News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

KITA ATHEISSS ????

Started by truth seeker, 15 July 2008, 03:43:11 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sumedho

ini karena di theisme itu berpendapat (absolute truth yg tidak bisa diganggu gugat), bahwa God/Tuhan adalah sumber moralitas dan kebaikan. No God, No Good. ;D
There is no place like 127.0.0.1

guanih

Quote from: Sumedho on 16 July 2008, 10:46:40 AM
God |gäd|
noun
1 [without article ] (in Christianity and other monotheistic religions) the creator and ruler of the universe and source of all moral authority; the supreme being.
2 ( god) (in certain other religions) a superhuman being or spirit worshiped as having power over nature or human fortunes; a deity : a moon god | an incarnation of the god Vishnu.
• an image, idol, animal, or other object worshiped as divine or symbolizing a god.
• used as a conventional personification of fate : he dialed the number and, the gods relenting, got through at once.

Definisi God nya personal semua..
Siapa sih yang pertama kali mencetuskan ide God non personal ya? Padahal ini melawan definisi God awal..

Buddha Gautama sendiri tidak pernah menyatakan bahwa pandangan beliau adalah God non personal kan? bahkan belum ada definisi God non personal saat itu  ???

K.K.

Sumedho,

Thanx buat infonya!

Tambahan:
Doktrin "Tuhan" adalah semesta, bisa jadi Cosmotheisme dan Pandeisme. Cosmotheisme dan Pandeisme adalah bagian dari Pantheisme, sementara Pantheisme tidak selalu harus Cosmotheisme dan Pandeisme. Pantheisme bisa juga misalnya menganggap Tuhan ada dalam tiap orang yang terwujud dalam perbuatan dan hati nuraninya.

Atheisme, awalnya adalah suatu penolakan kepercayaan terhadap dewa(-dewa), kemudian digunakan oleh pihak2 yang berbeda kepercayaan untuk dituduhkan ke pihak lain, sehingga menimbulkan konotasi negatif. Sebagian dari definisi atheisme juga menolak konsep spiritual (nibbana) pada Buddhisme, maka Buddhisme tidak bisa digolongkan pada Atheisme.



K.K.

QuoteIya tapi banyak orang yang berpandangan kalo menganggap Tuhan (yg secara umum dianggap personal) tidak ada = atheist.
Pantheism sendiri juga tidak umum diketahui (at least di Indo), kebanyakan hanya tau theism dan atheism.. berTuhan dan tidak.
Ya, maka itu jadi pilihan, apakah kita mau mengenalkan istilah dari theisme, atau membiarkan saja. Saya pribadi, memilih mengenalkannya.


QuoteGimana kalo memulai dengan membuka mata mereka bahwa berTuhan tidak berarti baik dan tidak berTuhan bukan berarti jahat.
Di Indonesia memank tidak percaya adanya Tuhan masih di cap jelek, tapi pelan-pelan banyak yang mulai mengerti kok.
Dan terbukti ada negara yang masyarakatnya mayoritas atheist tapi lebih tertib dan baik daripada negara yang masyarakatnya theist.
Di beberapa komunitas, memang sudah menjadi pengetahuan umum bahwa beragama sama sekali tidak menjamin perilaku baik, dan tidak beragama juga tidak menjamin perilaku pasti buruk. Maka kembali lagi, seperti kata willibordus, tergantung siapa yang diajak bicara. Bagi seseorang, "Tuhan" hanyalah konsep. Bagi orang lain, "Tuhan" bisa merupakan alasan membunuh orang lain.



Andreas

serem amat ampe pake bunuh-bunuhan
he..he..he.. ;D

Yong_Cheng

Fanatisme yang berlebihan....
Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah kaki

K.K.

Saya pernah kenal Buddhis yang sekolah di sekolah yang mayoritas non-Buddhis. Suatu hari dia diajak diskusi tentang eksistensi Tuhan dan dia kurang hati2 menjawab mengenai "theisme" itu. Besoknya, mulai ada ancaman dan bahkan sampai keluar isu SARA. Maka dari itu, memang menurut saya lebih baik hati2 jika bicara dengan umat lain. Fanatisisme berlebihan memang berbahaya.


Sumedho

bro kainyn,

makudnya yg fanatisme itu yg mayoritas non-buddhis atau yg buddhis nya?
There is no place like 127.0.0.1

K.K.

Sumedho,

Mayoritas Non-Buddhisnya yang fanatik. Kawan Buddhis saya hanya berbicara hal biasa yang menyangkut logika, dan sepertinya mereka kalah dalam berargumen dan menjadi tidak senang.

sarita

yang penting bahagia aja.....
semua orang juga tujuannya bahagia....
:x :x :x :x :x :x :x :x :x :x :x :x

Adhitthana

Quote from: sarita on 16 July 2008, 05:35:04 PM
yang penting bahagia aja.....
semua orang juga tujuannya bahagia....
:x :x :x :x :x :x :x :x :x :x :x :x

iya ......

kita juga bahagia dalam Dhamma  :)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

xing

Kalo menurut saya kita atheiss, soalnya kita ga mengenal tuhan2 personifikasi seperti teman2 kita yang diseberang sana seh.Tul ga yah?
"MAY ALL OF U BE HAPPY"

nyanadhana

Kalo menurut saya kita atheiss, soalnya kita ga mengenal tuhan2 personifikasi seperti teman2 kita yang diseberang sana seh.Tul ga yah?

Kenapa masih ragu dengan pernyataan yang dibuat. Kebenaran Dhamma tidak dimiliki siapapun, dan bukan tercipta oleh adanya Hantu itu.

Tegas saja. dalam Buddhisme, tuhan itu tidak ada dan hanya membawa kebatilan batin,semakin bandel.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

SaddhaMitta

Teman seiman gw pernah bilang. sebenarnya kita ini paling mantap dan mengerikan. gak mengandalkan apapun, sosok apapun. semua hanya dari diri sendiri.
Seperti air sungai Gangga yang mengalir, meluncur, mengarah ke timur,
demikian juga barang siapa yang melakukan dan berbuat banyak didalam Delapan Jalan kebenaran, mengalir, melucur, mengarah ke Nibbana.

(Samyutta Nikaya)

hudoyo

Quote from: truth seeker on 15 July 2008, 03:43:11 PM
Banyak orang menganggap agama Buddha itu atheis dan dan mereka menunjukkan bukti bahwa Buddha itu tak pernah berbicara tentang Tuhan, seperti kebanyakan agama yang lain.PEndapat teman2 ??

Kata 'ateisme' itu sendiri bermakna "penolakan terhadap ide tentang Tuhan". Jadi ateisme tidak lebih dari suatu REAKSI terhadap teisme. Keduanya berada di tataran PIKIRAN. Hasilnya adalah iman (kepada Tuhan), dan etika. Di sana-sini ada sedikit meditasi.

Pada dasarnya, karena sama-sama berada pada tataran pikiran, maka teisme tidak lebih daripada ateisme; kedua-duanya sama-sama pikiran, cuma yang satu positif (menerima), yang lain negatif (menolak).

Dalam wacana keagamaan, Agama Buddha disebut NONTEISTIK (lihat: Helmuth von Glasenapp). 'Non-teistik' berarti "tidak membicarakan Tuhan". Jadi, nonteisme bukanlah suatu reaksi, melainkan KEBEBASAN DARI SETIAP PANDANGAN APA PUN, baik teisme maupun ateisme. Ajaran pembebasan dari Sang Buddha mengatasi pikiran, mengatasi semua kepercayaan/iman (ditthi). Itulah vipassana.

Salam,
hudoyo