Bisnis manusia

Started by tjong tony, 22 February 2009, 01:24:50 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

Quote from: upasaka on 12 February 2010, 10:14:12 AM
Quote from: hatRed on 12 February 2010, 10:01:43 AM
saat berdagang hewan,

motivasinya adalah mencari untung ->>> ujung ujugnya lobha..

lain halnya dengan penangkaran hewan.. :P  , g pernah liat yah di website apa gitu, jadi kelinci2 yg gak bertuan atau yg tunawisma karena dibuang atau pemilik sebelumnya sudah gak sanggup itu ditampung disitu..

terus kalo kita mo adopsi hewan tersebut, harus melalui proses yg ketat. seperti apakah kita sanggup memelihara hewan itu. kalo gak salah di singapura.

nah itulah menurut g, yg baru benar2 berdasar metta... :)  walau emang keknya nyari untung juga sih :P (soalnya ada bayar2 juga kalo gak salah)

Saat berdagang buku, motivasinya adalah mencari untung => ujung-ujungnya adalah lobha.

Mungkin lebih baik Gramedia mengubah visi-misi mereka menjadi fasilisator yang menyediakan semua buku untuk dibaca dan dimiliki secara gratis. Mungkin begitu, Bro?

Metta adalah praktik cinta-kasih untuk saat ini. Metta tidak berhubungan dengan jual atau penangkaran. Menjual dan menangkar adalah aplikasi dari praktik cinta-kasih. Praktik cinta-kasih yang ditanam sedari awal adalah pikiran yang penuh cinta-kasih. Pikiran yang penuh cinta-kasih dituangkan dalam cara memperlakukan hewan dengan kasih-sayang. Menangkar tidak selalu pasti membahagiakan hewan. Menjual juga tidak selalu pasti merugikan hewan.

Pernahkah Anda mencoba melihat hal ini dari sudut pandang lain? Menjual hewan peliharaan pun sebenarnya memberikan kesempatan kepada orang lain untuk merawat dan memelihara hewan peliharaan itu. :)


kalau memang dilihat dari konteks board adalah penjualan makhluk,

maka dari itu akan diperluat menjadi setiap makhluk dari segenap alam, misalnya aja kalau ada jin gitu berarti menjual jin juga termasuk...

nah dalam pembahasannya dipersempit lagi, yg pertama adalah penjualan manusia..
dan kriterianya seperti apa yg disebut "menjual" manusia itu yg tidak dianjurkan....

sekarang pembahasannya adalah menjual hewan, dan dibahas kriteria nya seperti apa,

hewan ternak sudah dijelaskan tadi yaitu tidak dianjurkan karena akan mengakibatkan hewan yg kita jual nanti tentunya akan dibunuh oleh pelanggan....

(kalo mo saya sambung dengan thread yg baru2 ini , mengenai " pandangan sang buddha terhadap aktor " ;D )

maka agak nyambung juga, yaitu kita mengkondisikan seseorang untuk berbuat akusala...

lalu ada lagi penjualan lainnya, yaitu menjual hewan peliharaan....

hewan peliharaan bisa didapat dengan banyak cara.. yaitu dengan cara mencari sendiri di alam liar

membeli dari toko hewan

mengambil alih hewan peliharaan teman/sodara

mengadopsi hewan

beternak sendiri.


(kalo misal ada lagi mohon ditambah sehingga bisa di diskusikan secara detil)

saya ambil satu contoh, yaitu mengambil dari alam liar, hal ini juga banyak jenisnya.. misalkan dalam suatu kondisi kita melihat seekor anak gajah, yg sendiri dihutan dimana kita melihat orang tua gajah itu mati disampingnya... maka kita terdorong untuk membantu anak gajah itu, karena kita tidak tahu apakah anak gajah itu mampu hidup sendiri atau tidak....

lalu kita mengambilnya dan memeliharanya (dianggap kita sanggup melihara tuh anak gajah :P )

ini adalah perbuatan yg didasarkan metta.

lalu saya kasih contoh lain lagi... kita melihat anak gorilla yg lucu, kita tahu bahwa untuk mengambil anak gorilla sungguh sulit karena orang tua gorilla sangat melindungi anaknya, maka kita menggunakan segala cara untuk memisahkan mereka, dan kemungkinan terburuk adalah membunuh ibu gorilla...

sehingga kita dapat memelihara anak gorilla yg lucu, dalam pikiran kita kita sebenarnya ingin merawat dan memelihara hewan itu, hal itu adalah baik. tetapi tetap saja suatu perbuatan akusala tetap akusala walau niatnya adalah untuk kebaikan.

i'm just a mammal with troubled soul



Nevada

#46
Quote from: hatRed on 12 February 2010, 10:31:38 AM
kalau memang dilihat dari konteks board adalah penjualan makhluk,

maka dari itu akan diperluat menjadi setiap makhluk dari segenap alam, misalnya aja kalau ada jin gitu berarti menjual jin juga termasuk...

nah dalam pembahasannya dipersempit lagi, yg pertama adalah penjualan manusia..
dan kriterianya seperti apa yg disebut "menjual" manusia itu yg tidak dianjurkan....

sekarang pembahasannya adalah menjual hewan, dan dibahas kriteria nya seperti apa,

hewan ternak sudah dijelaskan tadi yaitu tidak dianjurkan karena akan mengakibatkan hewan yg kita jual nanti tentunya akan dibunuh oleh pelanggan....

(kalo mo saya sambung dengan thread yg baru2 ini , mengenai " pandangan sang buddha terhadap aktor " ;D )

maka agak nyambung juga, yaitu kita mengkondisikan seseorang untuk berbuat akusala...

lalu ada lagi penjualan lainnya, yaitu menjual hewan peliharaan....

hewan peliharaan bisa didapat dengan banyak cara.. yaitu dengan cara mencari sendiri di alam liar

membeli dari toko hewan

mengambil alih hewan peliharaan teman/sodara

mengadopsi hewan

beternak sendiri.


(kalo misal ada lagi mohon ditambah sehingga bisa di diskusikan secara detil)

saya ambil satu contoh, yaitu mengambil dari alam liar, hal ini juga banyak jenisnya.. misalkan dalam suatu kondisi kita melihat seekor anak gajah, yg sendiri dihutan dimana kita melihat orang tua gajah itu mati disampingnya... maka kita terdorong untuk membantu anak gajah itu, karena kita tidak tahu apakah anak gajah itu mampu hidup sendiri atau tidak....

lalu kita mengambilnya dan memeliharanya (dianggap kita sanggup melihara tuh anak gajah :P )

ini adalah perbuatan yg didasarkan metta.

lalu saya kasih contoh lain lagi... kita melihat anak gorilla yg lucu, kita tahu bahwa untuk mengambil anak gorilla sungguh sulit karena orang tua gorilla sangat melindungi anaknya, maka kita menggunakan segala cara untuk memisahkan mereka, dan kemungkinan terburuk adalah membunuh ibu gorilla...

sehingga kita dapat memelihara anak gorilla yg lucu, dalam pikiran kita kita sebenarnya ingin merawat dan memelihara hewan itu, hal itu adalah baik. tetapi tetap saja suatu perbuatan akusala tetap akusala walau niatnya adalah untuk kebaikan.

Betul. Kalau satta vanijja diartikan sebagai perdagangan makhluk hidup, maka semua jenis makhluk hidup (termasuk makhluk peta, asura, deva dan brahma) juga masuk hitungan. Namun dalam Sub-kitab Komentar Anguttara Nikaya (Tika), dinyatakan secara tersirat bahwa satta vanijja ini merujuk pada perdagangan manusia. Hal ini juga yang dijadikan referensi oleh Bhikkhu Thanissaro dalam menerjemahkan Vanijja Sutta.

Perdagangan manusia (satta vanijja) ini mungkin merujuk pada perdagangan budak, perdagangan wanita tuna susila, perdagangan anak (bayi), dan sebagainya.

Di India pada masa kehidupan Sang Buddha, perdagangan hewan ternak untuk dipotong sudah menjamur. Salah satunya yang mungkin kita kenal adalah Cunda si penjagal babi. Perdagangan ini termasuk dalam kategori perdagangan daging (mamsa vanijja). Apa alasan Sang Buddha yang menganjurkan agar kita menghindari jenis perdagangan ini? Karena baik pihak penjual maupun pembeli pasti akan melakukan pelanggaran Pancasila.

Di zaman itu, ada pula orang yang bermata-pencaharian sebagai peternak sapi perah dan domba berbulu lebat. Di salah satu Sutta, Sang Buddha memuji kebaikan yang bisa didapatkan dari sapi perah; yaitu susu sapi yang bermanfaat dan sehat untuk dikonsumsi manusia. Selain itu Sang Buddha dan para bhikkhu juga menerima pemberian bulu domba dari umat awam. Dalam mata-pencaharian sebagai peternak sapi perah dan domba berbulu lebat, sebenarnya bisa dilakukan suatu mekanisme simbiosis mutualisme. Asalkan peternak memang menjalankan mata pencaharian ini dengan menjunjung tinggi moralitas (Pancasila Buddhis). Simbiosis mutualisme yang terjadi adalah: "Peternak memelihara sapi dan domba dengan kasih sayang. Sapi kemudian tumbuh sehat dan menghasilkan susu, domba pun tumbuh sehat menghasilkan bulu yang lebat. Bila susu tidak dikeluarkan, sapi akan kesakitan. Bila bulu tidak dicukur, domba akan terganggu dengan bulunya yang bisa menjadi sarang kotoran dan berat. Peternak kemudian mengambil susu dan bulu itu dengan baik, supaya sapi dan domba pun tetap sehat."

