News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Abhidhamma & vipassana

Started by hudoyo, 29 July 2008, 09:45:38 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Suchamda

Quote from: willibordus on 09 August 2008, 11:54:23 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 August 2008, 11:11:44 AM

Mungkin mau buat thread baru lagi mengenai "usaha"?  ;D


:))  :))  :))

Mohon maaf, saya bukan pengusaha. Kalo sdr Willibordus memang seorang pengusaha. ;D
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

williamhalim

Quote from: Suchamda on 09 August 2008, 12:03:29 PM
Quote from: willibordus on 09 August 2008, 11:54:23 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 August 2008, 11:11:44 AM

Mungkin mau buat thread baru lagi mengenai "usaha"?  ;D


:))  :))  :))

Mohon maaf, saya bukan pengusaha. Kalo sdr Willibordus memang seorang pengusaha. ;D

Bro Suchamda rupanya lagi kumat isengnya yakh.... mungkin gara2 weekend...
he3

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Lily W

Hai... yang merasa Kubu Ngejunk...Bro Ryu.... bisa nge junk tuch.... yuuukkkkk :)) :)) :))

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

williamhalim

wahhhhh udah deh.... biangnya udah hadir pulak :))

nggak lama2 nungguinnya, sebentar langsung hadir

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

dilbert

Quote from: bond on 09 August 2008, 10:56:16 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 August 2008, 10:35:00 AM
Quote from: bond on 09 August 2008, 10:29:19 AM
Silakan diteliti dengan JMB 8 khususnya sammasamadhi (usaha benar, pengertian benar dan konsentrasi benar)---3 hal tersebut memang sering dipakai sebagai formatnya budhhist tetapi bisa saja format dalam konsep kata2 berbeda tetapi bila mengandung itu , maknanya adalah sama. Apakah bahiya sebelum2nya bahkan kelahiran lalu tidak ada usaha?

Soal yang lainnya, tidak tahu. Tapi kalau mengenai "Bahiya pada kelahiran sebelumnya", dikatakan Bahiya pada jaman tak lama setelah Buddha Kassapa parinibbana, bermeditasi sampai mati kelaparan. Menurut saya, itu usaha.



Nah disini bro sudah melihat realita.

Ketika kita akan bermeditasi vipasanna apapun tekniknya itu, apakah disitu ada usaha? Misalnya saya harus mencari tempat sesuai, lalu duduk, dan bagi pemula apakah mungkin perhatian, pengamatan terhadap jasmani dan batin bisa begitu saja mengalir, sama halnya seperti seekor kuda liar apakah mungkin bisa langsung di jinakan?

Ketika kita ngantuk saat meditasi tiba2 kita kaget akan terjatuh lalu memperbaiki posisi duduk, apakah disitu ada usaha?

Jadi bervipasanna hendaknya membuat kita melihat realita. Tanpa usaha hanya terjadi ketika segala sesuatunya telah mengalir secara alami dan kemudian berhenti. Dan berhenti disini karena apa yg harus dicapai telah dicapai. Apa bedanya antara tidak bermeditasi sama sekali dengan diawal2 meditasi tanpa usaha.

Smoga bermanfaat  _/\_


Seorang umat pernah menceritakan bagaimana meditasi yang dilakukannya adalah dengan memakai objek pernafasan. Lantas Ajahn Chah menanyakan, "Apa yang anda perhatikan ketika anda berhenti bernafas ?"

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Lily W

Quote from: ryu on 09 August 2008, 12:45:14 PM
Mana ci mana ci mana ci :))

mana dimana anak kambing saya.... :)) :)) :))

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

hudoyo

Quote from: Sumedho on 09 August 2008, 06:53:59 AM
sekadar menanggapi, kalau saya lihat konteks dari malunkyaputta sutta, dia saat itu adalah seorang bhikkhu yang tekun dan teguh dalam berlatih, dia sudah memiliki "bahan" Sila yang baik yang mendukung. Yah dengan singkat sama seperti komentar saya tentang Bahiya, kurang sepotong potongan penting saja tentang Pandang Benar yang kemudian dilatih.

Saya tidak tahu apa saja "bahan" (parami) yang tersimpan dalam batin saya ketika bervipassana ... Anda tidak tahu "bahan" apa saja yang tersimpan dalam batin Anda ketika bervipassana ... Tapi yang jelas, di dalam vipassana saya, saya tidak memikirkan sila ... bukan berarti lalu saya hidup secara hedonistik ...

