Meditasi Kesehatan

Started by guanih, 14 July 2008, 05:46:18 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

#30
Quote from: Edward on 19 July 2008, 05:58:35 PM
Wah saya yang salah tangkap ato memank berbeda makna yah??
Begini, yang saya rasakan, pada saat pindah metode, seperti kita terbiasa minum teh merah...Tiba2 kita disodorkan dengan teh hijau...Awalnya aneh, bingung karena belum mengenal, tetapi pas udh tau.."oohh ini rupanya teh hijau, kandungan dan komposisi-nya begini2..." Apa yang memberatkan?
Kembali lagi ini adalah pengalaman pribadi, hasil dan efeknya berbeda2 pada tiap orang...
Lihat kata2 saya dahulu :
"Jika anda tidak percaya silakan anda tanyakan kepada siapapun yang melakukan SAMATHA BHAVANA kemudian ke VIPASANA BHAVANA,akan sangat berat walaupun bisa"[/i]
Begini saudara edward,saya tekankan bahwa dibelakang kata saya yakni bisa walaupun akan sangat berat..Saya tidak mengatakan bahwa "tidak bisa" tapi saya katakan "bisa" dan "memberatkan" karena tidak semua orang yang sudah bersamatha cukup lama dan mencoba vipasana "bisa begitu saja" seperti yg anda jelaskan yakni pergantian "sodoran teh"..
Apakah anda yang terlalu "memperlemah" perkataan atau kenyataannya berkata begitu?
Berapa lama anda bersamatha kemudian ke vipasana?Apa meditasi yang pertama kali anda lakukan?Seberapa lama?Rutin atau tidak rutin?:)
Quote
Nah, kalau soal berat atau merasa kesulitan, itukan hanya bentuk pikiran, kalao saya merasa," ahh...cma perlu kenal doank", apa yang susah?
Kalau anda bisa :) jangan bandingkan anda dengan orang lain...Teori selalu mudah untuk diucapkan dan dikatakan...Prakteknya?
Quote
Nah, mengapa saya merespon kalau samatha dan vipassana sebenarnya sama? KArena ada tulisan "So anda tidak cukup bodoh bukan untuk melakukan 2 kali pekerjaan?". Karena dari kalimat tersebut, yang saya tangkap adalah vipassana lebih baik dari samatha..JAdi, hanya berusaha meluruskan koq....
Waw...Ini berati pandangan sepihak kah?Kenapa anda tidak menanyakan saya secara langsung dulu...Malahan langsung menerka apa maksud perkataan saya?:)^-^
"So anda tidak cukup bodoh bukan untuk melakukan 2 kali pekerjaan?"
>>Saya bukan membela samatha atau vipasana...Disini saya katakan kepada saudara guanih bahwa jika ingin samatha ya samatha,jika ingin vipasana ya vipasana...Karena saudara guanih mengira bahwa apabila ada ketenangan lewat Samatha bhavana maka "lebih mudah" untuk melakukan vipasana.>>>Maka pada pernyataan saudara guanih ini saya tepis dengan kata2 saya bahwa bukan "memudahkan" malahan "memberatkan"...Apakah penjelasaan saya ini sudah cukup jelas bahwa saya tidak mengatakan manapun yang lebih baik?
Quote
Jadi, apakah pernyataan kamu berdasarkan pengalaman pribadi?Atau cuma menerka2?Atao cuma asal dengar komentar orang lain?Kalo pengalaman pribadi, bisa di share donk..Biar menambah wawasan...
Pengalaman pribadi...Share apa untuk anda?Bukankah anda juga sudah mempraktekannya secara langsung walaupun kita berbeda hasil?:)
PS :Walaupun saya pemeditasi MMD tapi saya tidak mengacuhkan meditasi lainnya(Tapi pada akhirnya saya tahu mana yang terbaik untuk saya tanpa embel2 apapun:) )....Saya juga ada melakukan samatha bhavana walaupun "dlm skala kecil" dan itu sudah menganggu semua meditasi vipasana saya...Dan yang saya rasakan sewaktu dr vipasana ke samatha adalah SULIT DAN BERAT,apakah anda hanya merasa pergantian teh?Berati anda adalah seorang yang luar biasa....:)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

