News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Pencerahan Langsung/Instan

Started by nyanadhana, 09 June 2008, 04:59:08 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hudoyo

#150
Quote from: markosprawira on 23 June 2008, 01:55:01 PM
Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak.
Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri.
(DHAMMAPADA, syair 164)

Syair yang bagus ini berlaku untuk siapa saja, termasuk Anda dan saya.

hudoyo

Quote from: Suchamda on 23 June 2008, 02:11:29 PM
[at]  Pak Hudoyo.
Ada baiknya bapak menjelaskan tentang proses 'padamnya aku'. Apakah itu terjadi secara langsung total dalam sekejap, ataukah sebetulnya 'padamnya aku' itu adalah pengalaman sekejap yang tentu saja belum stabil.

Rekan Suchamda,

Keadaan sadar itu seperti proses digital ... 'ya' atau 'tidak', '1' atau '0'. ... Pikiran bergerak > aku muncul ... pikiran berhenti > aku padam.

'Stabil' (dalam arti 'permanen', menetap, tidak berubah lagi) atau 'tidak stabil' (masih bisa berubah, si aku bisa muncul lagi) tidak menjadi masalah ... karena yang mempersoalkan itu, dan yang mengharapkan 'kestabilan', adalah pikiran lagi. ... Dalam keheningan itu sendiri, sekalipun hanya untuk beberapa detik, tidak dipermasalahkan 'sudah stabil' atau 'belum stabil'.

Salam,
hudoyo

Suchamda

#152
Quote from: hudoyo on 23 June 2008, 02:42:13 PM
'Stabil' (dalam arti 'permanen', menetap, tidak berubah lagi) atau 'tidak stabil' (masih bisa berubah, si aku bisa muncul lagi) tidak menjadi masalah ... karena yang mempersoalkan itu, dan yang mengharapkan 'kestabilan', adalah pikiran lagi. ... Dalam keheningan itu sendiri, sekalipun hanya untuk beberapa detik, tidak dipermasalahkan 'sudah stabil' atau 'belum stabil'.

Salam,
hudoyo

Ya, saya tahu dan setuju itu.

Saya sekedar ingin mencuatkan permasalahan ini, untuk menjawab kebingungan para pencemooh, dimana mereka berpikir, "Alangkah konyolnya Hudoyo, dkk yang secara tidak langsung mengatakan mengalami padamnya aku, tetapi begitu besar keakuannya melekat kepada meditasi "tanpa aku" dengan berdebat. ;D ".

Sekedar kasihan aja.... :)
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

hudoyo

Pendapat seperti itu kan muncul dari suatu asumsi tertentu tentang bagaimana seharusnya orang yang sudah padam akunya itu: harus duduk tenang, murah senyum, mengangguk-anggukkan kepala, menyenangkan hati semua orang ... dsb dsb. :)

Buat saya sih debat bukan harus dihindari. ... Yang penting, berdebat dengan sadar ... :) maksudnya, memahami apa manfaat setiap kalimat, untuk siapa manfaat itu ... juga menyadari kalau ada motivasi-motivasi tersembunyi dalam menulis kalimat-kalimat tertentu ... apakah didorong oleh kepentingan aku, atau oleh tujuan lain ...

Dan yang tidak kalah penting, tahu kapan harus berhenti. ... :)

Salam,
hudoyo

tesla

Quote from: hudoyo on 23 June 2008, 02:36:19 PM
Quote from: markosprawira on 23 June 2008, 01:55:01 PM
Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak.
Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri.
(DHAMMAPADA, syair 164)

Syair yang bagus ini berlaku untuk siapa saja, termasuk Anda dan saya.

kalau dhammapada favorit saya ini nih:

(103)   Walaupun seseorang dapat menaklukkan ribuan musuh dalam ribuan kali pertempuran,
namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri.


:>-
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Umat Awam


Riky_dave

QuotePendapat seperti itu kan muncul dari suatu asumsi tertentu tentang bagaimana seharusnya orang yang sudah padam akunya itu: harus duduk tenang, murah senyum, mengangguk-anggukkan kepala, menyenangkan hati semua orang ... dsb dsb.
Setuju :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

dilbert

#157
Quote from: hudoyo on 11 June 2008, 10:08:53 AM


Teman-teman Muslim, Keristen, Katholik, Hindu yang belajar MMD banyak yang berhasil masuk ke dalam khanika-samadhi ... tanpa tahu apa-apa tentang 4 Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia 8 Faktor ...

