Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.

Started by fabian c, 11 March 2009, 11:46:31 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

marcedes

Quote from: tesla on 18 March 2009, 11:26:19 AM

anda katakan tanpa putus2 pada nama & rupa, ada 2 point yg ingin saya tanyakan:
1. kapan perhatian anda pernah berhenti atau putus?
2. kapan anda pernah memperhatikan diluar dari nama & rupa?
bisa dishare pengalaman tsb?

1. yang saya maksudkan adalah anda "sadar"
sama halnya ketika anda meditasi anapanasati...nafas anda perhatikan....tiba-tiba pikiran melenceng ke arah lain...kemudian karena sadar pikiran melenceng(kan tujuannya nafas)...anda kembali ke nafas.
ini disebut perhatian yang putus....

beda nya dengan perhatian yang nyambung terus......kemana pikiran itu menangkap objek...sejauh pula kita sadar pikiran itu menangkap objek.
mirip dengan dikatakan pak Hudoyo.."menyadari secara pasif"


2. ketika pikiran sudah lepas dari SATI.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

tesla

Quoteyang saya maksud tidak putus-putus itu seperti
"anda terus sadar apa yang dilakukan"

itu bukannya jadi "maha sati", sadar terusss
& seingat saya, jika maha sati scr permanen udah jadi arahat / buddha

cmiiw...

btw kita kan lagi ngomong konsentrasi...
tapi saya juga berpikir khanika samadhi yg dikatakan Mahasi Sayadaw adalah demikian. lebih tepat dikatakan sadar (sati) terus menerus.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

#137
Quote from: marcedes on 18 March 2009, 05:44:12 PM
Quote from: tesla on 18 March 2009, 11:26:19 AM

anda katakan tanpa putus2 pada nama & rupa, ada 2 point yg ingin saya tanyakan:
1. kapan perhatian anda pernah berhenti atau putus?
2. kapan anda pernah memperhatikan diluar dari nama & rupa?
bisa dishare pengalaman tsb?

1. yang saya maksudkan adalah anda "sadar"
sama halnya ketika anda meditasi anapanasati...nafas anda perhatikan....tiba-tiba pikiran melenceng ke arah lain...kemudian karena sadar pikiran melenceng(kan tujuannya nafas)...anda kembali ke nafas.
ini disebut perhatian yang putus....

beda nya dengan perhatian yang nyambung terus......kemana pikiran itu menangkap objek...sejauh pula kita sadar pikiran itu menangkap objek.
mirip dengan dikatakan pak Hudoyo.."menyadari secara pasif"


2. ketika pikiran sudah lepas dari SATI.

walau perhatian melenceng entah ke mana, tapi ia tak pernah putus lho... yg putus itu keadaan sati nya :)
& objeknya selalu nama & rupa
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

marcedes

Quote from: tesla on 18 March 2009, 09:24:23 PM
Quoteyang saya maksud tidak putus-putus itu seperti
"anda terus sadar apa yang dilakukan"

itu bukannya jadi "maha sati", sadar terusss
& seingat saya, jika maha sati scr permanen udah jadi arahat / buddha

cmiiw...

btw kita kan lagi ngomong konsentrasi...
tapi saya juga berpikir khanika samadhi yg dikatakan Mahasi Sayadaw adalah demikian. lebih tepat dikatakan sadar (sati) terus menerus.
tidak-tidak....
seseorang yang belajar untuk Sati terus menerus...belum tentu sudah arahat...
misalkan seseorang sedang bermeditasi, ambilah contoh anapanasati...ketika perhatian sudah bersinambung terus menerus pada masuk-keluar tanpa jeda...
apa bisa dikatakan sudah arahat?

jadi bukan seperti dugaan anda "maha-sati"
Quote from: tesla on 18 March 2009, 09:26:07 PM
Quote from: marcedes on 18 March 2009, 05:44:12 PM
Quote from: tesla on 18 March 2009, 11:26:19 AM

anda katakan tanpa putus2 pada nama & rupa, ada 2 point yg ingin saya tanyakan:
1. kapan perhatian anda pernah berhenti atau putus?
2. kapan anda pernah memperhatikan diluar dari nama & rupa?
bisa dishare pengalaman tsb?

