News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Sang Buddha Wafat

Started by iwakbelido, 14 May 2008, 06:19:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Umat Awam

Up... Up.... mengangkat kembali topik ini.. ;D
Rekan2 sedhamma yg baik, saya butuh dikit info yg kiranya dapat dopertanggung jawabkan kebenarannya...

Sy pernah membaca bahwa sang buddha wafat setelah mengkomsumsi Daging babi lunak..
Dan setelah saya mencari info dr mbah google, ternyata beliau wafat bukan krn keracunan makanan tp lebih krn penyakit usia tua pd umumnya...

Nah yg jadi pertanyaan saya, kenapa setelah beliau makan, sisa dr makanan tsb diminta oleh beliau agar segera dikubur ??
Apa kira2 alasan beliau utk mengubur makanan tsb? apakah hal ini ada dijelaskan dlm sutta ??

Mohon pencerahan dr rekan2..

_/\_

tesla

penjelasan dari Sang Buddha sendiri adalah, tidak satu mahkluk pun yg mampu menyantap makanan tsb.

jadi informasinya hanya sampai di sini...

Sang Buddha juga meyakinkan Cunda agar tidak bersedih, sebab dana makanan yg diberikan tsb justru merupakan dana yg manfaatnya besar...

kenapa sisa makanan tsb tidak boleh disantap oleh yg lain?? ga tau juga... :hammer:
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Kelana

Ada artikel dari Bhikkhu Mettanando mengenai "BAGAIMANA SANG BUDDHA WAFAT ?"
bisa dibaca di: http://bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=60
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Umat Awam

Yup, thanks bro kelana, tp justru artikel tsb lah yg udh sy dapat dr hasil googling..
Tapi blm mendapatkan apa maksud ato alasan mengapa Sang buddha melarang org2 utk menyantap sisa makanan tsb?? dan memerintahkan utk segera menguburkan makanan tsb...

Ada umat buddha yg masih sangat awam yg bertanya ttg hal tsb, dan seperti yg dia ketahui bahwa dlm agama buddha tiada rahasia, semua bisa dijelaskan kecuali beberapa hal diantaranya ttg Nibbana dan Asal mula kehidupan.. Tp mengapa hal yg sepertinya sepele ini tiada satupun yg mengetahui alasannya??

Tapi klo emank ga ada ya apa boleh buat, ntar saya jelasin aja bahwa pertanyaan tsb ga bermanfaat dlm pengembangan Batin  ;D

^:)^

Johsun

Quotekutip di bhagavant.com

Mengapa Sang Buddha tidak pergi sendiri saja ke sumber air, daripada mendesak Ananda yang enggan untuk melakukannya ? Jawabannya sederhana. Sang Buddha  sedang menderita shock yang disebabkan oleh kehilangan banyak darah. Beliau tidak mampu berjalan lagi, dan dari saat itu sampai ke tempat peristirahatan terakhirNya Beliau hampir dapat dipastikan berada dalam tandu.

mengapa sang Buddha masih bisa shock???

QuoteSecara normal, rasa sakit dipicu oleh makanan yang berat (besar), yang memerlukan aliran darah lebih tinggi ke saluran pencernaan

wah ini menakutkan nih, bagaimana kita bisa mengontrol aliran darah supaya bisa mengalr lebih tinggi ke pencernaan, ini diluar kuasa ku. menakutkan saja...
CMIIW.FMIIW.

Johsun

QuoteSecara normal, rasa sakit dipicu oleh makanan yang berat (besar), yang memerlukan aliran darah lebih tinggi ke saluran pencernaan. Ketika penyumbatan terjadi, saluran usus kecil kehilangan  persediaan darah nya , yang kemudian terjadi hambatan suplai darah, atau mati rasa setempat (gangrene), pada bagian saluran usus akhir (intestinal tract). Hal ini pada gilirannya mengakibatkan luka sayatan pada dinding saluran usus akhir, pendarahan yang sangat dalam pada saluran usus akhir, dan kemudian diare berdarah.

bikin sugesti yang enggak enggak!

CMIIW.FMIIW.

gajeboh angek

#21
QuoteSy pernah membaca bahwa sang buddha wafat setelah mengkomsumsi Daging babi lunak..

Nanti diprotes yang Mahayana ;D
Menilik asal katanya sukara maddava diterjemahkan secara harafiah sebagai kesukaan babi, di kitab komentar Pali (Theravada) dijelaskan bahwa makanan itu adalah bagian babi yang menyenangkan, atau babi muda. Di Mahayana hal itu adalah sejenis jamur kesukaan babi. Masing-masing pasti akan mempertahankan argumentasi masing-masing ;D

Konon ada 2 makanan yang paling bagus untuk didanakan, yaitu kepada Bodhisatta tepat sebelum mencapai pencerahan, dan kepada Buddha sebelum parinibanna. Mengetahui hal ini dan ingin membuat kebajikan, para dewa memberikan banyak sari-sari (ouja) yang bergizi, sehingga overdosis, dan tidak ada makhluk yang bisa mencerna dengan baik kecuali Sammasambuddha sendiri. Kalau ada yang menyantap pasti akan overdosis dan tidak mampu mencerna. Makanya dilarang untuk dimakan.

