Apakah Indonesia Akan Mengalami Krisis Ekonomi Lagi?

Started by CKRA, 22 October 2008, 11:29:41 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Pitu Kecil

Quote from: CKRA on 31 October 2008, 01:41:34 PM
Apakah bank pemerintah benar-benar bermasalah?

Coba kita lihat dari laporan keuangan kuartal ketiga beberapa bank BUMN yang telah dipublikasikan:
Bank Rakyat Indonesia (BBRI), laba bersih Rp. 4.24 Triliun meningkat 17% dibanding periode yang sama tahun 2007. BRI adalah bank di Indonesia dengan laba terbesar.
Bank BNI (BBNI), laba bersih Rp. 832 Milyar turun 47% dibanding periode yang sama tahun 2007 akibat meningkatnya biaya pencadangan terhadap kredit bermasalah. NPL net 1.06%.
Bank Mandiri (BMRI), laba bersih Rp. 3.95 Triliun meningkat 24% dibanding periode yang sama tahun 2007. NPL net 0.56%. Bank Mandiri menjadi bank dengan pertumbuhan laba tertinggi di Indonesia.

Bank-bank swasta lainnya juga mengalami pertumbuhan laba yang bervariasi. Ada yang naik seperti BCA yang membukukan laba 4T, ada yang turun seperti Lippo Bank yang mengalami penurunan laba 18.5%. Tapi semua bank di Indonesia masih membukukan laba untuk kuartal ketiga tahun 2008.

Bagaimana dengan kasus Bank Indover. Banyak bank di Indonesia yang menempatkan dana disana melalui fasilitas overnight antarbank, namun besarnya rata-rata di bawah 1% dari total eksposure kredit masing-masing bank. Dengan metode akuntansi yang dianut perbankan saat ini, tidak akan menimbulkan risiko operasional yang berarti.
perlu diketahui Bank BUMN tidak sama dengan Bank2 swasta laennya, bisalah bank BUMN mencatat laba tinggi karena suku bunga yang diberikan dibawah dari BI rate! dan mereka tidak perlu meletakan sejumlah uang ke Bank Indonesia sebagai jaminan buka Bank, tidaklah sama dengan yang Bank Swasta laennya, mereka selain taruh uang jaminan ke Bank Indonesia, mereka harus bersaing dengan bank-bank swasta laennya yang marketingnya jauh lebih hebat.

COntoh : D****** kenapa dia bisa mencatat keuntungan yang besar, liat aja bunga yang diberikan cuma 3-4% ;D
kalau Bank BRI bunganya cuma 4-5% ;D yang swasta 11,5% - 14% :))
Smile Forever :)

CKRA

Quote from: LotharGuard on 01 November 2008, 10:03:54 AM
Quote from: CKRA on 31 October 2008, 01:41:34 PM
Apakah bank pemerintah benar-benar bermasalah?

Coba kita lihat dari laporan keuangan kuartal ketiga beberapa bank BUMN yang telah dipublikasikan:
Bank Rakyat Indonesia (BBRI), laba bersih Rp. 4.24 Triliun meningkat 17% dibanding periode yang sama tahun 2007. BRI adalah bank di Indonesia dengan laba terbesar.
Bank BNI (BBNI), laba bersih Rp. 832 Milyar turun 47% dibanding periode yang sama tahun 2007 akibat meningkatnya biaya pencadangan terhadap kredit bermasalah. NPL net 1.06%.
Bank Mandiri (BMRI), laba bersih Rp. 3.95 Triliun meningkat 24% dibanding periode yang sama tahun 2007. NPL net 0.56%. Bank Mandiri menjadi bank dengan pertumbuhan laba tertinggi di Indonesia.

Bank-bank swasta lainnya juga mengalami pertumbuhan laba yang bervariasi. Ada yang naik seperti BCA yang membukukan laba 4T, ada yang turun seperti Lippo Bank yang mengalami penurunan laba 18.5%. Tapi semua bank di Indonesia masih membukukan laba untuk kuartal ketiga tahun 2008.