1. yang saya maksudkan adalah anda "sadar"
sama halnya ketika anda meditasi anapanasati...nafas anda perhatikan....tiba-tiba pikiran melenceng ke arah lain...kemudian karena sadar pikiran melenceng(kan tujuannya nafas)...anda kembali ke nafas.
ini disebut perhatian yang putus....

beda nya dengan perhatian yang nyambung terus......kemana pikiran itu menangkap objek...sejauh pula kita sadar pikiran itu menangkap objek.
mirip dengan dikatakan pak Hudoyo.."menyadari secara pasif"


2. ketika pikiran sudah lepas dari SATI.

walau perhatian melenceng entah ke mana, tapi ia tak pernah putus lho... yg putus itu keadaan sati nya :)
& objeknya selalu nama & rupa
yang saya maksud adalah SATI nya....
ketika kita sudah kehilangan SATI tidak mungkin meditator masih bisa mengatakan ini nama dan ini rupa.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

marcedes

Quote from: tesla on 18 March 2009, 09:24:23 PM
Quoteyang saya maksud tidak putus-putus itu seperti
"anda terus sadar apa yang dilakukan"

itu bukannya jadi "maha sati", sadar terusss
& seingat saya, jika maha sati scr permanen udah jadi arahat / buddha

cmiiw...

btw kita kan lagi ngomong konsentrasi...
tapi saya juga berpikir khanika samadhi yg dikatakan Mahasi Sayadaw adalah demikian. lebih tepat dikatakan sadar (sati) terus menerus.
baik dikatakan khanika samadhi ataupun lainnya...saya kira dimana guna untuk melatih perhatian kesadaran terus-menerus tanpa jeda.

itulah gunanya konsentrasi yang baik disini....dimana kekuatan memegang pikiran "si penggerak" dan "si pengetahu" semua masuk  dan di ketahui oleh meditator....
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

hendrako

Quote from: dilbert on 13 March 2009, 06:26:53 PM
walaupun saya bukan praktisi meditasi, tetapi menurut NALAR saya, saya sependapat dengan sdr.tesla...

Bro Dilbert, terlepas dari topik, saya sangat menyarankan anda untuk berpraktek.

_/\_

yaa... gitu deh

hendrako

Quote from: tesla on 13 March 2009, 12:40:28 AM


ini dua bhikkhu yg saya ingat... mungkin jika ada waktu utk mencari referensi, bisa dapat banyak. (bahkan mungkin termasuk Mahasi Sayadaw, mengingat ia adalah guru direct Vipassana seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa). & kalau tidak salah ingat rekan fabian (atau mungkin bond atau mungkin member yg lain...) pernah memposting topik ini di forum... kalau tidak salah nama hambatannya adalah vipassana killesa yah...

with metta,
:lotus:

Dari Kamus Baru Buddha Dhamma:

Vipassanupakkilesa: 10 macam ketidaksempurnaan atau noda dari pandangan terang:
1.   Pancaran cahaya (Obhasa)
2.   Pengetahuan (Nana)
3.   Kegiuran (Piti)
4.   Ketenangan batin (Passaddhi)
5.   Kebahagiaan (Sukha)
6.   Kebulatan tekad (Adhimokkha)
7.   Usaha (Paggaha)
8.   Ingatan yang terang (Upatthana)
9.   Keseimbangan (Upekkha)
10.   Kepuasan (Nikanti)
yaa... gitu deh

wen78

"konsentrasi yang kuat" sedikit rancu. sebab "konsentrasi yang kuat" yg seperti bagaimana yg dimaksudkan(di definisikan/di uraikan ke dalam kata/kalimat)?

jika konsentrasi yang kuat adalah konsentrasi yg tidak terputus2, apakah konsentrasi yg tidak terputus2 adalah konsentrasi yg tidak dapat diganggu?
contoh, ketika meditasi(dalam kondisi "konsentrasi yang kuat"), tercium aroma wangi masakan kepiting saos tirem. aroma wangi masakan "diabaikan", "terabaikan" ato "tidak terasa", ato bagaimana?

*note, "konsentrasi yg tidak dapat diganggu" dan "konsentrasi yg tidak terganggu" sangat berbeda. dan "terganggu" sendiri definisinya/maknanya juga sangat luas.

IMO, "konsentrasi yang kuat" adalah "konsentrasi yg terlatih"
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

dilbert

Quote from: hendrako on 19 March 2009, 01:27:48 AM
Quote from: dilbert on 13 March 2009, 06:26:53 PM
walaupun saya bukan praktisi meditasi, tetapi menurut NALAR saya, saya sependapat dengan sdr.tesla...

Bro Dilbert, terlepas dari topik, saya sangat menyarankan anda untuk berpraktek.

_/\_



masih tetap "praktek" untuk  HIDUP SETIAP SAAT...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

fabian c

#144
Quote from: osin on 19 March 2009, 10:42:23 AM
"konsentrasi yang kuat" sedikit rancu. sebab "konsentrasi yang kuat" yg seperti bagaimana yg dimaksudkan(di definisikan/di uraikan ke dalam kata/kalimat)?

