Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme

Started by dhammadinna, 17 October 2013, 07:57:39 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

btj

#105
Quote from: dhammadinna on 29 October 2013, 08:34:00 PM

benar..

Anicca adalah perubahan pada segala sesuatu yang berkondisi (berubah-ubah sesuai kondisi), yaitu bentuk, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan kehendak, kesadaran.
Apakah ada sesuatu yang tidak berkondisi? maksudnya sesuatu yang berada di luar bentuk, perasaan, persepsi, bentukan2 kehendak, dan kesadaran?
Misalnya nibbana?


Quote
Jadi, Anicca adalah mutlak. Kamu menganggapnya tidak mutlak, karena kamu salah mendefinisikan anicca (definisimu = sesuatu yang berkondisi dan yang tanpa kondisi).
Maksud saya jika anicca artinya perubahan pada segala sesuatu yang BERKONDISI maka berarti perubahan pada segala sesuatu yang berkondisi tersebut sifatnya tidak mutlak donk jika ada sesuatu yang tidak berkondisi? dengan kata lain ada sesuatu yang luput dari perubahan?


Ada kerancuan gak dari tulisan saya?
Atau anda setuju?
________________

Quote
Sori juga bro.. saya tidak bermaksud untuk mendesak, atau mengganggu kesibukan. Tapi hanya menilai dari jawaban yang terasa seperti 'setengah-setengah'. Oke, untuk selanjutnya, take your time.. :)
Oke berarti "sori"nya tidak tepat sasaran, saya salah nangkap, sori.
Makasih klarifikasi dan maklumannya.
Tidak apa-apa.

dhammadinna

#106
Quote from: btj on 30 October 2013, 01:38:30 AM
Apakah ada sesuatu yang tidak berkondisi? maksudnya sesuatu yang berada di luar bentuk, perasaan, persepsi, bentukan2 kehendak, dan kesadaran?
Misalnya nibbana?

Nibbana adalah tanpa kondisi.

QuoteMaksud saya jika anicca artinya perubahan pada segala sesuatu yang BERKONDISI maka berarti perubahan pada segala sesuatu yang berkondisi tersebut sifatnya tidak mutlak donk jika ada sesuatu yang tidak berkondisi? dengan kata lain ada sesuatu yang luput dari perubahan?

Kalau begini, bagaimana bro (sori sebelumnya kalau contohnya kurang sopan. Saya tidak menemukan contoh lain):

"p*nis adalah sesuatu yang dimiliki laki-laki sejak (saat) ia dilahirkan."

Menurutmu ini mutlak atau relatif?

btj

Quote from: dhammadinna on 30 October 2013, 08:24:40 AM
Nibbana adalah tanpa kondisi.
Apakah ini contoh (walaupun belum saya buktikan sendiri) ketidakmutlakan dari hukum anicca?


Quote
Kalau begini, bagaimana bro (sori sebelumnya kalau contohnya kurang sopan. Saya tidak menemukan contoh lain):
Tidak apa-apa (bagi saya). karena saya sendiri membawanya setiap saat dimanapun juga.
Saya tidak perlu meminta maaf kan setiap saat. karena saya melihatnya sama seperti bagian tubuh lainnya misalnya daging yang tumbuh di samping pipi (baca : kuping).
Hehehe. intermezo.


Quote
"p*nis adalah sesuatu yang dimiliki laki-laki sejak (saat) ia dilahirkan."

Menurutmu ini mutlak atau relatif?
Lebih tepatnya mgk sejak berada di dalam kandungan (sejak ditemukannya metode deteksi urat nadi atau USG mungkin?)


Jika ada kasus dimana ada laki-laki yang terlahir : tanpa memiliki alat reproduksi tersebut (kelamin laki-laki), memiliki alat reprodusi wanita, atau memiliki alat reproduksi ganda, maka menurut saya pernyataan contoh anda tersebut tidak mutlak alias relatif.

dhammadinna

^ ^ ^

Oke kalau begitu pertanyaannya begini:

"p*nis adalah sesuatu yang dimiliki laki-laki sehat dan normal sejak (saat) ia dilahirkan."

sehat dan normal = tidak ada kelainan seperti yang km maksudkan.

btj

#109
Quote from: dhammadinna on 30 October 2013, 12:59:24 PM
^ ^ ^

Oke kalau begitu pertanyaannya begini:

"p*nis adalah sesuatu yang dimiliki laki-laki sehat dan normal sejak (saat) ia dilahirkan."

sehat dan normal = tidak ada kelainan seperti yang km maksudkan.


