakan urutan kan?
bis kalo gak salah inget di buku pelajaran Agama Buddha SMA doeloe mengatakan bukan berarti urutan.

[at] Dilbert
12, tapi kok cuma ada 11 ya?

[at] upasaka

setuju

Tanha = kini
Avijja = Sebab
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 20 November 2008, 10:27:42 PM
Paticcasamuppada (Fenomena Hidup dan Kehidupan – Sebab-Musabab yang Saling Bergantung)

   Paticcasamuppada yaitu sebab-musabab yang saling bergantung. Standar format dari Paticcasamuppada tersebut memiliki Dua Interpretasi Utama, yakni satu format adalah sebagai proses yang berlangsung dari kehidupan satu ke kehidupan lain, sedangkan format yang lain merupakan sebuah proses segera, yang muncul di dalam saat-saat kesadaran. Sang Buddha bersabda :
   "Imasmim sati idam hoti,
   "Imassupadda idam uppajjati,
   "Imasmim asati idam na hoti,
   "Imassa nirodha idam nirujjati"
   Artinya :
   "Dengan adanya ini, maka terjadilah itu
   "Dengan timbulnya ini, maka timbullah itu
   "Dengan tidak adanya ini, maka lenyaplah itu
   "Dengan terhentinya ini, maka terhentilah juga itu"

   Fenomena ini menjelaskan tentang Hukum Relativitas. Segala sesuatu di Semesta Raya ini ada karena Hukum Relativitas. Semuanya merupakan perpaduan berbagai unsur, bergantung pada unsur, dan saling menjadikan. Fenomena kehidupan dan kelangsungan kehidupan ini dapat diterangkan dalam beberapa sudut pandang, antara lain :
– Sudut pandang Nidana 12 (12 Faktor)
– Sudut pandang Tayo Addha 3 (3 Periode)
– Sudut pandang Catusankhepa (4 Bagian)
– Sudut pandang Visatakara (4 Fase 5 Sebab-Akibat)
– Sudut pandang Tini Vattani (3 Lingkaran)
– Sudut pandang Ti Sandhi (3 Hubungan)

Kali ini, saya akan menerangkan Paticcasamuppada dari sudut pandang yang paling umum, yaitu Sudut Pandang Nidana 12 (12 Faktor) :
      1)   Avijja Paccaya Sankhara
            Dikondisikan oleh ketidaktahuan (avijja), maka terjadilah bentuk-bentuk kamma (sankhara)
      2)   Sankhara Paccaya Vinnanam
            Dikondisikan oleh bentuk-bentuk kamma, maka timbullah kesadaran (vinnana)
      3)   Vinnanam Paccaya Namarupam
            Dengan adanya kesadaran, maka timbullah batin (nama) dan badan jasmani (rupa)
      4)   Namarupam Paccaya Salayatanam
            Dikondisikan oleh batin dan badan jasmani, maka timbullah enam landasan indera (salayatana)
      5)   Salayatana Paccaya Phassa
            Dikondisikan oleh enam landasan indera, maka timbullah kontak (phassa)
      6)   Phassa Paccaya Vedana
            Dikondisikan oleh kontak, maka timbullah perasaan (vedana)
      7)   Vedana Paccaya Tanha
            Dikondisikan oleh perasaan, maka timbullah nafsu keinginan (tanha)
     `8)   Tanha Paccaya Upadanam
            Dikondisikan oleh nafsu keinginan, maka timbullah kemelekatan (upadana)
      9)   Upadana Paccaya Bhava
            Dikondisikan oleh kemelekatan, maka timbullah proses penerusan (bhava)
      10) Bhava Paccaya Jati
            Dikondisikan oleh proses penerusan, maka terjadilah kelahiran kembali (jati)
      11) Jati Paccaya Jaramaranam
            Dikondisikan oleh kelahiran, maka terjadilah keluh-kesah, sakit, pelapukan, kematian, dll.
      12) Jara-Marana
            Keluh-kesah, sakit, pelapukan, kematian, dll. adalah takdir yang tidak dipat diingkari

Perlu diketahui, avijja (ketidaktahuan akan kebenaran abadi) bukanlah sebab utama, dan jara-marana bukanlah penyebab avijja. Tiap-tiap Nidana terjadi oleh dan juga berbarengan dengan itu menjadikan. Oleh karena itu mereka semua relatif, saling bergantungan dan saling mengikat serta tidak ada yang tunggal atau berdiri sendiri. Keluh-kesah, sakit, pelapukan, kematian, dan penderitaan adalah takdir yang memang tidak dapat dielakkan. Jadi cara untuk mengakhirinya adalah mengakhiri kelahiran. Mengapa ada kelahiran? Kelahiran ada karena ada sebab yang membawa kita untuk memperpanjang penderitaan. Setelah kematian terjadi, karena sebab itu masih ada maka terjadilah tumimbal lahir atau proses penerusan kehidupan (yang sering disalahartikan sebagai reinkarnasi). Sebab itu adalah proses yang kita buat, proses yang memperpanjang kamma, yaitu proses perbuatan (kamma). Hukum Kamma memiliki kekuatan yang mampu menyeret kita untuk bertumimbal lahir.

Mengapa kita membuat kamma yang bermacam-macam? Kita melakukannya karena kita melekat. Melekat pada sesuatu yang nikmat, melekat pada yang kita sayangi, melekat pada yang kita benci, dan sebagainya. Perasaan ini membuat kita ingin merasakan terus dan tidak rela untuk menghapusnya dalam kehidupan kita, sehingga kekuatan ini akan menyebabkan kita bertumimbal lahir. Lalu kenapa kita bisa melekat? Kita selalu "menginginakan", dan kehendak itulah yang dinamakan sebagai nafsu. Karena nafsulah maka kita melekat. Lalu kenapa bisa ada nafsu? Nafsu bukanlah kodrat kehidupan yang tidak bisa diredam atau dikikis habis. Nafsu muncul karena dikondisikan oleh perasaan. Bila perasaan muncul terhadap sesuatu, maka bila tidak ada kebijaksanaan, pengendalian diri serta perhatian murni (sati), maka terjadilah keinginan untuk merasakan, lalu ingin mengulang-ulang untuk merasakan kembali, sehingga melekat, dan selanjutnya dilakukanlah kamma yang menyebabkan proses tumimbal lahir terjadi kembali.

Lalu apa yang menimbulkan perasaan ? Perasaan itu timbul karena dikondisikan oleh kontak. Kontak yang mengkondisikan ini adalah bentuk kontak batin yang berlangsung saat proses bersama antara indera, objek, perhatian dan media. Contohnya : Saat mata melihat objek penglihatan disertai perhatian pada saat cahaya cukup kuat, maka terjadilah proses batin yang disebut kontak bersamaan dengan kesadaran melihat. Saat kontak terjadi, maka perasaan otomatis muncul. Mengapa terjadi kontak ? Karena ada 6 landasan indera (salayatana). Indera pengelihatan mengadakan kontak dengan dunia luar dengan segala objek wujud, mengkondisikan diri untuk mengenali dunianya. Indera pendengaran mengadakan kontak dengan dunia luar dengan segala objek suara, mengkondisikan diri untuk mengenali dunianya. Indera penciuman mengadakan kontak dengan dunia luar dengan segala objek bebauan, mengkondisikan diri untuk mengenali dunianya. Indera perasa mengadakan kontak dengan dunia luarnya dengan segala objek rasa, mengkondisikan diri untuk mengenali dunianya. Indera peraba mengadakan kontak dengan dunia luar dengan segala objek bentuk, mengkondisikan diri untuk mengenali dunianya. Landasan batin (mental) mengadakan kontak dengan dunia luar dengan segala bentuk pikiran, mengkondisikan diri untuk mengenali dunianya. Karena kontak terjadi akibat adanya 6 landasan indera, bukan berarti kita harus menghancurkannya untuk mencapai kesucian. Semuanya ini dapat dikendalikan oleh sati (perhatian murni).

Mengapa ada salayatana (enam landasan indera) ? Karena ada batin (nama) dan jasmani (rupa). Batin ini bekerja bersama dengan jasmani dalam mengarungi kehidupan. Paduan dari batin dan jasmani ini akan mengkondisikan "alat" untuk mengenali dunianya. Alat inilah yang dinamakan indera. Objek-objek dunia seperti wujud, suara, bebauan, rasa, maupun bentuk itu ada bukan karena menyesuaikan dengan indera. Namun indera timbul karena menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Lalu mengapa ada batin dan jasmani ? Karena ada proses yang menghubungkan kehidupan lampau dengan kehidupan sekarang. Ada kesadaran tumimbal lahir (patisandhi vinnana) yang menghubungkan kehidupan lampau dengan kehidupan sekarang. Lalu mengapa ada kesadaran tumimbal lahir (patisandhi vinnana) ? Karena ada sankhara (kamma) yang bermacam-macam telah dilakukan. Apakah yang telah dilakukan ? Yaitu perbuatan-perbuatan yang akan menyeret kita untuk terus berada dalam samsara (lingkaran penghidupan). Mengapa ada sankhara ? Karena dikondisikan oleh avijja (ketidaktahuan). Tidak mengerti hakekat dari segala sesuatu, tidak mengerti yang baik dan yang jahat, dan tidak mampu menyelami kebenaran abadi. Avijja adalah sumber dari 3 akar kejahatan, yaitu lobha (keserakahan), dosa (kebencian), dan moha (kegelapan batin). Ketika avijja menyelubungi kita, dunia akan terasa gelap. Kita tidak lagi takut untuk berbuat salah, kita tidak lagi malu untuk berbuat yang tidak benar, kita tidak lagi mempunyai kebijaksanaan, terlebih lagi kita tidak akan mampu menguasai pikiran dan tindakan kita. Banyak contoh yang menunjukkan bukti bahwa manusia terselubungi oleh avijja. Mari kita tinjau contoh-contoh berikut :

Manusia dulu menganggap bahwa Matahari yang mengelilingi Bumi, namun kenyataannya Bumilah yang mengelilingi Matahari. Manusia dulu menganggap bahwa Bumi kita ini adalah datar, namun kenyataanya Bumi kita adalah bulat. Dulu kita menganggap bahwa langit kita adalah berwarna biru, namun kenyataanya langit berwarna transparan dan terbias sehingga nampak biru bila dilihat dari Bumi. Manusia dulu berpikir bahwa keturunan hanya dapat didapat melalui pembuahan alami, namun kenyataannya teknologi klonning dapat menciptakan generasi baru, termasuk dapat juga diterapkan pada manusia. Bukti-bukti tadi adalah contoh kecil ketidaktahuan manusia yang ternyata pendapatnya sudah dibuktikan salah oleh ilmu pengetahuan.

Dhamma yang diajarkan Sang Buddha, adalah media yang paling tepat untuk mengikis avijja sampai habis ke akar-akarnya. Karena dengan melenyapkan avijja, maka kita akan mampu melihat kebenaran abadi.
Di dalam Tipitaka (Kitab Suci Agama Buddha, yang berisi semua ajaran dan khotbah Sang Buddha yang disalin dalam 3 bagian besar), dinyatakan bahwa Sang Buddha tidak selalu mendeskripsikan lingkaran Paticcasamuppada di dalam satu bentuk tetap (dari awal hingga akhir seperti di atas). Format seperti di atas digunakan dalam kasus ketika Sang Buddha sedang menjelaskan prinsip Paticcasamuppada secara umum, namun ketika Beliau sedang menjelaskan masalah yang lebih khusus, Beliau sering menjelaskannya dalam urutan yang terbalik, atau bahkan Beliau juga dapat memulainya dari faktor tengah, tergantung dari masalah yang berkaitan.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: dilbert on 20 November 2008, 10:30:43 PM
Quote from: hatRed on 20 November 2008, 10:21:34 PM
kalo begitu penyebab Tanha itu adalah Vedana donk ??

trus nomor2 di Paticcasamuppada itu tidak menandakan urutan kan?
bis kalo gak salah inget di buku pelajaran Agama Buddha SMA doeloe mengatakan bukan berarti urutan.

[at] Dilbert
12, tapi kok cuma ada 11 ya?

[at] upasaka

setuju

Tanha = kini
Avijja = Sebab


ada 12 nidana... dalam 11 ketergantungan... urutannya tidak boleh dirubah rubah... Kalau kita melihat bahwa siklus tumimbal lahir terjadi karena avijja (kegelapan bathin/ketidak tahuan)... Karena avijja itulah maka semua respon respon indrawi kita menjadi tanha (nafsu rendah)... ditambah lagi dengan upadana (kemelekatan) seperti yang dijelaskan dengan sangat baik oleh sdr.upasaka, maka masuklah kita ke dalam lingkaran samsara (lahir - mati berulang ulang).
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 20 November 2008, 10:34:00 PM
 [at] Upasaka

wah wah cukup lengkap neh...
tapi saran aja, dirapiin kalau kepanjangan, saya bacanya jadi pusing, pa lagi udah malem bis kerja lagi. :(

paragraph kecil2 atau sedikit melonggarkan kata/baris :)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 20 November 2008, 10:36:13 PM
lah... jadi yang bener dimana neh,

12 nidana itu menandakan urutan atau tidak?

kalau seingget saya seperti om Upasaka bilang.

kita boleh memulai dari nomor berapa aja, dan terussss lanjut

tetapi bukan berarti boleh ngacak misal no 2 trus abis no 2 ke no 6 trus 8,4,9,1 dst....
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: dilbert on 20 November 2008, 10:39:21 PM
Quote from: hatRed on 20 November 2008, 10:36:13 PM
lah... jadi yang bener dimana neh,

12 nidana itu menandakan urutan atau tidak

Urutan... tetapi dari penjelasan sdr.upasaka sudah cukup jelas, bahwa tidak dapat dikatakan bahwa avijja yang menjadi sebab paling utama/pertama. ketika bicara tentang tanha, berarti proses sebelumnya adalah vedana (perasaan) dstnya... Bahwa dalam keperluan penjelasan, bisa dimulai dari mana saja, tetapi proses selanjutnya harus berurut seperti itu dan MUTLAK harus seperti itu...
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: candle on 20 November 2008, 10:44:11 PM
Kepada petrus dan kawan-kawan yang sangat sangat sangat tidak saya hormati, tujuan anda sebenarnya apa masuk ke forum ini?apa mau memecah belah kita yang ada di forum, dengan memasukkan doktrin-doktrin ga jelas dari anda?di indonesia bebas memilih hak beragama, kita tidak mengusik anda, anda ada urusan apa mengusik kita?kita tidak mau ikut campur urusan agama anda, anda juga tidak boleh ikut campur

Mendingan jangan diterusin daripada nanti ketauan semua belang anda, anda dan kawan-kawan lulus universitas kan?kok logika anda ga jalan ya?bingung saya, lulus ga sih? mendingan kalian-kalian keluar deh dari forum, anda sangat tidak diperlukan di forum ini, yang ada hanya mengotorkan forum, mikir dikit dong!!!


Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 20 November 2008, 10:46:23 PM
 [at] Dilbert

nah yang ini ane setuju

[at] candle

lah, barusan.............
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Enlighted on 21 November 2008, 09:50:26 AM
agree...
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 21 November 2008, 09:56:40 AM
Quote from: candle on 20 November 2008, 10:44:11 PM
Kepada petrus dan kawan-kawan yang sangat sangat sangat tidak saya hormati, tujuan anda sebenarnya apa masuk ke forum ini?apa mau memecah belah kita yang ada di forum, dengan memasukkan doktrin-doktrin ga jelas dari anda?di indonesia bebas memilih hak beragama, kita tidak mengusik anda, anda ada urusan apa mengusik kita?kita tidak mau ikut campur urusan agama anda, anda juga tidak boleh ikut campur

Mendingan jangan diterusin daripada nanti ketauan semua belang anda, anda dan kawan-kawan lulus universitas kan?kok logika anda ga jalan ya?bingung saya, lulus ga sih? mendingan kalian-kalian keluar deh dari forum, anda sangat tidak diperlukan di forum ini, yang ada hanya mengotorkan forum, mikir dikit dong!!!




calm down sis.....[ato bro?]
saia yakin teman-teman disini juga udah banyak yang mengerti dhamma
jadi bisa jelasin ke Oom Petrus, didiskusikan biar dia mengerti ;D

[at] Oom Petrus
kalo emank mau mengerti, buang dlu pikiran anti dari otak anda, kalo gak gt anda gak akan pernah bisa mengerti
sadarlah kalau dari kmrn anda tidak bisa mengerti ucapan dan penjelasan dari saya dan teman-teman lain itu dikarenakan ada penolakan dari dalam diri anda terhadap dhamma dan penjelasan kita-kita

bila terus seperti itu anda bisa dianggap kurang pintar....sehingga perdebatan dan diskusi ini akan menjadi sia-sia saja
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 21 November 2008, 11:02:57 AM
Quote from: upasaka on 20 November 2008, 10:03:49 PM
Dari timbulnya avijja muncul pula tanha (hasrat rendah) dan upadana (kemelekatan, khususnya kemelekatan pada "keakuan"). Dengan kata lain, dengan munculnya ketidaktahuan (avijja) maka muncul pula kegelapan batin (kamasava-kekotoran batin yang berupa nafsu indera, bhavasava-kekotoran batin yang berupa hasrat untuk menjadi dan ditthasava-kekotoran batin yang berupa kemelekatan terhadap pandangan keliru). Artinya, ketika istilah avijja digunakan, maka mencakup pula hasrat rendah (tanha) dan kemelekatan (upadana). Dalam hal ini, avijja merupakan sebab lampau, sedangkan tanha dan upadana sebagai sebab di masa kini, mengandung arti yang sama. Namun avijja diklasifikasikan sebagi penentu dari yang lampau, sedangkan tanha dan upadana diklasifikasikan sebagai penentu dari masa kini, untuk menujukkan setiap faktor tersebut berperan di dalam keterkaitannya dengan faktor lain pada Paticca Samuppada.

apa penyebab avijja ? apakah avijja termasuk kamma masa lalu ?

kayaknya muter-muter nih  :)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 21 November 2008, 11:10:05 AM
maksudnya avijja adalah akusala kamma yang merupakan sebab

avijja = kebodohan batin

karena kebodohan batin ia berbuat/berucap/berpikir akusala (i.g. tanha)

nah, avijja itu yang merupakan sebab (mengindikasikan masa lalu) akusala, sehingga ia berbuat akusala lagi di masa kini yatu tanha.

mohon dikoreksi bila saya salah persepsi.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 21 November 2008, 11:14:27 AM
Quote from: Petrus on 21 November 2008, 11:02:57 AM
Quote from: upasaka on 20 November 2008, 10:03:49 PM
Dari timbulnya avijja muncul pula tanha (hasrat rendah) dan upadana (kemelekatan, khususnya kemelekatan pada "keakuan"). Dengan kata lain, dengan munculnya ketidaktahuan (avijja) maka muncul pula kegelapan batin (kamasava-kekotoran batin yang berupa nafsu indera, bhavasava-kekotoran batin yang berupa hasrat untuk menjadi dan ditthasava-kekotoran batin yang berupa kemelekatan terhadap pandangan keliru). Artinya, ketika istilah avijja digunakan, maka mencakup pula hasrat rendah (tanha) dan kemelekatan (upadana). Dalam hal ini, avijja merupakan sebab lampau, sedangkan tanha dan upadana sebagai sebab di masa kini, mengandung arti yang sama. Namun avijja diklasifikasikan sebagi penentu dari yang lampau, sedangkan tanha dan upadana diklasifikasikan sebagai penentu dari masa kini, untuk menujukkan setiap faktor tersebut berperan di dalam keterkaitannya dengan faktor lain pada Paticca Samuppada.

apa penyebab avijja ? apakah avijja termasuk kamma masa lalu ?

kayaknya muter-muter nih  :)

avijja bukanlah penyebab utama. avijja hanyalah ketidaktahuan / pandangan keliru. ketika kita memiliki pandangan benar, maka avijja pun tidak ada lagi. untuk terlepas dari avijja hanya dibutuhkan pemahaman benar dan komitmen, jadi avijja muncul hanya karena seseorang belum memahami kebenaran dan tidak ada komitmen untuk menjalani kehidupan dengan benar.

muter2..? wah, masa segitu aja dah puyeng..???
itu mah relativitas, anak kecil ja dah banyak yg ngerti loh waktu saya yg jelasin...  ;D
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 21 November 2008, 11:16:30 AM
Quote from: hatRed on 21 November 2008, 11:10:05 AM
maksudnya avijja adalah akusala kamma yang merupakan sebab

avijja = kebodohan batin

karena kebodohan batin ia berbuat/berucap/berpikir akusala (i.g. tanha)

nah, avijja itu yang merupakan sebab (mengindikasikan masa lalu) akusala, sehingga ia berbuat akusala lagi di masa kini yatu tanha.

mohon dikoreksi bila saya salah persepsi.

Nah itu Sdr. hatRed sudah cukup mengerti...
Apakah Sdr. Petrus bisa untuk mengerti...?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 21 November 2008, 11:24:59 AM
Quote from: upasaka on 21 November 2008, 11:14:27 AM
Quote from: Petrus on 21 November 2008, 11:02:57 AM
Quote from: upasaka on 20 November 2008, 10:03:49 PM
Dari timbulnya avijja muncul pula tanha (hasrat rendah) dan upadana (kemelekatan, khususnya kemelekatan pada "keakuan"). Dengan kata lain, dengan munculnya ketidaktahuan (avijja) maka muncul pula kegelapan batin (kamasava-kekotoran batin yang berupa nafsu indera, bhavasava-kekotoran batin yang berupa hasrat untuk menjadi dan ditthasava-kekotoran batin yang berupa kemelekatan terhadap pandangan keliru). Artinya, ketika istilah avijja digunakan, maka mencakup pula hasrat rendah (tanha) dan kemelekatan (upadana). Dalam hal ini, avijja merupakan sebab lampau, sedangkan tanha dan upadana sebagai sebab di masa kini, mengandung arti yang sama. Namun avijja diklasifikasikan sebagi penentu dari yang lampau, sedangkan tanha dan upadana diklasifikasikan sebagai penentu dari masa kini, untuk menujukkan setiap faktor tersebut berperan di dalam keterkaitannya dengan faktor lain pada Paticca Samuppada.

apa penyebab avijja ? apakah avijja termasuk kamma masa lalu ?

kayaknya muter-muter nih  :)

avijja bukanlah penyebab utama. avijja hanyalah ketidaktahuan / pandangan keliru. ketika kita memiliki pandangan benar, maka avijja pun tidak ada lagi. untuk terlepas dari avijja hanya dibutuhkan pemahaman benar dan komitmen, jadi avijja muncul hanya karena seseorang belum memahami kebenaran dan tidak ada komitmen untuk menjalani kehidupan dengan benar.

muter2..? wah, masa segitu aja dah puyeng..???
itu mah relativitas, anak kecil ja dah banyak yg ngerti loh waktu saya yg jelasin...  ;D

jawaban yang sebenarnya adalah anda tidak tahu karena dalam diri anda ada ketidaktahuan/avijja
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: gajeboh angek on 21 November 2008, 11:28:22 AM
memang siklus om. berbeda dengan samawi yang linear, alfa dan omega
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 21 November 2008, 11:29:55 AM
Quote from: Petrus on 21 November 2008, 11:24:59 AM
Quote from: upasaka on 21 November 2008, 11:14:27 AM
Quote from: Petrus on 21 November 2008, 11:02:57 AM
Quote from: upasaka on 20 November 2008, 10:03:49 PM
Dari timbulnya avijja muncul pula tanha (hasrat rendah) dan upadana (kemelekatan, khususnya kemelekatan pada "keakuan"). Dengan kata lain, dengan munculnya ketidaktahuan (avijja) maka muncul pula kegelapan batin (kamasava-kekotoran batin yang berupa nafsu indera, bhavasava-kekotoran batin yang berupa hasrat untuk menjadi dan ditthasava-kekotoran batin yang berupa kemelekatan terhadap pandangan keliru). Artinya, ketika istilah avijja digunakan, maka mencakup pula hasrat rendah (tanha) dan kemelekatan (upadana). Dalam hal ini, avijja merupakan sebab lampau, sedangkan tanha dan upadana sebagai sebab di masa kini, mengandung arti yang sama. Namun avijja diklasifikasikan sebagi penentu dari yang lampau, sedangkan tanha dan upadana diklasifikasikan sebagai penentu dari masa kini, untuk menujukkan setiap faktor tersebut berperan di dalam keterkaitannya dengan faktor lain pada Paticca Samuppada.

apa penyebab avijja ? apakah avijja termasuk kamma masa lalu ?

kayaknya muter-muter nih  :)

avijja bukanlah penyebab utama. avijja hanyalah ketidaktahuan / pandangan keliru. ketika kita memiliki pandangan benar, maka avijja pun tidak ada lagi. untuk terlepas dari avijja hanya dibutuhkan pemahaman benar dan komitmen, jadi avijja muncul hanya karena seseorang belum memahami kebenaran dan tidak ada komitmen untuk menjalani kehidupan dengan benar.

muter2..? wah, masa segitu aja dah puyeng..???
itu mah relativitas, anak kecil ja dah banyak yg ngerti loh waktu saya yg jelasin...  ;D

jawaban yang sebenarnya adalah anda tidak tahu karena dalam diri anda ada ketidaktahuan/avijja


Lah memang saya diliputi avijja. Namun saya sedang berusaha mengikisnya...
Lebih baik orang yg dengan lantang mengakui dirinya tidak tahu, daripada tidak merasa dirinya tidak tahu...

