Atau hal lainnya yaitu yg baru tau ttg teori abhidhamma jika benar merasakan manfaatnya dengan baik, itu juga salah satu tanda kebenaran Abhidhmma. Jadi kalau teorinya bagus dan benar, prakteknya bisa maksimal. Nah saya melihat ada banyak yg mempraktekan Abhidhamma sehari2 (melalui teori) dan mencoba menjiwainya dengan baik mengalami perubahan yg baik pula. Jadi intinya lihatlah segala sesuatu secara proposional, apa yg belum kita ketahui, kita simpan terlebih dahulu(bila belum ketemu jawabannya) sampai waktunya terbuka sendiri(karena banyak hal yg harus dilewati). Dengan demikian perkembangan spritual kita bisa maju.
bang bond, ada beberapa point yg bisa saya tanggapi di sini:
* seperti yg saya tulis di beberapa post yg udah lama, saya tidak memungkiri, bahkan ikutan senang kalo ada yg merasa mendapat manfaat dengan belajar abhidhamma. silakan teruskan belajarnya.
* tapi dalam hal ini, saya berbeda pendapat atau mungkin katakanlah abhidhamma tidak cocok dengan saya. seperti dialog dengan bang wili, saya ok aja ama pendapat bang willi dan bang willi juga ok ama pendapat saya.
* menurut saya, manfaat musti dipisahkan dengan keotentikan. orang2 merasa mendapat banyak manfaat dari kitab2 di luaran, namun bukan berarti memang benar seseorang pernah membelah bulan atau seseorang menghidupkan orang mati.
Kalau mau maju saja sudah ragu disana-sini kapan jalannya. Kalaupun keraguan itu muncul lagi dengan kuat tanyalah pada kalyanimita yg telah melampaui itu semua. Daripada jalan sendiri akhirnya kejeblos mumpung Dhamma ini masih ada dan masih terdapat para Ariya.
Mempelajari Dhamma itu seharusnya sederhana hanya seringkali kita membuatnya menjadi rumit sehingga menghalangi pandangan kita.
bang bond, andai saja semuanya sesederhana itu, hidup bener2 gampang.
di jaman informasi ini, yg manakah yg anda maksudkan kalyanamitta dan pada ariya itu?
karena kenyataannya, pakar2nya sendiri juga berbeda pendapat
haruskah kita melihat dari segi jumlahnya? yg banyak ngomong berarti yg benar?
ataukah kita melihat dari lingkungan kita sendiri saja? kalo di sekte saya banyak yg percaya gitu, berarti itu bener?
btw, saya setuju dengan kalimat anda yg terakhir... dalam kacamata saya sendiri tentunya.
belajar dhamma benar2 sederhana, kalo kita meragukan segalanya dan mengkritisi semua kepercayaan