bond

#31
Quote from: Riky_dave on 19 July 2008, 09:14:31 PM
QuoteBagaimana perjuangan Sang Buddha sebelum mencapai pencerahan? jika tidak didukung tubuh yg sehat dan kuat, apa mungkin dia bisa bertahan? kesimbangan sangatlah diperlukan(lihatlah bagaimana SB menyadari kesimbangan melalui pemain kecapi).. hati2 nanti jadi ekstremis
Apakah ketika SB menggunakan jalur ekstrem yakni makan sedikit bla2(Saya rasa anda sudah pernah mendengar kisahnya bukan?) SB tetap sehat walafiat?Apakah fisik SB tetap utuh?Apakah SB tetap terlihat standart?Tidak bukankan?SB menjadi kurus kering bukan?SB menahan rasa sakit bukan?Ini cukup membuktikan bahwa tubuh Boddhisattva(calon Buddha) saja tidak kekal apalagi dengan tubuh anda?Apakah ketika SB melatih diri,dia berpikir dia melatih untuk sebuah "kesehatan?" bahkan sebelum menjadi Buddha ,SB sudah tahu keempat hal ini adalah mutlak dan SB mencari obat dr keempat hal tersebut yakni 4Kesunyataan Mulia...
Tubuh ini akan mati atau tidak mati,sehat atau tidak sehat itu berasal dr kamma masa lalu yang tidak ada hubungan dengan pencerahan masa kini...
Bagaimana anda bisa mengatakan bahwa itu penting?Jika itu penting pangeran Siddharta tidak akan pernah mencapai Pencerahan karena dia menganggap tubuh harus tetap sehat baru disana bisa seimbang dan mencapai nibbana
...^-^

Kalau kesehatan tidak penting coba kamu meditasi terus, dan kalau sakit tidak perlu minum obat  dan hanya hasil kamma masa lalu semata ^-^. Sang Buddha ketika menyadari apa yg dilakukan ekstrem, maka Dia memilih jalan tengah, yg mana tubuh tetap harus dirawat agar terjaga kesehatan walaupun akhirnya lapuk/sakit dan mati bukan berarti mengabaikan kesehatan . Bisa dikatakan meditasi dengan tujuan kesehatan bisa dikategorikan pengobatan alternatif, dan bisa dikatakan sebagai obat pula.

QuoteSakit jatung dan bla2 saya tidak tahu apakah dia bisa bermeditasi atau tidak dan menurut saya itu tidak penting......Saya rasa anda tahu bahwa banyak Bhikkhu yang bermeditasi tetapi tidak mencapai pencerahan bukan?Bahkan murid SB sekalipun tidak semuanya tercerahkan bukan?Apa faktornya?Banyak sekali dan tidak terkatakan....Apalagi sekarang hanya dalam batasan tataran pikiran saya sehingga saya tidak berani berkata apakah sakit jatung,dan bla2 bisa bermeditasi atau tidak...
[/b]

Anda tidak tahu sakit jantung atau lainnya bisa atau tidak bermeditasi dengan baik, dan Anda hanya mengatakan menurut kamu tidak penting, bukankah itu suatu hal yg relatif dan subjektif, apakah semua pemeditator memiliki kebutuhan yg sama? menurut kamu kesehatan tidak penting tapi apakah menurut orang lain juga tidak penting, ?  Sama seperti orang haus Anda berikan makanan? 
Pengetahuan ttg pengalaman pribadi ttg "padamnya aku" /"pencerahan" dapat menambah menguatkan aku ttg padamnya aku bukan benar2 memadamkan aku bila disikapi dengan tidak bijaksana(ini adalah juga ilusi yg seringkali dipikir true knowledge). renungkan rintangan vipasana.  :)





Quoteapakah ketika telah padam, telah tercapainya pantai sebrang hal tersebut menjadi  mutlak ?
Oh ya tentu mutlak...Apakah ada seorang arahat yang bisa mempertahankan tubuhnya untuk selama2nya?Melawan konsep anicca?Bagaimana dengan arahat yg parinibbana? apakah masih mutlak hal tsb?Mutlak untuk sekarang tapi tidak mutlak untuk ke depan...:) bukankah pernyataan yg saya bold berarti tidak ada yg mutlak sebenarnya... ^-^
[/color]
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Riky_dave