Salam,
hudoyo

Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah


janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.

Kegiatan meditasi semacam MMD / vipasana adalah salah satu metode untuk terus menjaga kondisi hati dan pikiran suci.

kalau agama mah semacam status saja, saya lebih afdol dengan istilah ajaran BUDDHA dibandingkan dengan AGAMA BUDDHA, Karena terlepas dari status sosial AGAMA yang dianut, seseorang itu bisa mengamalkan ajaran BUDDHA secara pribadi dan internal.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

Quote from: nyanadhana on 09 June 2008, 04:59:08 PM
_/\_saya ingin bertanya kenapa didalam Sutta2 ada umat awam atau bhikku yang tanpa melalui proses meditasi bisa mencapai Pencerahan Langsung? dalam artian,ketika Sang Buddha membabarkan Dhamma, ada yang mencapai Arahat seketika. berarti orang itu tidak memerlukan lagi pelatihan yang susah payah seperti lainnya.?

Ketika ada yang mencapai pencerahan seketika tanpa melalui proses meditasi (seperti banyak kisah pencapaian arahat dengan hanya mendengar wejangan singkat dharma), orang tentu bertanya tanya LOGIKA-nya darimana ??

Mungkin yang sering dilupakan adalah bahwa kekuatan karma dan parami yang dihimpun oleh seseorang itu telah terjadi berkalpa kalpa (ratusan bahkan ribuan), sehingga walaupun di KEHIDUPAN SEKARANG ini kelihatannya tidak melakukan meditasi / menjadi anggota sangha dan hanya merupakan umat awam, tetapi kekuatan parami/karma yang telah dipupuknya SEKIAN LAMA itu telah menjadi BIBIT/BENIH untuk mencapai pencerahan/arahat dalam waktu singkat ketika mendengar wejangan dharma / mengalami satori (istilah zen) yang singkat.

Ini LOGIKA-nya... TIDAK ADA JALAN SINGKAT untuk mencapai kebuddha-an/kesempurnaan/arahat. Tetapi latihan bertahap / pengumpulan parami tetap dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

hudoyo

Quote from: dilbert on 20 July 2008, 12:26:13 PM
Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.

Di sini lagi-lagi saya melihat kebenaran dicocok-cocokkan dengan konsep/rumusan suatu ajaran tertentu.

Umat Buddha boleh-boleh saja mengklaim bahwa syair tsb di atas datang dari mulut Buddha, tetapi sesungguhnya Buddha-lah yang mengungkapkan suatu kebenaran yang mengatasi label-label dan identitas ("Buddhis"). Banyak orang suci lain mengungkapkan kebenaran yang sama tanpa mereka harus sadar atau tidak sadar membeo Buddha.

Jadi Empat Kebenaran Mulia & Jalan Mulia Berfaktor Delapan hanyalah SALAH SATU rumusan dari Kebenaran. Kebenaran itu sendiri bisa diungkapkan dengan rumusan-rumusan lain yang terbukti bisa membawa orang pada pembebasan.

Salam,
hudoyo

ryu

Pertanyaannya dirubah aja, apakah kebenaran yang absolut? Apakah dibutuhkan seorang guru untuk mengerti dan mencapai pencerahan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Riky_dave

QuoteKetika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.
Setahu saya bahwa SB hanyalah PENEMU KEBENARAN bukan PENCIPTA KEBENARAN...
So jika ADA KEBENARAN dimana pun itu BUKAN MILIK SIAPAPUN,bukan MILIK SB,bukan MILIK AGAMA BUDDHA atau AGAMA TERTENTU(TERSERAH DIA AGAMA APA),dan saya harap anda jangan mencoreng agama(BUDDHA) yang saya anut dengan mengatakan bahwa,"Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA"
Saya menjadi "geli" melihat pernyataan anda yang "mengebu2" ini....:)
KEBENARAN bagi saya BUKAN MILIK SIAPAPUN bahkan seorang SAMMASAMBUDDHA SEKALIPUN,KEBENARAN itu UNIVERSAL....

Salam,
Riky

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

dilbert

Quote from: hudoyo on 22 July 2008, 07:58:27 AM
Quote from: dilbert on 20 July 2008, 12:26:13 PM
Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.

Di sini lagi-lagi saya melihat kebenaran dicocok-cocokkan dengan konsep/rumusan suatu ajaran tertentu.

Umat Buddha boleh-boleh saja mengklaim bahwa syair tsb di atas datang dari mulut Buddha, tetapi sesungguhnya Buddha-lah yang mengungkapkan suatu kebenaran yang mengatasi label-label dan identitas ("Buddhis"). Banyak orang suci lain mengungkapkan kebenaran yang sama tanpa mereka harus sadar atau tidak sadar membeo Buddha.

Jadi Empat Kebenaran Mulia & Jalan Mulia Berfaktor Delapan hanyalah SALAH SATU rumusan dari Kebenaran. Kebenaran itu sendiri bisa diungkapkan dengan rumusan-rumusan lain yang terbukti bisa membawa orang pada pembebasan.

Salam,
hudoyo

Kebenaran dicocok cocokan dengan ajaran tertentu  ?? Kebenaran yang mana maksud pak hudoyo ??

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

#163
Quote from: Riky_dave on 22 July 2008, 09:34:49 PM
QuoteKetika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.
Setahu saya bahwa SB hanyalah PENEMU KEBENARAN bukan PENCIPTA KEBENARAN...
So jika ADA KEBENARAN dimana pun itu BUKAN MILIK SIAPAPUN,bukan MILIK SB,bukan MILIK AGAMA BUDDHA atau AGAMA TERTENTU(TERSERAH DIA AGAMA APA),dan saya harap anda jangan mencoreng agama(BUDDHA) yang saya anut dengan mengatakan bahwa,"Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA"
Saya menjadi "geli" melihat pernyataan anda yang "mengebu2" ini....:)
KEBENARAN bagi saya BUKAN MILIK SIAPAPUN bahkan seorang SAMMASAMBUDDHA SEKALIPUN,KEBENARAN itu UNIVERSAL....

Salam,
Riky



GELI atau RISIH mendengar pernyataan tentang mempraktekkan AJARAN BUDDHA ??

Hmmm... rasanya tidak ada yang menyebutkan BUDDHA PENCIPTA KEBENARAN... Kalau terminologi PENEMU KEBENARAN...

mungkin diralat pernyataan... menjadi tentang mempraktekkan PENEMUAN BUDDHA... cocok...

masih GELI atau RISIH ??

NB : Gregorious Mendel menemukan metode genetika maka dikatakan MENDEL adalah BAPAK GENETIKA...

       Newton menemukan hukum gravitasi maka dikatakan NEWTON adalah BAPAK GRAVITASI...

       Colombus yang pertama mempublikasikan dan memperkenalkan benua AMERIKA secara jelas (mungkin bukan Colombus yang pertama sampai di benua AMERIKA), makanya Colombus dikatakan penemu benua AMERIKA...

       Walaupun sekarang banyak penemuan baru tentang GENETIKA, tentang GRAVITAS dan GERAK yang ditemukan ahli ahli sekarang yang lebih hebat dari penemuan MENDEL ataupun NEWTON, tetapi ahli ahli sekarang masih menghormati MENDEL dan NEWTON sebagai BAPAK-nya ilmu mereka. Mereka tidak risih dan tidak malu mengakuinya... Karena penemuan "kecil" MENDEL dan NEWTON itulah, dimulai era penemuan penemuan berikutnya.

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

Quote from: hudoyo on 22 July 2008, 07:58:27 AM
Quote from: dilbert on 20 July 2008, 12:26:13 PM
Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.

Di sini lagi-lagi saya melihat kebenaran dicocok-cocokkan dengan konsep/rumusan suatu ajaran tertentu.

Umat Buddha boleh-boleh saja mengklaim bahwa syair tsb di atas datang dari mulut Buddha, tetapi sesungguhnya Buddha-lah yang mengungkapkan suatu kebenaran yang mengatasi label-label dan identitas ("Buddhis"). Banyak orang suci lain mengungkapkan kebenaran yang sama tanpa mereka harus sadar atau tidak sadar membeo Buddha.

Jadi Empat Kebenaran Mulia & Jalan Mulia Berfaktor Delapan hanyalah SALAH SATU rumusan dari Kebenaran. Kebenaran itu sendiri bisa diungkapkan dengan rumusan-rumusan lain yang terbukti bisa membawa orang pada pembebasan.

Salam,
hudoyo

numpang tanya... MMD digolongkan pada SAMADHI (salah satu dari SILA SAMADHI PANNA) tidak ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan