Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada

Started by GandalfTheElder, 20 September 2008, 12:52:01 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Xan To

#120
 
Quote from: Kelana on 14 August 2009, 08:08:04 PM
Saya tidak membaca ada seorang Buddha secara fisik yang mengajar pada momen berkumpulnya relik tersebut, tidak ada kata-kata yang menunjukkan hal itu. Yang ada adalah relik-relik tersebut berkumpul, melakukan keajaiban, mengajarkan Dhamma. Berkumpul bukan berarti menyatu jadi satu membentuk fisik utuh. Lalu siapa yang mengajarkan Dhamma? Yang pasti bukan seorang Buddha karena tidak dikatakan demikian. Tapi saya teringat akan sebuah film science fiction, dimana seseorang bisa berbicara dengan visual image dari seseorang yang sudah mati.

Lalu apakah anda akan mengatakan bahwa Relik Sang Buddha yang berbicara?
Lagi pula masalah yang ingin diketahui sekarang kan, apakah ketika Sang Buddha yang telah mencapai anupadisesa-nibbana, masih dapat meninggalkan keajaiban2nya, jika ya maka ada kemungkinan Nimitta-Buddha itu ada, seperti yang dilihat Acariya Mun, Lu Sheng Yen mungkin, makin bikin bingung saja ::)

Wah tak terasa sudah 3 tahun yang lalu  ;D

Indra

Quote from: Xan To on 01 August 2012, 12:42:47 AM

Wah tak terasa sudah 3 tahun yang lalu  ;D

anda sendiri, kemana aje? baru nongol lagi.

Xan To

Quote from: Indra on 01 August 2012, 08:07:15 PM
anda sendiri, kemana aje? baru nongol lagi.

Sibuk cari uang Om Indra, hehehe

Indra


Kelana

Topik yang sudah lama sekali  ;D

Quote from: Xan To on 01 August 2012, 12:42:47 AM

Lalu apakah anda akan mengatakan bahwa Relik Sang Buddha yang berbicara?

Ya, seperti itu yang saya tangkap dalam kisah lenyapnya relik. Mungkin seperti hasil rekaman suara yang mendengarkan nenek/kakek kita yang sudah meninggal tapi tetap bisa terdengar suara nenek/kakek dalam rekaman tersebut, dan tentu saja rekaman suara tersebut bukan nenek/kakek kita yang bangkit lagi dari kematian.

QuoteLagi pula masalah yang ingin diketahui sekarang kan, apakah ketika Sang Buddha yang telah mencapai anupadisesa-nibbana, masih dapat meninggalkan keajaiban2nya, jika ya maka ada kemungkinan Nimitta-Buddha itu ada, seperti yang dilihat Acariya Mun, Lu Sheng Yen mungkin, makin bikin bingung saja ::)

Wah tak terasa sudah 3 tahun yang lalu  ;D

Ada perbedaan antara kisah lenyapnya relik dengan penglihatan Ajahn Mun dan LSY. Dalam kisah lenyapnya relik tidak ada seorang Buddha bahkan tidak dikatakan adanya gambaran Buddha yang muncul karena kehendak Sang Buddha yang sudah parinibbana. Dalam kisah ini kita mungkin bisa mengatakan adanya sisa-sisa kekuatan Sang Buddha.

Sedangkan kasus Ajahn Mun dan LSY yang saya tangkap, dikatakan Sang Buddha sendiri secara pribadi yang berperan. Dalam kasus Ajahn Mun, Sang Buddha yang sudah parinibbana berkehendak, sekali lagi berkehendak untuk melakukan kontak/interaksi dan memunculkan wujud entah bersifat materi atau hanya ilusi. Dalam kasus LSY jelas Sang Buddha dikatakan bisa minum kopi bersamanya. Jadi dalam kedua kasus ini bukan menampilkan sisa-sisa kekuatan Sang Buddha tapi Sang Buddha yang sudah parinibbana sendiri secara pribadi yang berperan.

