Abhidhamma Pernahkah di Sabdakan Oleh Sang Buddha?

Started by Kelana, 03 August 2007, 04:25:29 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

tesla

Quote from: Kelana on 28 August 2008, 01:33:17 PM
Quote from: willibordus on 28 August 2008, 11:56:33 AM
Quote from: morpheus on 27 August 2008, 03:12:52 PM

Quote from: fabian c on 27 August 2008, 01:38:49 AM
Padahal yang benar berdasarkan penglaman meditator-meditator tingkat lanjut (yang cukup mendalam) semua seia-sekata bahwa letaknya landasan kesadaran (hadayavatthu) adalah di dada (jantung)...
sebenernya ini oot, tapi saya jadi tergelitik nanya:
apa gunanya mengetahui di mana letak landasan kesadaran bagi meditasi?
trus kalo yg pake jantung buatan gimana?

Tepatnya:
Hadayavatthu (landasan kesadaran) letaknya di dada (SEKITAR jantung) jadi bukan di jantung.
Dapat kita rasakan sendiri, ketika kita marah hebat atau ketika sedih mendalam, perasaan sakit / tertekan berada di sekitar daerah dada.

Pengetahuan ini memang tidak penting2 amat, mungkin sekedar studi intelektual saja yg agak berbeda dengan pendapat umum yg mengatakan kesadaran terletak di otak.

::

Ya saya sependapat. Saya pernah merasakan sakit di dada ketika gelisah, dll, tapi saya tidak sakit jantung.

pengalaman lain ketika detik2 memasuki ruangan sidang skripsi...
rasa cemas ---> dirasakan secara fisik lari ke pencernaan.
hasilnya adalah mules & mencret...
ada beberapa yg muntah...

jadi?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

fabian c

#121
Saudara Tesla yang baik, memang beginilah Dhamma, bagi pandangan scholar letak kesadaran di kepala (otak), tetapi bagi meditator letak kesadaran di dada. Ini adalah perbedaan yang tak akan menemukan titik temu.

Dulu sebelum saya berlatih meditasi saya juga beranggapan bahwa hadayavatthu ada di kepala. Sekarang saya malah ikut sependapat dengan para meditator (dalam hal ini sejalan dengan Abhidhamma) bahwa letak hadayavatthu di dada.

Dhamma memang sering menjadi bahan konflik antara meditator dan scholar.

Oleh karena yang terbaik dalam mempelajari Dhamma adalah jangan menolak sesuatu hanya karena kita menganggap hal itu tidak mungkin, atau karena tidak sesuai dengan logika kita.

Tetapi kita boleh menolak jika tidak sesuai dengan Dhamma & vinaya (sutta-sutta atau vinaya dalam Tipitaka) atau setelah kita praktekkan ternyata memang tidak benar.

sukhi hotu


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Yumi

Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

tesla

Quote from: fabian c on 01 September 2008, 02:39:53 PM
Saudara Tesla yang baik, memang beginilah Dhamma, bagi pandangan scholar letak kesadaran di kepala (otak), tetapi bagi meditator letak kesadaran di dada. Ini adalah perbedaan yang tak akan menemukan titik temu.

Dulu sebelum saya berlatih meditasi saya juga beranggapan bahwa hadayavatthu ada di kepala. Sekarang saya malah ikut sependapat dengan para meditator (dalam hal ini sejalan dengan Abhidhamma) bahwa letak hadayavatthu di dada.

Dhamma memang sering menjadi bahan konflik antara meditator dan scholar.

Oleh karena yang terbaik dalam mempelajari Dhamma adalah jangan menolak sesuatu hanya karena kita menganggap hal itu tidak mungkin, atau karena tidak sesuai dengan logika kita.

Tetapi kita boleh menolak jika tidak sesuai dengan Dhamma & vinaya (sutta-sutta atau vinaya dalam Tipitaka) atau setelah kita praktekkan ternyata memang tidak benar.

sukhi hotu




_/\_

bagi saya sendiri, kesadaran bukanlah sesuatu materi
jd tidak terletak di mana2 ;)
hadaya vatthu konon adalah landasan kesadaran utk alam sensual
saya tidak menolaknya, namun jg tidak menerimanya
bg saya, sama seperti hal abstrak lainnya,
marah sedih gembira tidak terletak di mana2
itu bukan materi yg menempati dimensi ruang
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

morpheus

saya pikir diskusi mengenai teori dan pendapat tentang hadayavatthu gak berhubungan dengan topik.
apakah sebaiknya dipisah saja menjadi thread baru?

* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Sumedho

sepertinya udah setop pembahasan hadayavatthu, hayok :backtotopic:
There is no place like 127.0.0.1

ENCARTA


markosprawira

silahkan dibaca2 dulu yah bro....

semoga bs bermanfaat

metta

ENCARTA

bagaimana prakteknya kalau yg diisi kepala adalah teori2 harus bergini harus bergitu?
bukankah sama dengan diperintah-perintah.
apa Buddha sendiri melakukan semua doktrin yang dibabarkan di dalam abhidhamma?
misalnya waktu mau makan daging ayam, saya harus pikir seperti yang digambarkan dalam abhidhamma?

tesla

Quote from: ENCARTA on 23 March 2009, 04:52:21 PM
bagaimana prakteknya kalau yg diisi kepala adalah teori2 harus bergini harus bergitu?
bukankah sama dengan diperintah-perintah.
apa Buddha sendiri melakukan semua doktrin yang dibabarkan di dalam abhidhamma?
misalnya waktu mau makan daging ayam, saya harus pikir seperti yang digambarkan dalam abhidhamma?

kalau boleh saya ringkas, pertanyaannya adalah apakah Abhidhamma "perlu"?

menurut saya, tidak perlu dalam porsi yg sama dg kitab2 lainnya. namun bukan artinya tidak boleh belajar abhidhamma pula.

jika melalui pengalaman sendiri, bro ENCARTA melihat bahwa Abhidhamma tidak bermanfaat & hanya menjadi suatu beban pikiran, silahkan ditinggalkan saja. dan jika yg lainnya merasa itu bermanfaat, silahkan mempelajarinya.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

markosprawira

dear bro,

Sama seperti peta dari jakarta menuju bogor
Saat pertama, anda masih harus menghapal, nyasar kesana sini

Tapi jika anda sudah mahir, secara otomatis anda akan tahu jalan menuju bogor dengan sendirinya.

DEmikian juga abhidhamma
Di awal diajari mengenai citta, prosesnya seperti apa, bagaimana batin itu secara buddhism, dsbnya.....

Tapi jika anda sudah terbiasa mempraktekkannya, secara otomatis prosesnya akan terlihat karena anda sudah "mahir"

Itu yg dimaksud dengan perahu.
Perahu berguna utk menyeberang ke pantai seberang
Namun jika sudah sampai di pantai seberang, hendaknya jangan membawa2 perahu lagi

semoga bermanfaat

metta

ENCARTA

Quote from: tesla on 23 March 2009, 04:58:08 PM
Quote from: ENCARTA on 23 March 2009, 04:52:21 PM
bagaimana prakteknya kalau yg diisi kepala adalah teori2 harus bergini harus bergitu?
bukankah sama dengan diperintah-perintah.
apa Buddha sendiri melakukan semua doktrin yang dibabarkan di dalam abhidhamma?
misalnya waktu mau makan daging ayam, saya harus pikir seperti yang digambarkan dalam abhidhamma?

kalau boleh saya ringkas, pertanyaannya adalah apakah Abhidhamma "perlu"?

menurut saya, tidak perlu dalam porsi yg sama dg kitab2 lainnya. namun bukan artinya tidak boleh belajar abhidhamma pula.

jika melalui pengalaman sendiri, bro ENCARTA melihat bahwa Abhidhamma tidak bermanfaat & hanya menjadi suatu beban pikiran, silahkan ditinggalkan saja. dan jika yg lainnya merasa itu bermanfaat, silahkan mempelajarinya.

thanks bos uda di ringkas :P

thanks bos markos
akan saya simpan dulu pertanyaan nya

tesla

Quote from: markosprawira on 23 March 2009, 05:00:48 PM
dear bro,

Sama seperti peta dari jakarta menuju bogor
Saat pertama, anda masih harus menghapal, nyasar kesana sini

Tapi jika anda sudah mahir, secara otomatis anda akan tahu jalan menuju bogor dengan sendirinya.

