Meditasi Kesehatan

Started by guanih, 14 July 2008, 05:46:18 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

QuoteDari namanya memank tujuannya kesehatan
"tujuan kesehatan" tidak ada gunanya menurut saya pribadi....Jika dia berkata "tujuan kesehatan" yang dikejar oleh anda adalah "manfaatnya menjd sehat" dan menutupi mata anda dengan debu yang lbh byk lagi krn anda hanya berpikir utk melakukan "meditasi kesehatan" supaya menjadi SEHAT/TIDAK MUDAH SAKIT BENARKAH?May be anda akan melakukanya terus,tapi mungkin anda sekarang bisa SEHAT WALAFIAT SAMPAI 50thn?60thn?Setelahnya?
I dont know....:)
Sekali lagi tidak bisa dipungkiri oleh siapapun lahir>sakit>tua>mati itu adalah MUTLAK...:)

Quote
Walaupun tidak bertujuan akhir Nibbana, apa mengikuti meditasi kesehatan ini akan kah dapat meningkatkan konsentrasi dan ketenangan dalam bermeditasi.
Yang secara tidak langsung juga akan memudahkan melakukan meditasi vipassana.
"konsentrasi dan ketenangan">>Samatha Bhavana.Saya tidak tahu karena saya sama sekali tidak mengetahui tentang cara prakteknya "meditasi kesehatan",apakah dengan objek atau tanpa objek(semua objek)?
Tapi jika memang seperti keterangan bahwa setelah "meditasi kesehatan" menghasilkan "ketenangan" yang didasari oleh "konsentrasi",maka saya katakan dengan PASTI bahwa justru kedepannya akan MEMBERATKAN untuk melakukan meditasi VIPASANA BHAVANA....Jika anda tidak percaya silakan anda tanyakan kepada siapapun yang melakukan SAMATHA BHAVANA kemudian ke VIPASANA BHAVANA,akan sangat berat walaupun bisa...So anda tidak cukup bodoh bukan untuk melakukan 2 kali pekerjaan? :)
Quote
Baru baca dikit yang di Thread MMD, apa latihan meditasi yang efektif harus full beberapa hari ya?
Agak sulit mengalokasikan waktunya (alesan klasik  ).
Efektif jika harus full beberapa=MEMANG BENAR ,malah jika saya ada kesempatan saya juga berharap untuk langsung praktek dibawah bimbingan pak Hudoyo...Tapi jika memang anda tidak mempunyai waktu itu bukan masalah,anda bisa mempraktekannya dirumah dibawah bimbingan pak hudoyo?Jika anda tertarik mungkin anda bisa PM/langsung tanyakan kepada pak hudoyo?Karena saya tidak bisa menjelaskan lebih jauh disebabkan saya juga pemula :) harap dimaklumi....

Quote
Sebenarnya sebagai tahap awal saya belum bertujuan bermeditasi untuk mensucikan diri, baru ingin menuju ketenangan & kedamaian dulu
Saya rasa saya secara pribadi bermeditasi bukan utk mensucikan diri..Jika anda berkata tujuan anda bermeditasi adalah untuk mensucikan diri,maka saya akan yakin bahwa anda tidak akan pernah suci oleh karena "Anda ingin suci"

Salam,
Riky 
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Umat Awam

Tiada tujuan, tiada Nibbana dan tiada yang mencapai tujuan.. bahkan Tiada Meditasi.. bukankah begitu bro Ricky? :D
^:)^

So, kenapa harus meditasi untuk mencapai NIBBANA?
Bukankah seharusnya kita itu cukup SADAR SETIAP SAAT aja?

Teori emank sangat mudah disampaikan, bahkan kadang teori melebihi pencapaian itu sendiri.. Ckckck.....

_/\_

Edward

Riky, oh Riky... :))
Seorang pemeditasi samatha belum tentu merasa berat pada saat meditasi vipassana koq..Vipassana dan samatha kan bukan tingkatan.Jadi bukan bearti vipassana lebih baik dari samatha, dan sebaliknya.. Dan kedua meotde meditasi merupakan jalur menuju nibbana, jadi tidak ada yang salah, dan itu tergantung kecocokan setiap orang yang berbeda2..

