Punabhava dan reinkarnasi....

Started by Riky_dave, 30 May 2008, 10:36:42 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Juice_alpukat

Mengapa di payasi sutta ada istilah roh orang meninggal?

gajeboh angek

Terjemahan dari Samaggi Phala:
"Nah, Payasi yang terhormat. Kalau seorang penjahat tidak diberi ampun oleh algojo di dunia ini, apakah Anda mengira bahwa kawan-kawan Anda yang terdiri dari pembunuh, pencuri, orang cabul, pendusta, pemfitnah dan yang suka omong kosong, pikirannya penuh dengan keserakahan, kebencian dan kegelapan batin dapat diberi ampun?
Setelah meninggal dunia, roh (? - red) mereka akan melalui sebuah lorong gelap masuk ke dalam neraka. Di neraka mereka memohon kepada para algojo dengan kata : 'Mohon dengan hormat kepada Bapak Algojo agar sudi menunda dulu pelaksanaan hukuman kami hingga kami dapat memberi kabar kepada raja muda Payasi di dunia, bahwa setelah mati memang ada dunia lain (halus).' Apakah Anda berpendapat bahwa para algojo mau meluluskan permintaan mereka?"

Terjemahan Indra
http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Digha%20Nikaya%20-%20Khotbah-Khotbah%20Panjang%20Sang%20Buddha.pdf

Pali
Kiṃ pana te mittāmaccā ñātisālohitā pāṇātipātī adinnādāyī kāmesumicchācārī musāvādī pisuṇavācā pharusavācā samphappalāpī abhijjhālū byāpannacittā micchādiṭṭhī, te kāyassa bhedā paraṃ maraṇā apāyaṃ duggatiṃ vinipātaṃ nirayaṃ upapannā labhissanti nirayapālesu – 'āgamentu tāva bhavanto nirayapālā, yāva mayaṃ pāyāsissa rājaññassa gantvā ārocema – ''itipi atthi paro loko, atthi sattā opapātikā, atthi sukatadukkaṭānaṃ kammānaṃ phalaṃ vipāko'''ti? Imināpi kho te, rājañña, pariyāyena evaṃ hotu – 'itipi atthi paro loko, atthi sattā opapātikā, atthi sukatadukkaṭānaṃ kammānaṃ phalaṃ vipāko'''ti.

Mungkin salah terjemahan, karena di Samaggi Phala sendiri pakai roh - (? red)
red biasanya redaktur / redaksi
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Juice_alpukat

di payasi sutta,ada 9 kata 'roh',dan hanya satu saja yang diberi "roh (?,red)".


Nevada

Dalam Payasi Sutta, yang dijelaskan adalah mengenai orang baik bila meninggal bisa ke alam deva (surga); dan orang jahat bila meninggal bisa ke alam niraya (neraka). Dalam konteks pembahasan ini, yang disinggung adalah orang jahat yang meninggal dan menuju alam niraya.

Menurut terjemahan versi Samggi Phala, konteks ini menggunakan kata "roh" sebagai sesuatu yang menuju ke hadapan algojo neraka. Menurut terjemahan versi DhammaCitta Press, konteks ini tidak menggunakan kata "roh" untuk menuju ke hadapan algojo neraka. Saya lebih setuju dengan terjemahan versi DhammaCitta Press. Lagipula dalam terjemahan versi Samaggi Phala, penggunaan kata roh itu sendiri "diragukan" oleh pihak SP. Dan bisa ditarik lebih lanjut, bahwa pengertian "roh" ini juga menunjukkan "makhluk neraka" atau "hantu". Dengan demikian bukan pengertian "roh" sebagai jiwa yang berpindah ke alam lain.

FZ

melengkapi di atas..
u/ bro juice..
jika ingin banyak tahu mengenai apa itu roh dll
mungkin bisa lirik ke sini :

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=12696.0

maya devi

klo ada teman2 yg bisa kasih referensi dari mahayana atau tibetan tentang masa bardo tolg diposting kan ya.

ko forte, walaupun blum mencapai pencerahan hanya referensi ( tipitaka ) lah yg menjadi pegangan kita.
klo kita da mencapai pencerahan tinggal ketok tengkorak aja da tau tuh makluk lahir ke mana  ;D ga perlu repot2 berdiskusi.
klo mahayana mengenal bardo n ada referensi yg jelas kan gpp, kita hormati pula.
mana yg mau kita jalankan ato percaya smuanya balik ke kita masing2.

juice_alpukat da coba buka link itu napa ga ada ya?

terima kasih  :)

FZ

 [at]  ce maya
tul, justru karena belum capai penerangan sempurna.. cuma tahu dari "textbook" makanya kalau diadu mana yang benar bakal jadi debat tak berujung..

dilbert

Kalau dalam tradisi Theravada, ketika makhluk meninggal dunia, akan langsung di-sambung dengan kelahiran berikut-nya (kecuali kalau makhluk tersebut telah merealisasikan parinibbana).... SEdangkan kalau dalam tradisi Mahayana (disini termasuk Vajrayana/tibetan) dikenal dengan masa transisi 49 hari...

