Tanya ? Jawab untuk Pemula

Started by Nevada, 14 March 2009, 08:01:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

Quotebro san :
siapa saja yg merasa mampu untuk menterjemahkan isi suta tersebut secara apa adanya tanpa menimbulkan pandangan salah bagi si pembaca, biasanya klo ada kesalahan akan ada koreksi dari penerbit kepada pembeli buku tersebut.

mungkin perlu pengawasan atau system yg lebih baik ya...
karna bagaimana kalau orang membaca sutta yg belum benar?

kalau ada 3 penerbit mengeluarkan suta xyz
nah bagaimana pembeli tau mana yg lebih benar diantara 3 tsb?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

markosprawira

Tergantung kecocokan kamma masing2 deh bro........ misal kalo orgnya telaten, dia akan bandingkan isinya ama yg laen
juga tanya ama yg ahli bahasa misal ke romo cunda

banyak hal yg sebenarnya bisa dilakukan dari diri kita secara aktif ketimbang mempermasalahkan mana yg benar atau salah

Kelana

Benar yang disampaikan Sdr. Markos. Sebaiknya membaca tidak hanya 1 sutta tetapi lebih dari 1 agar bisa diperbandingkan. Selain itu, jika dianggap sebagai terjemahan sebaiknya cari juga terjemahan dari orang yang berbeda-beda ataupun lain bahasa, jika bisa sampai ke bahasa induknya.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

markosprawira

Pun kalau saya boleh tambahkan, hendaknya selaras dengan isi dari Kalama Sutta bhw segala ajaran itu dipraktekkan kembali dalam hidup kita

Ajaran yg benar, akan membimbing ke arah peningkatan kualitas batin, yang dipuji oleh para bijaksana

sedangkan ajaran yg tidak benar, tidak membimbing ke arah peningkatan kualitas batin, tidak dipuji oleh para bijaksana


Selaras juga dengan Simsappa sutta dimana disebutkan bhw Dhamma yg diajarkan oleh Buddha memang hanya seperti segenggam daun dibanding keseluruhan daun di hutan Simsappa
Namun Dhamma itulah yg membimbing utk mencapai nibbana


semoga bs bermanfaat bagi kita semua

metta

johan3000

Quote"Orang Bijaksana tidak akan menceritakan keburukan orang lain sekalipun beliau ditanya, orang bijak akan senantiasa menceritakan kebaikan orang lain walaupun dia tidak ditanya"

bagaimana kalau kesalahan orang2 pada sebuah perusahaan,
bagaimana kalau kebiasaan jelek org2 pd perusahaan....

apakah tinggal diam? bagaimana cara mengutarakannya?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

andry

Quote from: johan3000 on 19 July 2009, 09:37:57 PM
Quote"Orang Bijaksana tidak akan menceritakan keburukan orang lain sekalipun beliau ditanya, orang bijak akan senantiasa menceritakan kebaikan orang lain walaupun dia tidak ditanya"

bagaimana kalau kesalahan orang2 pada sebuah perusahaan,
bagaimana kalau kebiasaan jelek org2 pd perusahaan....

apakah tinggal diam? bagaimana cara mengutarakannya?

caranya adalah....
dengan anda menjadi pribadi yang lebih baik
dengan anda menjadi tauladan bagi mereka...
dan itu membutuh kan proses agar mereka berubah...


cara mengutarakannya adalah, lakukan kebalikan dari mereka
jika A malas, anda harus rajin
jika B suka gosip, anda harus menjaga ucapan anda..
itu semua akan berubah, tapi gak bisa instant loh..

setelah suka ada duka, begitu pula setelah duka ada suka
so setelah jelek-pasti baik, dan setelah baik-pasti jelek
Samma Vayama

Nevada

#261
Quote from: johan3000 on 19 July 2009, 09:37:57 PM
Quote"Orang Bijaksana tidak akan menceritakan keburukan orang lain sekalipun beliau ditanya, orang bijak akan senantiasa menceritakan kebaikan orang lain walaupun dia tidak ditanya"

bagaimana kalau kesalahan orang2 pada sebuah perusahaan,
bagaimana kalau kebiasaan jelek org2 pd perusahaan....

apakah tinggal diam? bagaimana cara mengutarakannya?


Pertama-tama, kita harus mengenali posisi kita dalam penghidupan ini. Jika kita memang hidup sebagai seorang perumah-tangga, bekerja dalam suatu naungan perusahaan, mengemban hak dan kewajiban dalam pekerjaan; kita tidak perlu terlalu berusaha menyamakan tindak-tanduk kita sesuai dengan posisi Para Bijaksana.

Para Bijaksana jelas tidak akan membuka keburukan orang lain, karena mereka tidak lagi memiliki ikatan untuk mencari kenyamanan hidup duniawi. Namun berbeda dengan para perumah-tangga yang memang menjalani penghidupan duniawi.

Jika kita mengetahui kesalahan ataupun keburukan orang lain (rekan kerja) di tempat kerja, tidak salah bila kita menegur / mengutarakan hal itu. Kita bisa menegur kepada orang yang bersangkutan apabila kondisinya memang sesuai. Kita juga bisa mengutarakan hal itu kepada atasan, jika memang kita tidak berwewenang untuk hal itu. Sebaiknya kita menegur / mengutarakannya dengan sopan dan baik. Namun dalam melakukannya, kita harus berangkat dari pandangan untuk kebaikan bersama. Karena masalah yang dilakukan orang lain di tempat kerja, cenderung akan mengganggu kenyamanan dalam suasana bekerja.

Kita harus menimbang dengan jelas, apakah bila kita menegur / mengutarakan hal itu akan memberi manfaat positif bagi bersama? Jika apa yang kita lakukan dapat membuat hal positif yang baru, maka kita sebaiknya mengambil tindakan itu.

johan3000

bro Upasaka boleh dikatakan hampir selalu
memberikan jawaban yg mantep (realitas nyata),
disamping itu juga mengisi muatan dhamma yg kental.

2 tumbs up deh utk bro!

semoga suasana bebas berpendapatan dpt juga tumbh dgn baik!...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Quote1. Hui Neng mendapat kepastian pencerahan sepenuhnya dari Master Hong Ren, ketika pada tengah malam mendapat ulasan dan penjelasan Sutra Intan (Diamond Sutra) selengkapnya.

2. Kecepatan pencerahan (nibbana) dari Hui Neng, sebenarnya masih kalah dari Arahat Bahiya, yang mencapai kesucian Arahat, ketika BUDDHA selesai memberikan khotbah kepada BAHIYA sebagaimana yang disebutkan di dalam BAHIYA SUTTA. Sehingga BUDDHA memberikan gelar ETTAGATTA sebagai YANG TERBAIK (ETTAGATTA) di DALAM KECEPATAN PENCAPAIAN KESUCIAN ARAHAT.

Kenapa saya dan (mungkin termasuk yg lain) walaupun udah memdengarkan Sutra Intan
dan Bahiya tetap tidak tercerahkan ?

apakah ada masalah dgn kemampuan tertentu untuk mencapai pencerahan ?,
apa lagi kalau dipikir Hui Neng itu buta huruf..  kenapa koq bisa begitu ?
atau ada masalah dgn otaknya saya ?

thanks sebelumnya
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

markosprawira

soalnya paraminya lom cukup bro.......

sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........

Hendra Susanto

salah satunya parami, tetapi yang jelas adalah batin n pikiran belum siap menerima, klo bahasa gw sich pikiran belum empuk menerima, klo pikiran empuk atau sedikit empuk sangat mudah menyerap ajaran Sang Buddha

kamala

 _/\_ Alo wa mo nanya kalo minuman fregmentasi buah anggur dan lainnya (PHUTOCIU) itu termasuk alkohol gak ya kan ada ditulis 0% alkohol mohon jawabannya
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

johan3000

Quote from: markosprawira on 24 July 2009, 09:16:16 AM
soalnya paraminya lom cukup bro.......

sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........

maksudnya pendidikan di sekolah (s1, s2, s3)
lulusan psikolog sekalianpun tidak membantu dalam hal pencerahan ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

markosprawira

Quote from: johan3000 on 24 July 2009, 12:46:33 PM
Quote from: markosprawira on 24 July 2009, 09:16:16 AM
soalnya paraminya lom cukup bro.......

sama ky anak TK, lom jalanin SD, SMP, SMA tapi mau ngerti aljabar........

maksudnya pendidikan di sekolah (s1, s2, s3)
lulusan psikolog sekalianpun tidak membantu dalam hal pencerahan ?

bedakan antara IQ dengan EQ bro......

yg dibutuhkan adalah kematangan dari sisi emotional, bukan intelektual

Intelektual bisa dilatih dengan belajar ilmu pengetahuan, sains tp kebanyakan sifatnya keluar/outside

sedangkan emotional justru sifatnya ke inside, ke dalam diri sendiri, bagaimana manage batinnya.


markosprawira

Quote from: kamala on 24 July 2009, 12:36:55 PM
_/\_ Alo wa mo nanya kalo minuman fregmentasi buah anggur dan lainnya (PHUTOCIU) itu termasuk alkohol gak ya kan ada ditulis 0% alkohol mohon jawabannya

Itu fermentasi kali bro?

minum apapun juga, kembali pada niat diri anda sendiri....... objek itu sifatnya netral, misal minum alkohol 40% utk menghangatkan badan
Tapi bisa juga minum alkohol 0% tapi dgn niat mabuk2an. Nah biar ga mabuk jadi mengakali dgn minum yg 0%

makanya Guru Buddha bilang bhw "Kehendak/cetana itulah yg kusebut kamma"... bukan objeknya