Ayah saya pernah bilang :

"pakailah ilmu padi, semakin penuh isinya (pengetahuannya) semakin merunduk"

"apa yg kamu ketahui di dunia ini tidak sebandiing dengan apa yg kamu belum ketahui"

"kamu terlalu sombong dan angkuh untuk menolak suatu hal karena tidak mau melihatnya terlebih dahulu"

"kalau kamu ingin tidak percaya dari awal, maka kamu akan lebih mudah menemukan banyak alasan untuk tetap tidak percaya pada suatu hal"

Sorry OOT, Mod. Saya hanya ingin mengenang kembali kata2 bijak Beliau, karena kata2 Beliau rasanya mampu memberi inspirasi bagi rekan2 semuanya...   :(

_/\_
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 21 November 2008, 11:32:13 AM
 [at] Petrus

"jawaban yang sebenarnya adalah anda tidak tahu karena dalam diri anda ada ketidaktahuan/avijja "

emang bener, tapi Sang Buddha sudah menemukan, dan membabarkan jawabannya

kita disini ibaratnya copast aja apa yang Sang Buddha katakan,

masalahnya tinggal Ehipassiko nya kita aja. mo vini, vidi, vici apa gak
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Andi Sangkala on 21 November 2008, 11:32:28 AM
Quote from: Petrus on 21 November 2008, 11:24:59 AM

jawaban yang sebenarnya adalah anda tidak tahu karena dalam diri anda ada ketidaktahuan/avijja


makanya kita gak perlu komplain, karena manusia diciptakan dalam keadaan bodoh, untunglah ada Ular datang membujuk agar makan buah pengetahuan sehingga jadi pandai, namun sayang harus kena sanksi dibuang hiks

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: markosprawira on 21 November 2008, 11:35:21 AM
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 08:50:53 PM
Quote from: markosprawira on 20 November 2008, 09:31:12 AM
Sori yah, tapi itu sih bukan enlightment, tapi ngaco.....
Konsep there's no soul jadi no fear seluruhnya dibuat oleh salah satu paham sesat dimana "tidak ada diri" sehingga tidak ada si pembuat

Konsep Tuhan anda juga termasuk salah satu dari 62 paham sesat kok..... silahkan anda baca di Dhammajala Sutta mengenai maha brahma yg mengklaim dirinya sebagai pencipta

Kembali ke cerita diatas :

2 harimau itu menggambarkan siang dan malam

moral of the story adalah manusia itu karena "moha" (batinnya bodoh) sehingga tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya sedang menuju kematian
Karena itu, bukannya mencari bagaimana agar bisa lolos dari lingkaran kematian, dia malahan selalu mencari dan mencari kepuasan lagi

semoga ini bisa memperjelas makna cerita itu........

tidak ada diri tidak ada perasaan takut

paham sesat apa yah ?
jadi itu bukan contoh soal menghilangkan AKU  ???

dear Petrus,

paham sesat itu adalah yg bertentangan dengan konsep Anatta sebagai hakekat yg sesungguhnya

perasaan takut itu ada kok... buktinya bisa dialami
namun itu juga hanya proses.... yg timbul, dan pasti akan tenggelam...

selama anda belum mencoba menyelami konsep Anatta, selama itu pula akan selalu bertanya2 mengenai AKU.......

semoga bisa dimengerti
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 21 November 2008, 11:39:08 AM
 [at] markosprawira

ney persepsi saya pribadi ya, bener gak?
An-Atta itu menjelaskan konsep tidak ada AKU

yang bukan berarti AKU itu sebenarnya ada tetapi tidak ada di dalam diri,
melainkan AKU itu hanyalah fantasi yang memang sebenarnya tidak ada sama sekali dari dulu,
kita hanya memvisualisasikan Tanha dan Avijja yang didalam diri kita saja ke bentu AKU itu.

mohon dikoreksi.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: markosprawira on 21 November 2008, 02:27:59 PM
MOHA adalah kegelapan batin yg membuat kita tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah.....

karena moha itulah, semua hal menjadi "keliru" krn kita tidak tahu mana yg salah dan mana yg benar. Yg salah dianggap benar dan yg benar dianggap salah

demikian juga dengan AKU.
betul yg anda bilang, bhw AKU hanyalah "fantasi"
kita yg menganggap bhw AKU yg terdiri dari batin dan fisik ini sebagai sesuatu yg eksis.
Padahal setiap saat, pikiran/citta kita selalu berubah2
setiap saat, cetasika/faktor batin kita selalu berganti2
bahkan setiap saat, unsur2 dalam fisik kita (mahabutha 4), selalu berfluktuasi komposisinya

itu yg saya tanyakan kpd Petrus dan tidak dijawab sampai saat ini :

Seperti apakah ROH itu? spt anda wkt bayi? wkt anda umur 3 thn? wkt jadi anak SD? wkt jadi mahasiswa? atau kapan?
ini karena konsep ROH itu adalah sesuatu yg eksis dan kekal, tidak ada perubahan apapun padanya

kembali disini jika kita mau jujur, sudah jelas bhw ROH itu tidaklah eksis bahkan si "markosprawira" ini saja pun tidak eksis karena setiap saat terus mengalami mati dan hidup

Ini yg pernah disebut dengan "tidak ada kamma karena tidak ada si pembuat"

Namun ini bukan berarti bhw segala sesuatu itu "sunya" atau "kosong" yah.
Konsep keliru ini bnyk dipegang oleh para meditator

Sesungguhnya segala sesuatu itu adalah proses yg terus berkelanjutan, yg tidak jelas pangkal dan ujung selama kita tidak mau berusaha memotongnya

Itu yg disebut dengan "lingkaran samsara" seperti tersebut dalam paticca samuppada.

Semoga bisa dimengerti dan mohon masukan dari rekan2 lainnya.........
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 21 November 2008, 02:34:55 PM
Quote from: markosprawira on 21 November 2008, 02:27:59 PM
MOHA adalah kegelapan batin yg membuat kita tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah.....

karena moha itulah, semua hal menjadi "keliru" krn kita tidak tahu mana yg salah dan mana yg benar. Yg salah dianggap benar dan yg benar dianggap salah

demikian juga dengan AKU.
betul yg anda bilang, bhw AKU hanyalah "fantasi"
kita yg menganggap bhw AKU yg terdiri dari batin dan fisik ini sebagai sesuatu yg eksis.
Padahal setiap saat, pikiran/citta kita selalu berubah2
setiap saat, cetasika/faktor batin kita selalu berganti2
bahkan setiap saat, unsur2 dalam fisik kita (mahabutha 4), selalu berfluktuasi komposisinya

itu yg saya tanyakan kpd Petrus dan tidak dijawab sampai saat ini :

Seperti apakah ROH itu? spt anda wkt bayi? wkt anda umur 3 thn? wkt jadi anak SD? wkt jadi mahasiswa? atau kapan?
ini karena konsep ROH itu adalah sesuatu yg eksis dan kekal, tidak ada perubahan apapun padanya

kembali disini jika kita mau jujur, sudah jelas bhw ROH itu tidaklah eksis bahkan si "markosprawira" ini saja pun tidak eksis karena setiap saat terus mengalami mati dan hidup

Ini yg pernah disebut dengan "tidak ada kamma karena tidak ada si pembuat"

Namun ini bukan berarti bhw segala sesuatu itu "sunya" atau "kosong" yah.
Konsep keliru ini bnyk dipegang oleh para meditator

Sesungguhnya segala sesuatu itu adalah proses yg terus berkelanjutan, yg tidak jelas pangkal dan ujung selama kita tidak mau berusaha memotongnya

Itu yg disebut dengan "lingkaran samsara" seperti tersebut dalam paticca samuppada.

Semoga bisa dimengerti dan mohon masukan dari rekan2 lainnya.........

Bro Markosprawira, kegelapan batin yg membuat kita tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah itu adalah Avijja, bukannya Moha.

Karena ketidaktahuan (tidak tahu akan hal2 yg vital dalam menuju Pembebasan), maka makhluk2 terkontaminasi Lobha, Dosa dan Moha.

Lobha -> keserakahan, mencakup rasa egois untuk terus memiliki (nafsu) dan ketertarikan terhadap sesuatu

Dosa -> kebencian, mencakup rasa egois untuk angkuh, marah dengki pada orang lain, dan penolakan terhadap sesuatu

Moha -> kebodohan (stupidity), mencakup rasa egois untuk tidak peduli terhadap kebenaran, dan menganggap diri sendiri adalah benar

Contoh Moha yg mengendap di pikiran orang adl sbb :
Si A sudah diajarkan bahwa membunuh itu tidak baik sejak kecil. banyak orang yg menasehatinya terus dan dia pun sudah paham akan konsekuensinya. Namun Si A tetap membunuh makhluk hidup. Dalam hal ini sifat Moha-nya sangat dominan, dan mungkin disertai dengan Lobha (senang membunuh) dan Dosa (benci terhadap makhluk ybs).

_/\_

NB : Orang yg sudah dijelaskan bahwa suatu hal yg dilakukan adalah tidak berguna, tetap saja tidak peduli dan malah tetap melakukannya, itulah orang bodoh dan tidak bijaksana (MOHA).
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: markosprawira on 21 November 2008, 02:58:55 PM
Quote from: upasaka on 21 November 2008, 02:34:55 PM
Quote from: markosprawira on 21 November 2008, 02:27:59 PM
MOHA adalah kegelapan batin yg membuat kita tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah.....

karena moha itulah, semua hal menjadi "keliru" krn kita tidak tahu mana yg salah dan mana yg benar. Yg salah dianggap benar dan yg benar dianggap salah

Bro Markosprawira, kegelapan batin yg membuat kita tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah itu adalah Avijja, bukannya Moha.

Karena ketidaktahuan (tidak tahu akan hal2 yg vital dalam menuju Pembebasan), maka makhluk2 terkontaminasi Lobha, Dosa dan Moha.

Lobha -> keserakahan, mencakup rasa egois untuk terus memiliki (nafsu) dan ketertarikan terhadap sesuatu

Dosa -> kebencian, mencakup rasa egois untuk angkuh, marah dengki pada orang lain, dan penolakan terhadap sesuatu

Moha -> kebodohan (stupidity), mencakup rasa egois untuk tidak peduli terhadap kebenaran, dan menganggap diri sendiri adalah benar

Contoh Moha yg mengendap di pikiran orang adl sbb :
Si A sudah diajarkan bahwa membunuh itu tidak baik sejak kecil. banyak orang yg menasehatinya terus dan dia pun sudah paham akan konsekuensinya. Namun Si A tetap membunuh makhluk hidup. Dalam hal ini sifat Moha-nya sangat dominan, dan mungkin disertai dengan Lobha (senang membunuh) dan Dosa (benci terhadap makhluk ybs).

_/\_

NB : Orang yg sudah dijelaskan bahwa suatu hal yg dilakukan adalah tidak berguna, tetap saja tidak peduli dan malah tetap melakukannya, itulah orang bodoh dan tidak bijaksana (MOHA).

dear upasaka,

moha adalah dasar segalanya, dasar dari semua akusala....... kegelapan batin yg membuat tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah

avijja yg disebabkan oleh Moha, adalah ketidak tahuan akan 4 kebenaran mulia, jalan utama berunsur 8, tilakkhana.....

jika anda melihat dari sisi batin, setiap ada Lobha, PASTI ada moha
dan setiap ada Dosa, pun PASTI ada Moha

Tapi Moha bisa berdiri sendiri tanpa didampingi Lobha maupun Dosa (bisa dilihat di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4378.0)

Dalam paticca samuppada, memang moha bisa diindentikkan dengan avijja
Namun dalam hakekat yg sesungguhnya sebagaimana saya sebut diatas, moha jauh lebih luas dibanding avijja

semoga bisa dimengerti yah......
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Andi Sangkala on 21 November 2008, 03:42:08 PM
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 09:48:05 PM
Quote from: daimond on 20 November 2008, 09:26:50 PM
you disini tanha juga karena tanha adalah pembuat, misalnya petrus menginginkan baju (misalnya yah kan bisa saja kue). nah di plototin deh tuh baju sampai terbawa mimpi. ini menjadi kemelekatan nah besok nya misalnya (amit amit yahh) you kecelakan gitu tapi pas lagi mejelang ajal pikiran nya melekat terus di baju itu.

maka petrus yang sekarang ada akan hilang dan mungkin lahir sebagi kutu di baju tersebut(karena keinginan yang melekat pada baju tersebut).

kan ada di nasarani tidak boleh mengidolakan sesuatu kenapa karena sebab ini lah (memang di nasarni lebih singkat)

tanha itu kan penyebab dukkha, siapa penyebab tanha ??

baju harus dipakaikan supaya yang mati bahagia, gak usah repot-repot menghilangkan keiinginan segala.  ^-^


siapa penyebab tanha, yang menciptakan dong, karena penciptaan komplit dengan tanha
Jadi enakkan tanha sesuai dengan kehendaknya, jadi yg punya tanha gak salah loh.

Itu susahnya kalo keinginan yang mati juga telah didesain dan diciptakan seperti itu, jadi walaupun udah pake baju masih.....ingin. hehehehee


Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 21 November 2008, 09:58:42 PM
Quote from: markosprawira on 21 November 2008, 02:58:55 PM
Quote from: upasaka on 21 November 2008, 02:34:55 PM
Quote from: markosprawira on 21 November 2008, 02:27:59 PM
MOHA adalah kegelapan batin yg membuat kita tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah.....

karena moha itulah, semua hal menjadi "keliru" krn kita tidak tahu mana yg salah dan mana yg benar. Yg salah dianggap benar dan yg benar dianggap salah

Bro Markosprawira, kegelapan batin yg membuat kita tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah itu adalah Avijja, bukannya Moha.

Karena ketidaktahuan (tidak tahu akan hal2 yg vital dalam menuju Pembebasan), maka makhluk2 terkontaminasi Lobha, Dosa dan Moha.

Lobha -> keserakahan, mencakup rasa egois untuk terus memiliki (nafsu) dan ketertarikan terhadap sesuatu

Dosa -> kebencian, mencakup rasa egois untuk angkuh, marah dengki pada orang lain, dan penolakan terhadap sesuatu

Moha -> kebodohan (stupidity), mencakup rasa egois untuk tidak peduli terhadap kebenaran, dan menganggap diri sendiri adalah benar

Contoh Moha yg mengendap di pikiran orang adl sbb :
Si A sudah diajarkan bahwa membunuh itu tidak baik sejak kecil. banyak orang yg menasehatinya terus dan dia pun sudah paham akan konsekuensinya. Namun Si A tetap membunuh makhluk hidup. Dalam hal ini sifat Moha-nya sangat dominan, dan mungkin disertai dengan Lobha (senang membunuh) dan Dosa (benci terhadap makhluk ybs).