Kalo soal meditasi kesehatan, wah, kaga tau yah...no comment, soalnya kga pernah coba, udh males window shopping meditasi lagi...
Tapi, setiap orang ada "jalur"nya masing...Mungkin dengan ketenangan yang diperoleh dari meditasi kesehatan akan mendorong terealisasi-nya nibbana? We'll never know...

NB: Proses "aha"-nya masih meledak2 nih... ^-^
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

bond

#18
Quote from: Riky_dave on 18 July 2008, 07:57:44 PM
QuoteDari namanya memank tujuannya kesehatan
"tujuan kesehatan" tidak ada gunanya menurut saya pribadi....Jika dia berkata "tujuan kesehatan" yang dikejar oleh anda adalah "manfaatnya menjd sehat" dan menutupi mata anda dengan debu yang lbh byk lagi krn anda hanya berpikir utk melakukan "meditasi kesehatan" supaya menjadi SEHAT/TIDAK MUDAH SAKIT BENARKAH?May be anda akan melakukanya terus,tapi mungkin anda sekarang bisa SEHAT WALAFIAT SAMPAI 50thn?60thn?Setelahnya?
I dont know....:)
Sekali lagi tidak bisa dipungkiri oleh siapapun lahir>sakit>tua>mati itu adalah MUTLAK...:)

Kalo sakit jantung bisa meditasi?sakit asma bisa meditasi?sakit jiwa bisa meditasi?kalo patah tulang bisa meditasi?kalau sakit typus bisa meditasi? kalau bisa coba tahan berapa lama?(apalagi jaman sekarang) ^-^
Sebenarnya kesehatan sangat penting dalam bermeditasi, dan meditasi itupun bisa membuat kita sehat, jadi sudah satu paket. Kalau Sang Buddha tidak memiliki tubuh yg sehat, mungkin sudah wafat dulu sebelum nibbana. Tujuan kesehatan tidak masalah, sepanjang memang orang yg bersangkutan memerlukannya. Realistik saja dalam hidup.Tidak semua bisa dipukul rata


Quote
Walaupun tidak bertujuan akhir Nibbana, apa mengikuti meditasi kesehatan ini akan kah dapat meningkatkan konsentrasi dan ketenangan dalam bermeditasi.
Yang secara tidak langsung juga akan memudahkan melakukan meditasi vipassana.
"konsentrasi dan ketenangan">>Samatha Bhavana.Saya tidak tahu karena saya sama sekali tidak mengetahui tentang cara prakteknya "meditasi kesehatan",apakah dengan objek atau tanpa objek(semua objek)?
Tapi jika memang seperti keterangan bahwa setelah "meditasi kesehatan" menghasilkan "ketenangan" yang didasari oleh "konsentrasi",maka saya katakan dengan PASTI bahwa justru kedepannya akan MEMBERATKAN untuk melakukan meditasi VIPASANA BHAVANA....Jika anda tidak percaya silakan anda tanyakan kepada siapapun yang melakukan SAMATHA BHAVANA kemudian ke VIPASANA BHAVANA,akan sangat berat walaupun bisa...So anda tidak cukup bodoh bukan untuk melakukan 2 kali pekerjaan? :)

Kata siapa 2x pekerjaan, kalau begitu orang yg melatih vipasana langsung jadi arahat? ^-^.Ingat dalam praktek Dhamma jangan keburu nafsu atau berpandangan serba instan untuk mencapai nibbana. Kenali perangkat2 yg mendukung Anda sendiri.
Kata siapa dari samatha bhavana ingin melakukan vipasanna memberatkan, sudah pernah mencobanya? Sebenarnya itu tergantung dari watak individu masing2 bro. Memangnya vipasanna tidak diperlukan konsentrasi?? coba lihat Sila,sammadhi panna, dan 8 ruas kebenaran (salah satunya konsentrasi yg benar). Kalau memang pekerjaan 2x maka Sang Buddha tidak perlu melatih murid2nya samatha bhavana, langsung saja semuanya vipasanna. Dalam melatih meditasi adalah pekerjaan yg konsisten dan berkali2 bukan 2x  atau 1x ^-^


Quote
Baru baca dikit yang di Thread MMD, apa latihan meditasi yang efektif harus full beberapa hari ya?
Agak sulit mengalokasikan waktunya (alesan klasik  ).
Efektif jika harus full beberapa=MEMANG BENAR ,malah jika saya ada kesempatan saya juga berharap untuk langsung praktek dibawah bimbingan pak Hudoyo...Tapi jika memang anda tidak mempunyai waktu itu bukan masalah,anda bisa mempraktekannya dirumah dibawah bimbingan pak hudoyo?Jika anda tertarik mungkin anda bisa PM/langsung tanyakan kepada pak hudoyo?Karena saya tidak bisa menjelaskan lebih jauh disebabkan saya juga pemula :) harap dimaklumi....

