Diskusi soal Tuhan seperti yang tercatat dalam Pitaka

Started by nyanadhana, 12 May 2008, 03:13:02 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

#75
Quote from: g.citra on 23 December 2008, 02:46:54 AM
Quote"Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."

Quoteke-tuhan-an itu adalah ciptaan dari aliran khas indonesia....... itu konsep mereka berdasar dari sila ke-1 Pancasila NKRI yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa
sementara dalam mazhab theravada, cenderung utk menggunakan Udana VIII itu
semuanya semata demi kelangsungan buddhism di indonesia saja
namun dalam konsep buddhism, sebenarnya tidak ada disebutkan mengenai "sifat ketuhanan"

[at] bro markos...

tentang Udana VIII, menurut anda sesuatu tersebut disebut apakah?   :)

Namo Buddhaya...  _/\_ ...


dear citra,

ini sebenarnya pernah saya bahas di postingan terpisah namun saya akan ulangi lagi yah.

SESUATU itu hanyalah masalah kekeliruan penterjemahan ke bhs indonesia

berikut saya kutipkan bhs inggrisnya :
QuoteThere is, monks, an unborn -- unbecome -- unmade -- unfabricated. If there were not that unborn -- unbecome -- unmade -- unfabricated, there would not be the case that emancipation from the born -- become -- made -- fabricated would be discerned. But precisely because there is an unborn -- unbecome -- unmade -- unfabricated, emancipation from the born -- become -- made -- fabricated is discerned.

AN diatas seharusnya hanya merupakan kata penghubung saja, sehingga terjemahannya sehrusnya menjadi

..... ada YANG tidak dilahirkan...

Penjelasan mengenai Nibbana :


Nibbana adalah NAMA DHAMMA, kebenaran hakekat sesungguhnya dari NAMA/batin

sedangkan Nama yg saat ini ada dalam diri kita, adalah NAMA khanda dan NAMA Dhamma

pada saat khanda musnah, Nama Khanda juga ikut musnah, dan tercapailah Nibbana alias hanya Nama Khanda saja

Jadi maaf jika secara buddhis, tidak ada yg bersinggungan dengan TUHAN atau sifat KETUHANAN karena semuanya hanyalah apa yg ada dalam diri kita, bukan pihak eksternal manapun juga

Tapi jika ada yg ingin menyama2kan konsep tertentu, yah silahkan saja

namun hendaknya itu disadari sebagai miccha ditthi, yg akan menghambat pencapaian nibbana karena Miccha Ditthi adalah salah satu rintangan yg harus dipatahkan jika seseorang ingin mencapai Sotapana

semoga konsep ini bisa bermanfaat bagi kita semua dalam merealisasi nibbana yah

candra_mukti19


g.citra

Quotesaya kurang tahu siapa yang mempopulerkan buddhisme memiliki ketuhanan sampai hari ini karena tentunya oknum ini telah membuat banyak umat buddha memiliki pandangan yang salah mengenai apa yang ingin diajarkan Sang Buddha mengenai Nibbana.

[at] bro nyanadhana...

'memiliki' dengan 'mengakui' samakah?

Kita 'mengakui' adanya anatta apakah juga 'memilikinya'?     :)

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

Nevada

Quote from: candra_mukti19 on 23 December 2008, 11:55:08 AM
apakah nibbana itu termasuk faktor batin?


Nibbana itu keadaan yang terbebas / padamnya nafsu inderawi.

Pintu2 inderanya tenang. Batinnya damai. Orang yang mencapai Nibbana akan berpikir, berucap dan berbuat secara terkendali. Tidak akan lagi berbuat seperti manusia duniawi ataupun binatang...

Nibbana mencakup batin dan fisik jasmani.

g.citra

[at] bro markos...

Kalau memang benar jawaban anda tentang UDANA VIII itu adalah NIBBANA,
maka saya setuju sepenuhnya dengan jawaban anda atas pertanyaan saya...:)

lalu mengenai tulisan anda dibawah...

QuoteTapi jika ada yg ingin menyama2kan konsep tertentu, yah silahkan saja
namun hendaknya itu disadari sebagai miccha ditthi, yg akan menghambat pencapaian nibbana karena Miccha Ditthi adalah salah satu rintangan yg harus dipatahkan jika seseorang ingin mencapai Sotapana


Untuk menghilangkan 'Vicikiccha'  didalam diri saya, saya ingin bertanya lebih lanjut... :)

apakah saya menjadi 'Miccha Ditthi' kalau saja saya megakui Udana VIII itu sebagai Tuhan Juga...?

nb: Tuhan disini bukan sebuah wujud benda atau person yg menjadi Tuhannya umat lain...
tetapi Tuhan yg maha Esa, dalam arti kata saya mengakui Nibbana juga sebagai yg Maha Esa... :)

Mengapa? Karena bagi saya kata antara Tuhan dan Nibbana bukan masalah selama kita memang mengartikannya bukan sebagai benda atau person... :)

Mohon penerangannya... :)

Namo Buddhaya...  _/\_ ...


nyanadhana

Quote from: g.citra on 23 December 2008, 11:59:05 AM
Quotesaya kurang tahu siapa yang mempopulerkan buddhisme memiliki ketuhanan sampai hari ini karena tentunya oknum ini telah membuat banyak umat buddha memiliki pandangan yang salah mengenai apa yang ingin diajarkan Sang Buddha mengenai Nibbana.

[at] bro nyanadhana...

'memiliki' dengan 'mengakui' samakah?

Kita 'mengakui' adanya anatta apakah juga 'memilikinya'?     :)

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

meng "aku" i adalah meng "iya" kan dalam arti aku adalah ini punyaku,apakah beda dengan memiliki?

tetapi Tuhan yg maha Esa, dalam arti kata saya mengakui Nibbana juga sebagai yg Maha Esa...

Nibbana jika anda terjemahkan ke dalam Maha Esa berarti Nibbana sendiri punya sebuah tingkatan,dan akan muncul Nibbana tingkat satu,dua,tiga,sedangkan Nibbana adalah ultimate padam.tidak ada Maha Maha MAHA.jika ada itu bukan Nibbana namun kilesa.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

nyanadhana

#81
apakah saya menjadi 'Miccha Ditthi' kalau saja saya megakui Udana VIII itu sebagai Tuhan Juga...?

bahkan kalo anda meyakini Tuhan sebagai Tathagatagarbha konsep Mahayana,anda sendiri telah keluar dari konsep Buddhisme .karena konsep tathagatagarbha ,alayavijnana ternyata diderivatif dari Vedanta. yaitu Maha Brahman.Maha Atta.

Mengapa? Karena bagi saya kata antara Tuhan dan Nibbana bukan masalah selama kita memang mengartikannya bukan sebagai benda atau person...


nama hanyalah kesepakatan bersama dalam komunikasi.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

g.citra

Quotemeng "aku" i adalah meng "iya" kan dalam arti aku adalah ini punyaku,apakah beda dengan memiliki?

Wah jadi inti masalahnya bukan konsep saya yg berbeda, tetapi memang pengetahuan berbahasa sayalah yang masih rendah... (maklum hanya lulusan SMA)   :)

Quotetetapi Tuhan yg maha Esa, dalam arti kata saya mengakui Nibbana juga sebagai yg Maha Esa...
Nibbana jika anda terjemahkan ke dalam Maha Esa berarti Nibbana sendiri punya sebuah tingkatan,dan akan muncul Nibbana tingkat satu,dua,tiga,sedangkan Nibbana adalah ultimate padam.tidak ada Maha Maha MAHA.jika ada itu bukan Nibbana namun kilesa.

maksud nya setelah Esa (eka) ada dwi, tri, catur, panca dsb gitu...?   :)

Mungkin saya harus belajar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar agar tidak menyamaratakan arti dan maksud yang nantinya mengundang perbedaan pendapat... :))

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

markosprawira

Quote from: g.citra on 23 December 2008, 12:22:46 PM
[at] bro markos...

Kalau memang benar jawaban anda tentang UDANA VIII itu adalah NIBBANA,
maka saya setuju sepenuhnya dengan jawaban anda atas pertanyaan saya...:)

lalu mengenai tulisan anda dibawah...

QuoteTapi jika ada yg ingin menyama2kan konsep tertentu, yah silahkan saja
namun hendaknya itu disadari sebagai miccha ditthi, yg akan menghambat pencapaian nibbana karena Miccha Ditthi adalah salah satu rintangan yg harus dipatahkan jika seseorang ingin mencapai Sotapana


Untuk menghilangkan 'Vicikiccha'  didalam diri saya, saya ingin bertanya lebih lanjut... :)

apakah saya menjadi 'Miccha Ditthi' kalau saja saya megakui Udana VIII itu sebagai Tuhan Juga...?

nb: Tuhan disini bukan sebuah wujud benda atau person yg menjadi Tuhannya umat lain...
tetapi Tuhan yg maha Esa, dalam arti kata saya mengakui Nibbana juga sebagai yg Maha Esa... :)

Mengapa? Karena bagi saya kata antara Tuhan dan Nibbana bukan masalah selama kita memang mengartikannya bukan sebagai benda atau person... :)

Mohon penerangannya... :)

Namo Buddhaya...  _/\_ ...



dear g.citra

Nama/batin yg ada pada mahluk itu terdiri dari Nama Khanda dan Nama Dhamma
- sanna cetasika akan membentuk sanna khanda
- vedana cetasika akan menjadi vedana khanda
- 50 cetasika sisanya akan menjadi sankhara khanda
- citta/kesadaran akan menjadi vinnana khanda

demikian juga Rupa, yg akan menjadi Rupa Khanda....

5 Khanda inilah yg membentuk 1 mahluk

Nibbana adalah kondisi dimana tidak ada khanda, jadi Arupa dan juga ANama (Khanda), sehingga hanya akan ada Nama Dhamma saja

Dan konsep ini, tidak akan pernah bisa selaras dengan Tuhan, dalam pengertian apapun karena inilah ke-khas-an Buddhism

Jadi mengingat kita ada di forum buddhis, alangkah baiknya jika kita semua tidak menggunakan konsep Tuhan dalam bentuk apapun karena sudah jelas akan beda dengan pengertian Nibbana dalam Buddhism

Semoga bs bermanfaat bagi kita semua yah

hatRed


Quote
Tuhan n 1 sesuatu yg diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sbg yg Mahakuasa, Mahaperkasa, dsb: -- Yang Maha Esa; 2 sesuatu yg dianggap sbg Tuhan: pd orang-orang tertentu uanglah sbg -- nya;
ber·tu·han v 1 percaya dan berbakti kpd Tuhan; beribadah: orang yg tidak ~ , orang yg tidak percaya akan adanya Tuhan; 2 memuja sesuatu sbg Tuhan: janganlah kita ~ kpd berhala;
ber·tu·han·kan v bertuhan kpd: ia ~ harta benda saja;
me·nu·han·kan v menjadikan sesuatu sbg Tuhan; mempertuhan;
mem·per·tu·han v menganggap (memuja dsb) sesuatu sbg Tuhan; memperdewakan; menuhankan;
mem·per·tu·han·kan v mempertuhan;
ke·tu·han·an n 1 sifat keadaan Tuhan; 2 segala sesuatu yg berhubungan dng Tuhan: hal-hal ~ , yg berhubungan dng Tuhan; ilmu ~ , ilmu mengenai keadaan Tuhan dan agama; dasar ~ , kepercayaan kpd Tuhan Yang Maha Esa

Tuhan = yang diyakini, dipuja, disembah

Ketuhanan = sifat dari keadaan Tuhan, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan

mengenai pernyataan om candra tentang ketuhanan = Esa, Allah itu mutlak. tidak dilahirkan dan tidak melahirkan. dan tidak satupun yang menyerupainya (buhist : tidak menjelma).


Hal yang membedakan tiga pengertian diatas dengan Nibbana

Dengan Tuhan = jelas beda karena Nibbana tidak dipuja atau disembah apalagi diyakini

Dengan Ketuhanan = Nibbana tidak ada hubungan sama sekali dengan Tuhan jadi tidak termasuk Ketuhanan

Dengan pernyataan om candra = Walau memang sama yaitu tidak dilahirkan/melahirkan, dan tidak menyerupai tetapi dalam Islam dikatakan segala sesuatu atas kehendak Allah atau biasa dikatakan ridho allah, sedangkan nibbana gak memberikan sesuatu seperti orang muslim minta ke allah mereka.
i'm just a mammal with troubled soul



g.citra

[at] markos and hatRed...

Oke ga apa-apa koq...

Saya paham sepenuhnya dengan penjelasan anda jadi masalah istilah penggunaan kata sekali lagi saya tegaskan, memang saya yang perlu 'bebenah' diri untuk tidak menimbulkan ke-rancu-an nantinya... :)

Anumodana saya ucapkan kepada anda berdua... :) ... GRP will sent yo you...

Salam,
Namo Buddhaya...  _/\_ ...

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

budha child

saya ingin tahu definisi "Tuhan" dalam budhism ajaran theravada...
thx  _/\_