News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Akar perpecahan

Started by truth lover, 17 February 2009, 06:50:37 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

truth lover

Quote from: chingik on 23 December 2009, 10:16:09 PM
Quote from: truth lover on 23 December 2009, 09:32:31 PM
Quote from: chingik on 23 December 2009, 06:36:36 PM
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Lantas seorang Bodhisatva menurut mas chingik beremanasi menjadi singa dan harimau untuk apa? untuk mengajarkan singa lain mengaum? atau mengajarkan harimau lain membuat anak? atau mengajarkan Dhamma juga? Atau mungkin mengajarkan hewan rimba lainnya bermeditasi?

Nanti akan saya jelaskan.
Jadi benar nih Sang Buddha harus "berpura-pura"?

Lho kok balik bertanya? Kan saya bertanya dahulu? bukankah mas Chingik harusnya menjawab dahulu baru bertanya?  Kemudian saya jawab lalu baru balik bertanya, ya kan?
The truth, and nothing but the truth...

marcedes

Quotejaah...bro yg melemparkan isu ini, seharusnya bro yg jabarkan bagaimana konsep itu bisa sama?? saya saja tidak tahu bagaimana bro bisa anggap sama. Padahal jelas-jelas berbeda secara hakiki. Ingat lho bro, jangan menilai sesuatu dari atributnya, selami makna hakikinya baru simpulkan apakah itu sama atau tidak.
Sebagai info tambahan, Trikaya dalam Mahayana hanya salah satu variabel umum dalam menjelaskan manifestasi Buddha, lebih dari itu ada juga disebut 10 kaya, tergantung konteksnya. Seperti dalam menjelaskan 1 jenis dhamma, 2 jenis dhamma, dan seterusnya.
loh saya cuma minta perbedaan antara trinitas dan trikaya...

QuoteArahat yang menulis konsep ini memang bukan Sammasambuddha. Tetapi konseptual ini kan berasal dari wejangan Buddha, tidak perlu harus mengerti. Sama seperti Ananda saat belum mengalami Nibbana, Sang Buddha tetap mewejangkannya kepada Ananda. Taruhlah Ananda akhirnya mencapai Nibbana, tetapi Ananda tidak mengerti tentang pengetahuan sempurna (Sabbannuta nana) seorang Sammasammbuddha juga, toh juga menkonseptualkannya hingga akhrinya muncul dalam Sutra bentuk tulisan ,bukan?  
Buddha mengatakan kepada ananda mengenai beberapa kotbah..disitu sudah ada para Arahat yang mengerti tentang apa yang dikatakan buddha..

coba balik ke sutta...pernahkah buddha membabarkan sesuatu yang tidak di mengerti oleh para Arahat sendiri atau tidak dimengerti oleh satu pun audience nya.  :)

dan sampai sekarang berarti Buddha telah mengajarkan sesuatu yang useless kepada kita mengenai konsep yg tidak mungkin kita mengerti...jadi apa tujuan buddha membabarkan hal yg tidak akan kita mengerti?
ini seperti mengajar para anak TK mengenai pelajaran rumit seperti Hukum fisika. yg sudah nyata tidak akan mungkin di mengerti oleh anak TK tersebut...
apakah anak TK yg bodoh atau guru nya yg bodoh?...silahkan anda jawab sendiri.

QuotePengertian satu itu apakah segampang itu mencernanya seperti menganggap air sama dengan susu?
Paham maksud saya? Air susu dan air laut berbeda, tetapi secara substantif ia berasal dari satu sumber yakni unsur air . Tetapi tidak berarti air susu harus muncul dari air laut.
Yang dikatakan SATU itu karena ia memiliki substansi yang sama yaitu sama sama unsur Air.
Dharmakaya ibarat unsur air, dari aspek ini maka disebut semua Buddha itu sama karena sama-sama memiliki hakikat (baca:unsur) yang sama dalam dirinya. Bukan berarti Buddha Gotama = Buddhha Amitabha hingga membuat orang bingung. Yang dikatakan sama itu adalah aspek Dharmakaya, aspek hakiki dalam dirinya yakni potensi Kebuddhaannya.
seperti nya anda berusaha menjelaskan mengenai Trikaya..oke..

sekarang sy tanya...apa maksud dari
dharma kaya = buddha amitabha.
sambogha kaya = Bodhisattva Avalokistesvara
nirmana kaya = buddha gotama...

