MMD [pool]

Started by Semit, 06 August 2008, 01:56:09 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

apakah praktik MMD sesuai dengan Buddhisme Theravada?

Sesuai
22 (52.4%)
Tidak sesuai
20 (47.6%)

Total Members Voted: 41

Voting closed: 11 August 2008, 12:01:45 AM

Lily W

Kok Cepat back to topic.... saya masih belum post gambar A.Einstein (Kepala A.Einstein dan badan Bhikkhu) lho... :))

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

hudoyo

#211
Quote from: Kemenyan on 07 August 2008, 11:58:59 AM
still...
1. Siddartha tidak berbicara Samadhi/Meditasi

Mengapa Anda menganggap tuntunan Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputte bukan samadhi/meditasi? Karena tidak bicara tentang 'usaha benar', 'prhatian benar', 'konsentrasi benar'? ...
Jadi kesimpulannya: Anda berpendapat bahwa tuntunan Sang Buddha kepada Bahiya/Malunkyaputta itu bukan meditasi; dan saya berpendapat bahwa itu meditasi. Selesai sudah. ... Tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan, bukan.


Quote2. Ingat pak...
Siddartha memberikan jawaban sesuai dengan kadar Bahiya (yg memiliki parami, yg bahkan sudah diramalkan pencapaiannya)

Tuntunan vipassana kepada Bahiya itu persis sama seperti tuntunan vipassana kepada Malunkyaputta, yang tentunya mempunyai parami berbeda dengan Bahiya. ... Fakta bahwa tuntunan yang sama diberikan kepada dua orang yang mempunyai parami sangat berbeda (yang satu langsung menjadi arahat, yang lain harus berlatih dulu baru menjadi arahat) memberi keyakinan kepada saya bahwa tuntunan itu bisa digunakan oleh siapa saja yang mempunyai parami cukup untuk memahami maknanya.


QuoteYang berarti...
Praktek konsentrasi, usaha, latihan yg diterangkan dalam JMB8 masih relevan untuk dilakukan bagi mereka yang belum setahap Bahiya pencapaiannya

Silakan saja ... kalau parami Anda tidak cukup untuk memahami tuntunan vipassana Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta sehingga Anda mengatakan "itu bukan meditasi" ... silakan saja pakai JMB-8. ... Saya cuma katakan di sini, JMB-8 tidak relevan bagi mereka yang bervipassana menurut tuntunan Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta (MMD). ...


QuoteSebelumnya maaf negh Riky, saya mengambil anda sebagai contoh...
Pak Hudoyo, saya yakin MMD memberikan pandangan baru terhadap Riky,

Komentar Anda tentang Riky biar Riky sendiri yang menjawabnya. ... Ia sudah mampu. ...


QuoteMungkin kutipan berikut bisa membuat bapak lebih gampang memahami apa yang saya mau sampaikan:
Dari itu, Malunkyaputta,
ingatlah baik-baik tentang apa yang Aku terangkan dan jangan hiraukan apa yang Aku tidak terangkan
[...]
Dan apakah hal-hal yang Aku telah terangkan, Malunkyaputta?
Aku telah menerangkan tentang
- Dukkha,
- tentang timbulnya Dukkha,
- tentang Akhir Dukkha dan
- tentang Jalan Untuk Mengakhiri Dukkha.
Mengapa Aku telah menerangkan hal-hal tersebut, Malunkyaputta?
Karena itu berguna untuk mencapai Nibbana. Karena itulah Aku terangkan hal-hal tersebut.

http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=792
(Cula Malunkya-Sutta, Majjhima Nikaya 63)

Anda menggunakan Malunkya-sutta dari Majjhima Nikaya 63. Di situ Bhikkhu Malunkyaputta berdebat dengan Sang Buddha tentang asal mula alam semesta dsb. Dan Sang Buddha menekankan bahwa semua itu tidak relevan ... yang relevan adalah 4KM.

Di dalam Samyutta Nikaya, 35.95, Sang Buddha memberi tuntunan vipassana kepada Malunkyaputta, antara lain berkata:

"Malunkyaputta, lakukan ini .... di dalam yang dikenal hanya ada yang dikenal ... Kalau kamu bisa lakukan itu ... kamu tidak ada ... dan itu akhir dukkha." ... Dalam sutta itu lalu diceritakan, "Maka, YM Malunkyaputta, setelah mendapat tuntunan Sang Buddha, berdiri, menghormat, dan meninggalkan beliau. Maka, dengan berdiam sendirian, terasing, penuh perhatian ... dalam waktu tidak terlalu lama ia menjadi arahat."

