News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari

Started by Reenzia, 26 November 2008, 04:48:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

Quote from: Riky_dave on 27 November 2008, 09:15:49 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:13:19 PM
[at] Ricky

coba baca kembali revisi saya

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6566.msg109897#msg109897
Lho?Intinya anda bertanya,"bagaimana kita dapat menyadari buah kamma kita di masa lampau, bila kita saja tidak tahu di masa lampau apa sebab2nya?"
Kalau tidak lewat praktek jadi lewat apa,coba anda jelaskan... :))

Salam hangat,
Riky

duh....
kehidupan lampau dave , kehidupan lampauuuu.......

saya kan mana tau kehidupan lampau kayak apa, lagipula gak ada penjelasan logis bagi saya tentang tumimbal lahir ini.

sampai saat ini, saya cuma percaya hidup itu cuma sekali aja.
i'm just a mammal with troubled soul



Equator

Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:11:53 PM
[at] Herdiboy

saya kurang setuju,

Hukum Kamma adalah hukum yang Mutlak, Straight, tidak bisa ditawar-tawar.

Semua perbuatan kita yang dilandasi kehendak, bisa Baik atau Buruk, pastilah menghasilkan Kamma.

Dalam hal bakteri, saya juga tidak setuju bila cuma gara2 gak bisa liat jadi gak apa2,

kalo bunuhnya pake mikroskop gmana ? :)) parahnya lagi masa saya boleh bunuh orang, tapi tutup mata :))

maksudnya dengan mengetahuinya maka kita menjadi sadar, dengan menjadi sadar ada objek yg bisa terbunuh maka, perbuatan kita tidak akan lepas dari Cetana.

saya lebih setuju bila, cuma gara2 gak tau justru gak apa2.

Hukum Kamma tidak bisa ditawar-tawar. masalah kepentingan/azas manfaat, itu masalah manusia itu sendiri, bukan hukum kamma, apakah kita mo konsisten atau tidak.

yang benar adalah, takaran dari hukum kamma tersebut yang menilai besar kecilnya perbuatan kita.

Kan tadi saya sudah mengatakan, kita ini belumlah suci, masih umat biasa dengan sila yang bolong2
kalo kamu emang bisa terapin sampai ga bunuh bakteri sih saya angkat 2 jempol saya untuk anda
kalo kamu menggunakan alat mikroskop, berarti kan jadi jelas kamu lihat dengan mata telanjang toh ? lalu kamu membunuhnya, berarti kamu telah salah
Ingat juga, apakah ada niat dan usaha dari anda untuk membunuhnya atau tidak ?
Tidak lupa saya katakan, tidak ada yang bisa menjelaskan secara rinci cara bekerjanya hukum kamma dengan kata biasa, bahkan perumpamaan tentang air dan garam yang sering kita dengapun masih tak mampu melukiskan betapa rumit dan kompleksnya hukum kamma tersebut dan buah2 daripadanya..
Anda toh sudah cukup besar untuk memilah2 dengan kacamata anda, mana yang baik dan buruk, mana yang bermanfaat atau tidak, mana yang harus anda pilih dengan resiko, keputusan tetap di tangan masing2
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Riky_dave

Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:20:44 PM
Quote from: Riky_dave on 27 November 2008, 09:15:49 PM
Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:13:19 PM
[at] Ricky

coba baca kembali revisi saya

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6566.msg109897#msg109897
Lho?Intinya anda bertanya,"bagaimana kita dapat menyadari buah kamma kita di masa lampau, bila kita saja tidak tahu di masa lampau apa sebab2nya?"
Kalau tidak lewat praktek jadi lewat apa,coba anda jelaskan... :))

Salam hangat,
Riky

duh....
kehidupan lampau dave , kehidupan lampauuuu.......

saya kan mana tau kehidupan lampau kayak apa, lagipula gak ada penjelasan logis bagi saya tentang tumimbal lahir ini.

sampai saat ini, saya cuma percaya hidup itu cuma sekali aja.
haiya...anda tidak mengerti apa yang sedang saya bicarakan ya?
Kehidupan lampau itu bisa ANDA BUKTIKAN SENDIRI,SAAT INI JUGA!!!
Praktek MEDITASI,PRAKTEK MEDITASI,PRAKTEK SAMATHA BHAVANA,TEMBUS JHANA,DAN LIHAT SENDIRI MASA LAMPAU ANDA...:)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

hatRed

Quote from: Riky_dave on 27 November 2008, 09:18:01 PM
Aneh,bagi saya bukan azas atau apapun itu tapi lebih kepada "kehendak",ingat SB sudah TERBEBAS,dan apapun yang dilakukan oleh Buddha itu disebut KIRIYA,bukan KAMMA...:)

Salam hangat,
Riky

ya emang saya ngomong gitu.....  :hammer:]
i'm just a mammal with troubled soul



hatRed

 [at] herdiboy

ya iya, betul saya setuju.

Hukum Kamma hanya memberikan peraturan, terserah kitanya mo nurut atau melanggar.

jadi kalau masih bertanya2 seperti, saya membunuh (udah jelas2 masuk hukum kamma) tapi atas dasar cinta kasih. lalu bagaimana?

itukan terkesan seperti menawar2 hukum kamma.
i'm just a mammal with troubled soul



hatRed

Quote from: Riky_dave on 27 November 2008, 09:23:31 PM
bisa ANDA BUKTIKAN SENDIRI,SAAT INI JUGA!!!
Praktek MEDITASI,PRAKTEK MEDITASI,PRAKTEK SAMATHA BHAVANA,TEMBUS JHANA,DAN LIHAT SENDIRI MASA LAMPAU ANDA...:)

Salam hangat,
Riky

justru itu, saya blon mencapainya. gmana ya keknya sulit amat mencapai jhana ini. (apa saya tidak berbakat) :))
i'm just a mammal with troubled soul



Equator

Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:28:22 PM
[at] herdiboy

ya iya, betul saya setuju.

Hukum Kamma hanya memberikan peraturan, terserah kitanya mo nurut atau melanggar.

jadi kalau masih bertanya2 seperti, saya membunuh (udah jelas2 masuk hukum kamma) tapi atas dasar cinta kasih. lalu bagaimana?

itukan terkesan seperti menawar2 hukum kamma.

Baguslah..
Karena anda telah bisa menjawab sendiri dari kacamata anda
Tergantung niat (cettana) itulah yang menghasilkan buah kamma (vipakka)
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Riky_dave

Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:34:11 PM
Quote from: Riky_dave on 27 November 2008, 09:23:31 PM
bisa ANDA BUKTIKAN SENDIRI,SAAT INI JUGA!!!
Praktek MEDITASI,PRAKTEK MEDITASI,PRAKTEK SAMATHA BHAVANA,TEMBUS JHANA,DAN LIHAT SENDIRI MASA LAMPAU ANDA...:)

Salam hangat,
Riky

justru itu, saya blon mencapainya. gmana ya keknya sulit amat mencapai jhana ini. (apa saya tidak berbakat) :))
Sulit atau anda yang tidak mau?Kalau sulit tidak ada murid sekaliber maha moggalana...

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...