News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

[ASK] Bad Karma doesn't have an expiration date ?

Started by Sukma Kemenyan, 30 October 2008, 01:07:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sukma Kemenyan

Quote
A> You knew Nicole. You think she did this?

B> Who knows what others are capable of?
   She sure had built up a lot of bad karma.
   But I don't know. She seemed to be turning her life around.
   Bad Karma doesn't have an expiration date.

A> Uh, actually, it does,
   According to traditional buddhist teachings.


Prolog...
Intinya negh Nicole adalah cewe amburadul bin bejad...
Di negh serial sich si Nicole terancam sanksi pembunuhan...

Pertanyaan:
B> Bad Karma doesn't have an expiration date.

A> Uh, actually, it does,
   According to traditional buddhist teachings.


Benarkah? How? Where? When?

naviscope

[at] atas

sori gw pertamaX,

klu menurut gw sech, se7, karma have an expiration date.

CMIIW,

navis
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

bond

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

joan lee

#3
Quote from: naviscope on 30 October 2008, 01:25:19 PM
[at] atas

sori gw pertamaX,

klu menurut gw sech, se7, karma have has an expiration date.

CMIIW,

navis

kek na ad istilah karma basi ;D

post 15

ryu

32. Hal ke tiga yang turut ditentukan oleh hukum kamma adalah pengalaman yang akan dialami selama hidup kita. Sering dikatakan, bahwa apa yang dialami pada kehidupan setiap orang saat ini adalah hasil dari apa yang diperbuatnya di kehidupan sebelumnya, pula apa yang diperbuat pada kehidupan sekarang akan berbuah pada kehidupan yang akan datang. Pengertian tersebut, yakni bahwa semua yang dilakukan akan berbuah pada salah satu kehidupan mendatang (tidak pada kehidupan saat ini), ternyata salah. Sang Buddha berkata :

Hasil dari suatu kamma ada tiga macam. Apa yang tiga itu? Yang berbuah pada kehidupan sekarang, yang berbuah pada kehidupan berikut, dan yang berbuah pada kehidupan-¬kehidupan yang selanjutnya.

Seperti kenyataan yang kita alami sehari hari, malah banyak perbuatan membawa akibat seketika atau segera. Tidak selamanya harus menunggu sampai kehidupan yang akan datang.

Salah pengertian lain tentang kamma, ialah anggapan bahwa setiap perbuatan pasti berakibat ; tindakan negatif, misainya, pasti tak terelakkan berbuah negatif. Walau Sang Buddha seringkali memberi kesan seperti itu, namun Beliau juga menjelaskan bahwa akibat dari setiap perbuatan bukanlah tak terelakkan seperti itu. Beliau berkata:

Bila seseorang berkata , bahwa hanya apa yang diperbuat itulah yang diperolehnya, maka bila hal itu benar, maka menuntut kehidupan suci tidaklah berarti   sebab tak ada kesempatan untuk mengatasi penderitaan. Tapi bila seorang berkata, bahwa bila seorang. berbuat demi apa yang akan diperolehnya, lalu itulah yang diperolehnya, maka menuntut kehidupan suci adalah berarti ada kesempatan untuk menghancurkan penderitaan. Contohnya, suatu kejahatan kecil dilakukan seseorang, tindakan itu bisa berbuah pada kehidupan ini atau sama sekali tidak berbuah. Sekarang, manusia yang bagaimana, yang walau dengan kejahatan kecil sekalipun tetap akan membawanya ke neraka? Seorang yang tidak berhati hati dalam mengembangkan tindakan jasmani, pikiran dan ucapan nya. Dia tidak mengembangkan kebijaksanaan, dia seorang yang tidak berarti, dia tidak mengembangkan dirinya sendiri, hidupnya sempit dan dapat diukur. Perbuatan kecil saja dapat membawanya ke neraka.
Lalu sekarang, seorang yang dengan hati hati mengembangkan tindakan jasmani, pikiran dan ucapannya. Dia mengembangkan kebijaksanaan, dia seorang yang berarti, dia mengembangkan dirinya sendiri, hidupnya tanpa batas dan tidak terukur. Bagi orang seperti ini, sebuah kejahatan keciI bisa berbuah dikehidupan ini atau tidak sama sekali. Seandainya seorang menaruh sejumput garam kedalam sebuah cawan kecil. Air tersebut tidak akan bisa di minum. Mengapa? Karena cawan itu kecil. Nah, sekarang, seandainya seorang menaruh sejumput garam ke Sungai Gangga. Airnya akan tetap dapat diminum. Karena banyaknya air di sungai tersebut.