_/\_

NB : Orang yg sudah dijelaskan bahwa suatu hal yg dilakukan adalah tidak berguna, tetap saja tidak peduli dan malah tetap melakukannya, itulah orang bodoh dan tidak bijaksana (MOHA).

dear upasaka,

moha adalah dasar segalanya, dasar dari semua akusala....... kegelapan batin yg membuat tidak tahu mana yg benar dan mana yg salah

avijja yg disebabkan oleh Moha, adalah ketidak tahuan akan 4 kebenaran mulia, jalan utama berunsur 8, tilakkhana.....

jika anda melihat dari sisi batin, setiap ada Lobha, PASTI ada moha
dan setiap ada Dosa, pun PASTI ada Moha

Tapi Moha bisa berdiri sendiri tanpa didampingi Lobha maupun Dosa (bisa dilihat di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4378.0)

Dalam paticca samuppada, memang moha bisa diindentikkan dengan avijja
Namun dalam hakekat yg sesungguhnya sebagaimana saya sebut diatas, moha jauh lebih luas dibanding avijja

semoga bisa dimengerti yah......

Berarti Moha itu bukan salah satu dari 3 akar kejahatan...?
Lalu bukankah Avijja itu yg menyebabkan semua makhluk tidak tahu akan perbuatan2 yg menghasilkan buah kamma?

Saya agak bingung neh...
Secara Avijja itu 'kan 'ketidaktahuan' -> artinya tidak tahu hakikat kehidupan / kegelapan batin
Kalau Moha itu 'kan 'kebodohan' -> artinya tidak peduli atau kebodohan batin

Jadi maksudnya karena 'tidak tahu', maka semua makhluk berbuat aksi (kamma, baik maupun buruk). Dan kamma buruk dilakukan karena ada 3 akar kejahatan (keserakahan, kebencian dan kebodohan).

Kalau seseorang sudah 'tahu' akan kebenaran tapi tetap melakukan perbuatan yg tercela (yg tidak dimuliakan oleh Para Bijaksana), itu artinya dia Moha, bukan...?

Dari dulu saya selalu mendapat persepsi yg tumpang-tindih seperti ini dari banyak teman2 saya.

Mohon penjelasan dari Anda  _/\_
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 22 November 2008, 03:40:18 PM
Quote from: upasaka on 21 November 2008, 11:29:55 AM
Quote from: Petrus on 21 November 2008, 11:24:59 AM
Quote from: upasaka on 21 November 2008, 11:14:27 AM
Quote from: Petrus on 21 November 2008, 11:02:57 AM
Quote from: upasaka on 20 November 2008, 10:03:49 PM
Dari timbulnya avijja muncul pula tanha (hasrat rendah) dan upadana (kemelekatan, khususnya kemelekatan pada "keakuan"). Dengan kata lain, dengan munculnya ketidaktahuan (avijja) maka muncul pula kegelapan batin (kamasava-kekotoran batin yang berupa nafsu indera, bhavasava-kekotoran batin yang berupa hasrat untuk menjadi dan ditthasava-kekotoran batin yang berupa kemelekatan terhadap pandangan keliru). Artinya, ketika istilah avijja digunakan, maka mencakup pula hasrat rendah (tanha) dan kemelekatan (upadana). Dalam hal ini, avijja merupakan sebab lampau, sedangkan tanha dan upadana sebagai sebab di masa kini, mengandung arti yang sama. Namun avijja diklasifikasikan sebagi penentu dari yang lampau, sedangkan tanha dan upadana diklasifikasikan sebagai penentu dari masa kini, untuk menujukkan setiap faktor tersebut berperan di dalam keterkaitannya dengan faktor lain pada Paticca Samuppada.

apa penyebab avijja ? apakah avijja termasuk kamma masa lalu ?

kayaknya muter-muter nih  :)

avijja bukanlah penyebab utama. avijja hanyalah ketidaktahuan / pandangan keliru. ketika kita memiliki pandangan benar, maka avijja pun tidak ada lagi. untuk terlepas dari avijja hanya dibutuhkan pemahaman benar dan komitmen, jadi avijja muncul hanya karena seseorang belum memahami kebenaran dan tidak ada komitmen untuk menjalani kehidupan dengan benar.

muter2..? wah, masa segitu aja dah puyeng..???
itu mah relativitas, anak kecil ja dah banyak yg ngerti loh waktu saya yg jelasin...  ;D

jawaban yang sebenarnya adalah anda tidak tahu karena dalam diri anda ada ketidaktahuan/avijja


Lah memang saya diliputi avijja. Namun saya sedang berusaha mengikisnya...
Lebih baik orang yg dengan lantang mengakui dirinya tidak tahu, daripada tidak merasa dirinya tidak tahu...
_/\_

ini absurd.

aku tidak tahu apakah ada panu dibadanku, bagaimana aku mau mengikisnya ?
orang lain juga tidak tahu.

bagaimana mungkin kamu menghapuskan sesuatu yang tidak kamu ketahui ....?   :-?

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: dilbert on 22 November 2008, 04:17:17 PM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 03:40:18 PM

ini absurd.

aku tidak tahu apakah ada panu dibadanku, bagaimana aku mau mengikisnya ?
orang lain juga tidak tahu.

bagaimana mungkin kamu menghapuskan sesuatu yang tidak kamu ketahui ....?   :-?



Oleh sebab itu, terminologi DOSA di dalam ajaran BUDDHIS tidak sama dengan terminologi DOSA di dalam agama agama lain khususnya agama SAMAWI. Di dalam ajaran BUDDHIS bahwa avijja (ketidaktahuan) memegang peranan yang paling penting di dalam perjalanan hidup makhluk-makhluk di dalam SAMSARA.

Ketika sdr.petrus menganalogikan bahwa TIDAK TAHU ada PANU di tubuhnya, bagaimana mengikisnya ?? Jika memang BENAR TIDAK TAHU, baik karena tidak nampak oleh INDRA MATA, ataupun masih belum dirasakan oleh INDRA SENTUHAN (gatal), maka PANU itu tidak "EKSIS" bagi sdr.petrus... Kadang MATA melihat duluan ketimbang INDRA PERASA (gatal), atau bisa juga INDRA PERASA (gatal) duluan tahu ketimbang MATA. Karena ada sebab sebab itulah, maka dicari pemecahan permasalahannya...

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 22 November 2008, 05:45:52 PM
Quote from: dilbert on 22 November 2008, 04:17:17 PM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 03:40:18 PM

ini absurd.

aku tidak tahu apakah ada panu dibadanku, bagaimana aku mau mengikisnya ?
orang lain juga tidak tahu.

bagaimana mungkin kamu menghapuskan sesuatu yang tidak kamu ketahui ....?   :-?



Oleh sebab itu, terminologi DOSA di dalam ajaran BUDDHIS tidak sama dengan terminologi DOSA di dalam agama agama lain khususnya agama SAMAWI. Di dalam ajaran BUDDHIS bahwa avijja (ketidaktahuan) memegang peranan yang paling penting di dalam perjalanan hidup makhluk-makhluk di dalam SAMSARA.

Ketika sdr.petrus menganalogikan bahwa TIDAK TAHU ada PANU di tubuhnya, bagaimana mengikisnya ?? Jika memang BENAR TIDAK TAHU, baik karena tidak nampak oleh INDRA MATA, ataupun masih belum dirasakan oleh INDRA SENTUHAN (gatal), maka PANU itu tidak "EKSIS" bagi sdr.petrus... Kadang MATA melihat duluan ketimbang INDRA PERASA (gatal), atau bisa juga INDRA PERASA (gatal) duluan tahu ketimbang MATA. Karena ada sebab sebab itulah, maka dicari pemecahan permasalahannya...



Saya ingin menambahkan...

Sdr. Petrus, seumpamanya Anda dilahirkan dan sampai detik ini Anda tidak mengenal ajaran kebaikan / kebenaran (atau Agama), apakah Anda tahu nilai hidup Anda?

Ketidaktahuan (avijja) adalah tidak tahu akan hakikat hidup. Atau kalau dalam konteks Agama Anda, Anda tidak tahu setelah hidup akan ke mana, adakah Surga-Neraka, apa faedah dari berbuat baik, dsb...

Karena kita sadar (lihat, saya menggunakan kata 'sadar') kita belum tahu, maka kita mencari tahu. Setelah Anda mengetahui kebenaran, Anda tidak lagi tertutupi ketidaktahuan (avijja)...

Sekarang apakah Anda sudah tahu maksud saya, Sdr. Petrus?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 22 November 2008, 07:06:10 PM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 03:40:18 PM
ini absurd.

aku tidak tahu apakah ada panu dibadanku, bagaimana aku mau mengikisnya ?
orang lain juga tidak tahu.

bagaimana mungkin kamu menghapuskan sesuatu yang tidak kamu ketahui ....?   :-?



Ya, Petrus. Anda benar bagaimana kita mengobati Panu di badan kita kalau kita tidak tahu ada Panu di badan kita??

tetapi di seorang Buddhist, dia tahu ada Panu di badan kita, karena ada yang memberitahu, dialah Sang Buddha  (kita anggap saja orang yang tau/paham/sudah membuktikan bahwa disetiap makhluk yg berwujud pasti punya Panu (dengan kata lain Dukkha) dan dia juga sudah menemukan obat panu (dengan kata lain Nibbana) tersebut).

nah walau begitu, jangan karena mentang2 Sang Buddha yg memberitahu maka kita langsung percaya saja (hal inilah yang membuat saya kecewa dengan banyaknya masy Buddhist sekarang).

tetapi mereka seharusnya tidak langsung membeli obat dulu.Lihat dulu apa benar ada panu, trus Sang Buddha juga selain memberitahu ada Panu (aka. Dukkha). juga memberi Obatnya (aka. Nibbana),

dan sekali lagi, juga jangan langsung percaya akan obat yg di tawarkan Sang Buddha (ini juga yg kebanyakan Buddhist salah kaprah :mentang2 Sang Buddha yg katakan sendiri, langsung aja Percaya/melakukan).

Kalau anda lebih hebat lagi, ketahuilah Panu anda dan Carilah Obat sendiri, dan ada loh orang yang bisa, dan mereka disebut sebagai Paccekha Buddha

CMIIW. (it's just my percept)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: kullatiro on 22 November 2008, 07:09:08 PM
Quote from: hatRed on 22 November 2008, 07:06:10 PM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 03:40:18 PM
ini absurd.

aku tidak tahu apakah ada panu dibadanku, bagaimana aku mau mengikisnya ?
orang lain juga tidak tahu.

bagaimana mungkin kamu menghapuskan sesuatu yang tidak kamu ketahui ....?   :-?



Ya, Petrus. Anda benar bagaimana kita mengobati Panu di badan kita kalau kita tidak tahu ada Panu di badan kita??

tetapi di seorang Buddhist, dia tahu ada Panu di badan kita, karena ada yang memberitahu, dialah Sang Buddha  (kita anggap saja orang yang tau/paham/sudah membuktikan bahwa disetiap makhluk yg berwujud pasti punya Panu (dengan kata lain Dukkha) dan dia juga sudah menemukan obat panu (dengan kata lain Nibbana) tersebut).

nah walau begitu, jangan karena mentang2 Sang Buddha yg memberitahu maka kita langsung percaya saja (hal inilah yang membuat saya kecewa dengan banyaknya masy Buddhist sekarang).

tetapi mereka seharusnya tidak langsung membeli obat dulu.Lihat dulu apa benar ada panu, trus Sang Buddha juga selain memberitahu ada Panu (aka. Dukkha). juga memberi Obatnya (aka. Nibbana),

dan sekali lagi, juga jangan langsung percaya akan obat yg di tawarkan Sang Buddha (ini juga yg kebanyakan Buddhist salah kaprah :mentang2 Sang Buddha yg katakan sendiri, langsung aja Percaya/melakukan).

Kalau anda lebih hebat lagi, ketahuilah Panu anda dan Carilah Obat sendiri, dan ada loh orang yang bisa, dan mereka disebut sebagai Paccekha Buddha

CMIIW. (it's just my percept)

ini aku setuju soalnya masalah panu ini ada dimana bagi setiap orang mungkin tempat nya beda beda (makanya ada macam macam obyek meditasi)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: dilbert on 22 November 2008, 08:33:55 PM
kelihatannya PANU bisa memberi pencerahan...


:))

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 22 November 2008, 08:48:39 PM
sorry mo ralat dikit.


Quote from: hatRed
Kalau anda lebih hebat lagi, ketahuilah Panu anda dan Carilah Obat sendiri, dan ada loh orang yang bisa, dan mereka disebut sebagai Paccekha Buddha

hal yg saya katakn tadi, itu agak menyesatkan. mungkin yg bener

Samma Sambuddha

sedangkan Paccekha Buddha, bedanya dia gak memberitahukan kepada orang lain


jadi Baik Paccekha Buddha dan Samma Sambuddha itu orang yang mengetahui Panunya dan nyari Obat sendiri.

sedangkan perbedaannya yaaa........


sedangkan Paccekha Buddha, bedanya dia gak memberitahukan kepada orang lain


gitu gak ya. tolong donk dikoreksi, bis lupa2 inget neh
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: nobby_ta on 22 November 2008, 09:02:23 PM
Quoteaku tidak tahu apakah ada panu dibadanku, bagaimana aku mau mengikisnya ?
orang lain juga tidak tahu.

Ok. Misalkan seseorang tidak tahu menderita panu. Dia diberitahu oleh temannya karena ada bercak putih di punggungnya. Dia menjadi malu. Panu  itu membuat dia kesal karena merusak kosmetik dan gatal terus (apalagi kalau berkeringat). Dia menggaruk terus sehingga mengganggu aktivitasnya. Tapi gatalnya tdk menghilang juga, timbullah kemarahan, keinginan untuk menggaruk semakin besar. Maka garuk2 terus, bahkan membuat kulitnya luka karena garukan itu. Karena orang itu tidak mengetahui penyebab dari panu. Dia mengoleskan balsem di panunya dengan berpikiran kuman panu akan musnah karena panasnya balsem sehingga kulitnya kembali mulus. Dia langsung ke warung beli balsem tanpa tanya2 orang lain atau baca buku. Setelah dioleskan, ternyata panunya tidak menghilang, kulit disekitar panu merah, dan panas. Penderitaannya bukan menghilang bahkan bertambah.

Kalao boleh diibaratkan, panu adalah penderitaan (dukkha). Keinginan untuk menggaruk dan menghilangkan bercak putih adalah kemelekatan (tanha). Anggapan bahwa panu disebabkan oleh kuman dan angapan setelah dikasih balsem, kulitnya akan mulus lagi adalah pandangan salah (sakkaya-ditthi atau atta-ditthi). Tidak mencari tahu lebih jauh mengenai panu, bagaimana mengilangkannya adalah kebodohan batin (moha).
Kalo tidak ada kebodohan batin, tidak ada pandangan salah, tidak ada kemelekatan, tidak ada penderitaan, sehingga terwujudlah kebebasan penderitaan. dalam kasus ini panu.  ^-^

Berikut saya post kutipan dari buku .........
Quote
Meditas Vipassana oleh Sayadaw U Janakabhivamsa.

Buddha menemukan sebab dari penderitaan (dukkha). Menurut ajaran Beliau, segala sesuatu muncul karena suatu kondisi. Apapun yang ada di dunia ini mempunyai sebab; tidak ada sesuatu yang muncul tanpa sebab. Ketika Buddha ingin menghentikan penderitaan (dukkha), Beliau harus menemukan penyebabnya. Ketika penyebabnya telah dimusnahkan, maka tidak akan ada akibat. Ketika Buddha yang Maha Tahu mencapai penerangan sempurna, Beliau menemukan penyebab dari penderitaan adalah "kemelekatan" (tanha). Pengertian dari kata tanha adalah keserakahan, nafsu, keinginan, pendambaan, dan kesukaan. Cendikiawan agama Buddha menterjemahkan tanha sebagai kemelekatan sehingga hal itu meliputi semua bentuk keinginan. Jadi, di dalam bahasa Indonesia, kami menggunakan kata kemelekatan untuk tanha.

Tanha atau kemelekatan adalah penyebab dari penderitaan. Bila ada tanha pasti ada penderitaan (dukkha). Ketika seseorang dapat melenyapkan tanha, dia pasti dapat melenyapkan penderitaan (dukkha). Tanha muncul karena suatu sebab. Jika tidak ada sebab, tanha tidak akan muncul. Tanha adalah keadaan mental dan proses mental yang terkondisi. Buddha yang Maha Tahu menemukan bahwa penyebab dari kemelekatan adalah pandangan salah, misalnya pandangan salah terhadap jiwa, diri, 'aku' atau 'kamu', kepribadian atau individu yang dikenal sebagai sakkaya-ditthi atau atta-ditthi. Jadi sakkaya-ditthi atau atta-ditthi adalah sebab dari tanha yang menyebabkan penderitaan (dukkha) muncul. Lalu apa yang menjadi sebab dari pandangan salah ini (sakkaya-ditthi atau atta-ditthi)?

Buddha yang Maha Tahu menunjukan bahwa kebodohan batin (moha atau avijja dalam bahasa pali) dari proses alamiah batin dan jasmani yang menjadi penyebab dari pandangan salah terhadap jiwa atau diri. Sehingga dengan merealisasi atau pengertian benar tentang proses batin dan jasmani secara almiah, kita akan membasmi kebodohan batin. Kemudian kita dapat menyimpulkan hubungan dari sebab dan akibat seperti ini: kebodohan batin sebagai sebab, pandangan salah (sakkaya-ditthi atau atta-ditthi) sebagai akibat. Pandangan salah sebagai sebab, kemelekatan sebagai akibat. Kemelekatan sebagai sebab, penderitaan sebagai akibat..

Kemudian kita mengetahui, jika proses batin dan jasmani dapat di mengerti dengan benar, pengertian benar ini akan membasmi kebodohan batin. Ketika kebodohan batin telah dibasmi, maka tidak akan ada pandangan salah terhadap jiwa, diri, seseorang, dan makhluk. Ketika pandangan salah telah dimusnahkan, maka kemelekatan tidak akan muncul. Ketika kemelekatan telah dimusnahkan, maka tidak akan ada penderitaan. Lalu kita mencapai tingkat dimana semua penderitaan tidak akan muncul, berhentinya penderitaan dicapai (Nirodha-sacca).

_/\_
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 22 November 2008, 09:07:54 PM
 [at] noby_ta

wawawaawaw............. kkereeeeennnnn

setuju banget gitu lohhh................
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 22 November 2008, 09:59:04 PM
coba kita lebih fokus.

sebenarnya yang saya tanyakan itu apa penyebab Avijja/Kegelapan Batin ? apakah dari dirinya sendiri atau ada dari faktor luar atau dari kamma masa lalu ?
begitu anda lahir anda sudah memiliki Avijja, nah ini dari mana asalnya ?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 22 November 2008, 10:04:39 PM
 [at] Petrus

Q:Penyebab Avijja?
A:Vedana

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Petrus on 22 November 2008, 10:46:32 PM
Quote from: hatRed on 22 November 2008, 10:04:39 PM
[at] Petrus
Q:Penyebab Avijja?
A:Vedana
anda yakin ? Vedana dari kamus wiki artinya perasaan, dukkha dan sukkha. Bukan penyebab Avijja.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 22 November 2008, 11:44:50 PM
  1)   Avijja Paccaya Sankhara
            Dikondisikan oleh ketidaktahuan (avijja), maka terjadilah bentuk-bentuk kamma (sankhara)
      2)   Sankhara Paccaya Vinnanam
            Dikondisikan oleh bentuk-bentuk kamma, maka timbullah kesadaran (vinnana)
      3)   Vinnanam Paccaya Namarupam
            Dengan adanya kesadaran, maka timbullah batin (nama) dan badan jasmani (rupa)
      4)   Namarupam Paccaya Salayatanam
            Dikondisikan oleh batin dan badan jasmani, maka timbullah enam landasan indera (salayatana)
      5)   Salayatana Paccaya Phassa
            Dikondisikan oleh enam landasan indera, maka timbullah kontak (phassa)
      6)   Phassa Paccaya Vedana
            Dikondisikan oleh kontak, maka timbullah perasaan (vedana)
      7)   Vedana Paccaya Tanha
            Dikondisikan oleh perasaan, maka timbullah nafsu keinginan (tanha)
     `8)   Tanha Paccaya Upadanam
            Dikondisikan oleh nafsu keinginan, maka timbullah kemelekatan (upadana)
      9)   Upadana Paccaya Bhava
            Dikondisikan oleh kemelekatan, maka timbullah proses penerusan (bhava)
      10) Bhava Paccaya Jati
            Dikondisikan oleh proses penerusan, maka terjadilah kelahiran kembali (jati)
      11) Jati Paccaya Jaramaranam
            Dikondisikan oleh kelahiran, maka terjadilah keluh-kesah, sakit, pelapukan, kematian, dll.
      12) Jara-Marana
            Keluh-kesah, sakit, pelapukan, kematian, dll. adalah takdir yang tidak dipat diingkari



Q:apakah saya yakin atau tidak?
A: gak tau saya belon percaya, dan blon ehipassiko, saya coma copast aja, sebagai bahan pertimbangan

nb: kalau dilihat dari bahasanya ya (itu juga kalau penerjemahannya benar), maka persepsi saya

Vedana dapat/pasti menyebabkan Tanha, tetapi yg menyebabkan Tanha belon tentu cuma Vedana aja. soalnya tidak disebutkan dikondisikan dan hanya dikondisikan vedana maka terjadi Tanha.

kalo model matematikanya ya bila Vedana jika dan hanya jika Tanha. maka saya pikir Sang Buddha menekankan hanya Vedana saja, tetapi kayaknya gak seperti itu.

Jadi mungkin saja (bisa bener bisa salah) penyebab Tanha itu ada lagi selain Vedana.

tapi kok kayaknya malah ngulang2 ya... nanyanya

capek deeeeehhh......  ^:)^
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 23 November 2008, 08:25:17 AM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 09:59:04 PM
coba kita lebih fokus.

sebenarnya yang saya tanyakan itu apa penyebab Avijja/Kegelapan Batin ? apakah dari dirinya sendiri atau ada dari faktor luar atau dari kamma masa lalu ?
begitu anda lahir anda sudah memiliki Avijja, nah ini dari mana asalnya ?

Penyebab avijja adalah faktor dalam (makhluk ybs). Ketika manusia (dan semua makhluk) lahir, semua diliputi oleh avijja. Asal-muasal avijja adalah dari pikiran makhluk ybs. Ketidaktahuan adalah sifat biologis manusia (dan semua makhluk) sebagai wujud keterbatasan. Ada beberapa orang yg bisa mengikis ketidaktahuan melalui usaha otodidak, ini adalah orang yg sudah melatih dan mengembangkan 'pengetahuan' untuk mengikis ketidaktahuan. Sebagai contohnya, ada anak yg dari kecil terlihat mahir dan mengerti musik, sedangkan ada anak lain yg kurang berbakat.

Avijja hanyalah 'ketidaktahuan'. Dan dalam konsep Buddhis, ketidaktahuan ini adalah "tidak tahu akan hakikat kehidupan dan jalan yg menuju berakhirnya dukkha".


Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: dilbert on 23 November 2008, 08:32:58 AM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 09:59:04 PM
coba kita lebih fokus.

sebenarnya yang saya tanyakan itu apa penyebab Avijja/Kegelapan Batin ? apakah dari dirinya sendiri atau ada dari faktor luar atau dari kamma masa lalu ?
begitu anda lahir anda sudah memiliki Avijja, nah ini dari mana asalnya ?

Nah avijja itu sama "TUA"nya dengan "TUHAN" yang sdr.petrus yakini...

Sdr.petrus menanyakan dari mana asal avijja... sama seperti pertanyaan dari mana asal TUHAN...
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: andrew on 23 November 2008, 09:41:57 AM
penjelasan paticasamupada

http://www.vimokkha.com/paticcasamuppada.html


_/\_
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 23 November 2008, 12:18:17 PM
Amitabha...
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 23 November 2008, 01:59:52 PM
eh... kayak nya g salah deh ngjelasin (kok malah ngejelasin penyebab Tanha ?? )

si Petrus nanya penyebab Avijja ya??
heheheh....... maklum dah malem jadi ngantuk2 nulisnya :))

Vedana penyebab Tanha

jadi kalau diliat penyebab Avijja dari urutan pattica samupada itu ya Jara Marana alias kematian itu sendiri

bingung???? hehe jangan bingung.

Sang Buddha sendiri pernah mengatakan saat seseorang meninggal, selama orang tersebut belon suci maka ia akan langsung terlahir kembali. jadi sebenarnya kematian bagi orang yg belon suci adalah kelahiran

kalau puitisnya

                                             Isi adalah Kosong
                                             Kosong adalah Isi

nah bagi yang masih terikat dukkha maka mereka akan terus menerus mengalami pattica samupada tersebut.

heheh... moga2 gak salah lagi.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: pujianto on 24 November 2008, 01:59:12 PM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 09:59:04 PM
coba kita lebih fokus.

sebenarnya yang saya tanyakan itu apa penyebab Avijja/Kegelapan Batin ? apakah dari dirinya sendiri atau ada dari faktor luar atau dari kamma masa lalu ?
begitu anda lahir anda sudah memiliki Avijja, nah ini dari mana asalnya ?

avijja datang dari adam dan hawa sebelum makan apple

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: markosprawira on 25 November 2008, 02:54:59 PM
Quote from: hatRed on 23 November 2008, 01:59:52 PM
eh... kayak nya g salah deh ngjelasin (kok malah ngejelasin penyebab Tanha ?? )

si Petrus nanya penyebab Avijja ya??
heheheh....... maklum dah malem jadi ngantuk2 nulisnya :))

Vedana penyebab Tanha

jadi kalau diliat penyebab Avijja dari urutan pattica samupada itu ya Jara Marana alias kematian itu sendiri

bingung???? hehe jangan bingung.

Sang Buddha sendiri pernah mengatakan saat seseorang meninggal, selama orang tersebut belon suci maka ia akan langsung terlahir kembali. jadi sebenarnya kematian bagi orang yg belon suci adalah kelahiran

kalau puitisnya

                                             Isi adalah Kosong
                                             Kosong adalah Isi

nah bagi yang masih terikat dukkha maka mereka akan terus menerus mengalami pattica samupada tersebut.

heheh... moga2 gak salah lagi.

plis jgn jadi salah paham bro.......