Saudara Osin yang baik,

Secara sederhana dijabarkan konsentrasi yang kuat sudah tidak merespon indera, bila rangsangan muncul dari indera, batin tak menanggapi dan tetap memperhatikan objek.
Untuk mudahnya: Pernahkah saudara belajar atau kerja hingga lupa waktu? lupa waktu disebabkan batin terserap pada objek konsentrasi, dan tidak merespon indera, misalnya rasa lapar atau lelah.

Quotejika konsentrasi yang kuat adalah konsentrasi yg tidak terputus2, apakah konsentrasi yg tidak terputus2 adalah konsentrasi yg tidak dapat diganggu?
contoh, ketika meditasi(dalam kondisi "konsentrasi yang kuat"), tercium aroma wangi masakan kepiting saos tirem. aroma wangi masakan "diabaikan", "terabaikan" ato "tidak terasa", ato bagaimana?
Semakin tinggi / kuat tingkat konsentrasi kita maka batin semakin tidak menanggapi rangsangan-rangsangan indera, pada arupa jhana (jhana tanpa bentuk) batin sama sekali tidak terganggu oleh rangsangan indera (imperturbable / anenja sappaya).

Dikatakan bahwa pernah pada suatu ketika pertapa Alara Kalama duduk bermeditasi, di sebelahnya lewat rombongan 500 kereta kuda, ia sama sekali tidak mendengar, padahal kereta kuda itu lewat disampingnya.

Quote
*note, "konsentrasi yg tidak dapat diganggu" dan "konsentrasi yg tidak terganggu" sangat berbeda. dan "terganggu" sendiri definisinya/maknanya juga sangat luas.

IMO, "konsentrasi yang kuat" adalah "konsentrasi yg terlatih"

Dalam Vipassana, bila konsentrasinya kuat (khanika samadhi) maka batin juga sudah tidak menanggapi rangsangan indera, perhatian sudah sepenuhnya terserap pada objek, yaitu kembang kempis perut tetapi
yang nampak jelas pada perhatian meditator Vipassana (metode Mahasi Sayadaw) adalah karakteristiknya (lakkhana / timbul tenggelam). Semoga saudara Osin dapat mengerti apa yang dimaksud dengan konsentrasi kuat, lebih baik lagi mencoba sehingga bisa mengalami sendiri.

Sehingga saudara dapat mengetahui dengan jelas "rasa"nya.

sukhi hotu,

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

tesla

Quoteseseorang yang belajar untuk Sati terus menerus...belum tentu sudah arahat...
misalkan seseorang sedang bermeditasi, ambilah contoh anapanasati...ketika perhatian sudah bersinambung terus menerus pada masuk-keluar tanpa jeda...
apa bisa dikatakan sudah arahat?
itu cuma sati sementara. sedang Arahat & Buddha konon udah sati scr permanen.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

Quote from: hendrako on 19 March 2009, 01:40:33 AM
Quote from: tesla on 13 March 2009, 12:40:28 AM


ini dua bhikkhu yg saya ingat... mungkin jika ada waktu utk mencari referensi, bisa dapat banyak. (bahkan mungkin termasuk Mahasi Sayadaw, mengingat ia adalah guru direct Vipassana seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa). & kalau tidak salah ingat rekan fabian (atau mungkin bond atau mungkin member yg lain...) pernah memposting topik ini di forum... kalau tidak salah nama hambatannya adalah vipassana killesa yah...

with metta,
:lotus:

Dari Kamus Baru Buddha Dhamma:

Vipassanupakkilesa: 10 macam ketidaksempurnaan atau noda dari pandangan terang:
1.   Pancaran cahaya (Obhasa)
2.   Pengetahuan (Nana)
3.   Kegiuran (Piti)
4.   Ketenangan batin (Passaddhi)
5.   Kebahagiaan (Sukha)
6.   Kebulatan tekad (Adhimokkha)
7.   Usaha (Paggaha)
8.   Ingatan yang terang (Upatthana)
9.   Keseimbangan (Upekkha)
10.   Kepuasan (Nikanti)


versi Mahasi Sayadaw, 10 vipassanupakkillesa adalah:

1. Cahaya yg Gemilang (Obhasa)
2. Kegiuran Bathin (Piti)
3. Sikap bathin yg tenang (Passaddhi)
4. Keyakinan kuat tak terhingga thd Tiratana (adhimokkho tisaddha)
5. Semangat yg tinggi atas pelaksanaan/perenungan meditasi (paggaha)
6. Kegembiraan mencangkup ke seluruh tubuh (sukha)
7. Pandangan tajam thd tilakkhana tanpa halangan (nana)
8. Kemampuan didalam melaksanakan perhatian murni tanpa kehilangan objek (upatthana)
9. Keseimbangan Bathin (upekkha)
10. Melekat pada fenomena dhamma butir 1-9 (nikanti)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

wen78

 [at] fabian c

jujur aja, saya masih gak mengerti maksud/arti/definisi/makna... etc "konsentrasi kuat" yg dimaksudkan  ;D

sebab yg saya alami, konsentrasi itu tidak ada istilah "konsentrasi kuat" ato "konsentrasi lemah". konsentrasi hanya pada "satu object/bentuk/tindakan/gerakan/.... etc", konsentrasi pada "banyak object/bentuk/tindakan/gerakan/.... etc", konsentrasi pada "ketidak-adaan konsentrasi", ato "konsentrasi hanyalah sebuah bentuk konsentrasi itu sendiri", ato.... etc.