DEmikian juga abhidhamma
Di awal diajari mengenai citta, prosesnya seperti apa, bagaimana batin itu secara buddhism, dsbnya.....

Tapi jika anda sudah terbiasa mempraktekkannya, secara otomatis prosesnya akan terlihat karena anda sudah "mahir"

Itu yg dimaksud dengan perahu.
Perahu berguna utk menyeberang ke pantai seberang
Namun jika sudah sampai di pantai seberang, hendaknya jangan membawa2 perahu lagi

semoga bermanfaat

metta

dear bro,

kalau dikatakan demikian, apakah artinya, permulaan mempelajari abhidhamma menghasilkan kesukaran, dan hanya jika mahir maka manfaatnya dapat dirasakan?

bukankah dhamma ini indah di awal, di tengah dan di akhir pula?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

markosprawira

Quote from: tesla on 23 March 2009, 05:09:01 PM
Quote from: markosprawira on 23 March 2009, 05:00:48 PM
dear bro,

Sama seperti peta dari jakarta menuju bogor
Saat pertama, anda masih harus menghapal, nyasar kesana sini

Tapi jika anda sudah mahir, secara otomatis anda akan tahu jalan menuju bogor dengan sendirinya.

DEmikian juga abhidhamma
Di awal diajari mengenai citta, prosesnya seperti apa, bagaimana batin itu secara buddhism, dsbnya.....

Tapi jika anda sudah terbiasa mempraktekkannya, secara otomatis prosesnya akan terlihat karena anda sudah "mahir"

Itu yg dimaksud dengan perahu.
Perahu berguna utk menyeberang ke pantai seberang
Namun jika sudah sampai di pantai seberang, hendaknya jangan membawa2 perahu lagi

semoga bermanfaat

metta

dear bro,

kalau dikatakan demikian, apakah artinya, permulaan mempelajari abhidhamma menghasilkan kesukaran, dan hanya jika mahir maka manfaatnya dapat dirasakan?

bukankah dhamma ini indah di awal, di tengah dan di akhir pula?

dear bro,

Betul sekali bro.... sifat dhamma itu sendiri indah/sobhana...

namun karena batin kita sudah tertutup oleh LDM yg tebal, membuat kita "buta" pada keindahan dhamma itu sehingga sering muncul istilah "sulit utk berbuat baik"

tapi seiring dengan semakin sering mempraktekkan dhamma, ternyata istilahnya menjadi "sulit utk berbuat jahat"


metta

tesla

#134
Quote from: markosprawira on 23 March 2009, 05:21:12 PM
dear bro,

Betul sekali bro.... sifat dhamma itu sendiri indah/sobhana...

namun karena batin kita sudah tertutup oleh LDM yg tebal, membuat kita "buta" pada keindahan dhamma itu sehingga sering muncul istilah "sulit utk berbuat baik"

tapi seiring dengan semakin sering mempraktekkan dhamma, ternyata istilahnya menjadi "sulit utk berbuat jahat"


sharing pendapat juga yah bro,

menurut saya, dengan mempelajari & mempraktekkan dhamma sekecil apapun, akan menghasilkan kebahagiaan (lebih bebas dari penderitaan), karena telah mengurangi LDM walau cuma sedikit.

utk abhidhamma, saya juga turut merasakan manfaatnya sejak awal dg selalu memperhatikan batin kita setiap saat. tidak perlu menghafal semua list yg banyak yg mungkin dirasa hanya membebankan pikiran. karena bathin kita memang telah ada, disini & sekarang, kita dapat memperhatikannya langsung. ketika penuh dg akusala cetasika, sadari, dan terus sadari... daftar akusala cetasika memang banyak, tapi sebagai manusia yg intelektualnya pas2an, saya ambil mudahnya saja, cukup menghafal 3, LDM (Lobha Dosa Moha). akusala cetasika yg lain hanyalah turunan dari cetasika ini. yg saya rasakan, hidup saya lebih bebas dari masalah krn setiap sadar, saya tahu yg melabeli sesuatu sebagai masalah adalah kita sendiri.

[spoiler=kosa kata]
cetasika = faktor mental
akusala cetasika = faktor mental tidak bermanfaat
Lobha = keserakahan
Dosa = kebencian
Moha = kebodohan
[/spoiler]
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~