Jara Marana TIDAK akan menyebabkan Avijja (ketidak tahuan akan 4 kebenaran mulia dan jalan utama berunsur 8 )

Rantai paticca itu hanya menjelaskan mengenai anuloma (kemunculan dari avijja s/d jara marana) dan patiloma (proses sebaliknya)

Paticca samuppada dapat dijelaskan dengan berbagai cara misal 12 nidana seperti yg anda kutip, bisa juga dari 3 periode, dan sebagainya......

tolong berhati-hati dalam meninterpretasikan paticca samuppada

QuoteIsi adalah Kosong
Kosong adalah Isi

Mungkin anda bisa sebut ini konsep dari buddhism yg mana yah?

soalnya setau saya, ini adalah konsep TAO, bukan buddhism.......... cmiiw.......
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: markosprawira on 25 November 2008, 03:05:09 PM
Quote from: upasaka on 23 November 2008, 08:25:17 AM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 09:59:04 PM
coba kita lebih fokus.

sebenarnya yang saya tanyakan itu apa penyebab Avijja/Kegelapan Batin ? apakah dari dirinya sendiri atau ada dari faktor luar atau dari kamma masa lalu ?
begitu anda lahir anda sudah memiliki Avijja, nah ini dari mana asalnya ?

Penyebab avijja adalah faktor dalam (makhluk ybs). Ketika manusia (dan semua makhluk) lahir, semua diliputi oleh avijja. Asal-muasal avijja adalah dari pikiran makhluk ybs. Ketidaktahuan adalah sifat biologis manusia (dan semua makhluk) sebagai wujud keterbatasan. Ada beberapa orang yg bisa mengikis ketidaktahuan melalui usaha otodidak, ini adalah orang yg sudah melatih dan mengembangkan 'pengetahuan' untuk mengikis ketidaktahuan. Sebagai contohnya, ada anak yg dari kecil terlihat mahir dan mengerti musik, sedangkan ada anak lain yg kurang berbakat.

Avijja hanyalah 'ketidaktahuan'. Dan dalam konsep Buddhis, ketidaktahuan ini adalah "tidak tahu akan hakikat kehidupan dan jalan yg menuju berakhirnya dukkha".

Hanya ingin menambahi bahwa Avijja adalah ketidak tahuan secara batin
Namun bukan tidak tahu dalam pengertian umum atau secara IQ

semoga bermanfaat
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: dumper on 25 November 2008, 03:28:21 PM
 [at] markosprawira

berikut penafsiran saya terhadap 12 nidana,

12 nidana itu bukan urutan proses, jadii tidak diketahui mana ekor dan mana kepalanya.

ibarat rantai gelang yang tidak dapat diketaui mana kepala mana ekor.

jadi kalau saya baca dari jara marana maka akan muncul avijja.

disini tidak terlihat proses kelahiran, tetapi langsung avijja

disinilah yang saya katakan

kosong adalah isi
isi adalah kosong

karena pengosongan(kematian) itu sama saja kita terlahir kembali(pengisian)
begitu pula sebaliknya.

hal ini saya cuma dapat dari film sun go kong, dimana biksu Tong ngomongin gituan mlulu.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: markosprawira on 25 November 2008, 04:50:53 PM
 [at] dumper/hatRed :

jika anda perhatikan apa yg anda tulis diatas, itu adalah Anuloma

      1)   Avijja Paccaya Sankhara
            Dikondisikan oleh ketidaktahuan (avijja), maka terjadilah bentuk-bentuk kamma (sankhara)
      2)   Sankhara Paccaya Vinnanam
            Dikondisikan oleh bentuk-bentuk kamma, maka timbullah kesadaran (vinnana)
      3)   Vinnanam Paccaya Namarupam
            Dengan adanya kesadaran, maka timbullah batin (nama) dan badan jasmani (rupa)
      4)   Namarupam Paccaya Salayatanam
            Dikondisikan oleh batin dan badan jasmani, maka timbullah enam landasan indera (salayatana)
      5)   Salayatana Paccaya Phassa
            Dikondisikan oleh enam landasan indera, maka timbullah kontak (phassa)
      6)   Phassa Paccaya Vedana
            Dikondisikan oleh kontak, maka timbullah perasaan (vedana)
      7)   Vedana Paccaya Tanha
            Dikondisikan oleh perasaan, maka timbullah nafsu keinginan (tanha)
     `8)   Tanha Paccaya Upadanam
            Dikondisikan oleh nafsu keinginan, maka timbullah kemelekatan (upadana)
      9)   Upadana Paccaya Bhava
            Dikondisikan oleh kemelekatan, maka timbullah proses penerusan (bhava)
      10) Bhava Paccaya Jati
            Dikondisikan oleh proses penerusan, maka terjadilah kelahiran kembali (jati)
      11) Jati Paccaya Jaramaranam
            Dikondisikan oleh kelahiran, maka terjadilah keluh-kesah, sakit, pelapukan, kematian, dll.
      12) Jara-Marana
            Keluh-kesah, sakit, pelapukan, kematian, dll. adalah yang tidak dapat diingkari


Disitu sudah jelas bahwa kepala/sebabnya adalah AVIJJA ..... rantai paticca samuppada adalah rantai yg menyebabkan (anuloma) sekaligus mengakhiri (patiloma, proses kebalikan dari anuloma)


Mengenai
Quotekosong adalah isi
isi adalah kosong

saya tidak merasa berkompeten utk menjawabnya, hanya saja secara theravada, tidak ada yg disebut "kosong" dalam arti fisik

Jika anda menjumpai perkataan "Kosong" seperti dalam tulisan bhante buddhadasa, beliau sudah dengan jelas menyatakan KOSONG sebagai bebas dari kemelekatan, alias nibbana.

Jadi tolong untuk dapat membedakannya dengan proses kematian dan kelahiran yg notabene hanya merupakan proses berkelanjutan, bukan kosong = mati, dan isi = hidup

semoga dimengerti  _/\_
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: pujianto on 25 November 2008, 06:27:21 PM
Quote from: dumper on 25 November 2008, 03:28:21 PM
[at] markosprawira

berikut penafsiran saya terhadap 12 nidana,

12 nidana itu bukan urutan proses, jadii tidak diketahui mana ekor dan mana kepalanya.

ibarat rantai gelang yang tidak dapat diketaui mana kepala mana ekor.

jadi kalau saya baca dari jara marana maka akan muncul avijja.

disini tidak terlihat proses kelahiran, tetapi langsung avijja

disinilah yang saya katakan

kosong adalah isi
isi adalah kosong

karena pengosongan(kematian) itu sama saja kita terlahir kembali(pengisian)
begitu pula sebaliknya.

hal ini saya cuma dapat dari film sun go kong, dimana biksu Tong ngomongin gituan mlulu.


apabila mau bahas agama Buddha jangan ambil bahan dari legenda Raja Monyet, nanti malah gak nyambung.

kosong adalah isi
isi adalah kosong

isi itu apa, kosong itu apa
apa itu kosong atau isi?

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 25 November 2008, 06:31:24 PM
 [at] pujianto

gini loh om puji,

g denger melulu tu pantun sejak nonton tu sun go kong

Isi adalah Kosong
Kosong adalah Isi

saat itu g gak tau apa sih maksudnya, apa sih artinya

trus, g  membaca di thread tentang..... er...... apa ya g lupa pokonya di dhammacita

disitu ada yg bilang kalo Sang Buddha pernah mengatakan orang yang Meninggal, selama belum Nibbana maka akan langsung terlahir kembali

nah disinilah g, akhirnya mengingat pantun itu lagi dan akhirnya, g pikir itulah makna pantun itu

Kematian adalah Kelahiran
Kelahiran adalah Kematian
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 25 November 2008, 06:34:37 PM
Quote from: markosprawira on 25 November 2008, 04:50:53 PM

Disitu sudah jelas bahwa kepala/sebabnya adalah AVIJJA ..... rantai paticca samuppada adalah rantai yg menyebabkan (anuloma) sekaligus mengakhiri (patiloma, proses kebalikan dari anuloma)



oke deh coba g baca2 lagi buku. mungkin g yang salah inget kali ya
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: pujianto on 25 November 2008, 06:38:25 PM
Quote from: hatRed on 25 November 2008, 06:31:24 PM
[at] pujianto

gini loh om puji,

g denger melulu tu pantun sejak nonton tu sun go kong

Isi adalah Kosong
Kosong adalah Isi

saat itu g gak tau apa sih maksudnya, apa sih artinya

trus, g  membaca di thread tentang..... er...... apa ya g lupa pokonya di dhammacita

disitu ada yg bilang kalo Sang Buddha pernah mengatakan orang yang Meninggal, selama belum Nibbana maka akan langsung terlahir kembali

nah disinilah g, akhirnya mengingat pantun itu lagi dan akhirnya, g pikir itulah makna pantun itu

Kematian adalah Kelahiran
Kelahiran adalah Kematian

kematian adalah kematian
kelahiran adalah kelahiran
kematian adalah awal dari kelahiran
kelahiran adalah menuju ke kematian

hehehehe
intermezo
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: truth lover on 26 November 2008, 08:45:17 PM
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 09:48:05 PM
Quote from: daimond on 20 November 2008, 09:26:50 PM
you disini tanha juga karena tanha adalah pembuat, misalnya petrus menginginkan baju (misalnya yah kan bisa saja kue). nah di plototin deh tuh baju sampai terbawa mimpi. ini menjadi kemelekatan nah besok nya misalnya (amit amit yahh) you kecelakan gitu tapi pas lagi mejelang ajal pikiran nya melekat terus di baju itu.

maka petrus yang sekarang ada akan hilang dan mungkin lahir sebagi kutu di baju tersebut(karena keinginan yang melekat pada baju tersebut).

kan ada di nasarani tidak boleh mengidolakan sesuatu kenapa karena sebab ini lah (memang di nasarni lebih singkat)

tanha itu kan penyebab dukkha, siapa penyebab tanha ??

baju harus dipakaikan supaya yang mati bahagia, gak usah repot-repot menghilangkan keiinginan segala.  ^-^


ikutan ahhhh, siapa penyebab hobby sirloin steak? siapa penyebab suka bakso dsbnya?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: truth lover on 26 November 2008, 08:52:15 PM
Quote from: Petrus on 21 November 2008, 11:24:59 AM
Quote from: upasaka on 21 November 2008, 11:14:27 AM
Quote from: Petrus on 21 November 2008, 11:02:57 AM
Quote from: upasaka on 20 November 2008, 10:03:49 PM
Dari timbulnya avijja muncul pula tanha (hasrat rendah) dan upadana (kemelekatan, khususnya kemelekatan pada "keakuan"). Dengan kata lain, dengan munculnya ketidaktahuan (avijja) maka muncul pula kegelapan batin (kamasava-kekotoran batin yang berupa nafsu indera, bhavasava-kekotoran batin yang berupa hasrat untuk menjadi dan ditthasava-kekotoran batin yang berupa kemelekatan terhadap pandangan keliru). Artinya, ketika istilah avijja digunakan, maka mencakup pula hasrat rendah (tanha) dan kemelekatan (upadana). Dalam hal ini, avijja merupakan sebab lampau, sedangkan tanha dan upadana sebagai sebab di masa kini, mengandung arti yang sama. Namun avijja diklasifikasikan sebagi penentu dari yang lampau, sedangkan tanha dan upadana diklasifikasikan sebagai penentu dari masa kini, untuk menujukkan setiap faktor tersebut berperan di dalam keterkaitannya dengan faktor lain pada Paticca Samuppada.

apa penyebab avijja ? apakah avijja termasuk kamma masa lalu ?

kayaknya muter-muter nih  :)

avijja bukanlah penyebab utama. avijja hanyalah ketidaktahuan / pandangan keliru. ketika kita memiliki pandangan benar, maka avijja pun tidak ada lagi. untuk terlepas dari avijja hanya dibutuhkan pemahaman benar dan komitmen, jadi avijja muncul hanya karena seseorang belum memahami kebenaran dan tidak ada komitmen untuk menjalani kehidupan dengan benar.

muter2..? wah, masa segitu aja dah puyeng..???
itu mah relativitas, anak kecil ja dah banyak yg ngerti loh waktu saya yg jelasin...  ;D

jawaban yang sebenarnya adalah anda tidak tahu karena dalam diri anda ada ketidaktahuan/avijja


Mau tahu contoh avijja bung Petrus? dengarkan:

bila seseorang beranggapan bila kita berbuat kejahatan sebesar apapun, tetapi sebelum mati bertobat dan menerima "doi" sebagai juruselamat maka semua dosanya dihapuskan, maka itulah yang disebut avijja. Itulah yang disebut kegelapan batin/kejahatan batin.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 26 November 2008, 08:53:23 PM
Yang pasti HIDUP ADALAH DERITA,TERLAHIR ADALAH DERITA...

Salam hangat,
Riky
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: markosprawira on 27 November 2008, 08:40:19 AM
 [at] Riky : Derita atau ngga, itu relatif bro....

dengan terlahir dan hidup, itu adalah kesempatan untuk bisa keluar dari lingkaran samsara, yang sebenarnya kita buat sendiri

kalo kata lagu yg dipopulerkan ci lily di DC :
"Kau yang memulai"
"Kau yang mengakhiri"

Nah tinggal mau lihat dari sudut mana deh.......
Hidup/Terlahir adalah Derita

atau

Hidup/Terlahir adalah Kesempatan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua..........
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:50:40 AM
Quote from: Riky_dave on 26 November 2008, 08:53:23 PM
Yang pasti HIDUP ADALAH DERITA,TERLAHIR ADALAH DERITA...

