News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Patung Buddha

Started by ENCARTA, 11 February 2009, 10:02:16 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

#30
begini, saya mempunyai selembar syal, saya tiap hari merawatnya.... selalu mencucinya dengan benar, karena syal itu mengingatkan saya kepada ajaran Dhamma (apa itu, pokona ada deh... :whistle: ) nah... suatu saat syal tersebut dipakai bibi buat ngelap oli yg bocor dari motor.

apakah saya akan diam saja dan tidak ada perasaan kecewa? tentu saja ada...

begitu juga patung tersebut, jadikan sebagai alat namun jangan dilekati karena kemelekatan berujung pada kekecewaan.

apakah konsepsi patung ini merupakan metode yg salah.... atau kurang tepat...?

patung tersebut telah banyak berguna dalam hal2 baik, namun menimbulkan hal buruk lainnya...

apakah kita berjalan dengan benar diatas kesalahan..
i'm just a mammal with troubled soul



ENCARTA

seperti yg saya bilang dipaling atas itu tuh

"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.

tidak akan membelimu apa2. tidak akan menolongmu. netral,dll.. alias memang gak ada apa2 disana
yang bisa menolongmu adalah prilaku, pemahaman, mengunakannya,dll.. alias praktek

baca beberapa paritta berjam2 didepan patung Buddha untuk orang lain? ha..bukanya lebih baik lgs menolongnya klo gitu
terlalu naif kalau berpikir itu bisa membantu..nya atau diri sendiri <alias berpikir baik>

coedabgf

renungkan tulisan perbandingan saya :
klo didepan anda ada sebuah motor, bagaimana sikap dan pandangan/bentuk mental anda yang muncul melihat motor,
apa bedanya klo didepan anda ada patung Buddha,
dan sebaliknya klo tidak ada patung Buddha.


apakah ada hubungannya klo dibilang menghormati (penghormatan pribadi) dengan (kebutuhan) ada atau tidak adanya patung Buddha?
seperti tulisan saya
netral bukan netral, klo diadakan itu berarti berasal dari apa dan untuk obyek pemuasan apa? dan yang muncul itu sikap apa dan yang tertumpu pada (kebutuhan keberadaan) apa? sebab kecenderungan manusia daging/carnal/sifat atta mencari bentuk/yang nama rupa/duniawi.

semoga melihat jelas.
iKuT NGeRumPI Akh..!

hatRed

Quote from: ENCARTA on 14 March 2009, 11:05:55 AM
seperti yg saya bilang dipaling atas itu tuh

"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.

tidak akan membelimu apa2. tidak akan menolongmu. netral,dll.. alias memang gak ada apa2 disana
yang bisa menolongmu adalah prilaku, pemahaman, mengunakannya,dll.. alias praktek

baca beberapa paritta berjam2 didepan patung Buddha untuk orang lain? ha..bukanya lebih baik lgs menolongnya klo gitu
terlalu naif kalau berpikir itu bisa membantu..nya atau diri sendiri <alias berpikir baik>

perbuatan dapat dilakukan dengan tiga macam,

Pikiran

Ucapan

Perbuatan Fisik

, sekiranya menghormati merupakan perbuatan baik yg dilakukan oleh pikiran.
i'm just a mammal with troubled soul



ENCARTA

#34
menghormati seperti apa? menghormati rumah saya yg telah memberiku pelindungan?

Reenzia

buddha menghormati pohon bodhi yang melindunginya saat hujan dan panas, tempat dimana ia bermeditasi hingga mencapai pencerahan

hatRed

Quote
daging/carnal/sifat atta

om, bagaimana ya bisa daging itu bisa disebut sifat atta?
apakah sifat atta itu hanya daging atau apa ?