Bila mekanisme ini dijalankan dengan baik, sebenarnya mata-pencaharian ini pun tidak melanggar moralitas. Dan secara implisit, Sang Buddha tidak menentang mata-pencaharian seperti ini. Inilah prinsip perdagangan (mata-pencaharian) hewan yang benar; di mana peternak berfungsi sebagai perawat hewan, dan hewan "berterima-kasih" dengan memberikan manfaat kepada peternak. Karena itu, Sang Buddha hanya tidak menyetujui perdagangan hewan yang mengakibatkan penderitaan bagi hewan itu.

Jika kita mengambil hewan dari alam liar untuk dipelihara, itu sudah merupakan "penculikan". Kecuali hewan itu sendiri yang mau ikut bersama kita. Dan perlu dipertimbangkan juga, apakah bila kita merawat hewan ini; akankah kehidupan hewan ini menjadi lebih baik? Bila kita hanya menyebabkan dia tidak hidup nyaman, maka sebaiknya jangan dipelihara. Prinsip dasarnya adalah: "kita merawat dan memelihara hewan dengan tujuan untuk membuat hidup mereka lebih baik". Jika tidak memenuhi prinsip itu, maka alangkah baiknya kita tidak memelihara hewan tersebut.

Kalau gajah dari hutan dibawa ke tempat tinggal kita untuk dipelihara, biasanya diperlukan cara kekerasan. Mungkin dengan cara menyeretnya, membuatnya pingsan, atau sebagainya. Setelah sampai di tempat tinggal kita, jika mau memeliharanya; mungkin kita hanya bisa menyediakan tempat seadanya. Gajah hidup tertekan dan tidak nyaman sejak awal. Menurut saya ini sudah tidak baik.

Demikian juga menculik anak gorilla, bahkan apalagi sampai membunuh induknya. Ini jelas bukan perbuatan baik. Karena itu kita tidak boleh memukul rata semua kasus. Dalam kasus ikan hias, misalnya ikan maskoki, saya pikir tidak sampai demikian. Dan saran saya, kalau ingin memelihara ikan maskoki sebaiknya harus mengetahui cara perawatan serta menyediakan tempat tinggal yang layak untuknya. Di Negara Italia, ada peraturan yang melarang seseorang untuk memelihara ikan maskoki di dalam sebuah toples atau aquarium kecil. Sebab Negara Italia menjunjung tinggi kebebasan ikan maskoki untuk hidup dengan nyaman. Poin seperti inilah yang perlu dipertimbangkan oleh semua orang sebelum memelihara hewan.

Sebenarnya akusala kamma adalah perbuatan yang tak bermanfaat untuk kemajuan batin (spiritual). Dalam konteks penghidupan suci, sebenarnya semua perilaku duniawi itu termasuk akusala. Banyak umat Buddha yang menjustifikasi segala sesuatu dengan patokan akusala atau kamma buruk. Sehingga umat awam (Buddhis) pun cenderung dilihat "mandul". Ingin jadi pemilik perusahaan, dikatakan itu lobha. Ingin membuka cabang toko di daerah lain, dikatakan sebaiknya jangan serakah. Ingin berlatih vocal dan menjadi penyanyi, dikatakan itu pekerjaan yang tidak bermanfaat bagi batin. Ingin bertanya apakah benar Siddhattha Gotama langsung bisa berjalan ketika lahir, dikatakan lebih baik meditasi. Kalau semua kegiatan umat awam langsung dicap akusala atau kamma buruk, wajar saja hampir semua umat Buddha menjadi lebih pasif dan seperti berjalan di tempat. Padahal bila Ajaran Sang Buddha diterapkan dengan jalan tengah oleh umat awam (perumah tangga), maka seseorang bisa menjadi orang yang sukses; setidaknya dalam moralitas.

