Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari

Started by Reenzia, 26 November 2008, 04:48:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

um..kamma itu sangat rumit walau intinya sangat "sedikit" dan "sederhana",saya rasa mungkin banyak yang menggangap enteng Hukum Kamma... :))
Lihat di Samyutta Nikaya/Anggutara?lupa saya
"Sesuai dengan benih yang ditabur itulah yang dituai,pembuat kejahatan memperoleh kejahatan,pembuat kebajikan memperoleh kebajikan..bla2..."
Intinya ini,tapi seberapa "paham" kita terhadap intinya yang begitu "sedikit" itu?:)
Belum lagi "cara kerjanya"...

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Reenzia

nah itu makanya, ilmu saia masih blm nyampe sana bro....
makanya saia bikin thread ini, sp tau ada yg bs memberi penerangan

kmrn uda dapat sedikit penerangan sih

Riky_dave

Quote from: Reenzia on 27 November 2008, 08:34:31 PM
nah itu makanya, ilmu saia masih blm nyampe sana bro....
makanya saia bikin thread ini, sp tau ada yg bs memberi penerangan

kmrn uda dapat sedikit penerangan sih
Menurut saya untuk memahami rasa "masakan" lebih baik langsung dicoba saja "masakannya" jangan "diterka2"... :)
Kalau "diterka2" ada 2 kemungkinan yaitu SALAH ATAU BENAR...
Kalau "dicoba" sudah pasti... :)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Equator

Quote from: Reenzia on 26 November 2008, 04:48:25 PM
halo teman-teman DC.........

saia membuka thread ini dengan harapan teman-teman yang lebih "senior" dalam pemahaman mengenai dhamma dan karma-nya bisa membantu saia yang masih banyak moha ini dalam mengerti bagaimana "cara kerja" kamma/karma


thread ini akan saia mulai dengan pertanyaan:
apakah penggunaan antibiotik, obat nyamuk, alkohol [bukan minuman keras yaa :hammer:] itu tidak sesuai dhamma?


_/\_

tergantung motivasi anda mempergunakannya untuk apa ?
kalo untuk kesembuhan anda kenapa tidak minum antibiotik ?

terus obat nyamuk, bisa diganti dengan yang elektrik, yang tujuannya hanya mengusir, bukan membunuh seperti model raket yang terang2an bisa men-smash nyamuk dan membakarnya dengan setrum

alkohol ini untuk apa ya ? orang barat daerah dingin/salju kadang mengkonsumsi minuman beralkohol untuk tujuan menghangatkan badan dan bukan untuk mabuk2an
balik lagi tergantung niat dan tujuan anda dulu
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Reenzia

 [at] Herdiboy

motivasi saia menggunakannya untuk apa, begitu ya....

apa bedanya kalo saia memukul nyamuk dengan motivasi melindungi keluarga saia dari penyakit?
karena kalo dengan memukul nyamuk berarti saia langsung membunuh nyamuknya?

apa bedanya dengan minum antibiotik
padahal saia juga menyadari kalo antibiotik bisa membunuh bakteri dalam tubuh saia?
dengan sadar saia meminum antibiotik berarti dengan sadar juga membunuh bakeri

bila anda katakan jangan dipikirkan bahwa saia tidak ada niat membunuh bakteri dengan meminum antibiotik, berarti jihad dengan pikiran bahwa saia tidak ingin membunuh juga dapat dibenarkan?

hatRed

#20
numpang nanya lagi,

hal logis yang saya setuju tentang hukum kamma adalah, memang apa yang diperbuat akan selalu menghasilkan sesuatu, walau dalam wujud yang tidak kita sadari.

contoh :
gak pernah gosok gigi, mengakibatkan kamma buruk berbuah yaitu sakit gigi.

suka begadang berbuah kamma buruk masuk angin.

ujian kagak belajar dapat nilai jelek

membantu orang dapat pujian

dst...
====================================================
tetapi saya masih menyangsikan kalau kamma itu bisa hasil dari perbuatan kita di masa kehidupan lampau,

bagaimana kita dapat menyadari buah kamma kita di masa kehidupan lampau, bila kita saja tidak tahu di masa kehidupan lampau apa sebab2nya.
i'm just a mammal with troubled soul