Kalau pandangan materialis seperti Mettanando disimpulkan karena mesentric disease. Ada juga yang bilang keracunan. Atau mungkin shock kehilangan banyak darah, dsb. Tapi kalau mengacu kepada Sutta dan komentar-komentar, bukan hal itu yang terjadi

Tapi saya percaya bukan hal itu penyebab Sang Buddha wafat, karena memang sudah sesuai waktunya, karena untuk mengajarkan anicca. Sang Buddha pernah mengatakan bahwa Sammasambuddha bisa hidup sampai akhir kalpa jika Sang Buddha menghendakinya. Seorang Sammasambuddha konon tidak bisa wafat karena faktor luar, seperti dibunuh, karena keracunan, karena radang otot perut, dll. Karena timbunan jasa-jasa yang dilakukan pada saat masih menjadi Bodhisatta, hal itu mengakibatkan suatu titik jenuh, yang berakibat seorang Sammasambuddha tidak bisa wafat karena faktor luar. Hal ini bukan cuma eksklusif Theravada, melainkan di 3 aliran besar mempercayai adanya Dhammatta, keteraturan-keteraturan yang ada pada saat kemunculan seorang Sammasambuddha, seperti waktu yang sesuai, penduduk yang sesuai, tempat yang sesuai, kondisi-kondisi yang sesuai. Salah satu Dhammatta itu adalah seorang Sammasambuddha tidak bisa wafat karena faktor luar.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Johsun

Sang Buddha disebut Maha Tahu, maka tidak mungkin sang Buddha tidak mengetahui bahwa makanan itu akan berakibat buruk bagi tubuhnya.
Sang Buddha tentu sudah mengetahui sebelum memakan benda yang membuat tubuhNya menjadi lemah dan rusak.
Mengapa sang Buddha Yang Maha Tahu itu tetap melakukan hal tersebut?
Karena sudah memiliki perjanjian dengan sang Mara pada saat 3 bulan yang lalu.
Shingga tidak ada satupun yang dapat melemahkan tubuhNya kecuali harus mengkomsumsi jenis tumbuhan/jamur yang bernama Kaki Babi itu.
Dan Buddhapun bertemu dengan siswa yang bernama Cunda.

CMIIW.FMIIW.

Kelana

Perlu kita ketahui bersama dalam artikel  tersebut Bhikkhu Mettanando mengungkapkan sudut pandang kedokteran dan menempatkan Buddha sebagai layaknya manusia biasa. Oleh karena itu kadang kala kita akan menemukan sedikit kontradiksi dari apa yang telah kita dengar dari tradisi.

Quote from: Umat Awam on 21 May 2008, 06:23:39 PM
Yup, thanks bro kelana, tp justru artikel tsb lah yg udh sy dapat dr hasil googling..
Tapi blm mendapatkan apa maksud ato alasan mengapa Sang buddha melarang org2 utk menyantap sisa makanan tsb?? dan memerintahkan utk segera menguburkan makanan tsb...

Ada umat buddha yg masih sangat awam yg bertanya ttg hal tsb, dan seperti yg dia ketahui bahwa dlm agama buddha tiada rahasia, semua bisa dijelaskan kecuali beberapa hal diantaranya ttg Nibbana dan Asal mula kehidupan.. Tp mengapa hal yg sepertinya sepele ini tiada satupun yg mengetahui alasannya??

Tapi klo emank ga ada ya apa boleh buat, ntar saya jelasin aja bahwa pertanyaan tsb ga bermanfaat dlm pengembangan Batin  ;D

^:)^

Jika mengacu pada sutta maka kita akan melihat jawaban (alasan) Sang Buddha yaitu :" Cunda, sisa-sisa Sukaramaddava yang masih tertinggal, tanamkanlah dalam sebuah lobang, karena kami lihat di dunia ini di antara para dewa, Mara, Brahmana, para samana atau Brahma, atau pun manusia, tidak ada seorang pun yang sanggup memakannya atau mencernakannya, kecuali Sang Tathagata sendiri."

Jika diteruskan dengan pertanyaan: "mengapa para dewa, mara, dll tidak sanggup memakannya?" , hal ini tidak terdapat dalam sutta, karena mungkin pada waktu itu tidak ada yang menanyakannya. Nah, tidak ada penjelasan dalam sutta bukan berarti hal tersebut adalah suatu rahasia. Yang namanya rahasia adalah sesuatu yang memang ada tapi disembunyikan.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Kelana

Quote from: JHONSON on 21 May 2008, 07:13:44 PM

mengapa sang Buddha masih bisa shock???