Yang lebih runyam lagi, kalau masalah parami ini di-blow up ... banyak kita dengar orang bilang, "sila saya belum cukup untuk mengikuti retret vipassana", "saya mau menjalankan sila dan ber-dana dulu, nanti saja ber-vipassana kalau sudah pensiun" ... salah sekali sikap seperti itu menurut saya.

salam,
hudoyo

ryu

Bukankah saling melengkapi, shg jadi pondasi yg kuat?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

hudoyo

#459
Quote from: ryu on 09 August 2008, 06:34:28 AM
Maaf yak pak mo nanya, sebenarnya menurut bapak MMD itu seperti apa yah?, karena bapak mengajar MMD saya merasa bapak begitu mati2an mempertahankan bahwa hanya metoda MMD lah yang paling mendekati ajaran sang Buddha sedangkan JMB-8 bapak tolak mati2an bukan ajaran sang BuDdHa. Kalao melihat2 postingan bapak nanti malah jadi terlihat oleh pembaca seperti MMD itu the only way untuk berhenti pikiran/Nibbana dan pengajar meditasi yang lain tidak lho pak.

Rekan Ryu,

Orang yang membaca tulisan saya lalu berpendapat bahwa saya mempromosikan MMD karena "hanya metoda MMD lah yang paling mendekati ajaran sang Buddha" ... bahwa bagi saya "MMD itu the only way untuk berhenti pikiran/Nibbana" ... sebetulnya tanpa disadari orang itu membaca batinnya sendiri dalam tulisan-tulisan saya: orang itu sudah mempunyai anggapan bahwa pemahamannya sendiri terhadap ajaran Sang Buddha adalah yang paling benar ... maka ketika ia membaca tulisan saya, ia merasa seolah-olah tanah tempatnya berpijak saya goncang-goncang, sehingga ia bereaksi dengan keras dan memproyeksikan kegelisahannya itu kepada saya, memproyeksikan anggapan-anggapannya itu kepada saya ... seolah-olah sayalah yang berpendapat ajaran saya paling benar ... Sebaliknya, mereka yang tidak berpendapat bahwa ajaran yang dianutnya paling benar, tidak pernah mengira bahwa saya berpendapat "MMD paling benar". ...

Suatu contoh paling konkrit untuk melihat hal ini ialah: berkali-kali saya mengatakan "tidak ada satu metode vipassana mana pun yang cocok untuk SEMUA orang: metode Mahasi tidak, MMD pun tidak." ... Nah, apakah statement seperti itu datang dari orang yang menganggap "MMD itu the only way untuk berhenti pikiran/Nibbana" ... Bagaimana menurut Anda, Ryu? ...

Tapi ketika saya tantang para pemeditasi vipassana versi Mahasi untuk menanggapi pendapat saya itu, para pakarnya justru bungkam seribu bahasa ... Nah, apa artinya itu? ...

PS: Tentang MMD itu seperti apa, silakan baca-baca di thread "MMD" ... terutama bacalah diskusi dengan beberapa teman yang semula tidak tahu apa-apa pada akhirnya memahami dan mempraktikkan MMD, seperti: Riky, Garvin Wei, Andi Cahya Wijaya dll. ...

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: ryu on 10 August 2008, 07:38:32 AM
Bukankah saling melengkapi, shg jadi pondasi yg kuat?

Apanya yang saling melengkapi? ... Rupanya Anda tidak memahami apa yang saya tulis, sorry.

ryu

Ketika bervipasana tidak memikirkan sila, tapi dlm kehidupan bukan hanya vipasana saja khan? Jadi itu semua melengkapi gitchu lho pak :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: hudoyo on 10 August 2008, 07:40:50 AM
Quote from: ryu on 09 August 2008, 06:34:28 AM
Maaf yak pak mo nanya, sebenarnya menurut bapak MMD itu seperti apa yah?, karena bapak mengajar MMD saya merasa bapak begitu mati2an mempertahankan bahwa hanya metoda MMD lah yang paling mendekati ajaran sang Buddha sedangkan JMB-8 bapak tolak mati2an bukan ajaran sang BuDdHa. Kalao melihat2 postingan bapak nanti malah jadi terlihat oleh pembaca seperti MMD itu the only way untuk berhenti pikiran/Nibbana dan pengajar meditasi yang lain tidak lho pak.

Rekan Ryu,

Orang yang membaca tulisan saya lalu berpendapat bahwa saya mempromosikan MMD karena "hanya metoda MMD lah yang paling mendekati ajaran sang Buddha" ... bahwa bagi saya "MMD itu the only way untuk berhenti pikiran/Nibbana" ... sebetulnya tanpa disadari orang itu membaca batinnya sendiri dalam tulisan-tulisan saya: orang itu sudah mempunyai anggapan bahwa pemahamannya sendiri terhadap ajaran Sang Buddha adalah yang paling benar ... maka ketika ia membaca tulisan saya, ia merasa seolah-olah tanah tempatnya berpijak saya goncang-goncang, sehingga ia bereaksi dengan keras dan memproyeksikan kegelisahannya itu kepada saya, memproyeksikan anggapan-anggapannya itu kepada saya ... seolah-olah sayalah yang berpendapat ajaran saya paling benar ... Sebaliknya, mereka yang tidak berpendapat bahwa ajaran yang dianutnya paling benar, tidak pernah mengira bahwa saya berpendapat "MMD paling benar". ...

Suatu contoh paling konkrit untuk melihat hal ini ialah: berkali-kali saya mengatakan "tidak ada satu metode vipassana mana pun yang cocok untuk SEMUA orang: metode Mahasi tidak, MMD pun tidak." ... Nah, apakah statement seperti itu datang dari orang yang menganggap "MMD itu the only way untuk berhenti pikiran/Nibbana" ... Bagaimana menurut Anda, Ryu? ...

Tapi ketika saya tantang para pemeditasi vipassana versi Mahasi untuk menanggapi pendapat saya itu, para pakarnya justru bungkam seribu bahasa ... Nah, apa artinya itu? ...

Salam,
hudoyo
betul, tapi dari pernyataan bapak khan bahwa MMD itu lah yang paling mendekati ajaran sang Buddha, MMD itu berbeda dengan yang lain, bukankah itu menyiratkan bahwa ajaran bpk itu yang 'mendekati' ajaran sang Buddha? Itu dari sudut pandang orang awam lho pak, saya tdk memihak yang manapun :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

hudoyo

Quote from: ryu on 10 August 2008, 07:47:10 AM
Ketika bervipasana tidak memikirkan sila, tapi dlm kehidupan bukan hanya vipasana saja khan? Jadi itu semua melengkapi gitchu lho pak :))

oh, begini Ryu ... saya selalu bilang, jadikan vipassana kesadaranmu sehari-hari, ketika pikiran tidak digunakan untuk memecahkan masalah. ... Jadi, idealnya kalau orang bisa bervipassana sepanjang saat. ...

Sekarang, apakah orang yang bervipassana sehari-hari itu tidak menjalan sila karena ia tidak memikirkan sila? ... Lebih dulu coba direnungkan: apa yang menyebabkan pelanggaran sila? ... Orang melanggar sila karena tidak sadar, bukan ... orang tidak sadar akan lobha, dosa dan moha dalam batinnya, sehingga ia terdorong melanggar sila ... Nah, jika orang sadar terus-menerus akan loba, dosa, moha dalam batinnya, apakah ia akan pernah melanggar sila? ... Jadi, bila orang ber-vipassana terus-menerus ia, apakah ia akan pernah melanggar sila? ... Jadi, apakah sila perlu dipikir-pikir, perlu diingat-ingat oleh orang yang menjalankan vipassana terus-menerus? ... Singkatnya: sila itu sudah terintegrasi di dalam vipassana yang benar; sadar adalah sila tertinggi.

Salam,
hudoyo

ryu

#464
Quote from: hudoyo on 10 August 2008, 07:58:46 AM
Quote from: ryu on 10 August 2008, 07:47:10 AM
Ketika bervipasana tidak memikirkan sila, tapi dlm kehidupan bukan hanya vipasana saja khan? Jadi itu semua melengkapi gitchu lho pak :))

oh, begini Ryu ... saya selalu bilang, jadikan vipassana kesadaranmu sehari-hari, ketika pikiran tidak digunakan untuk memecahkan masalah. ... Jadi, idealnya kalau orang bisa bervipassana sepanjang saat. ...

Sekarang, apakah orang yang bervipassana sehari-hari itu tidak menjalan sila karena ia tidak memikirkan sila? ... Lebih dulu coba direnungkan: apa yang menyebabkan pelanggaran sila? ... Orang melanggar sila karena tidak sadar, bukan ... orang tidak sadar akan lobha, dosa dan moha dalam batinnya, sehingga ia terdorong melanggar sila ... Nah, jika orang sadar terus-menerus akan loba, dosa, moha dalam batinnya, apakah ia akan pernah melanggar sila? ... Jadi, bila orang ber-vipassana terus-menerus ia, apakah ia akan pernah melanggar sila? ... Jadi, apakah sila perlu dipikir-pikir, perlu diingat-ingat oleh orang yang menjalankan vipassana terus-menerus? ... Singkatnya: sila itu sudah terintegrasi di dalam vipassana yang benar; sadar adalah sila tertinggi.

Salam,
hudoyo
kalo itu aye setuju, allah bisa karena biasa (nyambung gak yah) :))

tambahan : makanya apakah teori itu perlu? Perlu khan kalo tidak maen tembak langsung mana tau yang dosa dan tidak iya khan, baru praktek  :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))