Riky_dave

Quote from: hatRed on 27 November 2008, 08:58:16 PM
numpang nanya lagi,

hal logis yang saya setuju tentang hukum kamma adalah, memang apa yang diperbuat akan selalu menghasilkan sesuatu, walau dalam wujud yang tidak kita sadari.

contoh :
gak pernah gosok gigi, mengakibatkan kamma buruk berbuah yaitu sakit gigi.

suka begadang berbuah kamma buruk masuk angin.

ujian kagak belajar dapat nilai jelek

membantu orang dapat pujian

dst...
====================================================
tetapi saya masih menyangsikan kalau kamma itu bisa hasil dari perbuatan kita di masa lampau,
bagaimana kita dapat menyadari buah kamma kita di masa lampau, bila kita saja tidak tahu di masa lampau apa sebab2nya.
Hehehe,koq sangsi?mudah saja kan?sewaktu anda sakit gigi,apakah karena "dulu" anda tidak sikat gigi?Jika benar,ya itulah "teorinya" itulah "masa lampau" dan hasilnya berbuah pada masa "sekarang"...

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

hatRed

 [at] Ricky

maksudnya masa lampau itu kehidupan sebelumnya

sorry saya kurang menitikberatkan (dah saya edit)
i'm just a mammal with troubled soul



Equator

Quote from: Reenzia on 27 November 2008, 08:56:34 PM
[at] Herdiboy

motivasi saia menggunakannya untuk apa, begitu ya....

apa bedanya kalo saia memukul nyamuk dengan motivasi melindungi keluarga saia dari penyakit?
karena kalo dengan memukul nyamuk berarti saia langsung membunuh nyamuknya?

apa bedanya dengan minum antibiotik
padahal saia juga menyadari kalo antibiotik bisa membunuh bakteri dalam tubuh saia?
dengan sadar saia meminum antibiotik berarti dengan sadar juga membunuh bakeri

bila anda katakan jangan dipikirkan bahwa saia tidak ada niat membunuh bakteri dengan meminum antibiotik, berarti jihad dengan pikiran bahwa saia tidak ingin membunuh juga dapat dibenarkan?

Banyak cara untuk menghindari gigitan nyamuk, anda bisa membersihkan rumah dengan secara baik, memasang kelambu, atau melaksanakan pesan pemerintah 3M (menguras, menutup, mengubur) bukan membasmi kan ? jadi tidak dengan cara membunuh atas alasan melindungi keluarga, itu bukanlah cara yang bijaksana

Saya pernah dengar ceramah dari penceramah handal yang mengatakan bahwa, pelanggaran sila pertama itu berlaku terhadap makhluk2 yang masih bisa dilihat dengan mata telanjang, jadi saya rasa bakteri tidak termasuk dalam hal tersebut
Dalam hal ini adalah yang berlaku azas manfaat, lebih bermanfaat siapa ? anda ataukah bakteri tersebut ? jikalau bakteri tersebut memang berbahaya bagi kesehatan anda dan bahkan bisa menyebabkan kematian, ingatlah kita ini masih belum mencapai tahap sottapana yang bersila sempurna, kita masih umat awam yang kadang masih harus 'memilih'

Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Riky_dave

Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:04:29 PM
[at] Ricky

maksudnya masa lampau itu kehidupan sebelumnya

sorry saya kurang menitikberatkan (dah saya edit)
Masa lampau itu tidak harus 500 ribu kehidupan yang lalu atau berkalpa2 yang lalu,masa lampau itu ya sedetik yang lalu...jika anda ingin memahami "hukum kamma" ya praktek saja toh,gitu aja koq repot? :))

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

hatRed

 [at] Herdiboy

saya kurang setuju,

Hukum Kamma adalah hukum yang Mutlak, Straight, tidak bisa ditawar-tawar.

Semua perbuatan kita yang dilandasi kehendak, bisa Baik atau Buruk, pastilah menghasilkan Kamma.

