News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

tentang poligami

Started by vathena, 01 December 2008, 07:40:34 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

candra_mukti19

Quote from: Sumedho on 14 December 2008, 05:00:38 PM
Sang Buddha dengan jelas mengajarkan utk melepas dan utk hidup selibat bagi bhikkhu. Kalau arahnya sudah berlawanan, yah pasti tidak akan sama walaupun bukan bhikkhu. Kalau tidak para bhikkhu tentu tidak hidup selibat, bahka disarankan poligami.

saya tahu itu.
sang budha menjelaskan tentang 7 belenggu seksualitas, yang beliau tidak menyatakan dirinya tercerahkan sepenuhnya sebelum 7 belenggu seksualitas itu benar-benar lenyap dari dirinya. artinya, siapapun yang masih memiliki salah satu dari belenggu seksualitas, maka dia tidak akan menjadi "yang tercerahkan sepenuhnya".

dan ini jangan disalah artikan dengan "yang beristri berarti masih memiliki salah satu dari 7 belenggu seksualitas". perhatikan bahwa sang budha pun tidak pernah menyatakan demikian.

beliau mengajarkan hidup selibat bagi bikhu. ni jelas benar. adalah tidak pantas dan tidak dibenarkan bagi seorang bikhu untuk terikat dengan kehidupan rumah tangga. tapi ini jangan diartikan bahwa seorang perumah tangga tidak akan mampu mencapai realitas tertinggi, yaitu nibbana. perhatikan sang budha pun tidak pernah menyatakan "selama orang masih memiliki istri, mustahil mencapai nibbana." bahkan saya jamin bahwa sang budha pun tidak mungkin menyatakan "siapapun yang masih melakukan hubungan seks, maka mustahil baginya mencapai kesucian." kalau ada pernyataan serupa itu dari sang budha, tolong pm-kan ke saya!

candra_mukti19

Quote from: vathena on 14 December 2008, 04:56:37 PM
Quote from: candra_mukti19 on 14 December 2008, 04:49:58 PM
Quote from: ryu
dapet darimana referensi di atas??


Kita dapat bebas dari penderitaan dan mencapai kebebasan dan kebahagiaan Nibbana. Istilah Nibbana secara harfiah berarti 'padam', serta mengacu ke pemadaman api keserakahan, kebencian dan kegelapan-batin. Sang Buddha, juga menggunakan ungkapan-ungkapan lain unyuk menggambarkan keadaan ini - kelanggengan (amata), Pernaungan Yang Aman (khema), Kedamaian (santa), Perlindungan (tana), Kebahagiaan Tertinggi (paramam sukham), Penghancuran Keinginan rendah (tanhakkhaya), Keabadian (dhura).

marilah kita panggil sepuluh orang kawan untuk bertemu dengan ryu. besok, dia suruh mendeskripsikan "apa dan bagaimana itu ryu?" apakah ke 10 orang itu akan menggambarkan ryu dengan bahasa yang sama?

hanya orang yang belum pernah bertemu dengan ryu saja yang tidak berani menggambarkan dengan kata-kata yang berbeda. dia akan selalu mengutup kata-kata orang lain untuk menggambarkan bagaimana itu seorang ryu. renungkanlah!

bagaimana dengan 8 jalan utama yang harus kita lakukan agar mencapai nibbana?
salah satunya tidak disebutkan poligami loh ko CM.
mungkin Sang Buddha lupa,.

bisa anda tulis di sini satu persatunya, 8 jalan utama tersebut?

candra_mukti19

Quote from: johan
jadi kalau ditinjau dari ilmu LOGIKA anda,...

apakah polygami AAG udah benar? (keseluruhan, procedure, eksekusi, perencanaan, dan output) ?
coba jelaskan dgn detail ?

apa artinya semua TV2 tidak menyiarkan ceramah AAG?

jangan2 banyak yg salah TAFSIR..........

trims sebelumnya

saya tidak dapat memastikannya. soalnya saya tidak perna meninterview AAG. dan juga tidk menyelidki dengan seksama, apaka AAG berpoligami ssuai dengan syariat hakikat atau tidak. jadi, saya tidak dapat menjawab pertanyaan anda tentang aag.

johan3000

10 langkah mudah mencapai nibbana dgn berpolygami
(utk Muslim maupun Buddhist)


Bro CM, gimana seminarnya jadi ngak....
udah banyak yg nunggu...........

jangan menhindar dari topik utama dong!.... pls, pls, pls
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Bro CM,

Adakah syarat2 peraturan2 khusus....
supaya seminarnya mulai?

thanks
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

g.citra

Quotenibbana adalah sesuatu yang mustahil ada kata-kata yang dapat menggambarkannya dengan lengkap.