mengapa bukan dharmakaya = vairocana misalnya...mengapa harus buddha amitabha
kalau dikatakan Dhammakaya merupakan sebuah hakekat kebenaran dan lambang kesunyataan, mengapa bukan vairocana melainkan buddha amitabha? memangnya vairocana bukan lambang kebenaran dan kesunyataan?
terus beda amitabha dengan vairocana apa?

kalau menurut penjelasan anda...saya tarik kesimpulan bahwa pikiran buddha gotama tidak pararel dengan buddha amitabha begitu kan mas chingik?
mohon kejelasan lagi..


Quote3.22. 'Aku ingat dengan baik, ânanda, ratusan kelompok Khattiya395 yang Kutemui, dan sebelum Aku duduk bersama mereka atau bergabung dalam pembicaraan mereka, Aku meniru penampilan dan gaya bahasa mereka, apa pun itu. Dan Aku menasihati, menginspirasi, memicu semangat, dan menggembirakan mereka dengan khotbah Dhamma. Dan sewaktu Aku berbicara ke pada mereka, mereka tidak mengenali-Ku dan bertanya-tanya: "Siapakah ini yang berbicara seperti ini – dewa atau manusia?" dan setelah menasihati mereka demikian, Aku menghilang, dan mereka masih tidak mengenali: "Ia yang baru saja menghilang – apakah ia dewa atau manusia?"'

3.23. 'Aku ingat dengan baik ratusan kelompok Brahmana, perumah
tangga, petapa, para dewa dari alam Empat Raja Dewa, para dewa dari alam Tiga-Puluh-Tiga Dewa, màra, Brahmà ... [110] dan mereka masih tidak mengenali: "Ia yang baru saja menghilang – apakah ia dewa atau manusia?" Itu, ânanda, adalah delapan kelompok.'

mengenai upaya-kosalla-nana...yg dilakukan calon bikkhuni bhada, itu dilakukan karena bhada tidak memiliki pencerahan dan Abhinna[kesaktian]
jadi beda kasus....

Bhada tidak memiliki kesaktian, dan memilih membunuh dari pada di bunuh....dalam hal ini posisi terdesak dan tidak bisa berbuat apa-apa.
sedangkan Mahasatva yg telah memiliki pencerahan dan Kesaktian....kok milih jalan membunuh? bukankah masih bisa di ikat..... :o

Quote from: truth lover on 23 December 2009, 09:32:31 PM
Quote from: chingik on 23 December 2009, 06:36:36 PM
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Lantas seorang Bodhisatva menurut mas chingik beremanasi menjadi singa dan harimau untuk apa? untuk mengajarkan singa lain mengaum? atau mengajarkan harimau lain membuat anak? atau mengajarkan Dhamma juga? Atau mungkin mengajarkan hewan rimba lainnya bermeditasi?


:)) :)) :)) :)) :)) :))
walau bikin ketawa, tapi sy rasa pertanyaan yg tepat....
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

chingik

Quote from: truth lover on 23 December 2009, 11:28:04 PM
Quote from: chingik on 23 December 2009, 10:16:09 PM
Quote from: truth lover on 23 December 2009, 09:32:31 PM
Quote from: chingik on 23 December 2009, 06:36:36 PM
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Lantas seorang Bodhisatva menurut mas chingik beremanasi menjadi singa dan harimau untuk apa? untuk mengajarkan singa lain mengaum? atau mengajarkan harimau lain membuat anak? atau mengajarkan Dhamma juga? Atau mungkin mengajarkan hewan rimba lainnya bermeditasi?

Nanti akan saya jelaskan.
Jadi benar nih Sang Buddha harus "berpura-pura"?

Lho kok balik bertanya? Kan saya bertanya dahulu? bukankah mas Chingik harusnya menjawab dahulu baru bertanya?  Kemudian saya jawab lalu baru balik bertanya, ya kan?
hehe...oke lah, soalnya pertanyaan bro bikin geli.
Intinya bodhisatva beremanasi dalam wujud apa pun , tujuannya jelas memberi manfaat pd makhluk yg bersangkutan. Sebagai contoh, manfaat itu tidak berarti harus sampai memahami dharma atau sejenisnya pada saat itu juga. Ada kalanya manfaat yg diberikan adalah mengikat/ menabung pertalian jodoh karma yang baik untuk kehidupan berikutnya , sehingga bila bertemu dengan bodhisatva dalam wujud lain lagi akan menimbulkan rasa kedekatan dan menerima nasihat, dan lain sebagainya. Jadi walaupun bodhisatva memiliki kemampuan emanasi, ia tetap tunduk pada prinsip kerja hukum sebab akibat.
Dengan cara apa, ya tentu saja bodhisatva tahu cara yang tepat.
 


waliagung

tanpa buddha AMITHABA tidak akan ada buddha,buddha amithaba adalah buddha awal bersama 3 buddha lainnya yg melambangkan sifat ketuhanan,apakah haram hukumnya mengimani amithabba sebagai buddha,setahu sy jgnkan amithaba,yesus dan muhamad sj kita harus menyakini bahwa beliau adalah ,manusia yg tela menyebarkan jln kebenaran untuk manusia dan menuju alam bahagia walaupun beda bahasanya.,.,.,.,.,.,.,
malah yg sy liat theravada sy kaku dlm menerapkan aturan budhis,kalo sy memilih aliran TRIDHAMMA lebih netral dlm berpandangan dan universal dlm berpikir,.,.,.,

AMITOHPO

chingik

Quote
loh saya cuma minta perbedaan antara trinitas dan trikaya...
Singkat saja, Allah itu adalah suatu entitas yang tunggal, monopoli tunggal
Dharmakaya adalah dimliiki setiap Buddha , lebih dari itu dimiliki setiap makluk yg berhasil menjadi Buddha.
Bagaimana bisa sama?

Anak Tuhan  (Yesus) tampil berkomunikasi dengan Allah Bapanya, itulah sebabnya Yesus memannggilnya Bapa, suatu entitas yg terpisah.
Sakyamuni sebagai Nirmanakaya, hubungannya dengan  Dharmakaya adalah tak terpisahkan. Bagaikan bulan dengan representasi bayangan bulan, tak terpisahkan. Bagaimana bisa sama?

Roh Kudus adalah jiwa yang bersifat kekal abadi
Sambhogakaya adalah hasil manifestasi yang muncul dari hasil kontemplasi setiap manusia saat mencapai Pencerahan. Tanpa pencapaian itu maka Sambhogakaya tidak akan muncul. Bagaimana bisa sama?

Jadi korelasi dan interaksi antara ketiga atribut Kaya itu sudah berbeda dengan korelasi interaksi antar 3 aspek Trinitas  , yang beda kenapa harus disamakan


Quote
Buddha mengatakan kepada ananda mengenai beberapa kotbah..disitu sudah ada para Arahat yang mengerti tentang apa yang dikatakan buddha..

coba balik ke sutta...pernahkah buddha membabarkan sesuatu yang tidak di mengerti oleh para Arahat sendiri atau tidak dimengerti oleh satu pun audience nya. 

dan sampai sekarang berarti Buddha telah mengajarkan sesuatu yang useless kepada kita mengenai konsep yg tidak mungkin kita mengerti...jadi apa tujuan buddha membabarkan hal yg tidak akan kita mengerti?
ini seperti mengajar para anak TK mengenai pelajaran rumit seperti Hukum fisika. yg sudah nyata tidak akan mungkin di mengerti oleh anak TK tersebut...
apakah anak TK yg bodoh atau guru nya yg bodoh?...silahkan anda jawab sendiri.
Dalam Mahayana, Trikaya juga adalah kotbah yg diberikan Buddha, lalu mengapa awalnya harus membuat pertanyaan soal siapa yang ngerti dan tidak. Jika penjelasan anda seperti itu, maka anda sendiri telah menjawabnya.

Quote
seperti nya anda berusaha menjelaskan mengenai Trikaya..oke..

sekarang sy tanya...apa maksud dari
dharma kaya = buddha amitabha.
sambogha kaya = Bodhisattva Avalokistesvara
nirmana kaya = buddha gotama...

mengapa bukan dharmakaya = vairocana misalnya...mengapa harus buddha amitabha
kalau dikatakan Dhammakaya merupakan sebuah hakekat kebenaran dan lambang kesunyataan, mengapa bukan vairocana melainkan buddha amitabha? memangnya vairocana bukan lambang kebenaran dan kesunyataan?
terus beda amitabha dengan vairocana apa?

kalau menurut penjelasan anda...saya tarik kesimpulan bahwa pikiran buddha gotama tidak pararel dengan buddha amitabha begitu kan mas chingik?
mohon kejelasan lagi..
Pemahaman bro sudah melenceng, jadi pertanyaan yang dibuat juga jadi aneh.
Kata siapa dharmakaya hanya dimiliki Buddha Amitabha , sedangkan Vairocana tidak ada?
Setiap Buddha memilki Trikaya.

Quote
mengenai upaya-kosalla-nana...yg dilakukan calon bikkhuni bhada, itu dilakukan karena bhada tidak memiliki pencerahan dan Abhinna[kesaktian]
jadi beda kasus....

Bhada tidak memiliki kesaktian, dan memilih membunuh dari pada di bunuh....dalam hal ini posisi terdesak dan tidak bisa berbuat apa-apa.
sedangkan Mahasatva yg telah memiliki pencerahan dan Kesaktian....kok milih jalan membunuh? bukankah masih bisa di ikat.....
Berarti selama ini bro berdiskusi sambil menutupi sebelah mata dan hanya terpaku pada kosa kata membunuh tanpa lihat hubungan sebab akibat dari jalan ceritanya.
Apakah segala sesuatu bisa diselesaikan dengan kesaktian? Tanyakan dong pada Y.A Moggallana.
Intinya semua harus dilihat dari hubungan sebab akibatnya bro, dan kasus bodhisatva ini juga demikian, walaupun tercerahkan bukan berarti mahakuasa  , bodhisatva beda dengan konsep Tuhan. masak itu saja anda tidak tahu. Dan dari awal sudah dijelaskan bahwa saat itu bodhisatva memang punya satu pilihan membunuh. Bukan berarti punya kesaktian lalu bebas digunakan tanpa pertimbangan hubungan sebab akibat. 


Quote
walau bikin ketawa, tapi sy rasa pertanyaan yg tepat....
pertanyaan tepat bagaimana? justru ini mencerminkan pertanyaan yg tidak berbobot.
Memangnya yg namanya mengajar di alam hewan harus dituntut persis dapat dimengerti sama dengan kondisi yang bersifat manusiawi yang harus sesuai dengan logika manusia? Jataka saja sudah menunjukkan bagaimana bodhisatta sebagai hewan memiliki kesadaran khusus yg mampu mengorbankan diri. Apa bro Truth mau meledek lagi bahwa bodhisatta di Jataka itu cuma bisa ngajar hewan lain bermeditasi. 
 

chingik

Quote from: waliagung on 24 December 2009, 01:03:50 AM
tanpa buddha AMITHABA tidak akan ada buddha,buddha amithaba adalah buddha awal bersama 3 buddha lainnya yg melambangkan sifat ketuhanan,apakah haram hukumnya mengimani amithabba sebagai buddha,setahu sy jgnkan amithaba,yesus dan muhamad sj kita harus menyakini bahwa beliau adalah ,manusia yg tela menyebarkan jln kebenaran untuk manusia dan menuju alam bahagia walaupun beda bahasanya.,.,.,.,.,.,.,
malah yg sy liat theravada sy kaku dlm menerapkan aturan budhis,kalo sy memilih aliran TRIDHAMMA lebih netral dlm berpandangan dan universal dlm berpikir,.,.,.,

AMITOHPO
hehe...bro Marcedes tambah bingung deh..
Buddha Amitabha bukan Buddha Awal . Dalam Amitabha Sutra sudah menjelaskan bahwa Buddha Amitabha mencapai pencerahan 10 kalpa yang lalu.

The Ronald

... eh plz,  maha paribannasutta..tidak ada di mahayana, adanya di theravada, dan isinya sama sekali tidak seperti yg kalian bicarakan, yg kalian bicarakan itu mahaparinirvana sutta, suttanya mahayana
...

Nevada

Quote from: Mahaparinibbana Sutta - Digha Nikaya, © DhammaCitta Press 2009
...

3.21. 'Ānanda, delapan [jenis] kelompok ini. Apakah delapan ini? Kelompok Khattiya, kelompok Brahmana, kelompok perumah tangga, kelompok petapa, kelompok para dewa dari alam Empat Raja Dewa, kelompok para dewa dari alam Tiga-Puluh-Tiga Dewa, kelompok māra, kelompok Brahmā.'