QuoteKalau kesehatan tidak penting coba kamu meditasi terus, dan kalau sakit tidak perlu minum obat  dan hanya hasil kamma masa lalu semata
Oh anda masih tidak bisa melihat apa yang saya persepsikan...:)
Kenapa saya mengatakan itu tidak penting?Karena bisa jadi banyak orang yang terlena oleh "tujuan sehat",apakah ini sekarang tetap penting seperti persepsi anda?
Apakah ketika SB sakit,dia diberi obat SB mengharapkan obat tersebut menyembuhkannya?
SB berkata,"Sembuh atau tidak sembuh itu bukan urusannya lagi karena tubuh ini bukan MILIKNYA,dia hanya MEMELIHARA tubuh ini SEBAGAIMANA ADANYA tanpa MEMAKSAKAN atau MEMBERI TUJUAN kepada tubuh ini."
Apakah jelas pernyataan ini bagi anda?:)
Quote
Sang Buddha ketika menyadari apa yg dilakukan ekstrem, maka Dia memilih jalan tengah, yg mana tubuh tetap harus dirawat agar terjaga kesehatan walaupun akhirnya lapuk/sakit dan mati bukan berarti mengabaikan kesehatan . Bisa dikatakan meditasi dengan tujuan kesehatan bisa dikategorikan pengobatan alternatif, dan bisa dikatakan sebagai obat pula.
SB menyadari Jalan yang dia tempuh adalah MICCHI DITTHI ,tidak ada pencerahan disana setelah SB melihat ke belakang apa manfaat meditasi ekstrem tsb apakah bisa membawa dia ke pencerahan atau tidak....Makanya SB menghentikannya bukan karena SB takut sakit,dll karena SB tahu hal tsb tidak bisa membawa dia ke PENCERAHAN...
Sekali lagi saya tekankan bahwa saya tidak mempelopori atau memprovokasi siapapun untuk tidak mengikuti apapun...Semuanya kembali pada diri masing2...Dia mau atau tidak itu urusan dia ,saya hanya menyampaikan pendapat saya semata...
QuoteAnda tidak tahu sakit jantung atau lainnya bisa atau tidak bermeditasi dengan baik, dan Anda hanya mengatakan menurut kamu tidak penting, bukankah itu suatu hal yg relatif dan subjektif, apakah semua pemeditator memiliki kebutuhan yg sama? menurut kamu kesehatan tidak penting tapi apakah menurut orang lain juga tidak penting, ?  Sama seperti orang haus Anda berikan makanan? 
Oh saudara bond,apakah menurut anda ini tidak termasuk debat kusir antara saya dan anda?
Bagaimana saya bisa tahu tentang sakit jatung,dll jika saya sendiri tidak mengalaminya?Bagaimana saya berani berkata tentang sesuatu yang tidak pernah saya alami?
"Orang yang bijaksana tidak pernah membicarakan hal yang tidak pernah dia alami,jika dia membicarakan sesuatu yang bahkan dia sendiri tidak mengetahui atau mengalaminya dia akan dicela oleh para bijaksana"

QuotePengetahuan ttg pengalaman pribadi ttg "padamnya aku" /"pencerahan" dapat menambah menguatkan aku ttg padamnya aku bukan benar2 memadamkan aku bila disikapi dengan tidak bijaksana(ini adalah juga ilusi yg seringkali dipikir true knowledge). renungkan rintangan vipasana.
Saya tidak mengerti apa yang anda maksudkan...:)
Silakan dijelaskan....

Lihat pertanyaan anda :
Quoteapakah ketika telah padam, telah tercapainya pantai sebrang hal tersebut menjadi  mutlak ?
Lihat jawaban saya :
QuoteOh ya tentu mutlak...Apakah ada seorang arahat yang bisa mempertahankan tubuhnya untuk selama2nya?Melawan konsep anicca?
Lihat sanggahan anda:
>>>"Bagaimana dengan arahat yg parinibbana? apakah masih mutlak hal tsb?"
Bukankah sudah saya jawab pertanyaan anda ini?
"MUTLAK UNTUK SEKARANG TAPI TIDAK MUTLAK UNTUK KE DEPAN"
Jika arahat sudah parinibbana maka itu disebut "Kedepannya tidak Mutlak lagi thdp 4hal tsb karena parinibbana sudah tidak terlahirkan kembali dialam manapun..Dan jika tidak dilahirkan maka tidak ada tua,sakit dan mati...Sedangkan sebelum parinibbana tetap saja bukan arahat bisa mati,tua dan lapuk?>>Maka saya sebutkan "TETAP MUTLAK UNTUK SEKARANG.Jelaskah sekarang pernyataan saya?"

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

bond

#33
Quote from: Riky_dave on 20 July 2008, 12:43:53 PM
QuoteKalau kesehatan tidak penting coba kamu meditasi terus, dan kalau sakit tidak perlu minum obat  dan hanya hasil kamma masa lalu semata
Oh anda masih tidak bisa melihat apa yang saya persepsikan...:)
Kenapa saya mengatakan itu tidak penting?Karena bisa jadi banyak orang yang terlena oleh "tujuan sehat",apakah ini sekarang tetap penting seperti persepsi anda?