Quote
bentuk/yang nama rupa/duniawi
bentuk nama atau bentuk rupa dan mana yg duniawi?

jujur aja pusing bacanya.... terlalu banyak pernyataan... :hammer:
i'm just a mammal with troubled soul



hatRed

Quote from: ENCARTA on 14 March 2009, 11:11:40 AM
menghormati seperti apa? menghormati rumah saya yg telah memberiku pelindungan?

banyak cara untuk menghormat, ada yg bilang dengan sembah sujud, ada yg bilang dengan cara merawat, ada yg bilang kalo misal menghormati ibu ya.. dengan menuruti kata ibu, ada yg bilang merawat orang tua, ada yg bilang juga menghormati B.Gotama sebagai guru dengan mengerti dan mengamalkan ajarannya. dan lain lain...
i'm just a mammal with troubled soul



ENCARTA

patung lebih banyak sisi negatif dari pada pandangan benarnya.. apalgi untuk pemaham awal seperti saya

kalau tidak ada patung buddha dunia akan lebih baik.. titik

hatRed

Quote from: hatRed on 14 March 2009, 11:02:23 AM
begini, saya mempunyai selembar syal, saya tiap hari merawatnya.... selalu mencucinya dengan benar, karena syal itu mengingatkan saya kepada ajaran Dhamma (apa itu, pokona ada deh... :whistle: ) nah... suatu saat syal tersebut dipakai bibi buat ngelap oli yg bocor dari motor.

apakah saya akan diam saja dan tidak ada perasaan kecewa? tentu saja ada...

begitu juga patung tersebut, jadikan sebagai alat namun jangan dilekati karena kemelekatan berujung pada kekecewaan.

apakah konsepsi patung ini merupakan metode yg salah.... atau kurang tepat...?

patung tersebut telah banyak berguna dalam hal2 baik, namun menimbulkan hal buruk lainnya...

apakah kita berjalan dengan benar diatas kesalahan..

seperti contoh diatas,

pertanyaan menarik adalah apakah dengan kotornya syal tersebut maka dhamma yg dulunya dipancarkan oleh syal tersebut akan kotor juga?

bila anda menganggap atau sekiranya ada rasa rasa menjawab "YA"
-maka secara psikologis anda sudah melekat kepada Syal tersebut dibanding Makna yg terkandung dalam Syal tersebut.
i'm just a mammal with troubled soul



hatRed

Quote from: ENCARTA on 14 March 2009, 11:27:08 AM
patung lebih banyak sisi negatif dari pada pandangan benarnya.. apalgi untuk pemaham awal seperti saya

kalau tidak ada patung buddha dunia akan lebih baik.. titik

patung hanyalah salah satu bentuk saja,

bila memang patung dilarang, mereka yg melekat dengan konsep rupa tentu akan mengambil bentuk lain, misal Lilin.

Lalu lilin pun dilarang, maka mereka yg melekat dengan konsep rupa tentu akan mengambil bentuk lain, misal Bunga

Maka Bunga pun dilarang, maka mereka yg melekat dengan konsep rupa tentu akan mengambil bentuk lain, misal Jubah.

Maka jubah pun dilarang, maka mereka yg melekat dengan konsep rupa tentu akan mengambil bentuk lain, dan seterusnya..........
i'm just a mammal with troubled soul



Reenzia

benar sekali bro hatred, tak perlu mencari kesalahan diluar diri karena yg mengotori batin adalah pikiran masing-masing

Lily W

#42
Quote from: ENCARTA on 14 March 2009, 10:42:56 AM
saya tidak melihatnya di 'patung Buddha'
patung kan cuma patung. kalau umpananya mengandung makna atau prinsip2 kan bisa dilihat disekitar
yaitu dhamma
kalau saya melihat Buddha didalam cangkir.. apa harus saya sembayangi baca paritta ?

Apakah bentuk penghormatan kepada Sang Buddha selalu dg baca paritta?

Dhamma ada di dalam diri kita... bukan hanya di sekitar kita saja.

Penghormatan terhadap Buddha Rupang akan membuahkan kamma baik. ketika melakukan penghormatan itu... banyak citta yg bermanfaat yg muncul (ada triliun kusala citta yg silih berganti)...itulah praktek dhamma.

_/\_ :lotus:







~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

williamhalim


Melekatnya yg berbahaya... baik melekat "harus hormat" ataupun melekat "tidak perlu menghormat"...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

coedabgf

bro hat red
hanya istilah saja, saya tulis banyak-banyak biar membiasakan istilah saya saja.
atta yang anicca dukkha anatta itu saya istilahkan manusia daging (carnal bhs inggrisnya yang berarti bersifat kedagingan), berupa nama dan rupa pada manusia. biasanya melekat/mencari  kepada bentuk menurut ukuran nama-rupa dan semua hal tersebut dengan segala keinginannya biasanya disebut (bersifat) duniawi.

ok bro...! bingung lagi?  :))
iKuT NGeRumPI Akh..!