3.22. 'Aku ingat dengan baik, Ānanda, ratusan kelompok Khattiya395 yang Kutemui, dan sebelum Aku duduk bersama mereka atau bergabung dalam pembicaraan mereka, Aku meniru penampilan dan gaya bahasa mereka, apa pun itu. Dan Aku menasihati, menginspirasi, memicu semangat, dan menggembirakan mereka dengan khotbah Dhamma. Dan sewaktu Aku berbicara kepada mereka, mereka tidak mengenali-Ku dan bertanya-tanya: "Siapakah ini yang berbicara seperti ini – dewa atau manusia?" dan setelah menasihati mereka demikian, Aku menghilang, dan mereka masih tidak mengenali: "Ia yang baru saja menghilang – apakah ia dewa atau manusia?"'

3.23. 'Aku ingat dengan baik ratusan kelompok Brahmana, perumah tangga, petapa, para dewa dari alam Empat Raja Dewa, para dewa dari alam Tiga-Puluh-Tiga Dewa, māra, Brahmā ... [110] dan mereka masih tidak mengenali: "Ia yang baru saja menghilang – apakah ia dewa atau manusia?" Itu, Ānanda, adalah delapan kelompok.'

...

Apakah petikan Sutta ini yang dimaksud Bro marcedes dan Bro chingik?

truth lover

#233
Quote from: chingik on 24 December 2009, 12:02:39 AM
Quote from: truth lover on 23 December 2009, 11:28:04 PM
Quote from: chingik on 23 December 2009, 10:16:09 PM
Quote from: truth lover on 23 December 2009, 09:32:31 PM
Quote from: chingik on 23 December 2009, 06:36:36 PM
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Lantas seorang Bodhisatva menurut mas chingik beremanasi menjadi singa dan harimau untuk apa? untuk mengajarkan singa lain mengaum? atau mengajarkan harimau lain membuat anak? atau mengajarkan Dhamma juga? Atau mungkin mengajarkan hewan rimba lainnya bermeditasi?

Nanti akan saya jelaskan.
Jadi benar nih Sang Buddha harus "berpura-pura"?

Lho kok balik bertanya? Kan saya bertanya dahulu? bukankah mas Chingik harusnya menjawab dahulu baru bertanya?  Kemudian saya jawab lalu baru balik bertanya, ya kan?
hehe...oke lah, soalnya pertanyaan bro bikin geli.
Intinya bodhisatva beremanasi dalam wujud apa pun , tujuannya jelas memberi manfaat pd makhluk yg bersangkutan. Sebagai contoh, manfaat itu tidak berarti harus sampai memahami dharma atau sejenisnya pada saat itu juga. Ada kalanya manfaat yg diberikan adalah mengikat/ menabung pertalian jodoh karma yang baik untuk kehidupan berikutnya , sehingga bila bertemu dengan bodhisatva dalam wujud lain lagi akan menimbulkan rasa kedekatan dan menerima nasihat, dan lain sebagainya. Jadi walaupun bodhisatva memiliki kemampuan emanasi, ia tetap tunduk pada prinsip kerja hukum sebab akibat. Dengan cara apa, ya tentu saja bodhisatva tahu cara yang tepat.
 

Nah gitu dong bisa nyambung nih ama mas chingik, Benar di Mahaparinibbana sutta ada dikatakan sang Buddha kadang-kadang menyamar sebagai mahluk lain, tapi tidak pernah menyamar sebagai mahluk alam lebih rendah dari manusia.

Sekarang saya tanya mas Chingik menabung pertalian jodoh karma yang baik? Apakah tidak salah? apakah harus Bodhisatva yang menyambung tali karma? Apakah Bodhisatva ketemu dengan hewan teman-temannya bukan karena karma masa lalu? Apakah mengikat tali perjodohan karma baik di alam hewan? Mengapa tidak di alam manusia terus? menunggu hewan-hewan tersebut lahir di alam manusia? Atau alam hewan lebih baik daripada alam manusia?

Dikatakan walaupun Bodhisatva memiliki kemampuan emanasi ia tetap tunduk pada hukum sebab dan akibat, saya setuju hal ini, cuma bertentangan dengan pernyataan mas Chingik sendiri. Dengan sebab terlahir sebagai singa atau harimau, apakah makan rumput atau daun-daunan sebagai akibat?

Atau mungkin dibalik, dengan sebab suka makan daging di kehidupan lalu, setelah menjadi kerbau lalu suka makan daging juga? Mungkinkah?
The truth, and nothing but the truth...

Nevada

#234
Quote from: truth lover on 23 December 2009, 09:32:31 PM
Quote from: chingik on 23 December 2009, 06:36:36 PM
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Pertemuan? Maksudnya pertemuan relik-relik Sang Buddha yang kelak akan membentuk tubuh Sang Buddha dan mengajarkan Dhamma?

Itu ada di Kitab Komentar, bukan di Mahaparinibbana Sutta...

truth lover

Quote from: upasaka on 24 December 2009, 09:30:07 AM
Quote from: truth lover on 23 December 2009, 09:32:31 PM
Quote from: chingik on 23 December 2009, 06:36:36 PM
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Pertemuan? Maksudnya pertemuan relik-relik Sang Buddha yang kelak akan membentuk tubuh Sang Buddha dan mengajarkan Dhamma?

Itu ada di Kitab Komentar, bukan di Mahaparinibbana Sutta...

Mas Upasaka, maksudnya pertemuan yang ada  di Mahaparinibbana sutta, Digha Nikaya.

http://www.mahindarama.com/e-tipitaka/Digha-Nikaya/dn-16.htm
The truth, and nothing but the truth...

Nevada

Quote from: truth lover on 24 December 2009, 09:43:40 AM
Quote from: upasaka on 24 December 2009, 09:30:07 AM
Quote from: truth lover on 23 December 2009, 09:32:31 PM
Quote from: chingik on 23 December 2009, 06:36:36 PM
Quote
yang paling dekat dengan pernyataan mas chingik adalah mahaparinibbana sutta....tentang  pertemuan.

Benar bro Marcedes,
payah sih bro Truth, sudah saya posting tapi tak mau baca, masih nanya lagi. hehe
Jadi gimana tuh , Mahaparinibbana Sutta masak dibilang buku yang penuh kepura-puraan :))
Ya Buddha harus pura-pura dong kalo tidak mana bisa mengajarkan dhamma kepada Dewa Mara, bisa2 Mara malah lari kalang kabut kalo Buddha memperlihatkan wujud aslinya  ;D


Dalam Mahaparinibbana sutta, Sang Buddha mengikuti rupa dari ke delapan jenis mahluk, manusia, dewa dan brahma untuk mengajarkan Dhamma.

Pertemuan? Maksudnya pertemuan relik-relik Sang Buddha yang kelak akan membentuk tubuh Sang Buddha dan mengajarkan Dhamma?

Itu ada di Kitab Komentar, bukan di Mahaparinibbana Sutta...

Mas Upasaka, maksudnya pertemuan yang ada  di Mahaparinibbana sutta, Digha Nikaya.

http://www.mahindarama.com/e-tipitaka/Digha-Nikaya/dn-16.htm

Oh.. I see.
Thanks...

chingik

Quote
Nah gitu dong bisa nyambung nih ama mas chingik, Benar di Mahaparinibbana sutta ada dikatakan sang Buddha kadang-kadang menyamar sebagai mahluk lain, tapi tidak pernah menyamar sebagai mahluk alam lebih rendah dari manusia.
Benar, di Sutta itu memang tidak menyebutkan menyamar sebagai makhluk alam rendah, karena bukan isu itu yg kita bicarakan. Yang kita bicarakan berkenaan dengan Sutta ini adalah masalah "kepura-puraannya". Jadi menurut bro, mengapa harus berpura-pura?  

Quote
Sekarang saya tanya mas Chingik menabung pertalian jodoh karma yang baik? Apakah tidak salah? apakah harus Bodhisatva yang menyambung tali karma? Apakah Bodhisatva ketemu dengan hewan teman-temannya bukan karena karma masa lalu? Apakah mengikat tali perjodohan karma baik di alam hewan? Mengapa tidak di alam manusia terus? menunggu hewan-hewan tersebut lahir di alam manusia? Atau alam hewan lebih baik daripada alam manusia?
Dikatakan walaupun Bodhisatva memiliki kemampuan emanasi ia tetap tunduk pada hukum sebab dan akibat, saya setuju hal ini, cuma bertentangan dengan pernyataan mas Chingik sendiri. Dengan sebab terlahir sebagai singa atau harimau, apakah makan rumput atau daun-daunan sebagai akibat?

Atau mungkin dibalik, dengan sebab suka makan daging di kehidupan lalu, setelah menjadi kerbau lalu suka makan daging juga? Mungkinkah?
Prinsip kerja hukum sebab akibat tentu tidak sesimple itu. Mengikat pertalian jodoh karma baik itu dilakukan juga dilhat kondisi yang tepat, dan yang kita lihat adalah bodhisatva beremanasi di alam rendah, tentu sudah menunjukkan bahwa pastilah ada kondisi yang mendukung hingga dia melakukannya. Sama seperti ketika anda melihat seseorang berdiri di atas gedung, maka sudah tentu ada kondisi2 yang mendukung hingga dia bisa berada di atas sana. Tidak perlu tanya dia pakai apa, pakai tangga, pakai lift, pakai helikopter, intinya adalah sudah pasti ada faktor2 dari semua kemungkinan itu, kalo tidak mengapa bisa terlihat di atas gedung. Begitu juga saat bodhisatva ketika berada di alam tertentu, ya sudah jelas karena sudah ada faktor2 yang mendukung keberadaannya.  Dan salah satu faktor pendukungnya adalah Adhitana , kemudian pertalian Karma saling mempengaruhi.
Anda menanyakan mengapa tidak di alam manusia?  tentu ada juga.
Menunggu hewan terlahir di alam manusia? faktor2 seperti ini juga ada.

chingik

Quote from: upasaka on 24 December 2009, 09:16:15 AM
Quote from: Mahaparinibbana Sutta - Digha Nikaya, © DhammaCitta Press 2009
...

3.21. 'Ānanda, delapan [jenis] kelompok ini. Apakah delapan ini? Kelompok Khattiya, kelompok Brahmana, kelompok perumah tangga, kelompok petapa, kelompok para dewa dari alam Empat Raja Dewa, kelompok para dewa dari alam Tiga-Puluh-Tiga Dewa, kelompok māra, kelompok Brahmā.'

3.22. 'Aku ingat dengan baik, Ānanda, ratusan kelompok Khattiya395 yang Kutemui, dan sebelum Aku duduk bersama mereka atau bergabung dalam pembicaraan mereka, Aku meniru penampilan dan gaya bahasa mereka, apa pun itu. Dan Aku menasihati, menginspirasi, memicu semangat, dan menggembirakan mereka dengan khotbah Dhamma. Dan sewaktu Aku berbicara kepada mereka, mereka tidak mengenali-Ku dan bertanya-tanya: "Siapakah ini yang berbicara seperti ini – dewa atau manusia?" dan setelah menasihati mereka demikian, Aku menghilang, dan mereka masih tidak mengenali: "Ia yang baru saja menghilang – apakah ia dewa atau manusia?"'

3.23. 'Aku ingat dengan baik ratusan kelompok Brahmana, perumah tangga, petapa, para dewa dari alam Empat Raja Dewa, para dewa dari alam Tiga-Puluh-Tiga Dewa, māra, Brahmā ... [110] dan mereka masih tidak mengenali: "Ia yang baru saja menghilang – apakah ia dewa atau manusia?" Itu, Ānanda, adalah delapan kelompok.'

...

Apakah petikan Sutta ini yang dimaksud Bro marcedes dan Bro chingik?
benar, bro

Edward

Quote from: waliagung on 24 December 2009, 01:03:50 AM
tanpa buddha AMITHABA tidak akan ada buddha,buddha amithaba adalah buddha awal bersama 3 buddha lainnya yg melambangkan sifat ketuhanan,apakah haram hukumnya mengimani amithabba sebagai buddha,setahu sy jgnkan amithaba,yesus dan muhamad sj kita harus menyakini bahwa beliau adalah ,manusia yg tela menyebarkan jln kebenaran untuk manusia dan menuju alam bahagia walaupun beda bahasanya.,.,.,.,.,.,.,
malah yg sy liat theravada sy kaku dlm menerapkan aturan budhis,kalo sy memilih aliran TRIDHAMMA lebih netral dlm berpandangan dan universal dlm berpikir,.,.,.,

AMITOHPO
seharusnya penulisannya AMITOFO  :)
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."