Pertanyaannya adalah bagaimana kehendak itu bisa muncul dari mereka yang sudah parinibbana (nibbana tanpa sisa)? Jika ada kehendak maka seharusnya ada pikiran, jika ada pikiran seharusnya ada.....dst.(sebab musabab yang saling bergantungan)
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

vajra.chedika

Buddha bertindak scara spontan tanpa kehendak (faktor mental niat / cetana cetasika). Cetana tdk muncul lagi krn avijja sdh lenyap.

Indra

Quote from: vajra.chedika on 23 August 2012, 09:12:59 PM
Buddha bertindak scara spontan tanpa kehendak (faktor mental niat / cetana cetasika). Cetana tdk muncul lagi krn avijja sdh lenyap.

Ketika Sang Buddha pertama kali memutuskan untuk mengajar Dhamma, Beliau merenungkan kepada siapa Dhamma akan diajarkan hingga akhirnya memutuskan akan diajarkan kepada lima petapa. Apakah ini juga bukan kehendak?

vajra.chedika

Narasi tsb dikisahkan utk memudahkan kita melihat ketulusan hati, welas asih, keagungan Sang Buddha Gautama. Tidak cocok utk menjelaskan cara kerja ataupun batin seorang Buddha.

Indra

Quote from: vajra.chedika on 23 August 2012, 10:44:39 PM
Narasi tsb dikisahkan utk memudahkan kita melihat ketulusan hati, welas asih, keagungan Sang Buddha Gautama. Tidak cocok utk menjelaskan cara kerja ataupun batin seorang Buddha.

Jadi menurut anda apa yg dijelaskan dalam sutta itu tidak benar2 terjadi demikian?
Jadi narasi apa yg cocok utk menjelaskan cara kerja ataupun batin seorang Buddha?

siswahardy

Quote from: Indra on 23 August 2012, 11:28:56 PM
Jadi menurut anda apa yg dijelaskan dalam sutta itu tidak benar2 terjadi demikian?
bisa saja iya
tapi sekalipun tdk benar2 terjadi demikian, itu tidaklah penting
yg terpenting adalah pesan/ajaran apa yg tersurat/tersirat

Quote from: Indra on 23 August 2012, 11:28:56 PM
Jadi narasi apa yg cocok utk menjelaskan cara kerja ataupun batin seorang Buddha?
rasanya tidak ada
sudah di luar batasan konseptual
sekalipun kita berusaha keras memahaminya,
tetap saja kita ngak akan bisa memahaminya
tunggu nanti kalau jadi Arahat atau Buddha

sekedar opini saja

Kelana

Quote from: vajra.chedika on 23 August 2012, 09:12:59 PM
Buddha bertindak scara spontan tanpa kehendak (faktor mental niat / cetana cetasika). Cetana tdk muncul lagi krn avijja sdh lenyap.

Spontan?? Tidakkah ini bertentangan dengan hukum sebab-akibat dan mengarah pada paham nihilism??
Jika spontan, apa bedanya menjadi Buddha dengan tanaman putri malu yang disentuh maka spontan menunduk??
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

vajra.chedika


Kelana

Quote from: vajra.chedika on 26 August 2012, 10:54:30 AM
spontan = tanpa cetana

Iya saya paham yang anda maksud spontan = tanpa cetana (meskipun agak aneh karena spontan berarti tiba-tiba, tanpa berpikir, terjadi begitu saja) , tapi pertanyaannya:

Jika spontan, apa bedanya menjadi Buddha dengan tanaman putri malu yang disentuh maka spontan menunduk??
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

vajra.chedika

Saya juga merasa aneh, cuma bisa berusaha membayangkan, misalnya bgm saya bisa mengetik ini tanpa mengarahkan pikiran saya terlebih dahulu. Sepertinya saya dan Anda harus menjadi Buddha dulu baru tdk merasa aneh. ;)

vajra.chedika

Maaf tadi blm menjawab pertanyaan tentang tanaman putri malu.
Bedanya adl kalau tanaman putri malu tdk aktif menolong seluruh mahluk di samsara.