Quote
Sebenarnya sebagai tahap awal saya belum bertujuan bermeditasi untuk mensucikan diri, baru ingin menuju ketenangan & kedamaian dulu
Saya rasa saya secara pribadi bermeditasi bukan utk mensucikan diri..Jika anda berkata tujuan anda bermeditasi adalah untuk mensucikan diri,maka saya akan yakin bahwa anda tidak akan pernah suci oleh karena "Anda ingin suci"

Saran saya semua teknik meditasi yang diajarkan mereka yg telah "selesai melakukan apa yg harus dilakukan, dan tidak ada yg harus dikerjakannya lagi" adalah baik dan kita mengadopsi sesuai dengan watak kita masing2. Bagaimana putthujana menilai mereka yang telah berada pada Sang Jalan dengan mengatakan cara ini atau itu tidak efektif?

Salam,
Riky 
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Riky_dave

QuoteSeorang pemeditasi samatha belum tentu merasa berat pada saat meditasi vipassana koq..Vipassana dan samatha kan bukan tingkatan.Jadi bukan bearti vipassana lebih baik dari samatha, dan sebaliknya.. Dan kedua meotde meditasi merupakan jalur menuju nibbana, jadi tidak ada yang salah, dan itu tergantung kecocokan setiap orang yang berbeda2..
Pernahkah anda mencobanya secara langsung dan pribadi lewat pengalaman anda sendiri?Atau anda cuma menerka2nya disini?:) jika Samatha ke Vipasana saya menjaminnya MEMBERATKAN seperti pernyataan pertama saya,apalagi VIPASANA ke SAMATHA saya juga berani menjaminnya(Terlepas anda percaya atau tidak percaya dan anda boleh membuktikannya sendiri kemudian mengsharenya di thread ini..)....:)
Saya tidak mengatakan bahwa Samatha benar dan saya juga tidak mengatakan bahwa vipasana benar...Saya tidak peduli bahwa apakah Vipa atau Sama benar atau manakah yang membawa pada pencerahan,apakah itu penting bagi anda??Jika ya itu urusan anda,bagi saya tidak penting.... :)
QuoteTapi, setiap orang ada "jalur"nya masing
Saya setuju dengan anda bahwa setiap orang ada "jalur"nya masing2...Dan saya tambahkan bahwa setiap orang selalu kebingungan menemukan "jalur"nya...:)


Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Edward

Justru yang saya tulis itu pengalaman pribadi..Makanya bisa comment... ;D
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Riky_dave