Jika demikian, dua opini ini berbeda, Manakah yang benar ?

1. Salah Satu Benar, yang lainnya salah ?
2. Dua Dua Salah...
3. dua Dua Benar... penjelasannya gimana ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

maya devi

ko forte, kan da sy bilg klo mahayana ato tantra punya referensi yg jelas kita hormati bukan ajak berdebat.
sapa yg mau berdebat?

cuma pengen tau referensinya aja.
boleh kan ko forte????

setelah tau mau percaya ato ga yah silahkan, masing2 punya hak mau percaya n praktekan yg mana.

anggap ini study banding antar mazab yg ada, bukan adu argumen saling menyudutkan n saling menjatuhkan.

setuju?

dilbert

Quote from: maya devi on 25 January 2010, 05:34:38 PM
ko forte, kan da sy bilg klo mahayana ato tantra punya referensi yg jelas kita hormati bukan ajak berdebat.
sapa yg mau berdebat?

cuma pengen tau referensinya aja.
boleh kan ko forte????

setelah tau mau percaya ato ga yah silahkan, masing2 punya hak mau percaya n praktekan yg mana.

anggap ini study banding antar mazab yg ada, bukan adu argumen saling menyudutkan n saling menjatuhkan.

setuju?

apakah sis maya, ingin tahu penjelasannya mengapa kedua tradisi bisa berbeda dalam hal ini ? Manakah yang benar ? Apakah ada yang salah ? Kemudian, jika memang ada adu argumen, mengapa harus langsung di vonis saling menyudutkan dan saling menjatuhkan... Bukankah lebih baik, DUDUK PERSOALAN yang SEBENARNYA yang harus di-kedepankan...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

maya devi

ya ampun dilbert baca tuh pelan2.
kamu ga nyambung
Quote from: dilbert on 25 January 2010, 05:39:12 PM
Quote from: maya devi on 25 January 2010, 05:34:38 PM
ko forte, kan da sy bilg klo mahayana ato tantra punya referensi yg jelas kita hormati bukan ajak berdebat.
sapa yg mau berdebat?

cuma pengen tau referensinya aja.
boleh kan ko forte????

setelah tau mau percaya ato ga yah silahkan, masing2 punya hak mau percaya n praktekan yg mana.

anggap ini study banding antar mazab yg ada, bukan adu argumen saling menyudutkan n saling menjatuhkan.

setuju?

apakah sis maya, ingin tahu penjelasannya mengapa kedua tradisi bisa berbeda dalam hal ini ? Manakah yang benar ? Apakah ada yang salah ? Kemudian, jika memang ada adu argumen, mengapa harus langsung di vonis saling menyudutkan dan saling menjatuhkan... Bukankah lebih baik, DUDUK PERSOALAN yang SEBENARNYA yang harus di-kedepankan...

nyanadhana

lebih baik cari referensi yang lebih jelas di sutra aliran Yogacara.lebih lengkap penjelasannya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

The Ronald

.. bagaimana klo  maen jelakung..buat nanya... :P, ada gak 49 hari masa menunggu ...?
...

dilbert

Quote from: maya devi on 25 January 2010, 05:40:43 PM
ya ampun dilbert baca tuh pelan2.
kamu ga nyambung
Quote from: dilbert on 25 January 2010, 05:39:12 PM
Quote from: maya devi on 25 January 2010, 05:34:38 PM
ko forte, kan da sy bilg klo mahayana ato tantra punya referensi yg jelas kita hormati bukan ajak berdebat.
sapa yg mau berdebat?

cuma pengen tau referensinya aja.
boleh kan ko forte????

setelah tau mau percaya ato ga yah silahkan, masing2 punya hak mau percaya n praktekan yg mana.

anggap ini study banding antar mazab yg ada, bukan adu argumen saling menyudutkan n saling menjatuhkan.

setuju?

apakah sis maya, ingin tahu penjelasannya mengapa kedua tradisi bisa berbeda dalam hal ini ? Manakah yang benar ? Apakah ada yang salah ? Kemudian, jika memang ada adu argumen, mengapa harus langsung di vonis saling menyudutkan dan saling menjatuhkan... Bukankah lebih baik, DUDUK PERSOALAN yang SEBENARNYA yang harus di-kedepankan...


^:)^ ^:)^ ^:)^

_/\_
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan