Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana

Started by El Sol, 22 August 2007, 03:40:12 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sumedho

AFAIK sih, karma stocknya itu bisa dikatakan tidak bisa habis.

Tetapi setelah parinibbana maka stock itu kehabisan kondisi untuk berbuah. (Tidak terlahir kembali dan berkondisi)

Btw nibbana itu bukan tempat, jadi kurang pas kalau kita mengatakan 'ke' nibbana.
There is no place like 127.0.0.1

hendri

Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Sumedho

Nibbana = keadaan dimana semua kekotoran batin telah lenyap (lobha/keserakahan,dosa/kebencian,moha/kebodohan batin); segala bentuk nafsu kehendak telah lenyap sehingga tidak akan mengalami dukkha dan tidak akan terlahir kembali.
There is no place like 127.0.0.1

hendri

ah itu cuma ke adaan, bukannya tempat.
xie2 infonya.

:)berarti kalo tempatnya apa donk??
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Sumedho

tempatnya ?

kalau mencapai nibbana disini yah tempatnya disini. kalau sudah meninggal (dikenal juga dengan parinibbana, nibbana tanpa sisa), maka tidak terlahir kembali.
There is no place like 127.0.0.1

hendri

Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

edychai

Peljari  & pahami tentang anatta baik2, maka semuanya bisa dijawab.
selagi melekat pada atta, maka kita semua bakal bingung.
Nirvana tempatnya dimana? (karna msh terlekat pada keadaan atta)
Semua pertanyaan saudara/i diatas karena masih terlekat pada atta, dan dijawab oleh saudara/i yang lain diatas walau masih terletak pada atta tapi dah mengenrti tentang anatta.

bond

Nah kebetulan ketemu thread yg bahas nibana.

Saya mau tanya, pertanyaan ini berupa pengulangan thread yg lain.

Apakah proses anicca berakhir saat seorang Buddha atau arahat parinibana?
Adakah konsep kekal menurut ajaran Sang Buddha?

Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu
Yang Tidak Dilahirkan,
Yang Tidak Menjelma,
Yang Tidak Tercipta,
Yang Mutlak.
Sutta Pitaka, Udana VIII : 3
(sutta ini saya dpt dari kemenyan setelah cari2 kesana kemari he..he)

_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

ryu

Harusnya sih ada. Soalnya sang Buddha kadang mengajarkan dgn pembalikan. Jadi kalau ada yg tdk kekal pasti ada yg kekal.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sumedho

Sabbe Sankhara Anicca

Segala bentukan yang berkondisi adalah tidak kekal.

Kalau tidak berkondisi yah nicca alias tidak anicca.
There is no place like 127.0.0.1

bond

Quote from: Sumedho on 29 January 2008, 09:34:23 AM
Sabbe Sankhara Anicca

Segala bentukan yang berkondisi adalah tidak kekal.

Kalau tidak berkondisi yah nicca alias tidak anicca.

Thx bro Sumedho, utk jawabannya
Berarti nibbana tidak berkondisi, tidak berkondisi berarti tidak ada proses anicca lagi, tidak ada proses anicca dan tidak berkondisi berarti kekal . Itulah Nibbana_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Sumedho

tapi harus dicerna dalam framework tilakhana sih
sabbe sankhara dukkha
sabbe sankhara anicca
sabbe dhamma anatta

kalo nga, bisa jatuh pada pandangan eternalis :)
There is no place like 127.0.0.1

bond

Quote from: Sumedho on 29 January 2008, 11:02:04 AM
tapi harus dicerna dalam framework tilakhana sih
sabbe sankhara dukkha
sabbe sankhara anicca
sabbe dhamma anatta

kalo nga, bisa jatuh pada pandangan eternalis :)

Yup Saya setuju dgn bro Sumedho. Saya menyimpulkan kekal dalam ajaran Sang Buddha bukanlah kekal dalam pandangan eternalis


Segala yg berkondisi memiliki tilakhana (dukha,anica,anatta)--->tidak kekal--> Sankhata dhamma.  Dalam hal parinibbana

Segala yg tidak berkondisi memiliki tilakhana yg tidak berkondisi(sukha, anatta,terhentinya proses anicca)--->kekal--->asankhata dhamma. Dalam hal parinibbana

(CMIIW)

_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Sukma Kemenyan


Aloka Mahita

Bro sekalian, setelah membaca diskusi ttg Nibbana diatas, timbul pertanyaan saya : Apakah yang membuat Nibbana jadi begitu menarik? atau mengapa kita menginginkan pencapaian Nibbana?

Apakah kita membandingkannya dengan kebahagiaan duniawi, sehingga kita menginginkan pencapaian nibbana seperti halnya menginginkan kebahagiaan dalam kehidupan duniawi?

Atau pandangan yang sebaliknya, seseorang yg ingin mengakhiri penderitaan dengan cara pemusnahan diri.. (merasa Nibbana adalah jawaban atas pencarian untuk mengakhiri penderitaan nya)

Kedua pandangan itu jelas adalah pandangan yang salah. Jadi, bagaimanakah seharusnya pandangan ttg Nibbana atau 'kebahagiaan tertinggi' yang benar?

_/\_