Salam hangat,
Riky

kenyataan yang pesimis

Quote from: markosprawira on 27 November 2008, 08:40:19 AM
[at] Riky : Derita atau ngga, itu relatif bro....

dengan terlahir dan hidup, itu adalah kesempatan untuk bisa keluar dari lingkaran samsara, yang sebenarnya kita buat sendiri

kalo kata lagu yg dipopulerkan ci lily di DC :
"Kau yang memulai"
"Kau yang mengakhiri"

Nah tinggal mau lihat dari sudut mana deh.......
Hidup/Terlahir adalah Derita

atau

Hidup/Terlahir adalah Kesempatan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua..........


kenyataan yang optimis

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: pujianto on 27 November 2008, 11:34:41 AM
Quote from: truth lover on 26 November 2008, 08:52:15 PM

Mau tahu contoh avijja bung Petrus? dengarkan:

bila seseorang beranggapan bila kita berbuat kejahatan sebesar apapun, tetapi sebelum mati bertobat dan menerima "doi" sebagai juruselamat maka semua dosanya dihapuskan, maka itulah yang disebut avijja. Itulah yang disebut kegelapan batin/kejahatan batin.

Enak ya setelah berbuat jahat sesuka hati lalu setelah bertaubat maka semuanya selesai.

ayo bertaubatlah dan serahkan semua dosa pada juru selamat, dan........beres deh.

manusia sudah banyak dosanya malah berbuat dosa lagi dengan melimpahkan semua dosa pada orang lain, teganya.......gak heran avijja makin tebal.

aku sih gak berani berbuat durhaka seperti itu, jangankan kepada Tuhan, kepada orang tua, saudara, ataupun teman, kepada siapapun yang tidak aku kenal aku tidak akan mau melimpahkan dosa kesalahanku pada mereka, biarlah dosaku yang menggunung kutanggung sendiri.

semoga pahala kebajikan yang kutabur mampu mengurangi beban mentalku menanggung dosa heheheheh




Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 27 November 2008, 08:11:06 PM
Quote from: markosprawira on 27 November 2008, 08:40:19 AM
[at] Riky : Derita atau ngga, itu relatif bro....

dengan terlahir dan hidup, itu adalah kesempatan untuk bisa keluar dari lingkaran samsara, yang sebenarnya kita buat sendiri
hehehe...bukankah kematian adalah suatu kepastian dan kehidupan adalah suatu ketidakpastian,ketidakpuasaan,ketidakkekalan? :)
Selagi dalam lingkaran Samsara tidak ada kata "bahagia" dalam arti sesungguhnya..menurut saya manusia bisa mencari "kebahagian" dimana2,apakah itu kebahagian materi,nafsu,keluarga atau yang laennya,tapi apa pun itu akan "berakhir",dan tidak bisa "kekal",karena hukum ANICCA bukan??Hidup adalah ketidakpuasaan dan manusia itu tidak akan pernah puas.... :))

Quotekalo kata lagu yg dipopulerkan ci lily di DC :
"Kau yang memulai"
"Kau yang mengakhiri"
Um..benar...tapi lebih enak kalau saya buat,"Kau yang terlahir,jadi kau yang harus membuat dirimu tidak terlahir,karena terlahir adalah derita..." :)

QuoteNah tinggal mau lihat dari sudut mana deh.......
Hidup/Terlahir adalah Derita

atau

Hidup/Terlahir adalah Kesempatan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua..........

Yup...kesempatan...ya...itu dia...tapi seberapa orang "sadar" bahwa hidup adalah kesempatan?orang sibuk mengerjar "harta" dan "kebahagian duniawi" dan orang menolak meninggalkan apa yang "dicintainya"... :))

Salam hangat,
Riky
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 27 November 2008, 08:13:54 PM
Quote from: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:50:40 AM
Quote from: Riky_dave on 26 November 2008, 08:53:23 PM
Yang pasti HIDUP ADALAH DERITA,TERLAHIR ADALAH DERITA...

Salam hangat,
Riky

kenyataan yang pesimis

hehe,berati secara tidak langsung maupu langsung,"Sang Buddha itu pesimis ya maksud anda?"
Sang Buddha pertama kali membabarkan tentang,"Penderitaan...Hidup adalah dukkha"...
Apakah itu berati SB pesimis? :))

Salam hangat,
Riky
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:18:35 PM
dukha = derita???
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 27 November 2008, 08:23:00 PM
Quote from: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:18:35 PM
dukha = derita???
Dukkha=mencakup semua penderitaan,ketidakpuasaan=penderitaan... :))

Salam hangat,
Riky
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:26:24 PM
Quote from: Riky_dave on 27 November 2008, 08:23:00 PM
Quote from: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:18:35 PM
dukha = derita???
Dukkha=mencakup semua penderitaan,ketidakpuasaan=penderitaan... :))

Salam hangat,
Riky

:)) pengertian yang baik
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 27 November 2008, 08:28:33 PM
Quote from: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:26:24 PM
Quote from: Riky_dave on 27 November 2008, 08:23:00 PM
Quote from: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:18:35 PM
dukha = derita???
Dukkha=mencakup semua penderitaan,ketidakpuasaan=penderitaan... :))

Salam hangat,
Riky

:)) pengertian yang baik
May be,mau anda tambahkan?Mana tahu anda lebih senior dan lebih tau... :))

Salam hangat,
Riky
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 08:31:32 PM
Quote from: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:50:40 AM
Quote from: Riky_dave on 26 November 2008, 08:53:23 PM
Yang pasti HIDUP ADALAH DERITA,TERLAHIR ADALAH DERITA...

Salam hangat,
Riky

kenyataan yang pesimis

Quote from: markosprawira on 27 November 2008, 08:40:19 AM
[at] Riky : Derita atau ngga, itu relatif bro....

dengan terlahir dan hidup, itu adalah kesempatan untuk bisa keluar dari lingkaran samsara, yang sebenarnya kita buat sendiri

kalo kata lagu yg dipopulerkan ci lily di DC :
"Kau yang memulai"
"Kau yang mengakhiri"

Nah tinggal mau lihat dari sudut mana deh.......
Hidup/Terlahir adalah Derita

atau

Hidup/Terlahir adalah Kesempatan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua..........


kenyataan yang optimis



lagi lagi dilihat dari satu sisi, coba dilihat dari 2 sisi.....
keduanya adalah benar, tergantung pribadi masing-masing, mau dijadikan derita atau kesempatan untuk keluar dari samsara?

yang pasti bila belum mencapai nibbana berarti kita masih ada dalam lingkaran samsara, thats it
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 27 November 2008, 08:36:46 PM
Quote from: Reenzia on 27 November 2008, 08:31:32 PM
Quote from: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:50:40 AM
Quote from: Riky_dave on 26 November 2008, 08:53:23 PM
Yang pasti HIDUP ADALAH DERITA,TERLAHIR ADALAH DERITA...

Salam hangat,
Riky

kenyataan yang pesimis

Quote from: markosprawira on 27 November 2008, 08:40:19 AM
[at] Riky : Derita atau ngga, itu relatif bro....

dengan terlahir dan hidup, itu adalah kesempatan untuk bisa keluar dari lingkaran samsara, yang sebenarnya kita buat sendiri

kalo kata lagu yg dipopulerkan ci lily di DC :
"Kau yang memulai"
"Kau yang mengakhiri"

Nah tinggal mau lihat dari sudut mana deh.......
Hidup/Terlahir adalah Derita

atau

Hidup/Terlahir adalah Kesempatan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua..........


kenyataan yang optimis



lagi lagi dilihat dari satu sisi, coba dilihat dari 2 sisi.....
keduanya adalah benar, tergantung pribadi masing-masing, mau dijadikan derita atau kesempatan untuk keluar dari samsara?

yang pasti bila belum mencapai nibbana berarti kita masih ada dalam lingkaran samsara, thats it

Bagi saya apapun cakapnya atau omongnya,yang pasti HIDUP ADALAH DERITA..titik sampai itu.....Dan SB sudah "menunjukan" jalan untuk keluar dari "kelahiran",lihat udana viii:3

Salam hangat,
Riky
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Equator on 27 November 2008, 08:40:24 PM
Saya ingin meluruskan sedikit
Bahwa hidup itu adalah Dukha (ketidakpuasan)
Bukan berarti Derita (suffering)
Semoga membantu
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 27 November 2008, 08:44:48 PM
Quote from: Herdiboy on 27 November 2008, 08:40:24 PM
Saya ingin meluruskan sedikit
Bahwa hidup itu adalah Dukha (ketidakpuasan)
Bukan berarti Derita (suffering)
Semoga membantu
yap..thanks..dan ada sedikit yang saya ingin tanyakan,"Apakah ketidakpuasaan itu mendatangkan kebahagiaan atau penderitaan?" :)

Salam hangat,
Riky
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 08:53:31 PM
yang pasti sebelum nibbana kita masih dilingkupi dukkha, selama kita masih merasakan, adanya Tanha, Avijja, Moha. dan jargon lain sebagainya. maka itulah dukkha.

memiliki pasangan sejati itulah dukkha
ulang tahun itulah dukkha
lulus kuliah itulah dukkha
memiliki anak itulah dukkha
berkesempatan mendengar ceramah itulah dukkha.

tidak ada satupun yang dapat luput dari dukkha.

harap dimengerti.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 27 November 2008, 08:56:41 PM
 [at] hatred
Kan udah dikatakan ,"Hidup adalah Dukkha" :)

Salam hangat,
Riky
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 09:01:56 PM
 [at] Ricky

hehe... udah dikatakan ya :)

tapi kok baca2, masih meributkan dukkha sih? mank masalahnya apa ya?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Riky_dave on 27 November 2008, 09:03:35 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:01:56 PM
[at] Ricky

hehe... udah dikatakan ya :)

tapi kok baca2, masih meributkan dukkha sih? mank masalahnya apa ya?
tanya om hendra,sampai sekarang dia belum jawab itu..saya tanyakan ada tambahan gk,dia jadi "diem",mungkin tangannya lagi "pegal"... :)
Kita tunggu saja sampai tangannya "sembuh" lagi...

Salam hangat,
Riky
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 09:18:37 PM
Quote from: Hendra Susanto on 27 November 2008, 08:50:40 AM
Quote from: Riky_dave on 26 November 2008, 08:53:23 PM
Yang pasti HIDUP ADALAH DERITA,TERLAHIR ADALAH DERITA...

Salam hangat,
Riky

kenyataan yang pesimis

Quote from: markosprawira on 27 November 2008, 08:40:19 AM
[at] Riky : Derita atau ngga, itu relatif bro....

dengan terlahir dan hidup, itu adalah kesempatan untuk bisa keluar dari lingkaran samsara, yang sebenarnya kita buat sendiri

kalo kata lagu yg dipopulerkan ci lily di DC :
"Kau yang memulai"
"Kau yang mengakhiri"

Nah tinggal mau lihat dari sudut mana deh.......
Hidup/Terlahir adalah Derita

atau

Hidup/Terlahir adalah Kesempatan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua..........


kenyataan yang optimis



Pesimis + Optimis = Realistis

Hukum Matematika Buddhism hehe.....   (becanda cuma asbut aja)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 09:26:29 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 08:53:31 PM
yang pasti sebelum nibbana kita masih dilingkupi dukkha, selama kita masih merasakan, adanya Tanha, Avijja, Moha. dan jargon lain sebagainya. maka itulah dukkha.

memiliki pasangan sejati itulah dukkha
ulang tahun itulah dukkha
lulus kuliah itulah dukkha
memiliki anak itulah dukkha
berkesempatan mendengar ceramah itulah dukkha.

tidak ada satupun yang dapat luput dari dukkha.

harap dimengerti.

harap ditambahkan "bisa menimbulkan"

karena saia rasa tidak semua bisa menimbulkan ketidakpuasan, tergantung pada individunya

contoh nih ya
saia diberi makanan oleh orang lain, apabila saia berpikir, ih makanannya dikit dan gak enak pula

itu adalah dukkha [ketidakpuasan]

tapi kalo saia berpikir
makanan ini akan menjadi salah satu sarana agar saia dapat lebih memahami dhamma dan mencapai pencerahan

tentu tidak menimbulkan dukkha [ketidakpuasan]
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 09:32:05 PM
 [at] reenzia

sukkha itu bagian dari Dukkha.

apakah reenzia setuju dengan pernyataan ini?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Equator on 27 November 2008, 09:43:41 PM
Quote from: Reenzia on 27 November 2008, 09:26:29 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 08:53:31 PM
yang pasti sebelum nibbana kita masih dilingkupi dukkha, selama kita masih merasakan, adanya Tanha, Avijja, Moha. dan jargon lain sebagainya. maka itulah dukkha.

memiliki pasangan sejati itulah dukkha
ulang tahun itulah dukkha
lulus kuliah itulah dukkha
memiliki anak itulah dukkha
berkesempatan mendengar ceramah itulah dukkha.

tidak ada satupun yang dapat luput dari dukkha.

harap dimengerti.

harap ditambahkan "bisa menimbulkan"

karena saia rasa tidak semua bisa menimbulkan ketidakpuasan, tergantung pada individunya

contoh nih ya
saia diberi makanan oleh orang lain, apabila saia berpikir, ih makanannya dikit dan gak enak pula

itu adalah dukkha [ketidakpuasan]

tapi kalo saia berpikir
makanan ini akan menjadi salah satu sarana agar saia dapat lebih memahami dhamma dan mencapai pencerahan

tentu tidak menimbulkan dukkha [ketidakpuasan]

Betul saya setuju sekali dengan penjelasan reenzia
Perlu ditambah kalimatnya, biar tidak salah kaprah
Good job Sis!
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Equator on 27 November 2008, 09:46:05 PM
Quote from: Riky_dave on 27 November 2008, 08:44:48 PM
Quote from: Herdiboy on 27 November 2008, 08:40:24 PM
Saya ingin meluruskan sedikit
Bahwa hidup itu adalah Dukha (ketidakpuasan)
Bukan berarti Derita (suffering)
Semoga membantu
yap..thanks..dan ada sedikit yang saya ingin tanyakan,"Apakah ketidakpuasaan itu mendatangkan kebahagiaan atau penderitaan?" :)

