anda tidak menangkap poin yg saya maksudkan....
yg saya maksudkan adalah "dari mana anda tahu standard akan suatu hal, apabila berdasarkan rasa cocok/tidak cocok...karena rasa cocok/tidak cocok bagi orang relatif, bahkan bagi anda juga seperti kata anda.
hingga anda membagikannya kepada orang lain.
jadi pernyataan
perbuatan mencuri adalah perbuatan tercela adalah sebuah kebenaran relatif
apakah ini pernyataan anda maksudkan?
salam metta.
Saya tidak menerapkan standard "ini kebenaran, ini bukan kebenaran". Ketika saya sharing, saya lebih membahas apakah suatu perbuatan bermanfaat baginya atau tidak.
Saya beri contoh yang terakhir, yang semoga bisa nyambung.
Anda katakan mencuri perbuatan tercela = kebenaran mutlak. Atas dasar apakah?
Di sini kita melihat orang mencuri, ada yang tertangkap dan dipenjara, dihina, dipukuli bahkan mati dihakimi massa; ada juga yang tidak ketahuan dan bisa menikmati hasil curian secara sembunyi-sembunyi; ada lagi yang walaupun ketahuan mencuri, tetap bisa bebas karena kekuasaan yang dimilikinya, bahkan dipuji oleh orang lain.
Dari fakta seperti ini, anda mau bagaimana bilang mencuri itu PASTI berakibat buruk bagi semua orang?
Paling-paling anda kembali pada teori kamma yang berbuah di kehidupan mendatang. Itu pun KALAU berbuah 1 kehidupan sesudahnya. Terlebih lagi, itu pun KALAU yang anda ajak bicara percaya tumimbal lahir dan teori kamma. Ujung-ujungnya spekulasi juga.
Bagi saya, hal seperti itu adalah tidak mutlak. Namun kembali lagi anda mau bilang hal itu adalah kebenaran mutlak, tidak masalah bagi saya. Saya hargai kalau anda juga tidak memaksakan pandangan itu ke saya.