Sang Buddha Wafat

Started by iwakbelido, 14 May 2008, 06:19:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

nyanadhana

MAHA TAHU berarti sejenis makanan yang amat besar, tahu yang amat besar, tempe deh OOt
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Indra

Quote from: karuna_murti on 21 May 2008, 09:30:13 PM

Tapi saya percaya bukan hal itu penyebab Sang Buddha wafat, karena memang sudah sesuai waktunya, karena untuk mengajarkan anicca. Sang Buddha pernah mengatakan bahwa Sammasambuddha bisa hidup sampai akhir kalpa jika Sang Buddha menghendakinya. Seorang Sammasambuddha konon tidak bisa wafat karena faktor luar, seperti dibunuh, karena keracunan, karena radang otot perut, dll. Karena timbunan jasa-jasa yang dilakukan pada saat masih menjadi Bodhisatta, hal itu mengakibatkan suatu titik jenuh, yang berakibat seorang Sammasambuddha tidak bisa wafat karena faktor luar. Hal ini bukan cuma eksklusif Theravada, melainkan di 3 aliran besar mempercayai adanya Dhammatta, keteraturan-keteraturan yang ada pada saat kemunculan seorang Sammasambuddha, seperti waktu yang sesuai, penduduk yang sesuai, tempat yang sesuai, kondisi-kondisi yang sesuai. Salah satu Dhammatta itu adalah seorang Sammasambuddha tidak bisa wafat karena faktor luar.

Tanya: kalau memang Sang Buddha sudah waktunya wafat, mengapa Beliau memberikan kesan seolah-olah itu adalah kesalahan YM Ananda, apakah jika YM Ananda memohon maka Sang Buddha tidak jadi wafat? kalau ya, bagaimana dengan Dhammatta?

nyanadhana

Sang Buddha tidak memberikan kesan bahwa Ananda yang salah, yang mempergunjingkan kesalahan Ananda adalah bhikkhu yang belum mencapai pencerahan, Sang Buddha sudah wanti wanti hal ini dngan menasehati muridnya untuk tidak mempermasalahkan Ananda sesudah Parinibbana. namun bhikkhu yang belum mencapai pencerahan dan dirudung duka mendalam terus memprotes karena dikiranya Buddha itu eternal.

Pencapaian Dhamma adalah sampai pada titik dimana tubuh ini memang tidak bisa meneruskan kehidupannya lagi ibarat mesin mobil keluaran tahun 90 yang udahmulai aus dan usang.

Mara yang menemui Buddha jangan ditanggapi sebagai persona melainkan sebagai sifat alami kematian. Jara Maranam.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Indra

berikut ini adalah kutipan Maha Parinibbana Sutta
------------------------------------------------------

38. Mendengar ucapan-ucapan tersebut, Ananda lalu berkata kepada Sang Bhagava: "Bhante, semoga Sang Bhagava selalu berada di dunia ini; Semogalah Yang Berbahagia tetap di sini sepanjang masa, demi kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Kasihanilah dunia demi kebaikan mahluk-mahluk semuanya dan demi kebahagiaan para dewa serta manusia."
   39. Sang Bhagava lalu menjawab demikian: "Cukuplah Ananda, janganlah menahan Sang Tathagata, karena waktunya sudahlah terlambat, untuk permintaan semacam itu."
   Tapi untuk kedua dan ketiga kalinya, Ananda memohon kepada Sang Bhagava: "Bhante, semoga Sang Bhagava tetap berada di dunia ini, semoga Yang Berbahagia tetap di sini sepanjang masa; demi kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Kasihanilah dunia, demi kebaikan semua mahluk dan kebahagiaan para dewa serta manusia."
   Sang Bhagava lalu berkata: "Ananda, apakah kamu mempunyai keyakinan terhadap buah hasil Penerangan sejati dari Sang Tathagata?"
Ananda menjawab: "Bhante, kami sangat yakin."
"Ananda, kalau begitu, mengapa kamu mengganggu Sang Tathagata sampai tiga kali?"
   40. Ananda menjawab: "Dari mulut Sang Tathagata sendiri kami telah mendengar: 'Barang siapa yang telah mengembangkan, mempraktekkan, menggunakan, memelihara, menyelidiki dengan seksama dan menguasai empat iddhipada (dasar kekuatan batin), maka ia dapat menggunakan iddhipada itu sebagai alat dan dasar dan bila ia ingin, ia dapat mempertahankan kehidupannya selama satu kappa atau selama sebagian kappa yang masih berlangsung.' Sekarang Sang Tathagata telah mempraktekkan dan mengembangkan iddhipada itu dengan sempurna, maka ia dapat dan bila ia ingin, ia dapat hidup selama satu kappa atau selama bagian dari kappa yang masih berlangsung."
   "Ananda, apakah kamu mempercayainya?"
   "Ya, kami mempercayainya, bhante," jawab Ananda. "Ananda, dengan demikian kesalahan ada padamu. Karena dalam hal ini kamu telah gagal memahami saran yang sederhana dan bermakna serta dorongan yang berarti yang diberikan oleh Sang Tathagata, maka seharusnya kamu tidak memohon beliau untuk tetap berada di sini. Jika pada waktu yang lalu kamu memohon seperti itu, untuk kedua kali Sang Tathagata mungkin menolaknya, tetapi untuk yang ketiga kalinya ia mungkinkan menyetujuinya. Ananda, oleh karena itu, kesalahan ada padamu, maka permohonanmu sekarang adalah sia-sia."
--------------------------
jadi menurut Sutta ini, Sang Buddha memang menyalahkan Ananda

nyanadhana

Maha Parinibbana sutta
Praise To Ananda

36. Then the Blessed One addressed the bhikkhus, saying: "Bhikkhus, the Blessed Ones, Arahants, Fully Enlightened Ones of times past also had excellent and devoted attendant bhikkhus, such as I have in Ananda. And so also, bhikkhus, will the Blessed Ones, Arahants, Fully Enlightened Ones of times to come.

37. "Capable and judicious is Ananda, bhikkhus, for he knows the proper time for bhikkhus to have audience with the Tathagata, and the time for bhikkhunis, the time for laymen and for laywomen; the time for kings and for ministers of state; the time for teachers of other sects and for their followers.

38. "In Ananda, bhikkhus, are to be found four rare and superlative qualities. What are the four? If, bhikkhus, a company of bhikkhus should go to see Ananda, they become joyful on seeing him; and if he then speaks to them of the Dhamma, they are made joyful by his discourse; and when he becomes silent, they are disappointed. So it is also when bhikkhunis, laymen, or laywomen go to see Ananda: they become joyful on seeing him; and if he then speaks to them of the Dhamma, they are made joyful by his discourse; and when he becomes silent, they are disappointed.

39. "In a universal monarch, bhikkhus, are to be found four rare and superlative qualities. What are those four? If, bhikkhus, a company of nobles should go to see the universal monarch, they become joyful on seeing him; and if he then speaks, they are made joyful by his talk; and when he becomes silent, they are disappointed. So it is also when a company of brahmans, of householders, or of ascetics goes to see a universal monarch.

40. "And in just the same way, bhikkhus, in Ananda are to be found these four rare and superlative qualities."
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Indra

benar sekali, tapi itu diluar topik, tidak menjawab pertanyaan

nyanadhana

46. "And then, Ananda, I answered Mara, the Evil One, saying: 'Do not trouble yourself, Evil One. Before long the Parinibbana of the Tathagata will come about. Three months hence the Tathagata will utterly pass away.'

Sebenarnya bukan atas permintaan Mara dan Sang Buddha menyanggupi Mara, ada beberapa kesalahan dalam penerjemahan.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Indra

"Ananda, dengan demikian kesalahan ada padamu. Karena dalam hal ini kamu telah gagal memahami saran yang sederhana dan bermakna serta dorongan yang berarti yang diberikan oleh Sang Tathagata, maka seharusnya kamu tidak memohon beliau untuk tetap berada di sini. Jika pada waktu yang lalu kamu memohon seperti itu, untuk kedua kali Sang Tathagata mungkin menolaknya, tetapi untuk yang ketiga kalinya ia mungkinkan menyetujuinya. Ananda, oleh karena itu, kesalahan ada padamu, maka permohonanmu sekarang adalah sia-sia."

Pertanyaan: Mengapa Sang Buddha menyalahkan Ananda untuk hal yang sebenarnya bukan kesalahan Ananda?

gajeboh angek

Masak sih pak Indra?
Kronologis --> Sang Buddha memberikan hint kepada Ananda, Ananda tidak sadar.
Mara minta Sang Buddha wafat sekarang, Buddha bilang belom waktunya (gak ada perjanjian dengan mara), 3 bulan lagi. (sudah menentukan kapan).
Sang Buddha bilang 3 bulan lagi wafat ke Ananda, Ananda minta Sang Buddha tinggal, Sang Buddha menyatakan sesuatu yang salah (karena sudah tidak bisa lagi, jangan minta lagi, bukan menyalahkan).
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Indra

"Ananda, oleh karena itu, kesalahan ada padamu, maka permohonanmu sekarang adalah sia-sia."

bukankah kalimat di atas menyiratkan bahwa Sang Buddha menyalahkan Ananda, atau interpretasi saya keliru?

gajeboh angek

Salah, karena memang sudah tidak bisa. (kan Sang Buddha sudah bilang sebelumnya, akan Parinibanna 3 bulan lagi).

Bukan karena kesalahan Ananda, maka Sang Buddha Parinibanna.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Indra

"Ananda, oleh karena itu, kesalahan ada padamu, maka permohonanmu sekarang adalah sia-sia."

kalau begitu bukankah lebih baik kalau begini

"Ananda, bukan kesalahanmu, tapi permohonanmu sekarang adalah sia-sia." dengan demikian para bhikkhu lain juga tidak akan menyalahkan Ananda

nyanadhana

Beberapa interpretasi Pali memang kadang suka keliru , dan ini kamu harus mengerti karena yang interpretasi bukan lagi Arahat melainkan semua orang juga bisa. versi Pali nya

183. ''Nanu etaṃ [evaṃ (syā. pī.)], ānanda, mayā paṭikacceva [paṭigacceva (sī. pī.)] akkhātaṃ – 'sabbeheva piyehi manāpehi nānābhāvo vinābhāvo aññathābhāvo. Taṃ kutettha, ānanda, labbhā, yaṃ taṃ jātaṃ bhūtaṃ saṅkhataṃ palokadhammaṃ, taṃ vata mā palujjīti netaṃ ṭhānaṃ vijjati'. Yaṃ kho panetaṃ, ānanda, tathāgatena cattaṃ vantaṃ muttaṃ pahīnaṃ paṭinissaṭṭhaṃ ossaṭṭho āyusaṅkhāro, ekaṃsena vācā bhāsitā – 'na ciraṃ tathāgatassa parinibbānaṃ bhavissati. Ito tiṇṇaṃ māsānaṃ accayena tathāgato parinibbāyissatī'ti. Tañca [taṃ vacanaṃ (sī.)] tathāgato jīvitahetu puna paccāvamissatīti [paccāgamissatīti (syā. ka.)] netaṃ ṭhānaṃ vijjati. Āyāmānanda, yena mahāvanaṃ kūṭāgārasālā tenupasaṅkamissāmā''ti. ''Evaṃ, bhante''ti kho āyasmā ānando bhagavato paccassosi.

Atha kho bhagavā āyasmatā ānandena saddhiṃ yena mahāvanaṃ kūṭāgārasālā tenupasaṅkami; upasaṅkamitvā āyasmantaṃ ānandaṃ āmantesi – ''gaccha tvaṃ, ānanda, yāvatikā bhikkhū vesāliṃ upanissāya viharanti, te sabbe upaṭṭhānasālāyaṃ sannipātehī''ti. ''Evaṃ, bhante''ti kho āyasmā ānando bhagavato paṭissutvā yāvatikā bhikkhū vesāliṃ upanissāya viharanti, te sabbe upaṭṭhānasālāyaṃ sannipātetvā yena bhagavā tenupasaṅkami; upasaṅkamitvā bhagavantaṃ abhivādetvā ekamantaṃ aṭṭhāsi. Ekamantaṃ ṭhito kho āyasmā ānando bhagavantaṃ etadavoca – ''sannipatito, bhante, bhikkhusaṅgho, yassadāni, bhante, bhagavā kālaṃ maññatī''ti.

184. Atha kho bhagavā yenupaṭṭhānasālā tenupasaṅkami; upasaṅkamitvā paññatte āsane nisīdi. Nisajja kho bhagavā bhikkhū āmantesi – ''tasmātiha, bhikkhave, ye te mayā dhammā abhiññā desitā, te vo sādhukaṃ uggahetvā āsevitabbā bhāvetabbā bahulīkātabbā, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. Katame ca te, bhikkhave, dhammā mayā abhiññā desitā, ye vo sādhukaṃ uggahetvā āsevitabbā bhāvetabbā bahulīkātabbā, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussānaṃ. Seyyathidaṃ – cattāro satipaṭṭhānā cattāro sammappadhānā cattāro iddhipādā pañcindriyāni pañca balāni satta bojjhaṅgā ariyo aṭṭhaṅgiko maggo. Ime kho te, bhikkhave, dhammā mayā abhiññā desitā, ye vo sādhukaṃ uggahetvā āsevitabbā bhāvetabbā bahulīkātabbā, yathayidaṃ brahmacariyaṃ addhaniyaṃ assa ciraṭṭhitikaṃ, tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna''nti.

185. Atha kho bhagavā bhikkhū āmantesi – ''handadāni, bhikkhave, āmantayāmi vo, vayadhammā saṅkhārā, appamādena sampādetha. Naciraṃ tathāgatassa parinibbānaṃ bhavissati. Ito tiṇṇaṃ māsānaṃ accayena tathāgato parinibbāyissatī''ti. Idamavoca bhagavā, idaṃ vatvāna sugato athāparaṃ etadavoca satthā [ito paraṃ syāmapotthake evaṃpi pāṭho dissati –§daharāpi ca ye vuddhā, ye bālā ye ca paṇḍitā.§aḍḍhāceva daliddā ca, sabbe maccuparāyanā.§yathāpi kumbhakārassa, kataṃ mattikabhājanaṃ.§khuddakañca mahantañca, yañca pakkaṃ yañca āmakaṃ.§sabbaṃ bhedapariyantaṃ, evaṃ maccāna jīvitaṃ.§athāparaṃ etadavoca satthā]. –

''Paripakko vayo mayhaṃ, parittaṃ mama jīvitaṃ;

Pahāya vo gamissāmi, kataṃ me saraṇamattano.

''Appamattā satīmanto, susīlā hotha bhikkhavo;

Susamāhitasaṅkappā, sacittamanurakkhatha.

''Yo imasmiṃ dhammavinaye, appamatto vihassati;

Pahāya jātisaṃsāraṃ, dukkhassantaṃ karissatī''ti [viharissati (syā.), vihessati (sī.)].

Tidak menyalahkan Ananda tapi menyatakan sudah terlambat karena Tataghata sudah berkata dan itu tidak bisa ditarik kembali
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Indra

saya tidak sedikitpun memahami bahasa Pali, tapi saya menyukai penjelasan bahwa tidak ada pernyataan bahwa Sang Buddha menyalahkan Ananda, dan bahwa ini adalah misinterpretasi dari penerjemah yang mungkin dimulai dari generasi Prof. T Rhys Davids sendiri.

Saya bisa menerima penjelasan teman2, terima kasih

williamhalim

Quote"Ya, kami mempercayainya, bhante," jawab Ananda. "Ananda, dengan demikian kesalahan ada padamu. Karena dalam hal ini kamu telah gagal memahami saran yang sederhana dan bermakna serta dorongan yang berarti yang diberikan oleh Sang Tathagata, maka seharusnya kamu tidak memohon beliau untuk tetap berada di sini.

Dilihat dari terjemahan tersebut, secara sederhana jelas sekali maksudnya bahwa Sang Buddha mengatakan kesalahan Ananda ialah Ia gagal memahami ajaran tsb, bukannya Sang Buddha parinibbana karena kesalahan Ananda...

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)