PORNOAKSI DAN PORNOGRAFI DALAM PANDANGAN AGAMA BUDDHA???

Started by Saddha_vinita05, 14 May 2008, 11:59:12 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

EVO

tak akan pernah terjawab......
diskusi ini....
sama seperti kita ingin tau apakah itu nibanna...
apa yang dikatakan c lily ada benarnya...
apa yang dikatakan lobha..mula..citta..itu akan tersadari dengan sendirinya
jika kita praktek meditasi...keinginan itu akan padam dengan sendirinya
kita tidak akan membentuk kondisi untuk nonton lagi...

apa yang di katakan saudara-saudara lain juga benar...
karna itu lah tingkat proses pembinaan....yang berbeda....
dan kadang tontonan itu akan menimbulkan unsur yang positip
tergantung tontonannya...


maaf ya aku tidak bisa berpandangan dalam agama buddha
aku hanya berpandangan...dari proses...aku suka menonton...menonton...tidak suka....netral....

tesla

'ingin' menonton di sini bukanlah perbuatan fungsionalitas, tetapi jelas karena hasrat, nafsu, lobha...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Umat Awam


williamhalim

Quote from: Hendra Susanto on 22 May 2008, 10:04:35 AM
alasannya ce?

Lobha mula citta = pikiran yg berakar pada keinginan mengenggam objek
Dosa mula citta = pikiran yg berakar pada keinginan menolak objek

keinginan menonton film siddharta adalah lobha bukan dosa (menolak).
Apakah lobha mula citta ini akan berujung pada dosa? tergantung seberapa kuat lobha mula citta-nya. Jika lobha mula citta nya sangat kuat, maka begitu keinginannya tidak terwujud yg timbul adalah dosa mula citta, contoh: begitu keinginan menonton siddharta tidak tercapai akan timbul kekesalan, kekecewaan, dll... bahkan bisa mencak2 kepada -misalnya- adik sendiri, karena adik ternyata ingin menonton samurai jack.

Objek adalah netral (blue film ataupun film siddharta), lobha / tanha-lah yg membuatnya menjadi berbeda.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

bond

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Hendra Susanto

QuoteObjek adalah netral (blue film ataupun film siddharta), lobha / tanha-lah yg membuatnya menjadi berbeda.

klo gt nonton tv, film gak masalah like u said object is netral

williamhalim

Quote from: Hendra Susanto on 22 May 2008, 10:30:33 AM
QuoteObjek adalah netral (blue film ataupun film siddharta), lobha / tanha-lah yg membuatnya menjadi berbeda.

klo gt nonton tv, film gak masalah like u said object is netral


Gak masalah selama kita bisa upekkha.
Masalahnya, apakah u bisa upekkha selama menonton sinetron/blue film, misalnya?  :)

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Lily W

Quote from: tesla on 21 May 2008, 09:20:07 PM
kalau dalam abhidhamma, perhatian bukanlah sati, melainkan manasikara
sati, kalau saya pribadi mentranslatenya ke bahasa indonesia sebagai 'kewaspadaan' (sebenarnya sadar, tapi sadar sudah digunakan utk mentranslate citta. 'sadar' dalam bahasa indonesia, ternyata memiliki banyak makna)

jadi dalam menonton film biru, yg ada adalah perhatian, bukan kewaspadaan.

Dalam cetasika (faktor batin) :

Sati = Perhatian terhadap objek sesuai kondisi yang sesungguhnya
Sati ini termasuk salah satu Sobhanasadharana cetasika (Faktor batin indah yg terdapat di semua jenis kusala citta). Sobhanasadharana cetasika tidak bisa bersekutu dengan akusala cetasika (faktor batin tidak bermanfaat seperti kelompok Lobha, dosa, moha, thinamiddha & vicikiccha). Sobhanasadharana cetasika hanya bersekutu dengan Annasamana cetasika (Faktor batin netral).