Salam hangat,
Riky
Quote from: Riky_dave on 27 November 2008, 08:44:48 PM
Quote from: Herdiboy on 27 November 2008, 08:40:24 PM
Saya ingin meluruskan sedikit
Bahwa hidup itu adalah Dukha (ketidakpuasan)
Bukan berarti Derita (suffering)
Semoga membantu
yap..thanks..dan ada sedikit yang saya ingin tanyakan,"Apakah ketidakpuasaan itu mendatangkan kebahagiaan atau penderitaan?" :)

Salam hangat,
Riky

Pengertian Dukkha itu cakupannya lebih luas ketimbang penderitaan, karena penderitaan hanya merupakan salah satu sub kecil dari pengertian Dukkha itu sendiri
Semoga anda menjadi jelas adanya
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 09:48:05 PM
Quote from: Herdiboy on 27 November 2008, 09:43:41 PM
Quote from: Reenzia on 27 November 2008, 09:26:29 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 08:53:31 PM
yang pasti sebelum nibbana kita masih dilingkupi dukkha, selama kita masih merasakan, adanya Tanha, Avijja, Moha. dan jargon lain sebagainya. maka itulah dukkha.

memiliki pasangan sejati itulah dukkha
ulang tahun itulah dukkha
lulus kuliah itulah dukkha
memiliki anak itulah dukkha
berkesempatan mendengar ceramah itulah dukkha.

tidak ada satupun yang dapat luput dari dukkha.

harap dimengerti.

harap ditambahkan "bisa menimbulkan"

karena saia rasa tidak semua bisa menimbulkan ketidakpuasan, tergantung pada individunya

contoh nih ya
saia diberi makanan oleh orang lain, apabila saia berpikir, ih makanannya dikit dan gak enak pula

itu adalah dukkha [ketidakpuasan]

tapi kalo saia berpikir
makanan ini akan menjadi salah satu sarana agar saia dapat lebih memahami dhamma dan mencapai pencerahan

tentu tidak menimbulkan dukkha [ketidakpuasan]

Betul saya setuju sekali dengan penjelasan reenzia
Perlu ditambah kalimatnya, biar tidak salah kaprah
Good job Sis!

kalau begitu saya ingin bertanya juga ke om herdiboy,

sukkha itu bagian dari Dukkha.

apakah  om herdi setuju dengan pernyataan ini?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 09:48:25 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:32:05 PM
[at] reenzia

sukkha itu bagian dari Dukkha.

apakah reenzia setuju dengan pernyataan ini?

[at] herdiboy
semoga bermanfaat _/\_


sukkha itu apa? dukkha itu apa?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 09:49:35 PM
 [at] reenzia n herdiboy

mendapati karma,

dukkha atau tidak?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 09:55:57 PM
Quote from: Reenzia on 27 November 2008, 09:48:25 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:32:05 PM
[at] reenzia

sukkha itu bagian dari Dukkha.

apakah reenzia setuju dengan pernyataan ini?

[at] herdiboy
semoga bermanfaat _/\_


sukkha itu apa? dukkha itu apa?

singkatnya

sukkha itu kesenangan,kenikmatan dll

Dukkha itu penderitaan baik mental maupun jasmani
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 09:56:15 PM
dukkha = ketidakpuasan

mendapat karma = ketidakpuasan ?? :hammer:

karmanya itu karma baik ato buruk
biasanya yang menimbulkan ketidakpuasan tetap karma baik ya...

tergantung pribadinya lagi, kalo dia menyadari hal baik yg menimpanya adalah buah karma ya tidak menimbulkan ketidakpuasan
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 09:58:34 PM
 [at] reenzia

maukah anda memiliki karma baik terusss, tanpa karma buruk sedikitpun.

anda tidak mempunyai cela, anda hanya punya karma baik. karma baik pula yg akan berbuah kepada anda.

maukah anda seperti itu?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Equator on 27 November 2008, 09:58:55 PM
buat renzia dan hatred

Dukha itu tidak sama dengan Sukha
Karena Sukkha itu bertolak belakang denga Dukkha
Konsep dualisme yang berlaku, seperti ada yang kaya, ada yang miskin
Dukha aja masih terbagi dalam tiga jenis;
1. Dukha-dukha -> Dukha sebagai penderitaan biasa (batin & fisik)
contoh : dilahirkan, usia tua, sakit, mati, berkumpul dengan yang tak disukai, ratap tangis, keluh kesah, tak tercapai keinginannya, kesedihan, berpisah dengan yang dicinta
2. Viparinama dukha -. Dukha karena adanya perubahan
contoh: setelah makan kenyang eh bisa lapar lagi, sehat sewaktu2 bisa jatuh sakit, orang kaya tak bisa dipertahankan terus kekayaannya, suatu saat bisa berkurang karena anicca
3. Sankhara dukha -. memiliki & melekat pada pancakanda (kelompok badan jasmani, perasaan, ingatan, bentuk2 pikiran & kesadaran)
contoh : karena memiliki pancakanda inilah kita bisa gatal, bisa lapar, bisa sedih, ingin muda terus, ingin sehat terus, ingin cantik selalu dan lain2

semoga membantu
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 10:01:15 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:58:34 PM
[at] reenzia

maukah anda memiliki karma baik terusss, tanpa karma buruk sedikitpun.

anda tidak mempunyai cela, anda hanya punya karma baik. karma baik pula yg akan berbuah kepada anda.

maukah anda seperti itu?

saia tidak mencari kamma baik, saia mencari nibbana, yang lepas dari lingkaran samsara, dukkha, sukha

dan setahu saia, kamma baik yang ditimbulkan setelah mencapai nibbana itu tidak berbuah pada saia, tapi pada semua mahluk
seperti bila buddha telah mencapai nibbana, kamma yang dia terima adalah kepedulian kepada semua mahluk

sabbe satta bhavantu sukki tatta
Sang Sidharta selalu berkata : semoga semua mahluk berbahagia

ini adalah kammanya ;D
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 10:02:25 PM
 [at] reenzia

kenapa?? anda tidak mencari karma baik?

apa yang salah dengan mencari karma baik??

karenaa... karma baik itu.............

............
.............
(disini silahkan reen yg jawab)
(saya rasa reen sendiri sudah tau kemana arah pertannyaan saya)




with respect,
hatRed
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 10:07:21 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 10:02:25 PM
[at] reenzia

kenapa?? anda tidak mencari karma baik?

apa yang salah dengan mencari karma baik??

karenaa... karma baik itu.............

............
.............
(disini silahkan reen yg jawab)



with respect

saia mempraktekkan dhamma bukan karena ingin mendapat kamma baik
kamma, bagi saia, baik maupun buruk hanya akibat, sebatas itu saja

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 10:12:56 PM
[gubrak]

langsung aja deh.

begini.

karma , selalu dilakukan oleh orang2 yg belum mencapai Kesempurnaan.

betul gak??

kalo betul, maka perbuatan kita, baik karma baik/buruk maka tetap saja sebuah karma.

adanya karma menyebabkan seseorang terlahir kembali , baik karmanya baik atau buruk.

terlahir kembali merupakan penderitaan, mengalami kesenangan merupakan pendritaan.

gitu loh maksud saya.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 10:15:17 PM
Quote from: Herdiboy on 27 November 2008, 09:58:55 PM
Dukha itu tidak sama dengan Sukha
Karena Sukkha itu bertolak belakang denga Dukkha
Konsep dualisme yang berlaku, seperti ada yang kaya, ada yang miskin

saya kurang setuju,

Sang Buddha sendiri saya rasa tidak menyatakan Dukkha adalah lawan dari Sukkha.

justru saya beranggapan Sukkha sendiri adalah bagian dari Dukkha.
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 10:21:19 PM
 [at] hatRed

:)):)):))

karma bukan penyebab org terlahir kembali, justru org lahir kembali karena karma

memiliki kesenangan adalah penderitaan?
lebih tepat kalo memiliki kesenangan menyebabkan kemelekatan yg menyebabkan penderitaan

soalnya kl lsg blg kesenangan adalah penderitaan
bagi org awam bakal disalah artikan

yg membawa penderitaan bukannya kesenangannya
melaiinkan kemelekatannya



Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 10:28:33 PM
 [at] reenzia

org lahir kembali karena karma

lahir kembali(kesenangan bagi mereka yg berpandangan salah) menyebabkan dukkha.

disini dilihat Kelahiran adalah kesenangan yang sebenarnya adala bagian dari Dukkha
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 10:37:57 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 10:28:33 PM
[at] reenzia

org lahir kembali karena karma

lahir kembali(kesenangan bagi mereka yg berpandangan salah) menyebabkan dukkha.

disini dilihat Kelahiran adalah kesenangan yang sebenarnya adala bagian dari Dukkha

kelahiran adalah bagian dari dukkha?
kelahiran adalah bagian dari ketidakpuasan?

coba jelaskan kembali
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 10:44:40 PM
 [at] reenzia

reen, mo dilahirkan kembali??

kenapa (mau/tidak)??

apakah lahir kembali dapat memuaskan?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 10:51:12 PM
tidak bisa dinyatakan dengan iya/tidak, tujuan saia bukan mau atau tidak dilahirkan kembali

tujuan saia adalah nibbana, kalo uda mencapai nibbana otomatis tidak dilahirkan kembali donk?
kalo blm mencapai nibbana ya otomatis akan dilahirkan kembali

Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 10:53:36 PM
 [at] reenzia

tujuan pertanyaan saya

reen, mo dilahirkan kembali??

adalah untuk menjawab pertannyaan reen yg

Quote from: reenzia
kelahiran adalah bagian dari dukkha?
kelahiran adalah bagian dari ketidakpuasan?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 10:57:29 PM
bagi saia kelahiran adalah karma/akibat

bukannya hasil dari dukkha=ketidakpuasan
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 11:05:16 PM
 [at] reenzia

:)) kok muter2 ya,

iya kelahiran karena karma, dan bukan hasil dari dukkha.

tetapi kelahiran menyebabkan dukkha.

karena orang yg belum pandang benar tentang kelahiran(Sukkha), maka ia menganggap kelahiran itu kesenangan (sukkha).
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 11:09:57 PM
oi oi, tolong deh y jgn pake bahasa buddist dlu

makanya dari td ku tanya dukkha itu maksud mu apa?
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 11:12:14 PM
Dukkha itu penderitaan baik mental maupun jasmani
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 11:22:00 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 11:12:14 PM
Dukkha itu penderitaan baik mental maupun jasmani

haduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh pantes aja anda dari tadi salah paham terussssssssss

dukkha yg saia maksudkan adalah ketidakpuasan :'(
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 11:26:33 PM
lho ??

bukankah ketidakpuasan merupakan penderitaan dalam bentuk mental??
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 11:27:31 PM
ini saya copast dari  http://www.palikanon.com/english/wtb/b_f/dukkha.htm

    *
      dukkha

(1) 'pain', painful feeling, which may be bodily and mental (s. vedanā).
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 27 November 2008, 11:33:15 PM
makanya pantes gk nyambung, soalnya dukkha ada 2 arti, penderitaan dan ketidakpuasan

makanya gw binun kok kelahiran dianggap ketidakpuasan :))
kelahiran memang menyebabkan penderitaan[dukkha] bagi org dalam hidupnya selalu merasakan ketidakpuasan[dukkha]

deal? ;D
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: hatRed on 27 November 2008, 11:36:21 PM
deal. :)
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Nevada on 28 November 2008, 08:17:57 AM
[at] hatRed dan Reenzia

Sang Buddha menjelaskan bahwa hidup itu sebenarnya dukkha

Dukkha yg dimaksud Sang Buddha adalah untuk menunjukkan bahwa dunia ini hanyalah fatamorgana, alias penuh ketidakpuasan dan kehampaan (tanpa inti)

Ibarat manusia yg indah fisiknya, semua itu hanyalah fatamorgana. Orang yg bijak sadar bahwa orang itu hanyalah tulang-belulang yg tersusun rapi beserta banyak jaringan lainnya yg membungkusnya menjadi satu individu yg 'indah'.

Karena itu, orang bijak sadar bahwa dunia ini memang ada penderitaan (duka). Namun tidak menampik pula di dunia ini ada kebahagiaan (suka). Namun kebahagiaan ini sifatnya hanyalah sementara, ilusi, dan berupa persepsi pikiran. Contohnya : orang di daerah kekeringan akan sangat senang ketika hujan turun di daerahnya. Namun orang yg tinggal di daerah rawan banjir justru kurang senang bila hujan turun di daerahnya. Hujan itu sifatnya netral. Namun persepsi orang yg memilahnya menjadi hal yg membawa 'duka' atau 'suka'.

Nah, di sini terlihat jelas. Kalau kebahagiaan (suka) itu sifatnya hanya sementara, ilusi dan bergantung pada persepsi kita, maka kebahagiaan pun adalah fatamorgana. Fatamorgana adalah salah satu wujud dari dukkha. Jadi kebahagiaan di duniawi pun adalah dukkha.

Kira2 begitu dulu yah...  ;D
Title: Re: The Tiger and the Strawberry
Post by: Reenzia on 28 November 2008, 12:43:31 PM
dari kmrn mah cm dibolak balik aja, gr2 salah pengertian mengenai dukkha :))

btw, tq upasaka _/\_