Bagaimana dengan kasus Bank Indover. Banyak bank di Indonesia yang menempatkan dana disana melalui fasilitas overnight antarbank, namun besarnya rata-rata di bawah 1% dari total eksposure kredit masing-masing bank. Dengan metode akuntansi yang dianut perbankan saat ini, tidak akan menimbulkan risiko operasional yang berarti.
perlu diketahui Bank BUMN tidak sama dengan Bank2 swasta laennya, bisalah bank BUMN mencatat laba tinggi karena suku bunga yang diberikan dibawah dari BI rate! dan mereka tidak perlu meletakan sejumlah uang ke Bank Indonesia sebagai jaminan buka Bank, tidaklah sama dengan yang Bank Swasta laennya, mereka selain taruh uang jaminan ke Bank Indonesia, mereka harus bersaing dengan bank-bank swasta laennya yang marketingnya jauh lebih hebat.

COntoh : D****** kenapa dia bisa mencatat keuntungan yang besar, liat aja bunga yang diberikan cuma 3-4% ;D
kalau Bank BRI bunganya cuma 4-5% ;D yang swasta 11,5% - 14% :))

Apakah yang dimaksud dengan uang jaminan buka bank? Apakah yang dimaksud adalah GWM (giro wajib minimum). Kalau GWM semua bank harus menyetorkan ke BI baik bank BUMN maupun bank swasta nasional sesuai dengan jumlah dana pihak ketiga (tabungan dan deposito). Cuma sejak tahun 2005 dimana BI mengharapkan fungsi intermediasi bank dijalankan maka BI menetapkan GWM tambahan dimana bank dengan LDR (loan to deposit ratio) yang rendah dikenakan GWM lebih tinggi daripada bank yang LDRnya lebih tinggi. Besarnya GWM tambahan ini berkisar 1-5%.

Memang bank-bank besar cenderung lebih untung karena net interest margin (selisih bunga kredit dan bunga tabungan/deposito) lebih besar. Karena bank besar lebih bonafid maka mereka dapat memberikan bunga tabungan yang lebih rendah sedangkan bank kecil harus mmberikan bunga lebih tinggi untuk menarik dana pihak ketiga (masyarakat). Dan bank dengan cost of fund yang paling rendah di Indonesia ini adalah BCA.

Pitu Kecil

Jaminan Buka Bank, Contoh Bank A mau buka bank mereka kan ada taruh uang jumlah tertentu di Bank Indonesia sebagai jaminan (sering kita lihat CAR dari Bank Bagus,Dll...) ;D
Nah Kenapa Bank Lippo and Bank Niaga Mesti Merge, kan untung tingkatkan Rasio nya ;D
Smile Forever :)

CKRA

Setahu saya Lippo dan Niaga harus merger karena terkena aturan single presence policy dimana satu pihak hanya boleh sebagai pengendali di satu bank. Pilihannya merger atau jual salah satu. Karena Khazanah (Malaysia) tidak mau jual salah satu makanya mereka merger. Sedangkan Temasek sebagai pemegang saham di BII dan Danamon memilih untuk menjual BII kepada Maybank.

Bank-bank BUMN juga terkena aturan ini karena pemerintah sebagai pemegang saham di Mandiri, BRI, BNI, BTN, dll. Oleh karena itu pemerintah harus membentuk holding company untuk seluruh bank BUMN.

Pitu Kecil

Quote from: CKRA on 01 November 2008, 11:00:50 AM
Setahu saya Lippo dan Niaga harus merger karena terkena aturan single presence policy dimana satu pihak hanya boleh sebagai pengendali di satu bank. Pilihannya merger atau jual salah satu. Karena Khazanah (Malaysia) tidak mau jual salah satu makanya mereka merger. Sedangkan Temasek sebagai pemegang saham di BII dan Danamon memilih untuk menjual BII kepada Maybank.

Bank-bank BUMN juga terkena aturan ini karena pemerintah sebagai pemegang saham di Mandiri, BRI, BNI, BTN, dll. Oleh karena itu pemerintah harus membentuk holding company untuk seluruh bank BUMN.
kenapa di majalah bisnis laen ceritanya? yang manakah HOAX? ;D
Smile Forever :)

CKRA

Bisa jadi dua-duanya benar. Yang saya sampaikan kan alasan legal-nya. Kalau dengan adanya ketentuan BI tersebut ternyata mereka bisa meningkatkan ratio-nya ya mereka sampaikan alasan bisnis untuk merger adalah itu. Dalam bisnis memang tidak ada kebenaran mutlak dan tunggal. Nah, kita kan bisa sinergi memberikan kedua informasi tersebut. Betul gak?  :jempol:

Pitu Kecil

Quote from: CKRA on 01 November 2008, 11:15:48 AM
Bisa jadi dua-duanya benar. Yang saya sampaikan kan alasan legal-nya. Kalau dengan adanya ketentuan BI tersebut ternyata mereka bisa meningkatkan ratio-nya ya mereka sampaikan alasan bisnis untuk merger adalah itu. Dalam bisnis memang tidak ada kebenaran mutlak dan tunggal. Nah, kita kan bisa sinergi memberikan kedua informasi tersebut. Betul gak?  :jempol:
Yup yang penting enjoy aja and bank itu gak jatuh :)) soalnya aye punya duit juga di bank niaga ;)
Smile Forever :)

CKRA

Perkembangan terakhir beberapa sektor yang telah merasakan dampak dari krisis adalah sektor keuangan terutama pasar modal, sektor pertambangan, sektor agri bisnis terutama CPO dan karet, sektor manufaktur terutama yang mengandalkan pasar ekspor misalnya garmen, sektor properti akibat ketatnya likuiditas, serta sektor otomotif.

Sektor retail, sektor pertanian dan sektor pariwisata (terutama lokal) dan beberapa sektor yang mengandalkan ekonomi domestik masih menunggu konfirmasi dampak krisis.

Strategi bisnis harus segera disesuaikan kembali.

Mr. Bagus

Oh ya.. ada yg tahu bagaimana dengan Asuransi? atau Asuransi + investasi? apa dampaknya dari Krisis di Amerika?

thx.. :)
:x Persepsi yang saya dapat dari pengalaman saya sendiri sebagai orang buta tidak bisa dibandingkan dengan orang yang melihat dengan terang. >:)<

hatRed

Quote from: CKRA on 24 November 2008, 11:00:22 AM
Perkembangan terakhir beberapa sektor yang telah merasakan dampak dari krisis adalah sektor keuangan terutama pasar modal, sektor pertambangan, sektor agri bisnis terutama CPO dan karet, sektor manufaktur terutama yang mengandalkan pasar ekspor misalnya garmen, sektor properti akibat ketatnya likuiditas, serta sektor otomotif.

Sektor retail, sektor pertanian dan sektor pariwisata (terutama lokal) dan beberapa sektor yang mengandalkan ekonomi domestik masih menunggu konfirmasi dampak krisis.

Strategi bisnis harus segera disesuaikan kembali.

kalau begitu sektor apa saja yang aman?

dan sektor apa saja yang diuntungkan dari krisis ini?
i'm just a mammal with troubled soul



CKRA

#100
Quote from: hatRed on 24 November 2008, 12:12:47 PM
Quote from: CKRA on 24 November 2008, 11:00:22 AM
Perkembangan terakhir beberapa sektor yang telah merasakan dampak dari krisis adalah sektor keuangan terutama pasar modal, sektor pertambangan, sektor agri bisnis terutama CPO dan karet, sektor manufaktur terutama yang mengandalkan pasar ekspor misalnya garmen, sektor properti akibat ketatnya likuiditas, serta sektor otomotif.

Sektor retail, sektor pertanian dan sektor pariwisata (terutama lokal) dan beberapa sektor yang mengandalkan ekonomi domestik masih menunggu konfirmasi dampak krisis.

Strategi bisnis harus segera disesuaikan kembali.

kalau begitu sektor apa saja yang aman?

dan sektor apa saja yang diuntungkan dari krisis ini?

Krisis sekarang berbeda dengan krisis tahun 1998 yang hanya melanda kawasan Asia. Tahun 1998 Indonesia dan kawasan Asia mengalami krisis dan pelemahan nilai mata uang. Keadaan saat itu menjadi peluang yang menguntungkan bagi pelaku usaha di bidang ekspor sumber daya alam karena daya beli dan permintaan dari kawasan Amerika dan Eropa malah meningkat. Istilah wapres JK adalah urban crisis.

Saat ini walaupun Indonesia juga mengalami pelemahan nilai mata uang namun tidak serta merta meningkatkan nilai ekspor karena walapun dapat diperoleh dengan harga murah tidak banyak negara di kawasan Amerika dan Eropa yang mau melakukan impor akibat lesunya pasar domestik mereka. Dengan lesunya perekonomian di seluruh dunia (bahkan China mengalami perlambatan pertumbuhan GDP), maka otomatis permintaan terhadap seluruh barang produksi akan turun. Lesunya industri manufaktur mengakibatkan turunnya permintaan terhadap energi, termasuk bio energi yang memicu kenaikan harga CPO, kedelai, dll akhir tahun lalu sampai pertengahan tahun ini. Lesunya industri otomotif mengurangi permintaan terhadap produk metal dan karet. Demikian seterusnya hingga barang konsumsi seperti garmen, kerajinan, dll.

Menurut saya sektor yang dapat bertahan adalah sektor yang mengandalkan ekonomi domestik. Sektor infrastruktur yang mengandalkan belanja pemerintah, beberapa sektor yang mengandalkan pasar dalam negeri masih bisa bertahan karena penurunan volume penjualan tidak sedrastis pasar ekspor.

Kalau sektor yang diuntungkan dari krisis ini saya rasa secara umum tidak ada, tapi beberapa sub sektor mungkin mengalami peningkatan permintaan seperti jasa kesehatan (khususnya kesehatan jiwa).  :))

Tips menghadapi krisis:
1. Kurangi receivables
2. Kurangi payables
3. Perkuat cashflow, saat krisis, peluang hanya dapat dimanfaatkan oleh pemilik cash

CKRA

Quote from: Mr. Bagus on 24 November 2008, 12:09:16 PM
Oh ya.. ada yg tahu bagaimana dengan Asuransi? atau Asuransi + investasi? apa dampaknya dari Krisis di Amerika?

thx.. :)

Untuk asuransi malah bisa meningkat karena ada kekhawatiran bahwa krisis dapat berujung pada kerawanan sosial maka banyak pemilik aset yang meningkatkan perlindungan asuransi terhadap aset mereka. Namun untuk asuransi + investasi justru akan menurun karena masyarakat masih belum berani untuk melakukan investasi tambahan. Agregatnya industri asuransi masih dapat membukukan penerimaan premi sehingga penurunan dari premi investasi akan terkompensasi.

hatRed

Quote from: CKRA
Tips menghadapi krisis:
1. Kurangi receivables
2. Kurangi payables
3. Perkuat cashflow, saat krisis, peluang hanya dapat dimanfaatkan oleh pemilik cash

wah mbah CKRA kayaknya Manager Keuangan ya? :)

mohon masukannya lagi donk,

jadi kita mesti simpan uang dalam bentuk Cash ya?

ada tips2 laen gak biar gak ikut2an krisis?

trus peluang seperti apa yang didapat pemilik Cash?

hehehe... sapa tau kita malah bisa mendapatkan sisi positif dari krisis :D
i'm just a mammal with troubled soul



CKRA

Quote from: hatRed on 24 November 2008, 01:50:11 PM
Quote from: CKRA
Tips menghadapi krisis:
1. Kurangi receivables
2. Kurangi payables
3. Perkuat cashflow, saat krisis, peluang hanya dapat dimanfaatkan oleh pemilik cash

jadi kita mesti simpan uang dalam bentuk Cash ya?

ada tips2 laen gak biar gak ikut2an krisis?

trus peluang seperti apa yang didapat pemilik Cash?

hehehe... sapa tau kita malah bisa mendapatkan sisi positif dari krisis :D

Pada saat krisis pemilik cash akan punya bargaining position yang sangat besar. Saat harga aset-aset sudah turun jauh di bawah nilai wajarnya, disitulah peluang besar menanti anda. Mulai dari tanah tetangga yang kebanyakan hutang kartu kredit sampai surat hutang negara yang dijual oleh investor yang kesulitan likuiditas bisa menjadi peluang. Setelah kondisi menjadi normal harga aset tersebut akan kembali melambung.

hatRed

oooo........

jadi kita perbanyak modal cash tuk membeli investasi, yang (mudah2an) bakalan menuju harga normal lagi.

sip sip, kalo gitu mesti banyak2 nyari duit neh. n juga gak boros.

thanx CKRA
i'm just a mammal with troubled soul