Ketika Sang Buddha berkata "... di dalam yang dikenal (ingatan) hanya ada yang dikenal (ingatan - obyek yang masuk melalui pintu indra keenam) ...", maka segala ajaran, konsep, jalan yang pernah dipelajari di masa lampau (pendeknya seluruh isi "agama Buddha", atau agama lain) termasuk ke dalam apa yang disebut 'ingatan' itu dan tidak dilekati lagi. ... Itulah vipassana yang dilakukan dalam MMD ... Dan terbukti teman-teman non-Buddhis relatif lebih cepat memahami tuntunan vipassana ini daripada teman-teman Buddhis, karena mereka tidak punya kepentingan apa pun dengan Buddha-Dharma. ... Itulah pembebasan ... akhir dukkha.


Quotedan saya kira, "Jalan" tersebut di terangkan mungkin juga untuk mencegah "Apa adanya" yg kebablasan...

Anda menampilkan ungkapan baru "apa adanya yang kebablasan". ... hehe ... sudahlah, kita berhenti saja, tidak perlu membuat penilaian yang hanya menyesatkan diri sendiri ... Tidak ada 'apa adanya yang kebablasan' ... karena di dalam melihat 'apa adanya' tidak ada si aku yang kebablasan.

Sekian saja, Rekan Kemenyan, karena Anda sudah membuat penilaian yang kebablasan, saya mengundurkan diri dari diskusi dengan Anda.

Salam,
hudoyo

hudoyo

#212
Quote from: willibordus on 07 August 2008, 12:19:43 PM
Quote from: hudoyo on 07 August 2008, 10:46:20 AM
Quote from: willibordus on 07 August 2008, 09:45:18 AM
Itulah, Buddhism yg paling modern sekalipun, masih tetap mengakui JMB-8...
Dalam Buddhisme yang paling kuno, Bahiya-sutta, tidak ada JMB-8.

Dalam Buddhisme yg lebih kuno lagi, malah ditegaskan JMB-8  :)

::

Menurut Anda "Dhammacakkapavattana-sutta"? ... Itu sutta yang relatif baru disusunnya, banyak penambahan-penambahan. Aslinya tidak seperti itu. ...

bond

#213
Quote from: ryu on 07 August 2008, 05:04:23 PM
Buddha dengan salah satu Bebek :))


=)) paling bisa lu ryu

eh..anaknya si donald bebek siapa tuh? koq jadi lupa  :))

jangan lupa  :backtotopic:
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Semit

Quote from: hudoyo on 07 August 2008, 05:35:14 PM
Dan terbukti teman-teman non-Buddhis relatif lebih cepat memahami tuntunan vipassana ini daripada teman-teman Buddhis, karena mereka tidak punya kepentingan apa pun dengan Buddha-Dharma. ... Itulah pembebasan ... akhir dukkha.

Apakah ukuran dari memahami... pembebasan... akhir dukkha yang dimaksud di atas?
Apakah sama dengan Magga dan Phala seperti dalam definisi secara Buddhist? yang telah menghancurkan belenggu2?

hudoyo

Quote from: willibordus on 07 August 2008, 12:13:32 PM
Bahiya Sutta mungkin bisa berhasil untuk beberapa orang, yg sebenarnya batinnya memang telah siap untuk itu. Tapi, secara umum, bisa dibaca di Tipitaka, lebih banyak orang yg mesti mencapai Arahat dengan usaha yg keras.
Itu zaman dulu, sewaktu Sang Buddha masih ada, sedangkan di zaman sekarang kualitas batin manusia jelas2 lebih merosot dibanding dulu.
Disamping itu akan lebih powerful jika menjalankan meditasi vipassana diiringi dengan perbaikan moral dan peningkatan kebijaksanaan.
Hanya berpijak pada  Bahiya Sutta dengan kualitas batin manusia sekarang, malah akan 'Berbahaya'. Bahiya Sutta akan dijadikan pembenaran atas moral 'semau gue'. Ego akan semakin kuat, boro-boro dikikis, malah akan semakin tebal.

Spekulasi Anda ini didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu yang tidak sesuai dengan kenyataan; Anda tidak kenal dengan para praktisi MMD dari berbagai agama. Nah berikut ini asumsi-asumsi saya:

Selama orang berusaha keras untuk mencapai nibbana, nibbana gak akan pernah tercapai; semakin keras usaha si aku untuk mencapai nibbana semakin jauh nibbana dari dia. Sang Buddha bilang: "Kamu terus berlari, apa yang kamu cari?"

Di zaman sekarang sama saja dengan zaman Sang Buddha, ada sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya, sebagian besar masih melekat pada ajaran/agama yang dianut, termasuk "agama Buddha". Kapan akan bebas? ...

Kalau orang mengira bahwa memperbaiki sila lebih dulu penting untuk vipassana, ia tidak akan pernah bervipassana. Ini alasan yang paling sering dikemukakan orang untuk menghindari bervipassana: "Sila saya belum cukup". Sila, samadhi dan panna menyatu tanpa bisa dan tidak perlu dibedakan lagi di dalam 'kesadaran' vipassana.

Anda mengatakan menggunakan Bahiya-sutta "berbahaya"... Anda mengira orang yang mengintegrasikan sila di dalam 'sadar' adalah orang yang bersikap 'semau gue' ... Anda mengatakan bahwa orang yang bervipassana menurut Bahiya-sutta egonya semakin kuat.

Rekan Willibordus, dengan singkat saya katakan: Anda sama sekali tidak memahami Bahiya-sutta. Oleh karena jelas tidak tampak kemajuan dalam "diskusi" dengan Anda, maka sampai di sini saja. Jelas ini sudah menjadi debat kusir. Tidak ada gunanya meneruskan diskusi dengan Anda.

Salam,
hudoyo

Suchamda

#216

NO, we are not TALIBANS....
We are Buddhist Radical Army (BRA)!!!


Our slogan :
With BRA we feel True.
no-BRA is our enemy. :))
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

hudoyo

Quote from: dilbert on 07 August 2008, 03:57:37 PM
Dalam bukunya The Truth of Nature karya Bhante Buddhadasa, menarik diperhatikan pemaparan bhante buddhadasa tentang JM-8 (ala Theravada) dengan konsep kekosongan (ala Mahayana). Menurut Bhante Buddhadasa pada dasarnya kedua jalan menuju pada satu tujuan yaitu pembebasan, hanya saja JM-8 dikatakan merupakan jalur umum yang lebih sistematis dan bertahap, sedangkan konsep kekosongan merupakan jalur cepat. Dengan terealisasi kekosongan (pencerahan), maka JM-8 otomotasi telah terlaksana/terlalui.

Dalam hal ini mungkin menjadi jembatan antara pemikiran jalur JM-8 dan jalur "vipasana" ala Bahiya-Sutta. Dalam hal ini, ketika Y.A. Bahiya mendapatan tuntunan "vipasana" dari Buddha Gotama, dan seketika mencapai tingkat kesucian ARAHAT, maka seharusnya sila, samadhi dan panna muncul dengan sendiri (seperti yang dijelaskan oleh pak hud). Dalam hal ini saya juga setuju dengan pemaparan sdr.fabian bahwa pada dasarnya tidak ada pencerahan seketika (yang ada adalah momen pencerahan). Saya juga setuju bahwa Y.A. Bahiya seharusnya sudah mengumpulkan parami yang cukup untuk dapat melakukan "penembusan" seketika dengan hanya mendengar sebait dan dua bait kalimat wejangan dharma dari seorang SAMMA SAMBUDDHA.

Rekan Dilbert mulai melihat ...  _/\_

hudoyo

Quote from: dilbert on 07 August 2008, 04:13:11 PM
Bahiya ibarat orang yang nyusun puzzle, tetapi tinggal 1 keping puzzle lagi belum ditemukan sehingga ketika BUDDHA GOTAMA memaparkan bahiya sutta maka lengkaplah gambar puzzle tersebut,
kalau saya sudah memiliki semua keping puzzle (sudah ditangan, alias semua Dharma dalam TRIPITAKA sudah ditangan) tetapi sedang menyusun puzzle dari awal, masih banyak keping puzzle belum terselesaikan.

hehe ... ilustrasi yang bagus. :)
Mungkin Anda akan bisa menyelesaikannya dengan cepat, bila tiba-tiba Anda berhenti "menyusun puzzle" ... dengan menyadari bahwa "menyusun puzzle" itu adalah kegiatan si aku yang terakhir ... Setelah si aku melepaskan segala harta duniawi, terakhir ia melekat pada harta spiritual ("agama Buddha").