Manasikara = perhatian, faktor batin yg mengarahkan faktor batin lainnya ke objek secara spontan
Manasikara termasuk salah satu Sabbacittasadharana cetasika (faktor batin netral yg terdapat di semua jenis citta)
kalo Sabbacittasadharana cetasika bersekutu dengan akusala cetasika (faktor batin tidak bermanfaat) maka hasilnya adalah akusala cetasika.  Dan apabila Sabbacittasadharana cetasika bersekutu dengan sobhana cetasika (faktor batin yg indah/bermanfaat) maka hasilnya adalah sobhana cetasika.

Emang rumit sih...supaya gampang...bisa diliat di table cetasika (thread Abhidhamma). Jika ingin sungguh2 praktekkan dhamma...bisa di mulai dari mengamati cetasika ini. kalo akusala cetasika yg muncul..cobalah di manage.. ;D

_/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

nyanadhana

bukankah objek diluar adalah netral, yang membuatnya tidak netral adalah gejolak batin sendiri, so mau salahkan apa tvnya,filmnya,penemu tvnya,penjual tvnya,pemain sinetronnya?
bukankah kita yang masuk dalam jeratan batin kita sendiri? jadi salah siapa?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Hendra Susanto


Hendra Susanto

Quote from: willibordus on 22 May 2008, 10:35:00 AM
Quote from: Hendra Susanto on 22 May 2008, 10:30:33 AM
QuoteObjek adalah netral (blue film ataupun film siddharta), lobha / tanha-lah yg membuatnya menjadi berbeda.

klo gt nonton tv, film gak masalah like u said object is netral


Gak masalah selama kita bisa upekkha.
Masalahnya, apakah u bisa upekkha selama menonton sinetron/blue film, misalnya?  :)

::


upekkha apa?

nyanadhana

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

williamhalim

Quote from: Hendra Susanto on 22 May 2008, 10:49:07 AM
Quote from: willibordus on 22 May 2008, 10:35:00 AM
Quote from: Hendra Susanto on 22 May 2008, 10:30:33 AM
QuoteObjek adalah netral (blue film ataupun film siddharta), lobha / tanha-lah yg membuatnya menjadi berbeda.

klo gt nonton tv, film gak masalah like u said object is netral


Gak masalah selama kita bisa upekkha.
Masalahnya, apakah u bisa upekkha selama menonton sinetron/blue film, misalnya?  :)

::


upekkha apa?


Upekkha = batin yg seimbang

Film, seperti objek2 lainnya adalah NETRAL.
Namun, film dibuat dengan tujuan untuk memainkan emosi penontonnya.
Biasanya, emosi yg akan timbul adalah: kesedihan, kemarahan, kesal, benci, dll.
Emosi2 tsb adalah akusala cetasika.

Jadi, jika selama menonton film, batin kita banyak memproduksi kamma buruk, tentu saja kita akan rugi.
Lain halnya jika selama menonton film, pikiran kita dapat aktif memproduksi kamma bermanfaat, malah akan bagus sekali.
Tapi sejauh yg saya tau, tidak banyak film yg akan mengkondisikan kita untuk berpikiran metta, karuna dan mudita.

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Lex Chan

Quote from: willibordus on 22 May 2008, 10:35:00 AM
Gak masalah selama kita bisa upekkha.
Masalahnya, apakah u bisa upekkha selama menonton sinetron/blue film, misalnya?  :)

Ngga usah jauh2, bisa nonton film Mr. Bean tanpa ketawa aja itu udah hebat bener.. 8)
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

K.K.

Kalo dibilang 'mau nonton' aja pasti udah 'lobha mula citta', saya kurang setuju. Seperti saya katakan, sebetulnya 'kan sama saja antara 'mau nonton', 'mau baca buku', 'mau denger lagu', belom tentu semuanya berakar pada lobha-dosa-moha. Misalnya 'mau baca sutta', masa' selalu dibilang 'lobha mula citta'? Kadang pikiran hanya 'mencari info', dan itu seharusnya termasuk 'ahetu'.