Ayo Poll Bentuk kemelekatan seperti apa menurut Master2 disini :) dan contohnya!

Started by ryu, 31 July 2008, 04:11:29 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

kemelekatan seperti apa menurut Master2 disini :)

Kemelekatan pada RITUAL
1 (4.3%)
Kemelekatan pada AJARAN
3 (13%)
Kemelekatan pada MEDITASI
2 (8.7%)
Kemelekatan pada PASANGAN / ORANG TERDEKAT
6 (26.1%)
Kemelekatan pada ............
11 (47.8%)

Total Members Voted: 23

nyanadhana

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Indra


Hendra Susanto


J.W


Umat Awam

Sesungguhnya, wahai para manusia.. kemelekatan itu berasal dari LEM,
Jadi agar anda tidak melekat, janganlah menggengam LEM apapun itu.. Wkwkwkwkwkkkk


Kabur ahhh.....

lia

kemelekatan jadi "napsu"...
"napsu" makan.. "napsu" tidur..

kemelekatan tak disadari dan berlebihan jadinya kelebihan berat badan.. :)) :)) :))

semuanya dibagun dalam pikiran kita _/\_
.
.
saBaR iTu paHiT, tapi BuaH nya Mani5

williamhalim

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sumedho

melekat atau tidak yah nga masalah. masing2x ada konsekwensinya. sadari itu >:D
There is no place like 127.0.0.1

Adhitthana

Kehidupan ....aktivitas sehari-hari jg sumber kemelekatan  :'(
jadi gimana cara SADAR .... bahwa itu kemelekatan??? 
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

FZ

Melekat bisa juga bahagia kalau ada saling toleransi (bagi perumah tangga).
Tidak melekat bisa juga bahagia asal tanpa embel apa2 a.k.a upekkha

Dulu saya pernah diskusi dengan bro Gunasaro, mengenai apa se beda tidak berperasaan dan upekkha.
Tidak berperasaan : takut melekat pada perasaan karena takut sakit kehilangan.
Upekkha : Keseimbangan batin

Tidak melekat karena takut sakit kehilangan dan agar bahagia terus itu juga merupakan kemelekatan pada perasaan takut sakit.

Akibatnya kita tidak pernah bisa belajar bagaimana bisa melepas dari rasa takut tersebut. Yang timbul bukanlah upekkha tetapi dosa mula citta.

Jika saya bawakan ke contoh putaran gasing pada jurnal pribadi saya, dapat disimpulkan :
1. Menganggap putaran gasing(masalah) tidak ada karena takut akan putaran masalah : dosa mula citta
2. Menghadapi putaran gasing dan menemukan titik terang penghentian masalah maka akan timbullah upekkha

Manakah yang dipilih ? Semua tergantung dari batin masing-masing.

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Hendra Susanto


K.K.

Quote from: FoxRockman on 01 August 2008, 07:11:29 AM
Melekat bisa juga bahagia kalau ada saling toleransi (bagi perumah tangga).
Tidak melekat bisa juga bahagia asal tanpa embel apa2 a.k.a upekkha

Dulu saya pernah diskusi dengan bro Gunasaro, mengenai apa se beda tidak berperasaan dan upekkha.
Tidak berperasaan : takut melekat pada perasaan karena takut sakit kehilangan.
Upekkha : Keseimbangan batin

Tidak melekat karena takut sakit kehilangan dan agar bahagia terus itu juga merupakan kemelekatan pada perasaan takut sakit.

Akibatnya kita tidak pernah bisa belajar bagaimana bisa melepas dari rasa takut tersebut. Yang timbul bukanlah upekkha tetapi dosa mula citta.
...
Ya, kemelekatan memang akan mengakibatkan dukkha, tapi tentu saja bukan berarti orang yang masih ada kemelekatan tidak bisa bahagia.

Mengenai Upekkha, itu memang ada 2 jenis, yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Yang tidak bermanfaat itu adalah seperti yang disebut di atas "tidak berperasaan". Dalam Upekkha yang tidak bermanfaat ini, tidak ada pengetahuan, hanya ada penghindaran diri dari objek (yang nantinya memang rentan pada kebencian). Dalam Upekkha yang bermanfaat, seseorang mengetahui proses pikirannya dari suatu persepsi terhadap objek, sehingga dia terbebas dari kemelekatan, kebencian dan ketidaktahuan.


Quote from: Virya on 31 July 2008, 11:36:53 PM
Kehidupan ....aktivitas sehari-hari jg sumber kemelekatan  :'(
jadi gimana cara SADAR .... bahwa itu kemelekatan??? 
Dibiasakan waspada terhadap pikiran.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 01 August 2008, 08:27:38 AM
Quote from: FoxRockman on 01 August 2008, 07:11:29 AM
Melekat bisa juga bahagia kalau ada saling toleransi (bagi perumah tangga).
Tidak melekat bisa juga bahagia asal tanpa embel apa2 a.k.a upekkha

Dulu saya pernah diskusi dengan bro Gunasaro, mengenai apa se beda tidak berperasaan dan upekkha.
Tidak berperasaan : takut melekat pada perasaan karena takut sakit kehilangan.
Upekkha : Keseimbangan batin

Tidak melekat karena takut sakit kehilangan dan agar bahagia terus itu juga merupakan kemelekatan pada perasaan takut sakit.

Akibatnya kita tidak pernah bisa belajar bagaimana bisa melepas dari rasa takut tersebut. Yang timbul bukanlah upekkha tetapi dosa mula citta.
...
Ya, kemelekatan memang akan mengakibatkan dukkha, tapi tentu saja bukan berarti orang yang masih ada kemelekatan tidak bisa bahagia.

Mengenai Upekkha, itu memang ada 2 jenis, yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Yang tidak bermanfaat itu adalah seperti yang disebut di atas "tidak berperasaan". Dalam Upekkha yang tidak bermanfaat ini, tidak ada pengetahuan, hanya ada penghindaran diri dari objek (yang nantinya memang rentan pada kebencian). Dalam Upekkha yang bermanfaat, seseorang mengetahui proses pikirannya dari suatu persepsi terhadap objek, sehingga dia terbebas dari kemelekatan, kebencian dan ketidaktahuan.


Quote from: Virya on 31 July 2008, 11:36:53 PM
Kehidupan ....aktivitas sehari-hari jg sumber kemelekatan  :'(
jadi gimana cara SADAR .... bahwa itu kemelekatan??? 
Dibiasakan waspada terhadap pikiran.


Mantep nih jawabnya ta GRP dah, kasi dahhh
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))