Lalu bagaimana anda bisa mengatakan "poligami menuntun ke arah nibbana"?
mohon penjelasan, karena saya bukan seorang yang cepat mengerti dengan 'konsep' yang anda tulis diatas...

Quotedalam bahasa indonesia tidak ada padanan kata untuk dhamma, atau mungkin saya belum menemukan padanan katanya. tapi dhamma itu meliputi faktor-faktor batin seperti faktor-faktor mental negatif, faktor-faktor mental positif, faktor mental netral, 7 faktor pencerahan, nivarana, 17 proses kesadadaran, dll. dhamma adalah hukum kebenaran yang dapat dilihat di dalam tubuh-mental setiap manusia.

Sepertinya, saya hanya melihat tulisan mengenai sesuatu yang berhubungan dengan manusia saja...
Apakah Dhamma berlaku juga pada 'alam semesta' (diluar manusia)?
mohon penjelasannya juga...

Namo Buddhaya... _/\_ ...

johan3000

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

candra_mukti19

#277
Quote from: forte
Singkat kata.. Poligami lebih banyak menyebabkan masalah, setidaknya pertengkaran antaristri..
Bisa dibuat pooling.. adakah wanita yang ingin dipoligami ?

justru itulah intinya.
bukankah umat budhist memahami kalau sumber penderitaan itu adalah "keinginan"?

maka poligami merupakan ujian selanjutnya bagi seorang istri, masih seberapa parahkah penyakit ego, serakah dan keinginan di dalam dirinya itu. kalau seorang istri masih ngamuk-ngamuk karena suami berpoligami itu tandanya "penyakit keinginan" yang ada dalam dirinya itu masih sangat parah. itu karena dia kurang getol melatih diri dalam meditasi. istri yang mampu mencapai kebijaksanaan yang tinggi, dia akan mengembangkan dhammacariya kepada suaminya yang berpoligami. "semoga suamiku bahagia" (metta) "semoga suamiku bergembira dengan kahdiran istri barunya (mudita). "semoga perempuan itu tertolong hidupnya melalui sebab dinikahi oleh suami" (karuna) "apapun yang ada dalam kehidupan ini tidakla ada artinya bagiku, sebab hanya Allahlah yang berarti, dialah tempat ku bergantung, tempatku berharap, tiada sesuatpun yang kuharapkan dari manusia, tiada yang kutuntut sesuatupun dari suamiku, kebahagiaan sempurna dan tidak disebabkan oleh hal-hal eksternal" (upekha)."

Quote from: forte
Bisa dibuat pooling.. adakah wanita yang ingin dipoligami ?
Sedangkan meditasi itu lebih mengarah ke individu..
Bisa juga dibuat pooling.. adakah wanita ingin bermeditasi ?

bisa pula dibuat pooling, apakah laki-laki ingin berpoligami?
sedangkan sebagian orang kalau diajak meditasi mereka berkata, "amit-amit!".
bisa juga dibuat pooling adakah wanita yang tidak ingin bermeditasi?


ryu

Quote from: candra_mukti19 on 14 December 2008, 05:10:23 PM
Quote from: Sumedho on 14 December 2008, 05:00:38 PM
Sang Buddha dengan jelas mengajarkan utk melepas dan utk hidup selibat bagi bhikkhu. Kalau arahnya sudah berlawanan, yah pasti tidak akan sama walaupun bukan bhikkhu. Kalau tidak para bhikkhu tentu tidak hidup selibat, bahka disarankan poligami.

saya tahu itu.
sang budha menjelaskan tentang 7 belenggu seksualitas, yang beliau tidak menyatakan dirinya tercerahkan sepenuhnya sebelum 7 belenggu seksualitas itu benar-benar lenyap dari dirinya. artinya, siapapun yang masih memiliki salah satu dari belenggu seksualitas, maka dia tidak akan menjadi "yang tercerahkan sepenuhnya".

dan ini jangan disalah artikan dengan "yang beristri berarti masih memiliki salah satu dari 7 belenggu seksualitas". perhatikan bahwa sang budha pun tidak pernah menyatakan demikian.

beliau mengajarkan hidup selibat bagi bikhu. ni jelas benar. adalah tidak pantas dan tidak dibenarkan bagi seorang bikhu untuk terikat dengan kehidupan rumah tangga. tapi ini jangan diartikan bahwa seorang perumah tangga tidak akan mampu mencapai realitas tertinggi, yaitu nibbana. perhatikan sang budha pun tidak pernah menyatakan "selama orang masih memiliki istri, mustahil mencapai nibbana." bahkan saya jamin bahwa sang budha pun tidak mungkin menyatakan "siapapun yang masih melakukan hubungan seks, maka mustahil baginya mencapai kesucian." kalau ada pernyataan serupa itu dari sang budha, tolong pm-kan ke saya!

Menghentikan Kelahiran Kembali

Setelah mencapai Pencerahan Agung, Guru Buddha m***kikkan pekik kemenangan, "Dengan melalui banyak kelahiran Aku telah mengembara dalam samsara (siklus kehidupan). Terus mencari, namun tak kutemukan pembuat rumah ini. Sungguh menyakitkan kelahiran yang berulang-ulang ini."
"O pembuat rumah, engkau telah kulihat, engkau tak dapat membangun rumah lagi. Seluruh atapmu telah runtuh dan tiang belandarmu telah patah. Sekarang batinku telah mencapai Keadaan Tak Berkondisi (nibbana). Pencapaian ini merupakan akhir daripada napsu keinginan."(Dhammapada 153-154)

Bagi mereka yang telah sadar, mencapai Pencerahan Agung dan merealisasikan Kebenaran Tertinggi, kelahiran kembali merupakan suatu proses yang melelahkan dan menyakitkan seperti yang diucapkan oleh Guru Buddha dalam pekik kemenangan tersebut. Oleh karena itu bagi mereka yang telah sadar, mereka akan berusaha melepaskan diri dari proses kelahiran kembali. Dan bagi mereka yang telah mencapai Pencerahan Agung dan merealisasikan Kebenaran Tertinggi (Nibbana), tidak akan lagi mengalami kelahiran kembali.

Sesuai dengan rumusan Hukum Sebab-Musabab Yang Saling Bergantungan (Paticcasamuppada), yang menyatakan bahwa: Dengan adanya ini, maka terjadilah itu, dengan tidak adanya ini, maka tidak adalah itu ("Imasming Sati Idang Hoti, Imasming Asati Idang Na Hoti"), maka untuk menghentikan proses menjadi (kelahiran kembali) perlu meniadakan atau melenyapkan penyebab dari proses menjadi tersebut. Penyebab dari proses menjadi tersebut tidak lain adalah Tanha (Keinginan/Kehausan) dan Avijja (Ketidaktahuan/Kebodohan) yang ada pada diri seseorang.

Jalan atau cara melenyapkan Tanha (Keinginan/Kehausan) dan Avijja (ketidaktahuan/kebodohan) adalah dengan melaksanakan sila (kemoralan), samadhi (konsentrasi), dan panna (kebijaksanaan) yang terdapat dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga). Dengan menjalankan Jalan Mulia Berunsur Delapan secara sempurna, seseorang bukan hanya nantinya terbebas dari kelahiran kembali, tetapi juga dapat merealisasikan Kebenaran Tertinggi (Nibbana).
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

candra_mukti19

Quote from: johan3000 on 14 December 2008, 05:22:11 PM
Aduuuhhh lama banget........????

apa Bro mau ganti judul................

5 tanda2 DUKUN Cabul dan
3 cara dasyat menghindarinya....



kok kamu gak sabaran sih?
nyante aja bro,...kan saya sambil kerja! ni lagi setting LAN, gw ada kesulitan.

vathena

Quote from: candra_mukti19 on 14 December 2008, 05:12:03 PM
Quote from: vathena on 14 December 2008, 04:56:37 PM
Quote from: candra_mukti19 on 14 December 2008, 04:49:58 PM
Quote from: ryu
dapet darimana referensi di atas??


Kita dapat bebas dari penderitaan dan mencapai kebebasan dan kebahagiaan Nibbana. Istilah Nibbana secara harfiah berarti 'padam', serta mengacu ke pemadaman api keserakahan, kebencian dan kegelapan-batin. Sang Buddha, juga menggunakan ungkapan-ungkapan lain unyuk menggambarkan keadaan ini - kelanggengan (amata), Pernaungan Yang Aman (khema), Kedamaian (santa), Perlindungan (tana), Kebahagiaan Tertinggi (paramam sukham), Penghancuran Keinginan rendah (tanhakkhaya), Keabadian (dhura).

marilah kita panggil sepuluh orang kawan untuk bertemu dengan ryu. besok, dia suruh mendeskripsikan "apa dan bagaimana itu ryu?" apakah ke 10 orang itu akan menggambarkan ryu dengan bahasa yang sama?

hanya orang yang belum pernah bertemu dengan ryu saja yang tidak berani menggambarkan dengan kata-kata yang berbeda. dia akan selalu mengutup kata-kata orang lain untuk menggambarkan bagaimana itu seorang ryu. renungkanlah!

bagaimana dengan 8 jalan utama yang harus kita lakukan agar mencapai nibbana?
salah satunya tidak disebutkan poligami loh ko CM.
mungkin Sang Buddha lupa,.

bisa anda tulis di sini satu persatunya, 8 jalan utama tersebut?

apakah anda tidak tau 8 jalan utama itu?
bukankah sudah dituliskan oleh bro ryu tadi?
jika kurang jelas akan saya tulis lagi disini
8 jalan utama :
a.Pengertian Benar : Mengerti 3 Kebenaran dan Dhamma ajaran
Sang Buddha.

b.Pikiran Benar: Secara sadar berpikir dengan benar, berpikir yang
baik dan hidup sesuai dengan apa yang diajarkan Sang Buddha.

c.Berkata Benar: Ga bergosip, bergunjing, berbohong, fitnah, kata
kasar, kotor, omong kosong. Ngomong kalau perlu dan
kata-kata yang bisa membantu orang lain.

d.Perbuatan Benar: Melakukan perbuatan yang diajarkan Buddha
termasuk 5 Prinsip Hidup Budhist.

e.Penghidupan yang benar: Hidup dengan damai dengan orang
orang sekitar dan menghindari pekerjaan yang tidak benar
dan tidak baik, misalnya membunuh orang lain.

f.Usaha Benar : Kuasai pikiran yang negatif dan ubah menjadi
pikiran yang baik dan positif.

g.Perhatian Benar : Tingkatkan kewaspadaan (awareness) thdp
tubuh, emosi, mental dan pikiran dan perbuatan.

h.Konsentrasi Benar: Belajar konsentrasi dengan meditasi,
atau ritual lainnya yang merupakan suatu jalan untuk mencapai
kesadaran.


Keep the torch of Dhamma alight! Let it shine brightly in your daily life. Always remember, Dhamma is not an escape. It is an art of living , living in peace and harmony with oneself and also with all others. Hence, try to live a Dhamma life.

johan3000

Bro Chandra....

gimana jadi dibahas ngak
sesuai judul tadi ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Quote from: candra_mukti19 on 14 December 2008, 05:24:24 PM
Quote from: johan3000 on 14 December 2008, 05:22:11 PM
Aduuuhhh lama banget........????

apa Bro mau ganti judul................

5 tanda2 DUKUN Cabul dan
3 cara dasyat menghindarinya....



kok kamu gak sabaran sih?
nyante aja bro,...kan saya sambil kerja! ni lagi setting LAN, gw ada kesulitan.

Habis pakainya kabel murahan...... nati nambah repot tuh.....
hubnya pakai aja SMC....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

candra_mukti19

 [at]  all

maaf, saya agak terlambat memberi jawaban  karena :
1. saya sambil kerja
2. saya dikeroyok ni :)), kan repot jawabnya.
tapi, tanks atas komentar-komentarnya. besk kita terusin lagi. saya off dulu!

ryu

Quote from: candra_mukti19 on 14 December 2008, 05:33:32 PM
[at]  all

maaf, saya agak terlambat memberi jawaban  karena :
1. saya sambil kerja
2. saya dikeroyok ni :)), kan repot jawabnya.
tapi, tanks atas komentar-komentarnya. besk kita terusin lagi. saya off dulu!
aye juga ah , cape euy kaga ada abisnya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))