Jadi jelas, pada seorang yang watak baiknya menonjol, maka perbuatan buruk kecil yang dilakukannya hanya akan berbuah akibat yang tak berarti atau mungkin sama sekali tidak berbuah; sebaliknya pada seorang yang selama hidupnya ternodai oleh perbuatan buruk, maka perbuatan baik kecil yang dilakukannya akan terselubungi. Pula, buah dari suatu perbuatan bisa saja tidak jadi masak dan berbuah, karena terhapus atau terlarut oleh perbuatan yang lain. Sebagai contoh, seorang mencuri sesuatu, namun kemudian menyadari kekeliruannya. Dia mengembalikan barang tersebut, lalu berusaha berbuat baik dan berjanji tidak akan berbuat demikian lagi di kemudian hari. Pada keadaan seperti ini, buah hasil dari perbuatan buruk (mencuri) tersebut terhapus oleh perbuatan baiknya yang belakangan (insaf dan mengembalikan barang tersebut). Seperti disebutkan sebelumnya, hukum kamma adalah sesuatu yang menyangkut kecenderungan, bukan suatu konsekwensi yang tak dapat dirubah serta tak dapat dielakkan.

33. Namun salah pengertian yang paling umum tentang hukum Kamma adalah kepercayaan bahwa setiap kejadian yang kita alami; tersandung, jatuh sakit, menang undian, terlahir tampan, semuanya adalah hasil kamma lampau semata mata. Dengan alasan yang sangat tepat Sang Buddha menolak kepercayaan salah tersebut. Sebab bila demikian halnya, maka sia sia untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan tercela, sebab keseluruhan hidup ditentukan sebelumnya. Sang Buddha bersabda :
Ada beberapa pertapa dan kaum Brahmin, Yang mempercayai dan mengajarkan bahwa apapun Yang dialami seseorang, menyenangkan, menyakitkan atau netral, semua disebabkan oleh kamma lampau. Saya menemui mereka dan bertanya apakah benar mereka mengajarkan sedemikian, mereka ternyata mengiyakan, saya berkata: "Bila demikian, tuan Yang terhormat, seseorang membunuh, mencuri dan berzina disebabkan kamma lampau, mereka berbohong, berfitnah, berkata kasar dan tak berharga disebabkan karma lampau. Mereka menjadi serakah, membenci dan penuh pandangan salah disebabkan kamma lampau." Mereka Yang mendasarkan segala sesuatu pada kamma lampau sebagai unsur penentu akan kehilangan keinginan dan usaha untuk berbuat ini atau tak berbuat itu.
;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

naviscope

kelimaX

panjang bener bro,

bentar saya cerna dulu
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

markosprawira

 [at] naviscope : kalau saya boleh ringkas.

Kamma itu baik atau buruk, sebenarnya mayoritas dari "rasa di batin" kita saja.
Ada orang yang kalau hari panas, dia ngeluh kepanasan. Tapi kalau hari hujan, dia ngomel kebasahan atau becek

Dengan objek yang sama, misal uang Rp 5000, yang notabene tentunya adalah kamma baik. Namun apa benar demikian?
Seorang pengemis jika diberi, akan sangat berterima kasih.
Namun jika kita beri ke seorang konglomerat?? saya yakin dia akan merasa terhina.

Jadi kamma buruk atau baik, itu lebih cenderung ke arah persepsi dari batin yang bersangkutan. Semakin batinnya berada dalam akusala, semakin "terasa" menyakitkan

Itu mengapa muncul istilah manusso manusso, manusso devo atau manusso peto.
Ini terkait dengan istilah bhumi dan loka.
Bhumi merujuk pada tempat atau lokasi kita berpijak, smeentara loka adalah keselarasan batin kita dengan alam tertentu.

Jadi manusso devo, adalah mahluk yang bhumi-nya manusso, tapi loka/batinnya-nya selaras dengan surga (alam dewa)
Demikian juga manusso peto, yang walau dia hidup di alam manusia, namun kondisi batinnya sudah menyelaraskan diri dengan alam peta.

Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua

naviscope

Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

gajeboh angek

Ada salah satu jenis kamma menurut waktu berbuahnya, ahosi kamma, kamma yang tidak bisa berbuah karena sudah expire.
Ahosi kamma kan bisa kusala atau akusala (baik atau buruk).
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

bond

Quote from: karuna_murti on 01 November 2008, 10:22:30 AM
Ada salah satu jenis kamma menurut waktu berbuahnya, ahosi kamma, kamma yang tidak bisa berbuah karena sudah expire.
Ahosi kamma kan bisa kusala atau akusala (baik atau buruk).

Bisa tolong berikan contoh nyatanya bro?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

naviscope

Quote from: karuna_murti on 01 November 2008, 10:22:30 AM
Ada salah satu jenis kamma menurut waktu berbuahnya, ahosi kamma, kamma yang tidak bisa berbuah karena sudah expire.
Ahosi kamma kan bisa kusala atau akusala (baik atau buruk).

at last, ada yg se7 dengan aq.

:jempol:
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

naviscope

Karma bekerja sesuai dengan hukum aksi dan reaksi dalam Fisika walaupun berbeda sedikit. Jadi adalah anggapan yang salah kalo mengartikan karma sebagai suatu hukuman dari perbuatan jahat dan pahala dari perbuatan baik. Memang benar adanya bahwa perbuatan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik, namun tidak semua perbuatan baik menghasilkan sesuatu yang baik, yang perlu diperhatikan adalah bukan sebab dan akibat, melainkan kondisi dan akibat. Suatu sebab bisa menghasilkan banyak akibat,dan banyak sebab bisa mengakibatkan suatu akibat. Misalkan saja kita menanam pohon mangga. Apa sebabnya pohon itu tumbuh? Jawabannya bukan hanya adanya biji mangga, melainkan adanya banyak faktor seperti tanah, kelembaban, dan lain-lain. Berdasarkan argumen diatas, dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya karma tidaklah 100% adil, hal ini sesuai dengan pembagian karma menurut agama Buddha , yaitu disebutkan bahwa menurut jangka waktunya karma terbagi atas:
1.DITTHA DHAMMA VEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini
2.UPPAJJA VEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan yang akan datang, yaitu dalam kehidupan kedua.
3.APARAPARAVEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan berikutnya berturut-turut, yaitu dalam kehidupan ketiga dan seterusnya.
4.AHOSI KAMMA adalah Karma yang tidak menimbulkan akibat, karena :
Jangka waktunya untuk memberikan hasil telah habis, atau
karma yang menghasilkan akibatnya telah habis, atau karma tersebut telah menghasilkan akibatnya secara penuh
  ^:)^

(Disadur dari www.walubi.or.id)
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

gajeboh angek

Quote from: bond on 01 November 2008, 11:22:10 AM
Bisa tolong berikan contoh nyatanya bro?

Gak tau bond, soalnya aye gak bisa liat kehidupan lampau, apalagi beratus kehidupan yang lalu. ;D
Cuma itulah yang tertulis, ahosi kamma.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

bond

Quote from: karuna_murti on 01 November 2008, 12:06:39 PM
Quote from: bond on 01 November 2008, 11:22:10 AM
Bisa tolong berikan contoh nyatanya bro?

Gak tau bond, soalnya aye gak bisa liat kehidupan lampau, apalagi beratus kehidupan yang lalu. ;D
Cuma itulah yang tertulis, ahosi kamma.

No problem , siapa tau yg lainnya ada yg bisa kasi contoh.

Thanks bro
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Centy

Quote from: naviscope on 01 November 2008, 11:31:33 AM
Karma bekerja sesuai dengan hukum aksi dan reaksi dalam Fisika walaupun berbeda sedikit. Jadi adalah anggapan yang salah kalo mengartikan karma sebagai suatu hukuman dari perbuatan jahat dan pahala dari perbuatan baik. Memang benar adanya bahwa perbuatan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik, namun tidak semua perbuatan baik menghasilkan sesuatu yang baik, yang perlu diperhatikan adalah bukan sebab dan akibat, melainkan kondisi dan akibat. Suatu sebab bisa menghasilkan banyak akibat,dan banyak sebab bisa mengakibatkan suatu akibat. Misalkan saja kita menanam pohon mangga. Apa sebabnya pohon itu tumbuh? Jawabannya bukan hanya adanya biji mangga, melainkan adanya banyak faktor seperti tanah, kelembaban, dan lain-lain. Berdasarkan argumen diatas, dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya karma tidaklah 100% adil, hal ini sesuai dengan pembagian karma menurut agama Buddha , yaitu disebutkan bahwa menurut jangka waktunya karma terbagi atas:
1.DITTHA DHAMMA VEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini
2.UPPAJJA VEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan yang akan datang, yaitu dalam kehidupan kedua.
3.APARAPARAVEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan berikutnya berturut-turut, yaitu dalam kehidupan ketiga dan seterusnya.
4.AHOSI KAMMA adalah Karma yang tidak menimbulkan akibat, karena :
Jangka waktunya untuk memberikan hasil telah habis, atau
karma yang menghasilkan akibatnya telah habis, atau karma tersebut telah menghasilkan akibatnya secara penuh
  ^:)^

(Disadur dari www.walubi.or.id)

Setelah dibaca2 dan diperhatikan, newbie yg masih gelap gulita mempunyai beberapa pertanyaan yg bodoh sebagai berikut :
Agama buddha mempercayai adanya hukum sebab akibat/kamma, yg mana kehidupan ini merupakan buah karma atau hasil perbuatan kita pada kehidupan sekarang dan sebelumnya dan bisa mempengaruhi pada kehidupan yg akan datang. Nah dengan demikian, berarti ada beberapa kehidupan sebelumnya yg mempengaruhi/merupakan sebab adanya kehidupan sekarang ini.
1. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan kehidupan yg pertama??
2. Kenapa bisa terjadi??
3. Apa yg mempengaruhinya??
4. Sebab dari apa ada kehidupan pertama itu??
5. Terlahir di alam mana dan sebagai apa pada alam itu??
6. Apakah agama buddha mempercayai adanya Sang pencipta / kekuatan yg menghasilkan kehidupan pertama itu??

Pertanyaan nya banyak nih, maklum masih gelap gulita  ^-^ ^-^ ^-^