[at] Bro Henrychan:
India sejak jaman dahulu terkenal sekali akan musik dan tari2annya. Hampir seluruh penduduk India menyukai musik dan tari2an. Jika memang pembabaran Dhamma dengan musik akan efektif, kenapa Sang Buddha (atau para bhikkhu) tidak bermain sitar sambil membabarkan Dhamma?.
Kenyataannya Sang Buddha malah menganjurkan seluruh bhikkhu dan praktisi untuk menghindari kegiatan tsb....
::
Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di jaman Buddha.
Dan kalau kita baca sejarah, tidak semua lapisan masyarakat di sana (saat itu) bisa menikmati apa yang namanya tarian dan musik.
Efektif tidaknya, sangat tergantung kondisi yang berkembang.
Tapi logika saya, Buddha sering diundang ke istana.
Dalam tradisi kerajaan, menyambut tamu agung, pastilah ada persembahan2 khusus.
Dan itu sangat mungkin dengan musik dan lagu.
Dan pastinya Buddha tidak akan alergi dengan hal seperti itu.
Di Tipitaka tidak satupun diceritakan penyambutan terhadap Sang Buddha menggunakan nyanyian dan tarian (CMIIW).
Dan topik kita soal 'Bhikkhu yg bermain gitar' dan diembel2i 'demi penyebaran Dhamma'...
Rujukan ke Tipitaka, ternyata Sang Buddha dan para Bhikkhu tidak pernah melakukan hal tsb, sedangkan alat2 musik sudah ada di zaman itu...
Dan karena apa yang sesungguhnya terjadi hanya bisa kita baca dari buku2 yang disusun oleh banyak orang dengan banyak juga variasi ceritanya.
Dan dari semua buku2 dan variasinya itu, tidak satupun yg menceritakan Sang Buddha dan para Bhikkhu menyebarkan Dhamma dengan bermain alat musik kan?
Seyogyanya, para Bhikkhu yg doyan main gitar dan para pendukungnya perlu merenungkan hal ini...
::