News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Tanya ? Jawab untuk Pemula

Started by Nevada, 14 March 2009, 08:01:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

Quote from: Hendra Susanto on 24 July 2009, 10:04:02 AM
salah satunya parami, tetapi yang jelas adalah batin n pikiran belum siap menerima, klo bahasa gw sich pikiran belum empuk menerima, klo pikiran empuk atau sedikit empuk sangat mudah menyerap ajaran Sang Buddha

parami itu adalah proses pengempukan itu bro......

makanya itu kenapa parami disebut dengan penyempurnaan/perfection dimana kalo kita lihat, isinya adalah pelatihan agar batin kita selalu dalam kondisi sobhana

Hendra Susanto

Quote from: markosprawira on 24 July 2009, 01:51:45 PM
Quote from: Hendra Susanto on 24 July 2009, 10:04:02 AM
salah satunya parami, tetapi yang jelas adalah batin n pikiran belum siap menerima, klo bahasa gw sich pikiran belum empuk menerima, klo pikiran empuk atau sedikit empuk sangat mudah menyerap ajaran Sang Buddha

parami itu adalah proses pengempukan itu bro......

makanya itu kenapa parami disebut dengan penyempurnaan/perfection dimana kalo kita lihat, isinya adalah pelatihan agar batin kita selalu dalam kondisi sobhana

:jempol:

kamala

Quote from: markosprawira on 24 July 2009, 01:47:58 PM
Quote from: kamala on 24 July 2009, 12:36:55 PM
_/\_ Alo wa mo nanya kalo minuman fregmentasi buah anggur dan lainnya (PHUTOCIU) itu termasuk alkohol gak ya kan ada ditulis 0% alkohol mohon jawabannya

Itu fermentasi kali bro?

minum apapun juga, kembali pada niat diri anda sendiri....... objek itu sifatnya netral, misal minum alkohol 40% utk menghangatkan badan
Tapi bisa juga minum alkohol 0% tapi dgn niat mabuk2an. Nah biar ga mabuk jadi mengakali dgn minum yg 0%

makanya Guru Buddha bilang bhw "Kehendak/cetana itulah yg kusebut kamma"... bukan objeknya
cetena untuk mabuk sih gak ada cuman kadang pas ikut pesta kan ada minum2 dkt dari semua jenis yg ada wa pilih yg 0% thanxs buat informasinya  ngomong2 wa "sis" bukan bro   ;D
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

markosprawira

ok, sis.........

kalo saya sih, mendingan ambil air putih aja, atau coke  ^-^

dulu penah minum macem2 minuman keras, jadi udah tahu efeknya terhadap kesadaran  ;D

Mr.Jhonz

Om mau minta pendapatnya..
Tadi melintas di pikiranku kalimat ini..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa sang buddha"
gimana om?menyesatkan ga?

Untuk menarik perhatian umat awam(buddhis ktp),gmn kalo diganti..
"jangan jadi umat buddha,tapi jadilah siswa tahtagata.." ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Adhitthana

Quote from: johan3000 on 24 July 2009, 12:46:33 PM
Quote from: markosprawira on 24 July 2009, 09:16:16 AM
soalnya paraminya lom cukup bro.......

sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........

maksudnya pendidikan di sekolah (s1, s2, s3)
lulusan psikolog sekalianpun tidak membantu dalam hal pencerahan ?
Jika patokan seorang yg amat pinter "otaknya" yg hanya dapat segera mencapai pencerahan
maka pencerahan hanya bisa dicapai oleh orang2 jenius saja ......

Ingat kisah seorang Bhikkhu yg tidak bisa menghapal 4 bait syair??
walau sudah berbulan-bulan menghapal, tetap saja Bhikkhu itu tidak mampu ....
Tetapi Bhikkhu itu bisa mencapai tingkat Arahat, karena Beliau bisa memahami Anicca, hanya dengan sebuah kain bersih yg digosok-gosok .......

