MMD [pool]

Started by Semit, 06 August 2008, 01:56:09 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

apakah praktik MMD sesuai dengan Buddhisme Theravada?

Sesuai
22 (52.4%)
Tidak sesuai
20 (47.6%)

Total Members Voted: 41

Voting closed: 11 August 2008, 12:01:45 AM

ryu

Quote from: hudoyo on 10 August 2008, 06:55:43 AM
Quote from: ryu on 10 August 2008, 06:52:38 AM
Sayangnya Nibbana hanya diajarkan sang Buddha :))

Ah, siapa bilang? ... Ajaran padamnya aku ada dalam Hinduisme, dalam tasawuf Islam, dalam beberapa guru meditasi Keristen (Meister Eckhart), Krishnamurti dll. ... Bukalah wawasan Anda seluas-luasnya ... jangan jadi seperti katak di bawah tempurung, maaf. :)

Salam,
hudoyo
kalo dari sejarah khan agama tertua hindu pak baru Buddha, kris dan is belakangan, bs aja maen comot dikit2  lho pak, sama saja MMD juga kalo mau dibilang gitu lho pak :)) maaf :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Gutbay pa moga sukses yah :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

hudoyo

Quote from: ryu on 10 August 2008, 07:04:16 AM
kalo dari sejarah khan agama tertua hindu pak baru Buddha, kris dan is belakangan, bs aja maen comot dikit2  lho pak, sama saja MMD juga kalo mau dibilang gitu lho pak :)) maaf :)

Ya, Hinduisme lebih tua daripada Buddhisme. ... Jadi, bagaimana dengan masalah "main comot"? Siapa yang mencomot dari siapa? ... :))

Gak bisa begitu, Ryu ... Pencerahan/pembebasan itu terjadi sepanjang zaman ... dari waktu ke waktu, di sana-sini, selalu ada orang yang tercerahkan & bebas, kemudian mengajarkannya kepada orang lain ... Yang secara sempurna bebas saya lihat adalah Buddha dan Krishnamurti ... Tapi itu tidak menutup kemungkinan ada orang lain dan guru lain yang juga telah bebas sempurna. ... Tapi kita gak bisa bilang Krishnamurti mencomot dari Buddha ... dalam ketiga biografi K, jelas tidak ada kemungkinan seperti itu, K tercerahkan melalui jalan yang ditemukannya sendiri.

Kalo MMD, sih, terus-terang memang saya mencomot dari Buddha dan Krishnamurti. :)) ... OK deh, sampai jumpa lagi.

Salam,
hudoyo

ryu

Soal JK sy tdk tau siapa dan bgmn, tapi alangkah baiknya khan ngmbil lgsg dr aslinya, yg mempopularkannya. Apa cmn jk dan sb doang? Murid2 sb tdk di hitung yak :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

CKRA

Quote from: hudoyo on 10 August 2008, 07:15:17 AM
Quote from: ryu on 10 August 2008, 07:04:16 AM

Ya, Hinduisme lebih tua daripada Buddhisme. ... Jadi, bagaimana dengan masalah "main comot"? Siapa yang mencomot dari siapa? ... :))

Gak bisa begitu, Ryu ... Pencerahan/pembebasan itu terjadi sepanjang zaman ... dari waktu ke waktu, di sana-sini, selalu ada orang yang tercerahkan & bebas, kemudian mengajarkannya kepada orang lain ... Yang secara sempurna bebas saya lihat adalah Buddha dan Krishnamurti ... Tapi itu tidak menutup kemungkinan ada orang lain dan guru lain yang juga telah bebas sempurna. ... Tapi kita gak bisa bilang Krishnamurti mencomot dari Buddha ... dalam ketiga biografi K, jelas tidak ada kemungkinan seperti itu, K tercerahkan melalui jalan yang ditemukannya sendiri.

Kalo MMD, sih, terus-terang memang saya mencomot dari Buddha dan Krishnamurti. :)) ... OK deh, sampai jumpa lagi.

Salam,
hudoyo

Terima kasih Rekan Hudoyo atas penjelasannya. Sekarang saya sudah mantap menyatakan bahwa MMD tidak sesuai dengan Buddhisme.

Warna hijau bila terkena warna kuning akan menjadi warna biru. Tidak bisa dikatakan masih berwarna hijau. Bila Anda "mencemari" Buddhisme dengan ajaran lain maka yang Anda anut bukan lagi Buddhisme.

Apakah tujuan dari MMD? Kalau tujuan dari ajaran BUddha kan sudah jelas dan sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa tujuan itu dapat tercapai.