Dalam hal bakteri, saya juga tidak setuju bila cuma gara2 gak bisa liat jadi gak apa2,

kalo bunuhnya pake mikroskop gmana ? :)) parahnya lagi masa saya boleh bunuh orang, tapi tutup mata :))

maksudnya dengan mengetahuinya maka kita menjadi sadar, dengan menjadi sadar ada objek yg bisa terbunuh maka, perbuatan kita tidak akan lepas dari Cetana.

saya lebih setuju bila, cuma gara2 gak tau justru gak apa2.

Hukum Kamma tidak bisa ditawar-tawar. masalah kepentingan/azas manfaat, itu masalah manusia itu sendiri, bukan hukum kamma, apakah kita mo konsisten atau tidak.

yang benar adalah, takaran dari hukum kamma tersebut yang menilai besar kecilnya perbuatan kita.
i'm just a mammal with troubled soul



hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



Riky_dave

Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:13:19 PM
[at] Ricky

coba baca kembali revisi saya

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6566.msg109897#msg109897
Lho?Intinya anda bertanya,"bagaimana kita dapat menyadari buah kamma kita di masa lampau, bila kita saja tidak tahu di masa lampau apa sebab2nya?"
Kalau tidak lewat praktek jadi lewat apa,coba anda jelaskan... :))

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Reenzia

Quote from: Herdiboy on 27 November 2008, 09:04:36 PM


Banyak cara untuk menghindari gigitan nyamuk, anda bisa membersihkan rumah dengan secara baik, memasang kelambu, atau melaksanakan pesan pemerintah 3M (menguras, menutup, mengubur) bukan membasmi kan ? jadi tidak dengan cara membunuh atas alasan melindungi keluarga, itu bukanlah cara yang bijaksana

Saya pernah dengar ceramah dari penceramah handal yang mengatakan bahwa, pelanggaran sila pertama itu berlaku terhadap makhluk2 yang masih bisa dilihat dengan mata telanjang, jadi saya rasa bakteri tidak termasuk dalam hal tersebut
Dalam hal ini adalah yang berlaku azas manfaat, lebih bermanfaat siapa ? anda ataukah bakteri tersebut ? jikalau bakteri tersebut memang berbahaya bagi kesehatan anda dan bahkan bisa menyebabkan kematian, ingatlah kita ini masih belum mencapai tahap sottapana yang bersila sempurna, kita masih umat awam yang kadang masih harus 'memilih'

bisa dilihat dengan mata telanjang ya? bila saia memasang obat nyamuk bakar , apa itu termasuk, kan saia gak melihat waktu nyamuknya mati?

bila saia orang yang ingin menaati sila seperti org yg mencapai tahap sottapana apa itu berarti lebih baik saia tidak menggunakan antibiotik?

Riky_dave

Quote from: hatRed on 27 November 2008, 09:11:53 PM
[at] Herdiboy

saya kurang setuju,

Hukum Kamma adalah hukum yang Mutlak, Straight, tidak bisa ditawar-tawar.

Semua perbuatan kita yang dilandasi kehendak, bisa Baik atau Buruk, pastilah menghasilkan Kamma.

Dalam hal bakteri, saya juga tidak setuju bila cuma gara2 gak bisa liat jadi gak apa2,

kalo bunuhnya pake mikroskop gmana ? :)) parahnya lagi masa saya boleh bunuh orang, tapi tutup mata :))

maksudnya dengan mengetahuinya maka kita menjadi sadar, dengan menjadi sadar ada objek yg bisa terbunuh maka, perbuatan kita tidak akan lepas dari Cetana.

saya lebih setuju bila, cuma gara2 gak tau justru gak apa2.

Hukum Kamma tidak bisa ditawar-tawar. masalah kepentingan/azas manfaat, itu masalah manusia itu sendiri, bukan hukum kamma, apakah kita mo konsisten atau tidak.

yang benar adalah, takaran dari hukum kamma tersebut yang menilai besar kecilnya perbuatan kita.
Aneh,bagi saya bukan azas atau apapun itu tapi lebih kepada "kehendak",ingat SB sudah TERBEBAS,dan apapun yang dilakukan oleh Buddha itu disebut KIRIYA,bukan KAMMA...:)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...