QuoteKalo sakit jantung bisa meditasi?sakit asma bisa meditasi?sakit jiwa bisa meditasi?kalo patah tulang bisa meditasi?kalau sakit typus bisa meditasi? kalau bisa coba tahan berapa lama?(apalagi jaman sekarang)
Sakit jatung dan bla2 saya tidak tahu apakah dia bisa bermeditasi atau tidak dan menurut saya itu tidak penting......Saya rasa anda tahu bahwa banyak Bhikkhu yang bermeditasi tetapi tidak mencapai pencerahan bukan?Bahkan murid SB sekalipun tidak semuanya tercerahkan bukan?Apa faktornya?Banyak sekali dan tidak terkatakan....Apalagi sekarang hanya dalam batasan tataran pikiran saya sehingga saya tidak berani berkata apakah sakit jatung,dan bla2 bisa bermeditasi atau tidak...
Quote
Sebenarnya kesehatan sangat penting dalam bermeditasi, dan meditasi itupun bisa membuat kita sehat, jadi sudah satu paket. Kalau Sang Buddha tidak memiliki tubuh yg sehat, mungkin sudah wafat dulu sebelum nibbana. Tujuan kesehatan tidak masalah, sepanjang memang orang yg bersangkutan memerlukannya. Realistik saja dalam hidup.Tidak semua bisa dipukul rata
Wah2....kalau bilang meditasi membuat orang sehat adalah 1 paket saya setuju tapi itu bukan "tujuan" tapi "efek" dr meditasi...Beda bukan?Antara "tujuan"(Yang Dikehendaki,Yang diinginkan,Yang didambakan) dengan efek(Yang tidak dihendaki,Yang tidak dinginkan,Yang datang begitu saja tanpa didambakan/diharapkan)..
Apakah anda sudah bisa menangkap perbedaan jelasnya?
SB tidak lagi mementingkan antara "sakit" dan "sehat" karena SB tahu dengan jelas bahwa lahir,tua,sakit dan mati adalah mutlak....SB sudah keluar dari lingkaran kelahiran apalagi yang mesti ditakutkan?Apalagi yang mesti dipertahankan?
"Hadapilah kematian dengan penuh kerelaan maka engkaulah PENAKLUK KEMATIAN"
Saya tidak pernah sekalipun melarang siapapun didunia ini dia mau meditasi kek mau tidak kek itu diluar urusan saya...Dia mau meditasi kesehatan kek,meditasi cakra kek,meditasi ilmu gaib kek itu bukan urusan saya...Saya hanya menyampaikan pandangan saya saja...Semuanya kembali pada dia sendiri bukan kepada saya,percuma saya merepet panjang lebar disini tetapi dia tidak mau dengar bukankah sama saja?
"Semuanya kembali kepada diri masing2 BUKAN orang lain atau siapapun"
QuoteKata siapa 2x pekerjaan, kalau begitu orang yg melatih vipasana langsung jadi arahat? .Ingat dalam praktek Dhamma jangan keburu nafsu atau berpandangan serba instan untuk mencapai nibbana. Kenali perangkat2 yg mendukung Anda sendiri.Kata siapa dari samatha bhavana ingin melakukan vipasanna memberatkan, sudah pernah mencobanya?
Saya tidak mengerti apakah anda salah menangkap pernyataan saya atau tidak...
Kata siapa?Itu adalah kata saya sendiri karena saya sendiri sudah mencobanya,apakah anda sudah mencobanya?Jika belum anda tidak bisa berargumen disini kecuali itu hanya sebatas terkaan anda sendiri?Dalam praktek Dhamma itu tidak ada pandang tentang pencapaian NIBBANA,rasa2 NIBBANA dan segalanya...NIBBANA itu hanyalah ilusi terbesar dr "aku" yang sering menjatuhkan para "pemeditasi" atau "non pemeditasi" menurut saya.Menurut saya tidak ada yang perlu dikenali yang perlu hanya DISADARI..:)
Quote
Sebenarnya itu tergantung dari watak individu masing2 bro. Memangnya vipasanna tidak diperlukan konsentrasi?? coba lihat Sila,sammadhi panna, dan 8 ruas kebenaran (salah satunya konsentrasi yg benar)
.
Benar saya setuju tergantung kepada diri masing2...Tapi jika anda berkata vipasana membutuhkan konsentrasi jawabannya adalah TIDAK menurut versi meditasi vipasana saya...Diluar itu saya tidak tahu,mungkin anda bisa mensharenya kepada saya?
Quote
Kalau memang pekerjaan 2x maka Sang Buddha tidak perlu melatih murid2nya samatha bhavana, langsung saja semuanya vipasanna. Dalam melatih meditasi adalah pekerjaan yg konsisten dan berkali2 bukan 2x  atau 1x
Oh..anda sendiri yang berkata,anda sendiri yang bertanya?
Bond berkata,"Sebenarnya itu tergantung dari watak individu masing2 bro"
Bond bertanya,"Kalau memang pekerjaan 2x maka Sang Buddha tidak perlu melatih murid2nya samatha bhavana, langsung saja semuanya vipasanna"
Anda sendiri sudah menjawab pertanyaan yang anda ajukan bukan?
SB bisa "melihat batin" orang sehingga SB bisa tahu apa yang paling baik untuk orang tersebut untuk mencapai PENCERAHAN,sehingga SB tidak pernah berkata,"HANYA ADA 1JALAN MENUJU NIBBANA."
Meditasi itu menurut saya ada KESADARAAN,jadi KESADARAN itu bukan KONSISTEN tapi SETIAP SAAT dimanapun ,kapanpun pada siapapun...
QuoteSaran saya semua teknik meditasi yang diajarkan mereka yg telah "selesai melakukan apa yg harus dilakukan, dan tidak ada yg harus dikerjakannya lagi" adalah baik dan kita mengadopsi sesuai dengan watak kita masing2. Bagaimana putthujana menilai mereka yang telah berada pada Sang Jalan dengan mengatakan cara ini atau itu tidak efektif?
Oh....Lahir,sakit,tua dan mati adalah mutlak beranikah engkau mengingkarinya?:)