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Jerry

Patokannya liat aja ke 6 Dhamma Guna. Apa aja itu?
appamadena sampadetha

johan3000

Quote from: Virya on 24 July 2009, 10:10:27 PM
Quote from: johan3000 on 24 July 2009, 12:46:33 PM
Quote from: markosprawira on 24 July 2009, 09:16:16 AM
soalnya paraminya lom cukup bro.......

sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........

maksudnya pendidikan di sekolah (s1, s2, s3)
lulusan psikolog sekalianpun tidak membantu dalam hal pencerahan ?
Jika patokan seorang yg amat pinter "otaknya" yg hanya dapat segera mencapai pencerahan
maka pencerahan hanya bisa dicapai oleh orang2 jenius saja ......

Ingat kisah seorang Bhikkhu yg tidak bisa menghapal 4 bait syair??
walau sudah berbulan-bulan menghapal, tetap saja Bhikkhu itu tidak mampu ....
Tetapi Bhikkhu itu bisa mencapai tingkat Arahat, karena Beliau bisa memahami Anicca, hanya dengan sebuah kain bersih yg digosok-gosok .......


ya kenapa ya Bhante Culapanthaka yg sulit menghafal syair 4 baris kalimat
bisa mencapai pencerahan..

Jadi tekat apa yg dibutuhkan utk mencapai pencerahan ya?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

kamala

Quote from: johan3000 on 25 July 2009, 01:19:06 AM

Jika patokan seorang yg amat pinter "otaknya" yg hanya dapat segera mencapai pencerahan
maka pencerahan hanya bisa dicapai oleh orang2 jenius saja ......

Ingat kisah seorang Bhikkhu yg tidak bisa menghapal 4 bait syair??
walau sudah berbulan-bulan menghapal, tetap saja Bhikkhu itu tidak mampu ....
Tetapi Bhikkhu itu bisa mencapai tingkat Arahat, karena Beliau bisa memahami Anicca, hanya dengan sebuah kain bersih yg digosok-gosok .......


ya kenapa ya Bhante Culapanthaka yg sulit menghafal syair 4 baris kalimat
bisa mencapai pencerahan..

Jadi tekat apa yg dibutuhkan utk mencapai pencerahan ya?
[/quote]  _/\_ ada yang bisa bantu gak naskah tentang ini bisa dibaca dimana ya wa tertarik soalnya berarti orang yang memiliki ingatan yang kurang tajam juga bisa mencapai pencerahan sadhu 3x
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

K.K.

Quote from: kamala on 25 July 2009, 08:29:09 AM
ada yang bisa bantu gak naskah tentang ini bisa dibaca dimana ya wa tertarik soalnya berarti orang yang memiliki ingatan yang kurang tajam juga bisa mencapai pencerahan sadhu 3x

Dhammapada Atthakatha, Appamada Vagga, Syair 25.


kamala

Quote from: Kainyn_Kutho on 25 July 2009, 08:35:44 AM
Quote from: kamala on 25 July 2009, 08:29:09 AM
ada yang bisa bantu gak naskah tentang ini bisa dibaca dimana ya wa tertarik soalnya berarti orang yang memiliki ingatan yang kurang tajam juga bisa mencapai pencerahan sadhu 3x

Dhammapada Atthakatha, Appamada Vagga, Syair 25.


anumodana to bro/sis Kainyn_Kutho _/\_
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

K.K.

Quote from: kamala on 25 July 2009, 10:03:32 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 25 July 2009, 08:35:44 AM
Quote from: kamala on 25 July 2009, 08:29:09 AM
ada yang bisa bantu gak naskah tentang ini bisa dibaca dimana ya wa tertarik soalnya berarti orang yang memiliki ingatan yang kurang tajam juga bisa mencapai pencerahan sadhu 3x

Dhammapada Atthakatha, Appamada Vagga, Syair 25.


anumodana to bro/sis Kainyn_Kutho _/\_

Sama2.  _/\_

kamala

 _/\_ mo nanya nih di sutta sutta banyak kita temui kewajiban kita sebagai anak kepada orang tua tapi wa belum pernah baca kewajiban kita kepada saudara secara mendetail kalo gak salah di mangala sutta ada disinggung sedikit :
berdana,melakukan kebajikan,
menyokong sanak saudara,
dan tidak melakukan pekerjaan tercela,
itulah berkah utama

ada yang bisa membantu , anumodana sebelumnya
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

K.K.