Sehat itu bisa sehat jasmani dan sehat rohani, bagi orang yg sedang sakit tidak serta merta bisa dengan mudah bermeditasi dan mencapai pencerahan, jika bisa pun itu karena didukung tekad dan parami yg luar biasa. Apa bisa orang sakit jiwa mencapai pencerahan kalau tidak sehat dulu rohaninya? Silakan Anda berpersepsi  ^-^[/b]

Apakah ketika SB sakit,dia diberi obat SB mengharapkan obat tersebut menyembuhkannya?

Tentu hanya disadari secara fungsional. Tetapi tetap minum obat artinya tetap penting untuk kesehatan, yg dapat membantu segala aktivitasnya. Ibarat mobil kalau mogok memang bisa berjalan.Kalau minum obat bukan untuk tujuan kesehatan lalu untuk apa? menjaga dan merawat tubuh juga tujuannya untuk kesehatan. ^-^. Sebenarnya adalah apakah melekat pada kesehatan atau tidak jadi masalahnya bukan pada tujuan kesehatan itu sendiri toh..dan tujuan meditasi kesehatan apabila disikapi dengan bijaksana pun bisa membawa pencerahan sesuai dengan kondisi org tsb.[/color]

SB berkata,"Sembuh atau tidak sembuh itu bukan urusannya lagi karena tubuh ini bukan MILIKNYA,dia hanya MEMELIHARA tubuh ini SEBAGAIMANA ADANYA tanpa MEMAKSAKAN atau MEMBERI TUJUAN kepada tubuh ini." Memang tubuh tidak bisa dipaksakan tapi kenapa harus tetap dirawat kalau  tujuannya tidak penting?:))[/color]
Quote

Sang Buddha ketika menyadari apa yg dilakukan ekstrem, maka Dia memilih jalan tengah, yg mana tubuh tetap harus dirawat agar terjaga kesehatan walaupun akhirnya lapuk/sakit dan mati bukan berarti mengabaikan kesehatan . Bisa dikatakan meditasi dengan tujuan kesehatan bisa dikategorikan pengobatan alternatif, dan bisa dikatakan sebagai obat pula.
SB menyadari Jalan yang dia tempuh adalah MICCHI DITTHI ,tidak ada pencerahan disana setelah SB melihat ke belakang apa manfaat meditasi ekstrem tsb apakah bisa membawa dia ke pencerahan atau tidak....Makanya SB menghentikannya bukan karena SB takut sakit,dll karena SB tahu hal tsb tidak bisa membawa dia ke PENCERAHAN...
Sekali lagi saya tekankan bahwa saya tidak mempelopori atau memprovokasi siapapun untuk tidak mengikuti apapun...Semuanya kembali pada diri masing2...Dia mau atau tidak itu urusan dia ,saya hanya menyampaikan pendapat saya semata...
QuoteAnda tidak tahu sakit jantung atau lainnya bisa atau tidak bermeditasi dengan baik, dan Anda hanya mengatakan menurut kamu tidak penting, bukankah itu suatu hal yg relatif dan subjektif, apakah semua pemeditator memiliki kebutuhan yg sama? menurut kamu kesehatan tidak penting tapi apakah menurut orang lain juga tidak penting, ?  Sama seperti orang haus Anda berikan makanan? 
Oh saudara bond,apakah menurut anda ini tidak termasuk debat kusir antara saya dan anda?Tinggal bagaimana Anda mempersepsikannya..:)Bagaimana saya bisa tahu tentang sakit jatung,dll jika saya sendiri tidak mengalaminya?Bagaimana saya berani berkata tentang sesuatu yang tidak pernah saya alami? kalau tidak tahu, berarti pendapat Anda hanya spekulasi belaka , silakan teliti tulisan Anda, Smoga Anda dapat memahami makna ini[/color]

"Orang yang bijaksana tidak pernah membicarakan hal yang tidak pernah dia alami,jika dia membicarakan sesuatu yang bahkan dia sendiri tidak mengetahui atau mengalaminya dia akan dicela oleh para bijaksana"
Silakan Anda renungkan apa yg Anda tulis sendiri  ;D

QuotePengetahuan ttg pengalaman pribadi ttg "padamnya aku" /"pencerahan" dapat menambah menguatkan aku ttg padamnya aku bukan benar2 memadamkan aku bila disikapi dengan tidak bijaksana(ini adalah juga ilusi yg seringkali dipikir true knowledge). renungkan rintangan vipasana.
Saya tidak mengerti apa yang anda maksudkan...:)
Silakan dijelaskan....