Salam,
Riky

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: Edward on 19 July 2008, 04:04:43 PM
Justru yang saya tulis itu pengalaman pribadi..Makanya bisa comment... ;D
Benarkah tanpa hambatan sekalipun?:)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Edward

Wah saya yang salah tangkap ato memank berbeda makna yah??

Begini, yang saya rasakan, pada saat pindah metode, seperti kita terbiasa minum teh merah...Tiba2 kita disodorkan dengan teh hijau...Awalnya aneh, bingung karena belum mengenal, tetapi pas udh tau.."oohh ini rupanya teh hijau, kandungan dan komposisi-nya begini2..." Apa yang memberatkan?
Kembali lagi ini adalah pengalaman pribadi, hasil dan efeknya berbeda2 pada tiap orang...

Nah, kalau soal berat atau merasa kesulitan, itukan hanya bentuk pikiran, kalao saya merasa," ahh...cma perlu kenal doank", apa yang susah?

Nah, mengapa saya merespon kalau samatha dan vipassana sebenarnya sama? KArena ada tulisan "So anda tidak cukup bodoh bukan untuk melakukan 2 kali pekerjaan?". Karena dari kalimat tersebut, yang saya tangkap adalah vipassana lebih baik dari samatha..JAdi, hanya berusaha meluruskan koq....

Jadi, apakah pernyataan kamu berdasarkan pengalaman pribadi?Atau cuma menerka2?Atao cuma asal dengar komentar orang lain?Kalo pengalaman pribadi, bisa di share donk..Biar menambah wawasan...
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

bond

#24
Quote

Wah2....kalau bilang meditasi membuat orang sehat adalah 1 paket saya setuju tapi itu bukan "tujuan" tapi "efek" dr meditasi...Beda bukan?Antara "tujuan"(Yang Dikehendaki,Yang diinginkan,Yang didambakan) dengan efek(Yang tidak dihendaki,Yang tidak dinginkan,Yang datang begitu saja tanpa didambakan/diharapkan)..
Apakah anda sudah bisa menangkap perbedaan jelasnya? Sudah om Riky
SB tidak lagi mementingkan antara "sakit" dan "sehat" karena SB tahu dengan jelas bahwa lahir,tua,sakit dan mati adalah mutlak....SB sudah keluar dari lingkaran kelahiran apalagi yang mesti ditakutkan?Apalagi yang mesti dipertahankan? Bagaimana perjuangan Sang Buddha sebelum mencapai pencerahan? jika tidak didukung tubuh yg sehat dan kuat, apa mungkin dia bisa bertahan? kesimbangan sangatlah diperlukan(lihatlah bagaimana SB menyadari kesimbangan melalui pemain kecapi).. hati2 nanti jadi ekstremis  ^-^


QuoteKata siapa 2x pekerjaan, kalau begitu orang yg melatih vipasana langsung jadi arahat? .Ingat dalam praktek Dhamma jangan keburu nafsu atau berpandangan serba instan untuk mencapai nibbana. Kenali perangkat2 yg mendukung Anda sendiri.Kata siapa dari samatha bhavana ingin melakukan vipasanna memberatkan, sudah pernah mencobanya?

Saya tidak mengerti apakah anda salah menangkap pernyataan saya atau tidak...
Kata siapa?Itu adalah kata saya sendiri karena saya sendiri sudah mencobanya,apakah anda sudah mencobanya?Jika belum anda tidak bisa berargumen disini kecuali itu hanya sebatas terkaan anda sendiri?Dalam praktek Dhamma itu tidak ada pandang tentang pencapaian NIBBANA,rasa2 NIBBANA dan segalanya...NIBBANA itu hanyalah ilusi terbesar dr "aku" yang sering menjatuhkan para "pemeditasi" atau "non pemeditasi" menurut saya.Menurut saya tidak ada yang perlu dikenali yang perlu hanya DISADARI..:)

Ceritaiin donk pengalaman kamu?  :)
Berapa lama jam terbang kamu? sudah padam total,separo or ....?
saya pribadi tidak tahu apa2, saya tidak pernah mencoba apapun juga dan saya tidak mengerti padam atau tidak padam. Saya pun tidak tahu apa yg perlu dikenali dan disadari . Mohon pencerahannya  _/\_:)




Benar saya setuju tergantung kepada diri masing2...Tapi jika anda berkata vipasana membutuhkan konsentrasi jawabannya adalah TIDAK menurut versi meditasi vipasana saya...Diluar itu saya tidak tahu,mungkin anda bisa mensharenya kepada saya? Jika Anda berada didalam rumah, bagaimana kamu melihat keadaan sekeliling diluar rumah, demikian sebaliknya, lalu bagamaina mengetahui kedua keadaan tsb? Saya pun tidak melihat atau mengetahui versi meditasi vipasanna apapun,yg terlihat hanyalah sebuah jalan menuju lenyapnya dukkha,setelah itu...entahlah.. :)



Oh....Lahir,sakit,tua dan mati adalah mutlak beranikah engkau mengingkarinya?:) apakah ketika telah padam, telah tercapainya pantai sebrang hal tersebut menjadi  mutlak ?
Salam,
Riky


Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

EVO

Quote from: mushroom_kick on 16 July 2008, 04:54:01 PM
[at] guanih,
lokasi dimana? mulai tgl 9 agt tiap sabtu (8 kali pertemuan) jam 5 sore s/d jam 7 malam, di vhr Dhammacakka Sunter ad meditasi kesehatan Bali Usada, FREE dan tempat terbatas untuk 88 org. coba kontek az.. kl soal pengalaman meditasi sy blom mulai  ;D

wah tiap sabtu doang ya
:( sayang yahhh
ehhh tolong kalau ada yang belajar aku pinjam cd nya ya...
setauku balihusada tehnik pengobatannya bagus...
tapi aku sendiri belum pernah belajar pengen tau aja
thanks ya ...

hudoyo

Quote from: guanih on 14 July 2008, 05:46:18 PM
Numpang tanya.
Lagi semangat mau rajin meditasi (biasa paling males :p)
Terus denger kabar mau ada meditasi kesehatan dari Pak Merta Ada.
Ada yang pengalaman dengan meditasi metode ini?
Temen ada yang bilang bahwa dia lebih prefer vipassana, soalnya kalo meditasi kesehatan fokusnya bukan anatta & kesucian tapi kepada kesehatan.
Tapi kalo vipassana perlu 7 hari full berturut2 :(

Cuma ada dua macam meditasi: (1) meditasi dengan suatu tujuan; (2) sadar akan apa adanya sekarang, tanpa tujuan apa pun.

Meditasi yang #1 beraneka ragam tujuannya: ketenangan (samatha-bhavana), kesehatan, kegaiban (abhinna), ... dsb. Meditasi yang ini bisa dipilih, tergantung selera masing-masing.

Meditasi yang #2 tidak punya tujuan apa pun di masa depan ... semata-mata mengingat kata-kata Sang Buddha kepada Angulimala: "Aku sudah lama berhenti, kamulah yang terus berlari. Apa yang kamu cari?" ... Meditasi yang #2 ini tidak bisa dipilih, karena yang memilih itu (aku) justru adalah obyek yang disadari.

Selama orang belum menyadari bahwa seluruh kehidupan/eksistensi ini adalah tidak memuaskan, dukkha, selama itu pula ia tidak akan pernah melakukan meditasi #2 ini. -- Dalam agama Buddha, meditasi #2 ini disebut vipassana.

Kalau orang sudah mengembangkan kesadaran vipassana, maka 3 hari, 7 hari, 1 bulan tidak ada bedanya lagi.

Jadi silakan menimbang-nimbang sendiri, apa "tujuan" Anda bermeditasi.

Salam,
hudoyo

EVO

pak nanya...
pak saya ini dah dari sono nya
tangan ini kalau kena org yang lagi sakit
tuch penyakit bisa tersedot otomatis
makanya badan ku sering sakit sakitan
aku pernah di tawarin pak marte belajar, dulu ngak tertarikkk
tapi akhir akhir ini
tanganku makin dasyat...baru pegang saudara yang kena sakit maaq aku nyah yang muntah muntah
dia nya yang enakan...
akhirnya aku akhir akhir ini
mengkombinasikan chi kung dan meditasi
capekkkk luar biasa chikung itu padahal waktunya 50 menit dan obyeknya sama napas
aku meditasi tahan 2 jam dan ngak pernah merasa pegal dan lain- lain
setelah aku kombinasikan dgn chikung jauh lebih sehat pak
chikung yang aku lakukan ada 4 gerakan dan konsentrasinya pada napas


ryu

Wuah hebat nih bisa transfer, Coba pegang orang KAYA Evo , Kali aja di transfer kekayaannya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Riky_dave

QuoteBagaimana perjuangan Sang Buddha sebelum mencapai pencerahan? jika tidak didukung tubuh yg sehat dan kuat, apa mungkin dia bisa bertahan? kesimbangan sangatlah diperlukan(lihatlah bagaimana SB menyadari kesimbangan melalui pemain kecapi).. hati2 nanti jadi ekstremis
Apakah ketika SB menggunakan jalur ekstrem yakni makan sedikit bla2(Saya rasa anda sudah pernah mendengar kisahnya bukan?) SB tetap sehat walafiat?Apakah fisik SB tetap utuh?Apakah SB tetap terlihat standart?Tidak bukankan?SB menjadi kurus kering bukan?SB menahan rasa sakit bukan?Ini cukup membuktikan bahwa tubuh Boddhisattva(calon Buddha) saja tidak kekal apalagi dengan tubuh anda?Apakah ketika SB melatih diri,dia berpikir dia melatih untuk sebuah "kesehatan?" bahkan sebelum menjadi Buddha ,SB sudah tahu keempat hal ini adalah mutlak dan SB mencari obat dr keempat hal tersebut yakni 4Kesunyataan Mulia...
Tubuh ini akan mati atau tidak mati,sehat atau tidak sehat itu berasal dr kamma masa lalu yang tidak ada hubungan dengan pencerahan masa kini...
Bagaimana anda bisa mengatakan bahwa itu penting?Jika itu penting pangeran Siddharta tidak akan pernah mencapai Pencerahan karena dia menganggap tubuh harus tetap sehat baru disana bisa seimbang dan mencapai nibbana...^-^

QuoteCeritaiin donk pengalaman kamu?
Apa yang harus saya ceritakan?
Quote
Berapa lama jam terbang kamu? sudah padam total,separo or ....?
Tidak ada separuh tidak ada total...
Quote
saya pribadi tidak tahu apa2, saya tidak pernah mencoba apapun juga dan saya tidak mengerti padam atau tidak padam. Saya pun tidak tahu apa yg perlu dikenali dan disadari . Mohon pencerahannya
Semakin  anda tidak mengerti semakin bagus,semakin anda mengerti semakin buruk...:)

QuoteJika Anda berada didalam rumah, bagaimana kamu melihat keadaan sekeliling diluar rumah, demikian sebaliknya, lalu bagamaina mengetahui kedua keadaan tsb? Saya pun tidak melihat atau mengetahui versi meditasi vipasanna apapun,yg terlihat hanyalah sebuah jalan menuju lenyapnya dukkha,setelah itu...entahlah..
Sama,jawaban saya adalah entahlah...^-^

Quoteapakah ketika telah padam, telah tercapainya pantai sebrang hal tersebut menjadi  mutlak ?
Oh ya tentu mutlak...Apakah ada seorang arahat yang bisa mempertahankan tubuhnya untuk selama2nya?Melawan konsep anicca?
Mutlak untuk sekarang tapi tidak mutlak untuk ke depan...:)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...