Debat Perbedaan Theravada dan Mahayana (termasuk Tantra)...

Started by dilbert, 23 November 2008, 12:05:05 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Reenzia

Kalo gado-gadonya bisa di mix and match dengan baik dan bijaksana tentunya tidak akan jadi masalah donk? malah bisa mengerti ketiganya secara seimbang bukannya lebih baik? yah kecuali, kalo bagi yang gak cukup mengerti mungkin gado-gadonya jadi gak enak ato gak jelas begitu ;D

Petrus

(Lalitavistara Sutra), "I am the god above the gods, superior to all the gods; no god is like me – how could there be a higher?"

Siddharta adalah Tuhan menurut sutra di atas. Apakah ini penyebab perbedaan Mahayana dan Therevada ?

apakah sutra tsb dipergunakan oleh kedua belah pihak ?


  :-?

andrew

Quote from: Petrus on 23 November 2008, 08:49:26 PM
(Lalitavistara Sutra), "I am the god above the gods, superior to all the gods; no god is like me – how could there be a higher?"

Siddharta adalah Tuhan menurut sutra di atas. Apakah ini penyebab perbedaan Mahayana dan Therevada ?

apakah sutra tsb dipergunakan oleh kedua belah pihak ?


  :-?

god disini beda dengan pandangan kr****n,

ini cuma kerancuan dalam menerjemahkan ke inggris saja,

maksud pernyataan itu... iya yang paling agung, mulia... bukan berarti siddharta adalah tuhan seperti dalam pandangan kr****n...

_/\_

Petrus

   
"Having approached the priests & contemplatives who hold that...'Whatever a person experiences... is all caused by a supreme being's act of creation,' I said to them: 'Is it true that you hold that... "Whatever a person experiences... is all caused by a supreme being's act of creation?"' Thus asked by me, they admitted, 'Yes.' Then I said to them, 'Then in that case, a person is a killer of living beings because of a supreme being's act of creation. A person is a thief... unchaste... a liar... a divisive speaker... a harsh speaker... an idle chatterer... greedy... malicious... a holder of wrong views because of a supreme being's act of creation.' When one falls back on creation by a supreme being as being essential, monks, there is no desire, no effort [at the thought], 'This should be done. This shouldn't be done.' When one can't pin down as a truth or reality what should & shouldn't be done, one dwells bewildered & unprotected. One cannot righteously refer to oneself as a contemplative. This was my second righteous refutation of those priests & contemplative who hold to such teachings, such views." (Tittha Sutta AN 3.61)

"We are what we think.
All that we are arises with our thoughts.
With our thoughts we make the world."  ( Dhammapada 1.1-3)

"I am the god above the gods, superior to all the gods; no god is like me – how could there be a higher?" (Lalitavistara Sutra)






hate_do

therapada... lojik
mahayana... piling
tantrayana.. mejik

dilbert

Quote from: Petrus on 23 November 2008, 09:41:29 PM
Perjalanan panjang dari pencarian Siddharta akhirnya dapat dipecahkan dari para filsuf Christian, bahwa kehendak bebas lah yang menyebabkan kejahatan.
Sama seperti pencerahan manusia ketika Galileo menemukan bahwa bumi mengelilingi matahari.
Seandainya Siddharta mengetahui hal ini, maka beliau pasti akan mempercayai konsep akan adanya Supreme Being/The Creator/God.

sdr.petrus benar sekali menyatakan bahwa Kehendak bebaslah yang menyebabkan kejahatan... Tetapi jangan memandang dari satu sisi saja... kehendak bebaslah juga bisa menyebabkan kebajikan...
Jika setiap individu memiliki KEBEBASAN BERKEHENDAK... Lha apa peran dari yang anda katakan SUPREME BEING/THE CREATOR/GOD itu ?? Tidak perlu dibahas bukan... karena setiap individu memiliki KEBEBASAN BERKEHENDAK... seperti yang diucapkan oleh BUDDHA...