Silakan perhatikan apa yg Anda alami dan yg Anda tulis selama ini dan kondisi batin Anda dan silakan membaca rintangan2 vipassana. Sekali-sekali lirik pengalaman Luangta Ajahn Mahaboowa, Sunlun Sayadaw dan Ajahn Chah dan ini hanya untuk sekedar pengetahuan saja dan hal ini tidak perlu dilekati. _/\_

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

hudoyo

Quote from: EVO on 19 July 2008, 08:44:22 PM
pak nanya...
pak saya ini dah dari sono nya
tangan ini kalau kena org yang lagi sakit
tuch penyakit bisa tersedot otomatis
makanya badan ku sering sakit sakitan
aku pernah di tawarin pak marte belajar, dulu ngak tertarikkk
tapi akhir akhir ini
tanganku makin dasyat...baru pegang saudara yang kena sakit maaq aku nyah yang muntah muntah
dia nya yang enakan...
akhirnya aku akhir akhir ini
mengkombinasikan chi kung dan meditasi
capekkkk luar biasa chikung itu padahal waktunya 50 menit dan obyeknya sama napas
aku meditasi tahan 2 jam dan ngak pernah merasa pegal dan lain- lain
setelah aku kombinasikan dgn chikung jauh lebih sehat pak
chikung yang aku lakukan ada 4 gerakan dan konsentrasinya pada napas

Rekan Evo, tampaknya Anda punya bakat penyembuh. Tapi yah Anda sudah tahu konsekuensinya, penyakitnya pindah ke Anda. Jadi fisik Anda harus kuat betul untuk bisa menjalankan fungsi penyembuh.

Maaf, saya tidak punya pengalaman apa-apa untuk dibagi dalam hal ini.

Salam,
hudoyo

Umat Awam

Saya merasa ada yang masih belum mengerti MAKNA dari kata MUTLAK sepertinya... ???
:hammer:

ryu

Quote from: Umat Awam on 21 July 2008, 08:00:10 AM
Saya merasa ada yang masih belum mengerti MAKNA dari kata MUTLAK sepertinya... ???
:hammer:

:)) :)) :))
:)) :)) :))
:)) :)) :))
:)) :)) :))
:)) :)) :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

guanih

Weekend gak lihat dhammacitta ternyata banyak reply di thread ini.

Thank you buat bro Riky, Edward, Bond & Pak Hudoyo atas sharing pendapatnya.
Sangat menambah wawasan saya yang baru tertarik bermeditasi.

[at] Pak Hudoyo
Tujuan saya saat ini hanya untuk ketenangan, kedamaian dan dapat mengontrol pikiran dengan lebih baik.

[at] All
Terakhir mo daftar Meditasi Kesehatan di Dhammacakka ternyata dah penuh.
Ga jadi deh..

Jadi bingung mo ke arah mana.
Paling dirumah hanya rutin anapanasati tiap malam.
Untuk vipassana sepertinya tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat ini.

bond

#38
 [at] atas

Latihan yg sederhana saja dulu apalagi tujuan guanih sudah jelas utk ketenangan, kedamaian dan dapat mengontrol pikiran berarti bisa dimulai dari samatha bhavana dengan objek anapanasati(biasa yg sering digunakan) apabila pondasi telah kokoh barulah melangkah ke tahapan berikutnya. Kebanyakan orang melatih meditasi dengan banyak teori ini dan itu dan yg ngejlimet tetapi melupakan pondasi awal akhirnya hun2(bingung) sendiri. Nah jika dalam latihan menemukan hal2 yg ingin dipertanyakan bisa dikonsultasikan dengan bhikkhu atau boleh juga sharing sama kita2. Mengikuti retreat jika ada waktu adalah juga salah satu cara mengintensifkan kemajuan meditasi.

_/\_

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Riky_dave

Hm....
Saudara bond kita akhiri saja ya...Jika masih ada "pertanyaan" yang membingungkan seputar "pernyataan" saya silakan diajukan...
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

bond

#40
Ok sementara belum ada pertanyaan, kita akhiri dulu saja :)

Smoga kamu selalu maju dalam latihan(praktek) kamu dan tidak menyerah, dan anggaplah diskusi ini bagian dari latihan dan untuk kemajuan bersama. Thanks untuk diskusinya.  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Riky_dave

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...