Dari sudut pandang duniawi ini adalah mutlak.

Indra


dhammadinna


dhammadinna

#112
 [at]  btj: diskusi ini terlalu berkepanjangan.

Intinya, Anicca adalah kebenaran mutlak, di mana ruang lingkup anicca adalah "sesuatu yang berkondisi".

Km tidak bisa mengatakan bahwa anicca relatif karena tidak melingkupi "sesuatu yang tanpa kondisi". Kenapa? karena "sesuatu yang tanpa kondisi" adalah VARIABEL YANG TIDAK RELEVAN bagi anicca.

sama seperti p*enis adalah sesuatu yang mutlak bagi laki-laki sehat/normal. Lalu kamu mengatakan, relatif kok, buktinya wanita tidak punya p*nis.

See? "wanita" adalah variabel yang tidak relevan bagi p*nis, sama halnya "sesuatu yang tanpa kondisi"adalah tidak relevan dengan anicca.
______

Anicca = berubah-ubahnya sesuatu yang berkondisi.

ya jelaslah, kalau ruang lingkup anicca adalah sesuatu yang berkondisi. Kok km malah bilang, relatif kok buktinya anicca tidak melingkupi yang tanpa kondisi.

itu kan lucu jadinya..

______

Kalau km masih tidak setuju, diskusi kita cukup berakhir sampai di sini.. karena sepertinya berkepanjangan, entah sampai kapan...

adi lim

Quote from: btj on 30 October 2013, 02:19:17 PM
Dari sudut pandang duniawi ini adalah mutlak.


contoh sudut pandangan non duniawi ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Kelana

Quote from: btj on 29 October 2013, 06:25:08 PM
Jika arti anicca adalah perubahan karena kondisi berarti anicca tidak berlaku untuk sesuatu yang tidak berkondisi dong?
Berarti hukum anicca sendiri adalah tidak mutlak?

Gimana? Apa coba anda berikan penjelasan arti anicca yang lebih detil biar saya lebih nyambung.
Ato mungkin konteks yang kita bahas berbeda?

Anicca adalah salah satu dari Trilaksana, yaitu tiga corak/karakter eksistensi.
Sang Buddha, sepengetahuan saya, tidak pernah mengatakan bahwa segala sesuatu adalah anicca, tapi mengatakan bahwa segala yang terbentuk dari perpaduan/berkondisi (sankhara) adalah anicca (sabbe sankhara anicca). Jadi pertanyaan anda salah, tidak ada jawaban untuk pertanyaan yang salah.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

btj

Quote from: dhammadinna on 30 October 2013, 03:03:26 PM
[at]  btj: diskusi ini terlalu berkepanjangan.

Intinya, Anicca adalah kebenaran mutlak, di mana ruang lingkup anicca adalah "sesuatu yang berkondisi".

Km tidak bisa mengatakan bahwa anicca relatif karena tidak melingkupi "sesuatu yang tanpa kondisi". Kenapa? karena "sesuatu yang tanpa kondisi" adalah VARIABEL YANG TIDAK RELEVAN bagi anicca.

sama seperti p*enis adalah sesuatu yang mutlak bagi laki-laki sehat/normal. Lalu kamu mengatakan, relatif kok, buktinya wanita tidak punya p*nis.

See? "wanita" adalah variabel yang tidak relevan bagi p*nis, sama halnya "sesuatu yang tanpa kondisi"adalah tidak relevan dengan anicca.
______

Anicca = berubah-ubahnya sesuatu yang berkondisi.

ya jelaslah, kalau ruang lingkup anicca adalah sesuatu yang berkondisi. Kok km malah bilang, relatif kok buktinya anicca tidak melingkupi yang tanpa kondisi.

itu kan lucu jadinya..

______

Kalau km masih tidak setuju, diskusi kita cukup berakhir sampai di sini.. karena sepertinya berkepanjangan, entah sampai kapan...


Oke sekarang saya sudah jelas.
Mungkin karena "I think i think too much" jadinya berkepanjangan diskusi. (just kidding).


Saya setuju bahwa anicca adalah hukum yang mutlak bagi segala yang berkondisi karena pengertian anicca itu sendiri adalah segala yang berkondisi adalah tidak kekal.


