Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana

Started by El Sol, 22 August 2007, 03:40:12 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Kelana

Jadi kalau ada orang, seorang guru mengatakan bahwa ia melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi. Guru itu mengataan hal yang benar atau tidak ya??
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Lex Chan

Quote from: Kelana on 04 September 2007, 01:59:43 PM
Jadi kalau ada orang, seorang guru mengatakan bahwa ia melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi. Guru itu mengataan hal yang benar atau tidak ya??

Hm.. Kalau saya sih tanya balik..
Memangnya guru itu mengenali wajah Buddha Sakyamuni?  :P

Kalau tidak mengenali, bagaimana bisa mengatakan bahwa bertemu Buddha Sakyamuni?
Kalau mengenali, bagaimana bisa memastikan bahwa orang yang ditemui benar2 Buddha Sakyamuni?

Lha wong saya juga belum pernah lihat wajah yang sesungguhnya, soalnya zaman itu belum ada kamera sih..  ^-^
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Kelana

Quote from: Lex Chan on 04 September 2007, 08:37:37 PM
Kalau mengenali, bagaimana bisa memastikan bahwa orang yang ditemui benar2 Buddha Sakyamuni?

Kalau dikatakan bahwa guru tersebut telah mencapai tingkat spiritual tertentu sehingga dikatkaan bisa memastikan, bagaimana Sdr. Lex?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Lex Chan

Kalau orang lain mau percaya, ya silakan saja..
Atau orang lain mau menolak untuk percaya, ya juga silakan saja..
Itu pilihan mereka kok..

Di dalam Kalama Sutta, Buddha bilang: "Jangan semata-mata percaya..."
Saya tidak menyetujui atau menolak pernyataan tersebut sebelum dapat membuktikannya sendiri.
Ehipassiko dong...   ;)
Kalau saya sudah keburu meninggal sebelum dapat membuktikan, ya sudah risiko saya sendiri.  ^-^
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Kelana

Quote from: Lex Chan on 06 September 2007, 11:44:09 AM
Kalau orang lain mau percaya, ya silakan saja..
Atau orang lain mau menolak untuk percaya, ya juga silakan saja..
Itu pilihan mereka kok..

Apa dasarnya kita untuk mempersilahkan orang lain untuk percaya atau tidak percaya, sedangkan kita sendiri tidak tahu pasti hal itu benar atau salah ?

QuoteDi dalam Kalama Sutta, Buddha bilang: "Jangan semata-mata percaya..."
Saya tidak menyetujui atau menolak pernyataan tersebut sebelum dapat membuktikannya sendiri.
Ehipassiko dong...   ;)
Kalau saya sudah keburu meninggal sebelum dapat membuktikan, ya sudah risiko saya sendiri.  ^-^
Apakah harus hal itu dibuktikan dengan melihat dengan mata sendiri?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Lex Chan

Quote from: Kelana on 07 September 2007, 02:51:33 PM
Apa dasarnya kita untuk mempersilahkan orang lain untuk percaya atau tidak percaya, sedangkan kita sendiri tidak tahu pasti hal itu benar atau salah ?

Apakah harus hal itu dibuktikan dengan melihat dengan mata sendiri?

Apa dasarnya kita untuk mempersilahkan orang lain untuk percaya atau tidak percaya, sedangkan kita sendiri tidak tahu pasti hal itu benar atau salah ?

Untuk direnungkan: Apakah mungkin untuk melarang semua orang (kalau tidak salah, populasi manusia di bumi saat ini ada sekitar 6 miliar, CMIIW) untuk percaya atau mewajibkan untuk percaya?


Apakah harus hal itu dibuktikan dengan melihat dengan mata sendiri?

Untuk direnungkan: Apakah ada cara lain untuk membuktikan tanpa melihat dengan mata sendiri? Jika ada, bagaimana caranya?
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Kelana

Quote from: Lex Chan on 07 September 2007, 04:10:32 PM
Untuk direnungkan: Apakah mungkin untuk melarang semua orang (kalau tidak salah, populasi manusia di bumi saat ini ada sekitar 6 miliar, CMIIW) untuk percaya atau mewajibkan untuk percaya?[/i][/color]

Jadi, apakah ketidakmungkinan melarang semua orang adalah dasar kita untuk mempersilahkan orang lain untuk percaya atau tidak percaya?

QuoteApakah harus hal itu dibuktikan dengan melihat dengan mata sendiri?

Untuk direnungkan: Apakah ada cara lain untuk membuktikan tanpa melihat dengan mata sendiri? Jika ada, bagaimana caranya?


Pembuktian argumentatif, mungkin??
Let's see...
pendapat saya:
Jika yang dikatakan  oleh suhu Medho dan Sdr. Morph serta analogi matematika dari Sdr. Lex sendiri adalah benar, maka adalah suatu kemustahilan untuk melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi. Mengapa ?

Pertama. Karena Proses telah terhenti, proses pembentukan "diri" sudah berhenti. Dengan berhentinya proses pembentukan "diri" maka terhentilah penjelmaan, perwujudan. Dengan demikian tidak ada diri, wujud, penjelmaan dari Buddha Sakyamuni dalam bentuk apapun. Lalu bagaimana seseorang bisa melihat ketidakberwujudan, yang tidak menjelma?

Kedua, karena segala fenomena, suatu bentuk pekerjaan, secangkir kopi, sebuah kafe adalah milik samsara. Jika Buddha Sakyamuni berada di kafe, makan dan minum, maka Ia masih berada dalam himpunan samsara, masih ada dalam dunia dualitas. Dan ini bertentangan dengan pernyataan Tathagata (Arahat) terbebas dari samsara.
Karena inilah maka adalah suatu kemustahilan untuk melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi.

Demikian argumen saya. (cmiiw)
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Suchamda

Rekan2 semua,
Hati2 terjebak pada penafsiran nihilisme.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Kelana

Quote from: Suchamda on 10 September 2007, 08:40:04 AM
Rekan2 semua,
Hati2 terjebak pada penafsiran nihilisme.

Salam,
Suchamda

Thanks atas warning Sdr. Suchamda dan saya pribadi dalam membahas hal ini selalu wanti-wanti agar tidak terjebak dalam pandangan Nihilisme. Tapi, kita juga perlu wanti-wanti agar tidak terjebak dalam pandangan eternalis yang selalu mengedepankan istilah perwujudan, penitisan, manifestasi, dsb.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

HokBen

Quote from: Kelana on 04 September 2007, 01:59:43 PM
Jadi kalau ada orang, seorang guru mengatakan bahwa ia melihat Buddha Sakyamuni dan pergi denganNya ke sebuah kafe untuk minum kopi. Guru itu mengataan hal yang benar atau tidak ya??

Ini maksudnya Lu Shen Yen bukan?

Lex Chan

"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Kelana

Quote from: HokBen link=topic=413.msg8780#msg8780
Ini maksudnya Lu Shen Yen bukan?

Salah satu contoh.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Kelana

Quote from: Lex Chan on 10 September 2007, 03:52:56 PM
Lord Buddha said "If you see Dhamma, you see Me"...
_/\_

Menurut Sdr. Lex, "Me" disini apakah mengacu pada diri Sang Buddha dengan fisik dan 32 tanda istimewa yang bisa bisa makan, minum dan sakit perut atau apa?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Suchamda

QuoteThanks atas warning Sdr. Suchamda dan saya pribadi dalam membahas hal ini selalu wanti-wanti agar tidak terjebak dalam pandangan Nihilisme. Tapi, kita juga perlu wanti-wanti agar tidak terjebak dalam pandangan eternalis yang selalu mengedepankan istilah perwujudan, penitisan, manifestasi, dsb.

Tentu!
Tapi masalahnya apakah bisa menjelaskan sesuatu (apalagi secara singkat) tentang sesuatu yang diluar kemampuan kita untuk menjelaskannya? Menurut saya, pertanyaan awal di topik ini bersifat menjebak.

Apa yang bisa kita lakukan adalah memberi arahan, bagaikan memberikan jari untuk menunjuk bulan. Selanjutnya orang itu sendiri yang harus memahami dengan kebijaksanaannya untuk mengerti arah yang dimaksud. Oleh karena itu, tidak masalah bila dikedepankan istilah-istilah 'padam', 'tak bersisa' dsb demikian juga istilah2 'perwujudan', 'emanasi' dsb sebagai alat bantu penjelasan. Permasalahannya adalah bukan pada istilahnya, tetapi apabila dalam menjelaskan itu kita tidak seimbang, atau tidak mengutarakan bahaya dari kedua kecenderungan pandangan tersebut.

Jadi apa yang bisa kita respon dari pertanyaan awal itu adalah bukan memberi suatu jawaban definitif, melainkan memberikan dua buah (atau empat buah) ketidakmungkinan dari kemungkinan jawaban2 yg mungkin (berlandaskan pikiran). Biarkan orang itu bingung kita bisa tunjukkan cara utk memahaminya yaitu dengan : meditasi. Tapi bila kita bisa menghilangkan kebingungan orang tsb dengan kata2 berarti kemungkinan besar kita memberi suatu jawaban yg keliru. :)

Catatan : saya tidak sedang membahas atau berkaitan dengan subtopik Lushengyen. Pendapat saya ini bersifat umum.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Lex Chan

Quote from: Kelana on 10 September 2007, 05:03:37 PM
Quote from: Lex Chan on 10 September 2007, 03:52:56 PM
Lord Buddha said "If you see Dhamma, you see Me"...
_/\_

Menurut Sdr. Lex, "Me" disini apakah mengacu pada diri Sang Buddha dengan fisik dan 32 tanda istimewa yang bisa bisa makan, minum dan sakit perut atau apa?

Maaf Bro Kelana,
Saya belum melihat Dhamma, maka saya belum melihat Buddha..

Saat ini cuma bisa menduga-duga.
Tapi dugaan itu adalah hasil pikiran, bukan realita. Oleh karena itu tidak perlu dipercaya..

Kalau sudah melihat Dhamma sekaligus Buddha, saya baru cerita ya..  ;)
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-