Ini hanya menurut pendapat saya. :)

Indra

Bhikkhu Bodhi menerjemahkankan sebagai "Living beings"

Nevada

Quote from: Indra on 12 February 2010, 11:45:56 AM
Bhikkhu Bodhi menerjemahkankan sebagai "Living beings"

Berbeda dengan Bhikkhu Thanissaro.
Jadi?

gajeboh angek

Karena DC patokannya dari hasil karya sendiri, maka para momod wajib menggunakan terjemahan sendiri. Kalau gak didenda
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Nevada

Quote from: gachapin on 12 February 2010, 02:50:38 PM
Karena DC patokannya dari hasil karya sendiri, maka para momod wajib menggunakan terjemahan sendiri. Kalau gak didenda

;D

marcedes

intinya : tergantung mental...
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

nyanadhana

Bisnis Manusia -> Bisnis HIV juga merupakan hal ini,mau tau google aja kenapa HIV itu merupakan akal2an agar orang mengira diri mereka kena dan terus membayar racun kepada rumah sakit.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Rina Hong

Bisnis Outsourcing pegawai juga bisnis manusia...
Bisnis yayasan TKI... sudah jelas kan... banyak TKI yang teraniaya dengan adanya bisnis ini.

jadi bagaimana dikatakan dalam konteks bisnis manusia yg seharusnya dihindari...

mohon pencerahannya...
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Nevada

Quote from: Rina Hong on 15 February 2010, 10:09:38 AM
Bisnis Outsourcing pegawai juga bisnis manusia...
Bisnis yayasan TKI... sudah jelas kan... banyak TKI yang teraniaya dengan adanya bisnis ini.

jadi bagaimana dikatakan dalam konteks bisnis manusia yg seharusnya dihindari...

mohon pencerahannya...

Perdagangan manusia termasuk sebagai perdagangan yang sebaiknya dihindari, itu pun batasannya adalah menjual manusia yang merugikan manusia itu sendiri. Intinya adalah merugikan manusia yang diperdagangkan tersebut. Kalau perdagangan itu dilakukan oleh penjual atas dasar untuk mengeruk keuntungan dan malah merugikan objek dagangannya (manusia), maka itu perdagangan manusia yang tidak baik.

Kalau dianalisa lebih jelas, transfer pemain sepakbola, perekrutan manager (coach), menjual brand image seorang figur selebritis, maupun pemboyongan artis dari suatu PH (Production House) atau Label; juga termasuk perdagangan manusia. :)

hatRed

Quote from: Rina Hong on 15 February 2010, 10:09:38 AM
Bisnis Outsourcing pegawai juga bisnis manusia...
Bisnis yayasan TKI... sudah jelas kan... banyak TKI yang teraniaya dengan adanya bisnis ini.

jadi bagaimana dikatakan dalam konteks bisnis manusia yg seharusnya dihindari...

mohon pencerahannya...

bisnis outsourcing dan TKI adalah bisnis jasa.. bukan memperdagangkan manusia..

tapi lebih menyalurkan jasa.. jadi beda...

mengenai TKI atau Manajer Rumah tangga yg teraniyaya.. adalah merupakan bentuk proses bisnis yg kurang baik.. jadi bukan bisnisnya.
i'm just a mammal with troubled soul



Rina Hong

Tapi bukankah seharusnya manusia makin maju,bukan malah masa bodoh dengan nasib tki,harusnya dibuat kontrak jelas atas tindakan penganiayaan tki donkk..ini jelas2 penyaluran jasa yg merugikan org tsb. Kenapa tidak termasuk perdagangan? Penjualan wanita penghibur juga jasa kan? ;D sory kalo oot...
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Riky_dave

Intinya kalau merugikan diri sendiri,orang lain...atau menguntungkan diri sendiri tetapi merugikan orang lain,atau menguntungkan orang lain tetapi merugikan diri sendiri..maka itu patut dipertanyakan dan direnungkan,apakah itu perbuatan yang bajik atau tidak..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

gajeboh angek

Quote from: Rina Hong on 28 February 2010, 12:57:44 PM
Tapi bukankah seharusnya manusia makin maju,bukan malah masa bodoh dengan nasib tki,harusnya dibuat kontrak jelas atas tindakan penganiayaan tki donkk..ini jelas2 penyaluran jasa yg merugikan org tsb. Kenapa tidak termasuk perdagangan? Penjualan wanita penghibur juga jasa kan? ;D sory kalo oot...
gak semua tki rugi loh.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

kullatiro

Quote from: Rina Hong on 28 February 2010, 12:57:44 PM
Tapi bukankah seharusnya manusia makin maju,bukan malah masa bodoh dengan nasib tki,harusnya dibuat kontrak jelas atas tindakan penganiayaan tki donkk..ini jelas2 penyaluran jasa yg merugikan org tsb. Kenapa tidak termasuk perdagangan? Penjualan wanita penghibur juga jasa kan? ;D sory kalo oot...

justru karena kontrak dan kondisi nya seperti itu banyak majikan di sana menyalahgunakan jasa yang di berikan tki tersebut.

contoh karena di desa kalo panas buka baju gak apa apa di kampung, tetapi  di sana di negri orang majikan liat terangsang dan di perkosa gitu. ada beda budaya dan adat istiadat.