Apakah dalam MMD sudah ada yang mencapai tujuan itu? Sudah adalah yang mencapai nibbana dengan menjalankan ajaran MMD? Paling tidak mencapai sedikit kesucian?

Salam,

CKRA

hudoyo

#485
Quote from: CKRA on 10 August 2008, 07:50:43 AM
Terima kasih Rekan Hudoyo atas penjelasannya. Sekarang saya sudah mantap menyatakan bahwa MMD tidak sesuai dengan Buddhisme.
Warna hijau bila terkena warna kuning akan menjadi warna biru. Tidak bisa dikatakan masih berwarna hijau. Bila Anda "mencemari" Buddhisme dengan ajaran lain maka yang Anda anut bukan lagi Buddhisme.

Terima kasih kembali, Rekan CKRA. Dengan demikian selesailah sudah "diskusi" antara Anda dengan saya. ... Silakan melakukan vote.

QuoteApakah tujuan dari MMD? Kalau tujuan dari ajaran BUddha kan sudah jelas dan sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa tujuan itu dapat tercapai.

Untuk apa Anda menanyakan "tujuan MMD", kalau Anda sudah mempunyai sikap seperti di atas? Anda cuma mau mengajak debat kan? ...

Mana "sudah banyak bukti bahwa tujuan ajaran Buddha tercapai"? ... :)) ... Itu kan kepercayaan Anda ... Tidak ada seorang pun bisa membuktikan kepada orang lain bahwa tujuan ajaran Buddha tercapai ... setiap orang harus membuktikan untuk dirinya sendiri.

QuoteApakah dalam MMD sudah ada yang mencapai tujuan itu? Sudah adalah yang mencapai nibbana dengan menjalankan ajaran MMD? Paling tidak mencapai sedikit kesucian?

Kalau Anda berani bilang "sudah banyak bukti ajaran Buddha tercapai", mengapa Anda tidak bisa melihat bahwa "sudah banyak bukti tujuan MMD tercapai"? ... Bukankah itu karena kacamata kuda Anda?

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: ryu on 10 August 2008, 07:36:20 AM
Soal JK sy tdk tau siapa dan bgmn, tapi alangkah baiknya khan ngmbil lgsg dr aslinya, yg mempopularkannya. Apa cmn jk dan sb doang? Murid2 sb tdk di hitung yak :))

Apa maksud Anda dengan "aslinya"? ... Menurut saya, apa yang dicapai oleh Buddha dan Krishnamurti sama-sama "asli" ...

Murid-murid tidak penting ... yang penting apa kata gurunya, itu cukup ... karena saya pun murid.

Salam,
hudoyo

CKRA

Rekan Hudoyo,

Kalau Anda begitu tidak meyakini ajaran Buddha dan tujuanNya dan lebih meyakini MMD mengapa Anda masih bersikeras kalau MMD sesuai dengan Buddhisme? Bukankah lebih terhormat bila Anda katakan saja kalau MMD adalah ajaran baru yang lebih sempurna daripada ajaran Buddha dan kita selesai dengan polemik yang berkepanjangan ini. Kemudian kita bisa saling menghormati dengan agama kita masing-masing.

Salam, CKRA

hudoyo

Quote from: CKRA on 10 August 2008, 08:56:26 AM
Rekan Hudoyo,
Kalau Anda begitu tidak meyakini ajaran Buddha dan tujuanNya dan lebih meyakini MMD mengapa Anda masih bersikeras kalau MMD sesuai dengan Buddhisme?

Rekan Cakra,

Anda sama sekali salah memahami pandangan saya. Tolong tunjukkan di mana saya "tidak meyakini ajaran Buddha". ... Saya tunggu ya.

Salam,
hudoyo

CKRA

Rekan Hudoyo,

Mungkin saya memang salah memahami pandangan Anda. Tapi dalam beberapa konteks ada bagian Tipitaka yang tidak Anda yakini. Juga Anda mempertanyakan efektifitas ajaran Buddha dalam mencapai tujuan. Kemudian Anda juga "mencomot" ajaran Buddha yang Anda campur dengan ajaran Krishnamurti. Dengan kondisi yang demikian memang agak sulit bagi saya memahami pandangan Anda dan menganggap pandangan Anda masih sesuai dengan Buddhisme.

Salam,

CKRA

hudoyo

#490
Quote from: CKRA on 10 August 2008, 11:12:39 AM
Rekan Hudoyo,
Mungkin saya memang salah memahami pandangan Anda. Tapi dalam beberapa konteks ada bagian Tipitaka yang tidak Anda yakini. Juga Anda mempertanyakan efektifitas ajaran Buddha dalam mencapai tujuan. Kemudian Anda juga "mencomot" ajaran Buddha yang Anda campur dengan ajaran Krishnamurti. Dengan kondisi yang demikian memang agak sulit bagi saya memahami pandangan Anda dan menganggap pandangan Anda masih sesuai dengan Buddhisme.
Salam,
CKRA

Rekan CKRA,

Anda menganggap seluruh isi Tipitaka dari A sampai Z berasal dari mulut Sang Buddha; saya tahu bahwa Tipitaka disusun oleh bhikkhu-bhikkhu penghafal Tipitaka dan ditulis EMPAT RATUS tahun setelah zaman Sang Buddha, sehingga dengan demikian saya menganggap ada bagian-bagian dari Tipitaka yang tidak berasal dari mulut Sang Buddha. Anda bilang saya mempertanyakan efektifitas ajaran Buddha; sekali lagi saya minta, tolong tunjukkan persisnya di mana saya berkata begitu. Anda menganggap saya "mencampur" ajaran Buddha dengan ajaran Krishnamurti; bagi saya, jelas sekali Anda tidak tahu apa-apa sama sekali tentang ajaran Krishnamurti; bagi saya, ajaran Krishnamurti identik (persis sama) dengan intisari ajaran pembebasan Buddha. Perkara Anda sulit memahami pandangan saya dan menganggap pandangan saya masih sesuai dengan Buddhisme, itu urusan Anda sendiri dan bukan urusan saya, saya sama sekali tidak peduli.

Salam,
hudoyo

Riky_dave

Quote from: ryu on 09 August 2008, 07:41:55 AM
Pada suatu hari ketika Angulimala sedang berjalan untuk menerima dana makanan, dia melewati suatu tempat di mana terjadi pertengkaran antara sekumpulan orang. Ketika mereka saling melemparkan batu-batu, beberapa batu mengenai kepala Angulimala dan melukainya.

Dia berjalan pulang menemui Sang Buddha, dan Sang Buddha berkata kepadanya, "Angulimala anakKu! Kamu telah melepaskan perbuatan jahat. Bersabarlah. Saat ini kamu sedang menerima akibat perbuatan-perbuatan jahat yang telah kamu lakukan. Perbuatan-perbuatan jahat itu bisa menyebabkan penderitaan yang tak terkira lamanya dalam alam neraka (niraya)".
Sang Buddha berkata kepada Angulimala bahwa dia telah "melepaskan" perbuatan jahat tentunya dia juga telah "melepaskan" perbuatan baik bukan?
Sesuai dengan pernyataan berikut,"Saat ini kamu sedang menerima akibat perbuatan-perbuatan jahat yang telah kamu lakukan. Perbuatan-perbuatan jahat itu bisa menyebabkan penderitaan yang tak terkira lamanya dalam alam neraka (niraya)"(Jelas bahwa kamma itu adalah hasil dari perbuatan seseorang yang bisa terjadi pada kehidupan ini atau kehidupan2 berikutnya,tidak ada yang tahu)
Jadi apakah mungkin bahwa kamma itu mempengaruhi proses pencapaian NIBBANA seseorang?
Lihat kalimat ini,"Segera setelah itu, Angulimala meninggal dunia dengan tenang, dia telah merealisasi "Kebebasan Akhir" (parinibbana)."

QuotePara bhikkhu yang lain bertanya kepada Sang Buddha dimanakah Angulimala akan bertumimbal lahir, Sang Buddha menjawab, "Anak-Ku telah merealisasi kebebasan akhir (parinibbana)".
SB sendiri yang berkata didalam sutta bahwa angulimala telah merealisasikan nibbana dan telah parinibbana...:whistle:

QuoteMereka hampir tidak mempercayainya. Sehingga mereka bertanya lagi kepada Sang Buddha apakah mungkin seseorang yang sudah begitu banyak membunuh manusia dapat mencapai parinibbana.

Terhadap pertanyaan ini, Sang Buddha menjawab, "Para bhikkhu, Angulimala telah banyak melakukan perbuatan jahat karena dia tidak memiliki teman-teman yang baik. Tetapi kemudian, dia menemukan teman-teman yang baik dan dengan bantuan mereka serta nasehat yang baik dia telah dengan mantap dan penuh perhatian melaksanakan Dhamma. Oleh karena itu, perbuatan-perbuatan jahatnya telah disingkirkan oleh kebaikan (arahatta magga)".
Yang diatas saya agak "meragukannya" karena SB berkata pada kalimat awal bahwa Angulimala telah banyak berbuat jahat oleh sebab dia tidak memiliki teman2 yang baik,kemudian karena sekarang dia memiliki teman2 yang baik maka dia dapat melaksanakan Dhamma dengan penuh perhatian,yang menjadi intinya adalah melaksanakan Dhamma bukan?
Apakah benar bahwa semua yang diatas itu tidak disisipkan oleh orang2 tertentu??
Ini yang paling saya ragukan,"perbuatan-perbuatan jahatnya telah disingkirkan oleh kebaikan (arahatta magga)"
Apakah itu arahatta magga?Ada yang bisa menjelaskan kepada saya?

QuoteKemudian Sang Buddha membabarkan syair 173 berikut:

Barangsiapa meninggalkan perbuatan jahat yang pernah dilakukan dengan jalan berbuat kebajikan, maka ia akan menerangi dunia ini bagai bulan yang bebas dari awan.
Apapun itu ditinggalkan atau tidak ,dia akan tetap berbuah bahkan jika mencapai Kebuddhaan sekalipun,itu tidak ada bedanya dengan kamma baik yang kita perbuat karena itu adalah "hasil" bukan "jalan"...
Lantas adakah pengaruh antara kamma dengan pencerahan seseorang?

Silakan dijawab pertanyaan saya yang dibilang bahwa saya tidak mengenal atau tidak tahu dasar2 agama Buddha itu...:)
Ini pertanyaan dari Umat Awam lho yang dibilang tidak mengerti dasar2 agama Buddha dan disuruh mempelajari dasar agama Buddha dahulu baru membeo...^-^


Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

ryu

QuoteQuote from: ryu on Yesterday at 07:41:55 AM
Pada suatu hari ketika Angulimala sedang berjalan untuk menerima dana makanan, dia melewati suatu tempat di mana terjadi pertengkaran antara sekumpulan orang. Ketika mereka saling melemparkan batu-batu, beberapa batu mengenai kepala Angulimala dan melukainya.

Dia berjalan pulang menemui Sang Buddha, dan Sang Buddha berkata kepadanya, "Angulimala anakKu! Kamu telah melepaskan perbuatan jahat. Bersabarlah. Saat ini kamu sedang menerima akibat perbuatan-perbuatan jahat yang telah kamu lakukan. Perbuatan-perbuatan jahat itu bisa menyebabkan penderitaan yang tak terkira lamanya dalam alam neraka (niraya)".
Sang Buddha berkata kepada Angulimala bahwa dia telah "melepaskan" perbuatan jahat tentunya dia juga telah "melepaskan" perbuatan baik bukan?
Sesuai dengan pernyataan berikut,"Saat ini kamu sedang menerima akibat perbuatan-perbuatan jahat yang telah kamu lakukan. Perbuatan-perbuatan jahat itu bisa menyebabkan penderitaan yang tak terkira lamanya dalam alam neraka (niraya)"(Jelas bahwa kamma itu adalah hasil dari perbuatan seseorang yang bisa terjadi pada kehidupan ini atau kehidupan2 berikutnya,tidak ada yang tahu)
Jadi apakah mungkin bahwa kamma itu mempengaruhi proses pencapaian NIBBANA seseorang?
Lihat kalimat ini,"Segera setelah itu, Angulimala meninggal dunia dengan tenang, dia telah merealisasi "Kebebasan Akhir" (parinibbana)."

Waw, maen tafsir2an yah, darimana tau telah melepaskan perbuatan baik ?

QuoteQuote
Para bhikkhu yang lain bertanya kepada Sang Buddha dimanakah Angulimala akan bertumimbal lahir, Sang Buddha menjawab, "Anak-Ku telah merealisasi kebebasan akhir (parinibbana)".
SB sendiri yang berkata didalam sutta bahwa angulimala telah merealisasikan nibbana dan telah parinibbana...whistle
Emang kenapa gitu??

QuoteQuote
Mereka hampir tidak mempercayainya. Sehingga mereka bertanya lagi kepada Sang Buddha apakah mungkin seseorang yang sudah begitu banyak membunuh manusia dapat mencapai parinibbana.

Terhadap pertanyaan ini, Sang Buddha menjawab, "Para bhikkhu, Angulimala telah banyak melakukan perbuatan jahat karena dia tidak memiliki teman-teman yang baik. Tetapi kemudian, dia menemukan teman-teman yang baik dan dengan bantuan mereka serta nasehat yang baik dia telah dengan mantap dan penuh perhatian melaksanakan Dhamma. Oleh karena itu, perbuatan-perbuatan jahatnya telah disingkirkan oleh kebaikan (arahatta magga)".
Yang diatas saya agak "meragukannya" karena SB berkata pada kalimat awal bahwa Angulimala telah banyak berbuat jahat oleh sebab dia tidak memiliki teman2 yang baik,kemudian karena sekarang dia memiliki teman2 yang baik maka dia dapat melaksanakan Dhamma dengan penuh perhatian,yang menjadi intinya adalah melaksanakan Dhamma bukan?
Apakah benar bahwa semua yang diatas itu tidak disisipkan oleh orang2 tertentu??
Ini yang paling saya ragukan,"perbuatan-perbuatan jahatnya telah disingkirkan oleh kebaikan (arahatta magga)"
Apakah itu arahatta magga?Ada yang bisa menjelaskan kepada saya?

Quote
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 173 berikut:

Barangsiapa meninggalkan perbuatan jahat yang pernah dilakukan dengan jalan berbuat kebajikan, maka ia akan menerangi dunia ini bagai bulan yang bebas dari awan.
Apapun itu ditinggalkan atau tidak ,dia akan tetap berbuah bahkan jika mencapai Kebuddhaan sekalipun,itu tidak ada bedanya dengan kamma baik yang kita perbuat karena itu adalah "hasil" bukan "jalan"...
Lantas adakah pengaruh antara kamma dengan pencerahan seseorang?

Silakan dijawab pertanyaan saya yang dibilang bahwa saya tidak mengenal atau tidak tahu dasar2 agama Buddha itu...Smiley
Ini pertanyaan dari Umat Awam lho yang dibilang tidak mengerti dasar2 agama Buddha dan disuruh mempelajari dasar agama Buddha dahulu baru membeo...chuckle


Salam,
Riky

Mendingan bikin thread baru deh :)) , di sana ada Buddhisme untuk pemula, noh tanya di sono, pasti ada yang jawab :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Riky_dave

Quote from: ryu on 10 August 2008, 01:28:46 PM
Waw, maen tafsir2an yah, darimana tau telah melepaskan perbuatan baik ?
Kalau tidak melepas yang baik juga,bagaimana bisa dikatakan Arahat?Arahat sudah tidak melekat pada "baik" dan "buruk" bukan? ^-^

QuoteEmang kenapa gitu??
Sesuai yang dituliskan Sang Buddha...Kan ente sendiri yang postkan disini...:))

QuoteMendingan bikin thread baru deh :)) , di sana ada Buddhisme untuk pemula, noh tanya di sono, pasti ada yang jawab :))
Uhm,boleh juga...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

ryu

Quote from: Riky_dave on 10 August 2008, 01:34:43 PM
Quote from: ryu on 10 August 2008, 01:28:46 PM
Waw, maen tafsir2an yah, darimana tau telah melepaskan perbuatan baik ?
Kalau tidak melepas yang baik juga,bagaimana bisa dikatakan Arahat?Arahat sudah tidak melekat pada "baik" dan "buruk" bukan? ^-^

QuoteEmang kenapa gitu??
Sesuai yang dituliskan Sang Buddha...Kan ente sendiri yang postkan disini...:))

QuoteMendingan bikin thread baru deh :)) , di sana ada Buddhisme untuk pemula, noh tanya di sono, pasti ada yang jawab :))
Uhm,boleh juga...

Salam,
Riky
Aye post itu pengen tau pandangan pa Hudoyo tentang ini :
Sambil memperhatikan Sang Buddha, dia menangis, "O bhikkhu, berhenti, berhenti!"

Dan Sang Buddha menjawab, "Aku telah berhenti, kamulah yang belum berhenti".


Angulimala tidak mengerti arti kata-kata Sang Buddha, sehingga dia bertanya, "O bhikkhu! Mengapa engkau berkata bahwa engkau telah berhenti dan saya belum berhenti?"

Kemudian Sang Buddha berkata kepadanya, "Aku berkata bahwa aku telah berhenti, karena aku telah berhenti membunuh semua makhluk, aku telah berhenti menyiksa semua makhluk, dan karena aku telah mengembangkan diriku dalam cinta kasih yang universal, kesabaran, dan pengetahuan yang tanpa cela. Tetapi, kamu belum berhenti membunuh atau menyiksa makhluk lain dan kamu belum mengembangkan dirimu dalam cinta kasih yang universal dan kesabaran. Karena itu, kamulah orang yang belum berhenti".


Yang di bold tuh ditafsirkan dengan MMD khan :)

Kalo pandangan aye si diatas itu cuma cerita doang tidak lebih, bukan untuk ditafsir2 jadi ke yang laen kek agama tetangga tuh yang di sambung2in isi kitab nya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))