Shock di sini bukanlah reaksi batin yang terkejut, tapi reaksi jasmani karena adanya kondisi yang tidak biasanya yang datang tiba-tiba. Jadi jelas Sang Buddha masih bisa shock karena beliau memiliki tubuh jasmani.

QuoteSecara normal, rasa sakit dipicu oleh makanan yang berat (besar), yang memerlukan aliran darah lebih tinggi ke saluran pencernaan

wah ini menakutkan nih, bagaimana kita bisa mengontrol aliran darah supaya bisa mengalr lebih tinggi ke pencernaan, ini diluar kuasa ku. menakutkan saja...

Apa yang harus ditakutkan? Ini adalah proses wajar yang ada dalam tubuh. Ketika kita makan makanan yang sifatnya berat maka otomatis aliran darah lebih tinggi menuju ke saluran pencernaan. Mungkin yang dari kedokteran bisa menjelaskan lebih lanjut.


Quote from: JHONSON on 21 May 2008, 07:16:04 PM
bikin sugesti yang enggak enggak!

Sugesti yang enggak-enggak? Maksudnya apa ya ?

GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Kelana

Quote from: JHONSON on 21 May 2008, 09:51:34 PM
Sang Buddha disebut Maha Tahu, maka tidak mungkin sang Buddha tidak mengetahui bahwa makanan itu akan berakibat buruk bagi tubuhnya.
Sang Buddha tentu sudah mengetahui sebelum memakan benda yang membuat tubuhNya menjadi lemah dan rusak.
Mengapa sang Buddha Yang Maha Tahu itu tetap melakukan hal tersebut?
Karena sudah memiliki perjanjian dengan sang Mara pada saat 3 bulan yang lalu.
Shingga tidak ada satupun yang dapat melemahkan tubuhNya kecuali harus mengkomsumsi jenis tumbuhan/jamur yang bernama Kaki Babi itu.
Dan Buddhapun bertemu dengan siswa yang bernama Cunda.



Sebelum menjawabnya, pertanyaannya adalah apa yang anda maksud dari Maha Tahu di sini?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

nyanadhana

 _/\_ Sukara maddava memang penterjemahannya memiliki kata ambigu namun dari Sutta kita dapatkan adalah begini, makanan ini sebenarnya hanyalah dana makanan biasa namun para deva menambahkan sari-sari yang sangat bergizi ke dalam. Sang Buddha yang mengetahui hal ini mengatakan kepada murid-muridnya untuk tidak memakan itu karena makanan itu diperuntukkan untuk Tathagata dan hanya Tathagata yang bisa menyerap sari-sari itu sedangkan bila seseorang memakannya diakibatkan sari yang dikandung terlalu bergizi tinggi maka akan menyebabkan keracunan/kematian.

Sang Buddha menyantap makanan itu lalu memulai perjalanan menuju 2 Pohon Sala yang kita kenal sebagai tempat Parinibbana Sang Buddha. Sebelum Parinibbana , Sang Buddha juga sudah mengetahui bahwa jikalau ia Parinibbana maka akan ada orang yang mencela Cunda karena memberikan makanan terakhir yang beracun, sesungguhnya bukan demikian, Sang Buddha parinibbana adalah karena jasmaninya sudah uzur,mengikuti Niyama,maka jasmani akan ditelan oleh waktu(tua dan mati).

Sang Buddha berpesan kepada muridnya agar tidak mencela Cunda karena ia telah berdana makanan kepada Tathagata dan itu adalah perbuatan yang sangat terpuji. Makanan Sukara Maddava yang sisa kemudian harus dikuburkan karena sari itu akan kembali diserap oleh bumi dan netral.
Jadi Tathgata bukan Parinibbana gara-gara keracunan makanan melainkan sudah waktunya. _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

K.K.

Makanan yang telah dimakan itu dibuang dan dikatakan tidak bisa dimakan oleh dewa, mara, brahmana, samana dan brahmana, karena makanan yang telah didanakan khusus kepada seorang Samma Sambuddha, tidak dapat dimakan oleh mahluk lain.
Hal ini kemungkinan sama seperti dalam Sagatha-Vagga 7.1.9, tetapi makanan itu diberikan tanpa mengetahui Gotama adalah seorang Samma Sambuddha, sehingga dikatakan para Arahat (Siswa Tathagata) bisa memakannya.


Wen Wen

siapa itu budha?
tiada tuhan selain Allah
Allah itu maha tahu

ryu

Quote from: Wen Wen on 18 June 2008, 10:27:13 AM
siapa itu budha?
tiada tuhan selain Allah
Allah itu maha tahu

=)) MAHA TAHU=TAHU YANG BESAR YAH =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))