Salam,
hudoyo

hudoyo

#219
Quote from: dilbert on 07 August 2008, 03:57:37 PM
Saya juga setuju bahwa Y.A. Bahiya seharusnya sudah mengumpulkan parami yang cukup untuk dapat melakukan "penembusan" seketika dengan hanya mendengar sebait dan dua bait kalimat wejangan dharma dari seorang SAMMA SAMBUDDHA.

Parami YM Malunkyaputta tidak "sebanyak" parami Bahiya ... beliau harus berlatih dulu sebelum menjadi arahat 'dalam waktu tidak terlalu lama' ...
Kita pun bisa mengikuti jejak YM Malunkyaputta bervipassana menurut tuntunan Sang Buddha kepada beliau. ... Tapi syaratnya harus cukup parami sehingga memahami makna tuntunan vipassana dalam Bahiya-sutta, tidak mengatakan seenaknya bahwa orang yang hanya menjalankan Bahiya-sutta "berbahaya", moralnya "semau gue" dan "egonya semakin tebal".

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: Semit on 07 August 2008, 05:53:47 PM
Quote from: hudoyo on 07 August 2008, 05:35:14 PM
Dan terbukti teman-teman non-Buddhis relatif lebih cepat memahami tuntunan vipassana ini daripada teman-teman Buddhis, karena mereka tidak punya kepentingan apa pun dengan Buddha-Dharma. ... Itulah pembebasan ... akhir dukkha.
Apakah ukuran dari memahami... pembebasan... akhir dukkha yang dimaksud di atas?
Apakah sama dengan Magga dan Phala seperti dalam definisi secara Buddhist? yang telah menghancurkan belenggu2?

Ukurannya, bila si aku & pikiran ini berhenti biarpun hanya untuk sedetik, dua detik, semenit, dua menit, sejam, dua jam ... di situ ada pembebasan, akhir dukkha. ... YM Buddhadasa mengatakan, itu 'mencicipi nibbana'. ...
Di situ tidak relevan lagi bicara tentang 'magga', 'phala', 'ariya', 'puthujjana', 'samyojana' dsb dsb. ... semua itu cuma konsep-konsep yang tidak relevan dengan pembebasan eksperiensial (yang dialami sendiri), dan malah hanya akan merintangi pembebasan. ... Oleh karena itu, alamilah pembebasan itu, biarpun hanya untuk sementara, di dalam vipassana ... jangan mempersoalkan konsep/ajaran. ...

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: willibordus on 07 August 2008, 12:27:08 PM
Sekarang tergantung diri sendiri, apakah merasa diri sendiri sebagai Arahat sehingga tidak perlu berbuat baik, atau merasa diri masih manusia biasa yg memerlukan perbuatan baik.

Seorang Arahat tidak perlu berbuat baik? Ini pandangan yang sangat keliru. ...
Orang yang bebas tidak merasa dirinya berbuat baik, sekalipun seluruh pikiran, perkataan dan perbuatannya yang sudah tanpa-aku itu akan disebut "baik" oleh orang lain. Tapi ia sendiri tidak merasa menjadi "orang baik".

Jadi, selama orang tetap ingin menjadi "orang baik", kapan pembebasan tercapai? ... Ia akan menjadi puthujjana selamanya, tidak pernah bebas dari 'baik' dan 'buruk'.

Ini tanggapan saya terakhir untuk Rekan Willibordus.

Salam,
hudoyo

Sukma Kemenyan

Heran...
Semua tidak relevan...

Bahkan 4+8 yg ditegaskan sekali lagi kepada Malunkyaputta, juga dianggap tidak relevan...

Setelah beberapa wacana yang saya bawa, kelihatannya pada tidak relevan, tidak berhubungan dengan MMD
Kelihatannya saya sudah masuk pada kesimpulan...

Conclusions...
Semua sutta di tipitaka tidak relevan untuk meng-compare MMD dan Buddhism
Final words.... this is the "Egonya semakin tebal"

Sumedho

 [at] Suchamda: gambar2x sih utk selingan boleh, tapi gambar yg bisa memicu pertikaian antar aliran tentu tidak terpuji, silahkan hapus gambar tersebut.
There is no place like 127.0.0.1

Riky_dave

Quote from: Sumedho on 06 August 2008, 09:13:10 PM
sindiran maut euy hehehe

maksudnya sih tergantung konteksnya, jadi tidak semua theravada modern sesuai dengan MMD maksudnya oom.


Hahaha,jadi sekarang setiap "tanggapan" saya dianggap negatif atau "disengaja" dibuat2 negatif?
:p
*Joke _/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...