Quote from: kamala on 25 July 2009, 10:37:22 AM
_/\_ mo nanya nih di sutta sutta banyak kita temui kewajiban kita sebagai anak kepada orang tua tapi wa belum pernah baca kewajiban kita kepada saudara secara mendetail kalo gak salah di mangala sutta ada disinggung sedikit :
berdana,melakukan kebajikan,
menyokong sanak saudara,
dan tidak melakukan pekerjaan tercela,
itulah berkah utama

ada yang bisa membantu , anumodana sebelumnya

Dalam Digha Nikaya, Sigalovada Sutta, dijelaskan ada 6 golongan dan bagaimana kita bersikap pada mereka. Enam golongan itu adalah orang tua, guru (pendidikan), suami/istri, guru spiritual, teman/kerabat, bawahan. Saya rasa saudara bisa digolongkan pada teman/kerabat. Ini isinya:

'Ada lima cara bagi seseorang untuk melayani teman dan rekan mereka sebagai arah utara: dengan pemberian, dengan kata-kata yang baik, dengan menjaga kesejahteraan mereka, dengan memperlakukan mereka seperti diri sendiri, dengan menepati janjinya.

Dan ada lima cara bagi teman dan rekan, yang dilayani demikian sebagai arah utara, dapat membalas: dengan menjaganya saat ia lengah, dengan menjaga hartanya saat ia lengah, dengan menjadi pelindung baginya saat ia ketakutan, dengan tidak meninggalkannya saat ia berada dalam masalah, dan dengan menunjukkan perhatian terhadap anak-anaknya.

Dengan demikian, arah utara telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.'


kamala

Quote from: Kainyn_Kutho on 25 July 2009, 10:56:46 AM

Dalam Digha Nikaya, Sigalovada Sutta, dijelaskan ada 6 golongan dan bagaimana kita bersikap pada mereka. Enam golongan itu adalah orang tua, guru (pendidikan), suami/istri, guru spiritual, teman/kerabat, bawahan. Saya rasa saudara bisa digolongkan pada teman/kerabat. Ini isinya:

'Ada lima cara bagi seseorang untuk melayani teman dan rekan mereka sebagai arah utara: dengan pemberian, dengan kata-kata yang baik, dengan menjaga kesejahteraan mereka, dengan memperlakukan mereka seperti diri sendiri, dengan menepati janjinya.

Dan ada lima cara bagi teman dan rekan, yang dilayani demikian sebagai arah utara, dapat membalas: dengan menjaganya saat ia lengah, dengan menjaga hartanya saat ia lengah, dengan menjadi pelindung baginya saat ia ketakutan, dengan tidak meninggalkannya saat ia berada dalam masalah, dan dengan menunjukkan perhatian terhadap anak-anaknya.

Dengan demikian, arah utara telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.'


Dan ada lima cara bagi teman dan rekan, yang dilayani demikian sebagai arah utara, dapat membalas: dengan menjaganya saat ia lengah, dengan menjaga hartanya saat ia lengah, dengan menjadi pelindung baginya saat ia ketakutan, dengan tidak meninggalkannya saat ia berada dalam masalah  hal ini telah saya lakukan sampai sekarang dan saya melihat kesulitan2 yang dilakukannya semakin lama semakin besar dan hampir menghancurkan saya setiap ada masalah saya membantu menyelesaikannya dan sekarang saya berpikir apakah kesalahan saya juga yang menyebabkan ia tidak bisa mandiri dengan berpikiran jika ada masalah saudaraku akan membantuku melepaskan/menyelesaikannya soory jadi kyk konsultasi nih _/\_
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.