Baik sekarang apa boleh kita lanjutkan diskusinya? back to topic. silakan bro.

btj

Quote from: Kelana on 31 October 2013, 01:28:05 PM
Anicca adalah salah satu dari Trilaksana, yaitu tiga corak/karakter eksistensi.
Sang Buddha, sepengetahuan saya, tidak pernah mengatakan bahwa segala sesuatu adalah anicca, tapi mengatakan bahwa segala yang terbentuk dari perpaduan/berkondisi (sankhara) adalah anicca (sabbe sankhara anicca). Jadi pertanyaan anda salah, tidak ada jawaban untuk pertanyaan yang salah.


Oke saya keluar konteksnya sori.
Thanks udah ingatin Pak.
Saya lebih jelas sekarang.


btj

Quote from: adi lim on 31 October 2013, 05:13:03 AM
contoh sudut pandangan non duniawi ?


Jangan doeloe deh Om, nanti keluar jalurnya, kacau diskusinya gak dapat point malah adanya berdansa-dansa seperti kata broo Indra. hahaha.

dhammadinna

#118
Quote from: btj on 31 October 2013, 04:16:55 PM
[...]
Saya setuju bahwa anicca adalah hukum yang mutlak bagi segala yang berkondisi karena pengertian anicca itu sendiri adalah segala yang berkondisi adalah tidak kekal.

benar. Jadi Anicca adalah mutlak. Orang yang mengatakan bahwa Anicca relatif, berarti tidak memahami secara tepat arti Anicca.

____________________
(1) "Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini:<601> 'Segala fenomena yang terkondisi adalah tidak kekal.' Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menembusnya, dan kemudian menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: 'Segala fenomena yang terkondisi adalah tidak kekal.'<602>

Sumber: Anguttara Nikaya
_____________________

Bahkan jika Tathagata tidak muncul dan menerangkan tentang Anicca, hukum Anicca tetap mutlak. Atau ketika ada yang secara salah mendefinisikan Anicca, Anicca tetap mutlak. Tidak pernah menjadi relatif.

Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, kebenaran mutlak bisa terlihat seolah-olah relatif, adalah karena ketidaktahuan. Walaupun demikian, kebenaran ini tetap mutlak.

Dan sangat mungkin dijelaskan dalam 'kata-kata'. Karena sebetulnya sangat-sangat-sangat sederhana. Tidak ada yang berbelit-belit atau sulit di sini. Pernyataan ini sekalian untuk menanggapi ini:

Quote from: btj on 19 October 2013, 02:35:20 PM
[...]
Kebenaran (absolut) tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata maupun dipikirkan karena akan jatuh pada kebenaran duniawi yang bersifat relatif (berkondisi).
[...]

Quote from: btj on 20 October 2013, 03:54:21 AM
Kekal atau tidaknya sesuatu hanya sebuah konsep. saya tidak tahu persis arti dari anicca karena kadang suatu bahasa tidak dapat mewakili atau mengartikan persis dari : bahasa lain (apalagi tentang Dharma) atau Kebenaran itu sendiri.[...]

btj


Oke, kesimpulannya segala yang berkondisi adalah tidak kekal (anicca).


Tapi saya penasaran atau tertarik juga dengan pernyataan Mas Kelana ini lho.
Apakah ada sesuatu yang tidak berkondisi alias tidak terkena hukum anicca?


Atau pemikiran/pertanyaan saya ini salah/tidak valid?
Quote from: Kelana on 31 October 2013, 01:28:05 PM
Anicca adalah salah satu dari Trilaksana, yaitu tiga corak/karakter eksistensi.
Sang Buddha, sepengetahuan saya, tidak pernah mengatakan bahwa segala sesuatu adalah anicca, tapi mengatakan bahwa segala yang terbentuk dari perpaduan/berkondisi (sankhara) adalah anicca (sabbe sankhara anicca). Jadi pertanyaan anda salah, tidak ada jawaban untuk pertanyaan yang salah.


tapi topik ini ditunda saja dulu tunggu topik "hidup adalah penderitaan" kelar dulu. biar rapi.
Kalau tidak salah, topik anicca ini muncul kan gara-gara topik dukkha ya?
Atau saya "ketinggalan kereta", topik dukkhanya sudah dapat titik temunya?


Kalau sudah, lalu bagaimana caranya meluruskan pandangan bahwa "hidup adalah penderitaan", point pertama dari Empat Kebenaran Ariya?
Dibantu yaaa