kayanya "karpet meditasi" kita berbeda dan kayanya tidak menemukan titik "nemu" yg memiliki persamaan dalam definisi "konsentrasi" itu sendiri ;D

anyway, thx info ttg "konsentrasi kuat" dlm metode Mahasi Sayadaw ;)
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

hendrako

Quote from: dilbert on 19 March 2009, 11:15:30 AM
Quote from: hendrako on 19 March 2009, 01:27:48 AM
Quote from: dilbert on 13 March 2009, 06:26:53 PM
walaupun saya bukan praktisi meditasi, tetapi menurut NALAR saya, saya sependapat dengan sdr.tesla...

Bro Dilbert, terlepas dari topik, saya sangat menyarankan anda untuk berpraktek.

_/\_



masih tetap "praktek" untuk  HIDUP SETIAP SAAT...

;D
yaa... gitu deh

hendrako

Quote from: tesla on 19 March 2009, 12:18:19 PM
Quote from: hendrako on 19 March 2009, 01:40:33 AM
Quote from: tesla on 13 March 2009, 12:40:28 AM


ini dua bhikkhu yg saya ingat... mungkin jika ada waktu utk mencari referensi, bisa dapat banyak. (bahkan mungkin termasuk Mahasi Sayadaw, mengingat ia adalah guru direct Vipassana seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa). & kalau tidak salah ingat rekan fabian (atau mungkin bond atau mungkin member yg lain...) pernah memposting topik ini di forum... kalau tidak salah nama hambatannya adalah vipassana killesa yah...

with metta,
:lotus:

Dari Kamus Baru Buddha Dhamma:

Vipassanupakkilesa: 10 macam ketidaksempurnaan atau noda dari pandangan terang:
1.   Pancaran cahaya (Obhasa)
2.   Pengetahuan (Nana)
3.   Kegiuran (Piti)
4.   Ketenangan batin (Passaddhi)
5.   Kebahagiaan (Sukha)
6.   Kebulatan tekad (Adhimokkha)
7.   Usaha (Paggaha)
8.   Ingatan yang terang (Upatthana)
9.   Keseimbangan (Upekkha)
10.   Kepuasan (Nikanti)


versi Mahasi Sayadaw, 10 vipassanupakkillesa adalah:

1. Cahaya yg Gemilang (Obhasa)
2. Kegiuran Bathin (Piti)
3. Sikap bathin yg tenang (Passaddhi)
4. Keyakinan kuat tak terhingga thd Tiratana (adhimokkho tisaddha)
5. Semangat yg tinggi atas pelaksanaan/perenungan meditasi (paggaha)
6. Kegembiraan mencangkup ke seluruh tubuh (sukha)
7. Pandangan tajam thd tilakkhana tanpa halangan (nana)
8. Kemampuan didalam melaksanakan perhatian murni tanpa kehilangan objek (upatthana)
9. Keseimbangan Bathin (upekkha)
10. Melekat pada fenomena dhamma butir 1-9 (nikanti)

[at]  atas,

so, tidak hanya Jhana yang "mengandung" bahaya, pandangan terang pun ada bahayanya. Sebagaimana yang sering dikhotbahkan Ajahn Chah, "tidak melekat".

Memasuki Kota

Beberapa orang bingung karena dewasa ini terdapat begitu banyak guru dan sistem meditasi. Akan tetapi, ini ibaratmemasuki sebuah kota dari arah berlainan. Apakah Anda berjalan mengikuti arah ini atau itu, cepat atau lambat, sama saja semuanya. Seringkali, berbagai sistem meditasi hanya berbeda dari tampak luarnya saja. Ada satu hal penting yang harus dicapai oleh latihan yang baik - Ketidakmelekatan. Pada akhirnya, Anda harus melepaskan semua sistem meditasi itu, bahkan gurunya sekalipun. Jika suatu sistem menuntun Anda menuju sikap melepaskan, tidak melekat, itulah latihan yang benar.

dari: Ajahn Chah, Sebatang Pohon di Tengah Hutan, hal. 177, Karaniya
yaa... gitu deh