Setiap makhluk mewarisi karma-nya masing-masing seperti roda pedati yang mengikuti pedati kemanapun... Karena setiap makhluk BEBAS BERKEHENDAK, bebas BERBUAT, maka semua PERBUATAN itu memiliki KONSEKUENSI sendiri sendiri yang harus diterima oleh PEMBUAT-nya. TIDAK ADA  yang namanya UJIAN dan HADIAH dari TUHAN... Semuanya adalah HASIL dari PERBUATAN MASING-MASING AKIBAT KEBEBASAN BERKEHENDAK.

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Nevada

Kehendak bebas itu bisa dijadikan kejahatan kalau ia merusak. harap dibedakan artinya antara 'bebas' dan 'merusak'. Sang Buddha memberikan kehendak bebas pada semua orang namun dengan mengundang penyadaran akan konsekuensinya. Di satu aspek lain, Sang Buddha juga kadang memberi peraturan yg memberi batasan bagi orang2. Antara lain contoh vinaya (peraturan kebhikkhuan). Sang Buddha memberi batasan kehendak pada orang lain untuk menuntun orang lain agar tidak menyerempet dari jalan yg Beliau tentukan.

Kejahatan = kehendak bebas?
Itu adalah kekeliruan besar. Kenyataannya banyak orang yg berbuat tercela ketika batasan sudah diberikan. Apakah umat Buddhis ini berkehendak / berbuat bebas sampai menyerempet kehidupan sosial Anda, Sdr. Petrus?

sobat-dharma

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Sukma Kemenyan

Yaps, Back to topic,
Perlu di ingat...
Kita disini membahas buddhism, dan bukan kepercayaan lain...

Maaf,
Beberapa tulisan yang menurut saya melenceng dan melecehkan Tiratana...
Menjadi korban dari peraturan

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

candra_mukti19


oddiezz

Quote from: candra_mukti19 on 24 November 2008, 07:04:42 AM
Quote from: hate_do on 23 November 2008, 10:14:55 PM
therapada... lojik
mahayana... piling
tantrayana.. mejik


hehehe...jadi no more per'debat'an...
understanding each other ..accomplished..
case closed...
anumodana....o mi duo fo...

penjelasan singkat dan tepat
Eschew Obfuscation! Espouse Elucidation!

Enlighted

interpeternya salah mengeja. aslinya bukan begitu. banyak kitab2 hasil terjemahan tidak seperti yang dimaksudkan...

nyanadhana

Quote from: oddiezz on 24 November 2008, 08:32:29 AM
Quote from: candra_mukti19 on 24 November 2008, 07:04:42 AM
Quote from: hate_do on 23 November 2008, 10:14:55 PM
therapada... lojik
mahayana... piling
tantrayana.. mejik


hehehe...jadi no more per'debat'an...
understanding each other ..accomplished..
case closed...
anumodana....o mi duo fo...

penjelasan singkat dan tepat

hahaha lucu juga...yep yep...to the point
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

markosprawira

Quote from: Reenzia on 23 November 2008, 08:18:34 PM
Kalo gado-gadonya bisa di mix and match dengan baik dan bijaksana tentunya tidak akan jadi masalah donk? malah bisa mengerti ketiganya secara seimbang bukannya lebih baik? yah kecuali, kalo bagi yang gak cukup mengerti mungkin gado-gadonya jadi gak enak ato gak jelas begitu ;D

kalo saya boleh urun rembug,

sebenarnya yg dilakukan oleh buddhayana, adalah menjalankan tradisi masing2 aliran itu.... jadi konsepnya sih hanya memayungi saja, dan menfasilitasi bagi yg mau menjalankan isi setiap aliran itu.....

jadi ga dicampur ky gado2..... walau pada perkembangannya, bnyk org yg mempunyai konsep gado2 karena dia mengambil apa yg disukai dari tiap aliran

semoga bisa dimengerti