Pembahasan ANGUTTARA NIKAYA

Started by seniya, 04 January 2013, 06:25:54 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Shasika

#30
Quote from: hemayanti on 17 July 2013, 07:45:23 AM
Quote from: Shasika on 16 July 2013, 02:29:29 PM
-----delete----
yah, belum dibaca udah di delete. :(
So sorry sis, kemarin ada gangguan konek internet, jadi gagal muluk posting yang ini, sampai sy ulangi 7x, akhirnya nyerah... :))

Kemarin mau posting ini :
Apāyaṃ duggataṃ vinipātaṃ nirayaṃ
Apāyaṃ duggataṃ vinipātaṃ nirayaṃ : a transient state of loss and woe after death. Four such states are specified purgatory (niraya), rebirth as an animal, or as a ghost, or as a Titan (Asura). Analogous expressions are vinipāta & duggati.(Sebuah alam perpindahan/transisi sementara yang sangat menyedihkan dan menderita setelah kematian. Yang dikategorikan dalam 4 (empat) alam, yaitu : Alam penyiksaan dengan Api (niraya/hell), kelahiran kembali menjelma jadi binatang, atau Hantu gentayangan, atau Mahkluk halus Titan (Asura). Ungkapan yang sama untuk vinipāta & duggati).

Jadi kalo diliat dari definisi ini : Apāyaṃ (alam menderita sbg binatang) duggataṃ (alam menderita sbg hantu kelaparan) vinipātaṃ (alam menderita sebagai Titan/Asura) nirayaṃ (alam penyiksaan dlm api yang panas)

[spoiler]
Apāya  Apāya [Sk. apāya, fr. apa + i, cp. apeti] "going away" viz. -- 1. separation, loss Dh 211 (piya˚ = viyoga DhA iii.276). -- 2. loss (of property) D iii.181, 182; A ii. 166; iv.283; J iii.387 (atth˚). -- 3. leakage, out flow (of water) D i.74; A ii.166; iv.287. -- 4. lapse, falling away (in conduct) D i.100. -- 5. a transient state of loss and woe after death. Four such states are specified purgatory (niraya), rebirth as an animal, or as a ghost, or as a Titan (Asura). Analogous expressions are vinipāta & duggati. All combined at D i.82; iii.111; A i.55; It 12, 73; Nd2 under kāya; & freq. elsewhere. -- apāyaduggativinipāta as attr. of saŋsāra S ii.92, 232; iv.158, 313; v.342; opp. to khīṇâpāya -- duggati -- vinipāta of an Arahant A iv.405; v.182 sq. -- See also foll. pass.: M iii.25 (anapāya); Sn 231; Th 2, 63; J iv.299; Pug 51; VvA 118 (opp. sugati); PvA 103; Sdhp 43, 75 & cp. niraya, duggati, vinipāta.
4. Apāya : (page 54)
3. leakage, out flow (of water) D i.74; A ii.166; iv.287. -- 4. lapse, falling away (in conduct) D i.100. -- 5. a transient state of loss and woe after death. Four such states are specified purgatory (niraya), rebirth as an animal, or as a ghost, or as a Titan (Asura). Analogous expressions are vinipāta & duggati. All combined at D i.82; iii.111; A i.55; It 12, 73; Nd2 under kāya; & freq.
3. Gata : (page 242)
np. a common Ep. of the Buddha: Vin i.35; iii.1; D i.49; S i.192; A ii.147 et passim (see Sugata). -- D i.83; Sn 227 (see expl. KhA 183).   duggata of miserable existence, poor, unhappy, ill-fated, gone to the realm of miscry (duggatiŋ gata PvA 33, see gati) Pv i.62; ii.317; duggata-- bhāva (poverty) J
4. Gata : (page 242)
Sn 227 (see expl. KhA 183).   duggata of miserable existence, poor, unhappy, ill-fated, gone to the realm of miscry (duggatiŋ gata PvA 33, see gati) Pv i.62; ii.317; duggata-- bhāva (poverty) J vi.366; duggat-- itthi (miserable, poor) J i.290; parama-- duggatāni kulāni clans in utmost misery (poverty) PvA 176.-- Compar. duggatatara DhA i.427; ii.135.
5. Vinipāta : (page 624)
Vinipāta [fr. vi+nipāteti] ruin, destruction; a place of suffering, state of punishment, syn. with apāya & duggati (with which often combd, plus niraya, e. g. Vin i.227; D i.82, 162; M
9. Niraya : (page 369)
a place of punishment & torture, where sin is atoned (i. e. kamma ripens=paccati, is literally boiled) by terrible ordeals (kāraṇāni) similar to & partly identical with those of Hades & Tartarus. There are a great number of hells, of which the most fearful is the Avīcimahāniraya (see Avīci). Names of other purgatories occur frequently in the Jātaka collection, e. g. Kākola vi.247; Khuradhāra v.269 sq.; Dhūma-- roruva v.271; Patāpana v.266, 271, 453; Paduma
6. Abbuda : (page 58)
2. a tumour, canker, sore Vin iii.294, 307 (only in Samantapāsādikā; both times as sāsanassa a). -- 3. a very high numeral, appld. exclusively to the denotation of a vast period of suffering in Purgatory; in this sense used as adj. of Niraya (abbudo nirayo the "vast-- period" hell, cp. nirabbuda). S i.149 = A ii.3 (chattiŋsati pañca ca abbudāni); S i.152 = A v.173 = Sn p. 126 (cp. SnA 476: abbudo nāma koci pacceka--
16. Asura : (page 89)
S i.222 (cp. 216 sq.), iv.201 sq., v.447; M i.253; A iv.432. -- Rebirth as an Asura is considered as one of the four unhappy rebirths or evil fates after death (apāyā; viz. niraya, tiracchāna-- yoni, petā or pettivisaya, asurā), e. g. at It 93; J v.186; Pv iv.111, see also apāya. -- Other passages in general: S i.216 sq. (fight of Devas & Asuras);
1. Asura : (page 89)
sq.), iv.201 sq., v.447; M i.253; A iv.432. -- Rebirth as an Asura is considered as one of the four unhappy rebirths or evil fates after death (apāyā; viz. niraya, tiracchāna-- yoni, petā or pettivisaya, asurā), e. g. at It 93; J v.186; Pv iv.111, see also apāya. -- Other passages in general: S i.216 sq. (fight of Devas & Asuras); iv.203; A
2. Ṭhāna : (page 290)
237; Nett 92 sq. -- (c) aṭṭhānaŋ an impossibility Sn 54 (aṭṭhāna, with elision of ŋ); aṭṭhāne at the wrong time J i.256; ṭhāna is that one of the gatis which is accessible to human influence, as regards gifts of relief or sacrifice (this is the pettivisaya), whilst aṭṭhāna applied to the other 4 gatis (see gati) PvA 27 sq. In cpd. ṭhānâṭhāna-- gata it means referring or leading to good & bad places (gatis): of sabbe khayadhammā (i. e. keci saggûpagā keci apāyûpagā) Nett 94. In combn
3. Tiracchāna : (page 303)
pāṇā) M iii.167 (t. pāṇā tiṇabhakkhā); Nd2 on Sn 72 (t.-- pāṇā); J i.459 (=vanagocara); Vbh 412 sq.; -- yoni the realm of the brute creation, the animals. Among the 5 gatis (niraya t. manussā devā pettivisaya) it counts as an apāyagati, a state of misery D i.228; iii.234; S i.34; iii.225 sq.; iv. 168, 307; A i.60; ii.127, 129; Pv
4. Para : (page 419)
214 (v. l. for paloka in anicca-- passage) 410 (=manussalokaŋ ṭhapetvā sabbo paraloko); Ps i.121; Vv 845 (=narakaŋ hi sattānaŋ ekantânatthatāya parabhūto paṭisattubhūto loko ti visesato paraloko ti VvA 335); PvA 5, 60 (=pettivisaya parattha), 64, 107, 253 (idhalokato p. natthi); SnA 478 (=parattha); Sdhp 316, 326, 327. -- vambhitā contempt of others M i.19 (a˚). -- vambhin contempting others M i.19, 527. -- vasatta power (over others) Dāvs
5. Para : (page 419)
talk of others, public rumour S i.4; Sn 819 (cp. Nd1 151); SnA 475. (2) opposition Miln 94 sq. -- vādin opponent Miln 348. visaya the other world, realm of the Dead, Hades Pv iv.87 (=pettivisaya PvA 268). -- vediya to be known by others, i. e. heterodox D ii.241; Sn 474 (=parehi ñāpetabba SnA 410). -- sattā (pl.) other beings A i.255=iii.17 (+parapuggalā). -- suve on the day after
6. Pettivisaya : (page 472)
S v.146; J ii.59; vi.193 (iṇa). Also in cpd. mātā-- pettika maternal & paternal D i.34, 92; J i.146.
Pettivisaya
Pettivisaya (& Pitti˚) [Sk. *paitrya-- viṣaya & *pitrya- viṣaya, der. fr. pitar, but influenced by peta] the world of the manes, the realm of the petas (synonymous with petavisaya & petayoni) D iii.234; It 93; J
7. Pettivisaya : (page 472)
J ii.59; vi.193 (iṇa). Also in cpd. mātā-- pettika maternal & paternal D i.34, 92; J i.146.
Pettivisaya
Pettivisaya (& Pitti˚) [Sk. *paitrya-- viṣaya & *pitrya- viṣaya, der. fr. pitar, but influenced by peta] the world of the manes, the realm of the petas (synonymous with petavisaya & petayoni) D iii.234; It 93; J v.186; Pv
[/spoiler]



I'm an ordinary human only

hemayanti

berarti menurut mom, yangs aya tanyakan itu maknanya memang beda?
yang merujuk pada 4 alam apaya?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Shasika

Quote from: hemayanti on 17 July 2013, 12:12:14 PM
berarti menurut mom, yangs aya tanyakan itu maknanya memang beda?
yang merujuk pada 4 alam apaya?
Kalo melihat definisi dari kamus memang nampak beda, tapi jangan lupa, bahasa pali selalu terjadi pengulangan kata2 yang artinya tidak jauh berbeda seperti yang dijelaskan oleh bro Ariyakumara.
Quote from: ariyakumara on 15 July 2013, 12:11:11 PM
Bahasa Pali-nya: apāyaṃ duggataṃ vinipātaṃ nirayaṃ

Sepertinya hampir bersinonim, karena ragam bahasa lisan sering menggunakan kata-kata yang hampir sama artinya untuk menekankan maknanya (misalnya: "Saya ingin mencari makanan yang enak, lezat, gurih....")
I'm an ordinary human only

The Ronald

Kesalahan penulisan di AN3 -26

(3) "Dan apakah para bhikkhu, jenis orang yang harus dijadikan teman, diikuti, dan dan dilayani dengan penghormatan dan penghargaan? Di sini, seseorang lebih tinggi [daripada diri sendiri] dalam hal perilaku bermoral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Orang seperti itu TIDAK boleh dijadikan teman, diikuti, dan dilayani dengan penghormatan dan penghargaan. Karena alasan apakah? [Karena ia mempertimbangkan:] 'Dengan cara demikian maka aku akan memenuhi kelompok perilaku bermoral yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok perilaku bermoral yang telah kupenuhi. Aku akan memenuhi kelompok konsentrasi yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok konsentrasi yang telah kupenuhi. Aku akan memenuhi kelompok kebijaksanaan yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok kebijaksanaan yang telah kupenuhi.'<363> Oleh karena itu orang demikian harus dijadikan teman, diikuti, dan dilayani dengan penghormatan dan penghargaan.



Seharusnya kata TIDAK nya di hilangkan...
...

The Ronald

AN 3-28

(2) "Dan apakah orang yang ucapannya bagaikan bunga? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'Aku tidak tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku melihat.' Demikianlah ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi. Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan bunga.

Salah terjemahan? Atau aku yg ga ngerti..knp dia di sebut "ia tidak dgn sadar mengucapkan kebohongan" ?
...

will_i_am

Quote from: The Ronald on 26 July 2013, 08:25:35 PM
Salah terjemahan? Atau aku yg ga ngerti..knp dia di sebut "ia tidak dgn sadar mengucapkan kebohongan" ?
tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan = tidak mengucapkan kebohongan dengan sengaja
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

hemayanti

#36
Quote from: The Ronald on 26 July 2013, 08:25:35 PM
AN 3-28

(2) "Dan apakah orang yang ucapannya bagaikan bunga? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'Aku tidak tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku melihat.' Demikianlah ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi. Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan bunga.

Salah terjemahan? Atau aku yg ga ngerti..knp dia di sebut "ia tidak dgn sadar mengucapkan kebohongan" ?

(1) "Dan apakah, para bhikkhu, orang yang ucapannya bagaikan kotoran? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'aku tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tidak tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat.' Demikianlah ia dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi.  Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan kotoran.

_____
saya juga merasa itu ambigu.
(1) ia dengan sadar mengucapkan kebohongan (he consciously speaks falsehood)
(2) ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan (he does not consciously speak falsehood)

menurutku lebih cocok "ia dengan sadar tidak mengucapkan kebohongan", cuma kalo berdasarkan teks englishnya mungkin lebih cocok yang diatas.

_____
tapi setelah saya pikir2 lagi.
mungkin memang sudah benar "ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan", yang salah itu kalau "ia dengan tidak sadar mengucapkan kebohongan"
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

hemayanti

Quote from: The Ronald on 26 July 2013, 08:15:32 PM
Kesalahan penulisan di AN3 -26

(3) "Dan apakah para bhikkhu, jenis orang yang harus dijadikan teman, diikuti, dan dan dilayani dengan penghormatan dan penghargaan? Di sini, seseorang lebih tinggi [daripada diri sendiri] dalam hal perilaku bermoral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Orang seperti itu TIDAK boleh dijadikan teman, diikuti, dan dilayani dengan penghormatan dan penghargaan. Karena alasan apakah? [Karena ia mempertimbangkan:] 'Dengan cara demikian maka aku akan memenuhi kelompok perilaku bermoral yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok perilaku bermoral yang telah kupenuhi. Aku akan memenuhi kelompok konsentrasi yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok konsentrasi yang telah kupenuhi. Aku akan memenuhi kelompok kebijaksanaan yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok kebijaksanaan yang telah kupenuhi.'<363> Oleh karena itu orang demikian harus dijadikan teman, diikuti, dan dilayani dengan penghormatan dan penghargaan.



Seharusnya kata TIDAK nya di hilangkan...
iya, benar om.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Indra

Quote from: hemayanti on 26 July 2013, 09:08:18 PM
(1) "Dan apakah, para bhikkhu, orang yang ucapannya bagaikan kotoran? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'aku tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tidak tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat.' Demikianlah ia dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi.  Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan kotoran.

_____
saya juga merasa itu ambigu.


ambigunya bagaimana? adakah makna lain yg bisa ditafsirkan dari kalimat itu, selain bahwa ia "dengan tidak sadar" melakukan sesuatu?

Shasika

Quote from: hemayanti on 26 July 2013, 09:08:18 PM
Quote from: The Ronald on 26 July 2013, 08:25:35 PM
AN 3-28

(2) "Dan apakah orang yang ucapannya bagaikan bunga? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'Aku tidak tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku melihat.' Demikianlah ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi. Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan bunga.

Salah terjemahan? Atau aku yg ga ngerti..knp dia di sebut "ia tidak dgn sadar mengucapkan kebohongan" ?
(1) "Dan apakah, para bhikkhu, orang yang ucapannya bagaikan kotoran? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'aku tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tidak tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat.' Demikianlah ia dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi.  Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan kotoran.

_____
saya juga merasa itu ambigu.
(1) ia dengan sadar mengucapkan kebohongan (he consciously speaks falsehood)
(2) ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan (he does not consciously speak falsehood)

menurutku lebih cocok "ia dengan sadar tidak mengucapkan kebohongan", cuma kalo berdasarkan teks englishnya mungkin lebih cocok yang diatas.

_____
tapi setelah saya pikir2 lagi.
mungkin memang sudah benar "ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan", yang salah itu kalau "ia dengan tidak sadar mengucapkan kebohongan"
Maaf ya, bolehkah sy ikutan nimbrung ?
Apabila bhs inggrisnya spt yg sy beri tanda bold biru maka yang benar artinya adalah : "Dia secara sadar berkata bohong"
I'm an ordinary human only

hemayanti

#40
Quote from: Shasika on 26 July 2013, 11:06:41 PM
(1) "Dan apakah, para bhikkhu, orang yang ucapannya bagaikan kotoran? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'aku tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tidak tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat.' Demikianlah ia dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi.  Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan kotoran.

_____
saya juga merasa itu ambigu.
(1) ia dengan sadar mengucapkan kebohongan (he consciously speaks falsehood)
(2) ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan (he does not consciously speak falsehood)

menurutku lebih cocok "ia dengan sadar tidak mengucapkan kebohongan", cuma kalo berdasarkan teks englishnya mungkin lebih cocok yang diatas.

_____
tapi setelah saya pikir2 lagi.
mungkin memang sudah benar "ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan", yang salah itu kalau "ia dengan tidak sadar mengucapkan kebohongan"

Maaf ya, bolehkah sy ikutan nimbrung ?
Apabila bhs inggrisnya spt yg sy beri tanda bold biru maka yang benar artinya adalah : "Dia secara sadar berkata bohong"
iya mom, itu untuk yang (1), yang ditanyakan om ronald itu yang ke (2).
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Shasika

Quote from: hemayanti on 26 July 2013, 11:19:52 PM
Quote from: hemayanti on 26 July 2013, 09:08:18 PM
(1) "Dan apakah, para bhikkhu, orang yang ucapannya bagaikan kotoran? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'aku tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tidak tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat.' Demikianlah ia dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi.  Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan kotoran.

_____
saya juga merasa itu ambigu.
(1) ia dengan sadar mengucapkan kebohongan (he consciously speaks falsehood)
(2) ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan (he does not consciously speak falsehood)

menurutku lebih cocok "ia dengan sadar tidak mengucapkan kebohongan", cuma kalo berdasarkan teks englishnya mungkin lebih cocok yang diatas.

_____
tapi setelah saya pikir2 lagi.
mungkin memang sudah benar "ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan", yang salah itu kalau "ia dengan tidak sadar mengucapkan kebohongan"
iya mom, itu untuk yang (1), yang ditanyakan om ronald itu yang ke (2).
Ooohhh...no.2 yah...jika no.2 yang benar itu yang sy beri tanda warna biru.
I'm an ordinary human only

The Ronald

hmm... gini2...

AN 3-28

(2) "Dan apakah orang yang ucapannya bagaikan bunga? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'Aku tidak tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku melihat.' Demikianlah ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi. Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan bunga.

nah point2nya ...
kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'Aku tidak tahu, ..berarti dia ga bohong...
atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tahu ...berarti tidak bohong juga
tidak melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat,' ...dia tidak bohong juga
atau melihat, ia mengatakan, 'aku melihat ...berarti tidak bohong juga...

tp dikatakan " Demikianlah ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi. Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan bunga."
...

hemayanti

Quote from: The Ronald on 27 July 2013, 07:33:20 AM
hmm... gini2...

AN 3-28

(2) "Dan apakah orang yang ucapannya bagaikan bunga? Di sini, jika ia dipanggil oleh suatu dewan, oleh suatu pertemuan, oleh kumpulan sanak-saudaranya, oleh perkumpulannya, atau oleh suatu sidang pengadilan, dan ditanyai sebagai saksi sebagai berikut: 'Jadi, Tuan, katakanlah apa yang engkau ketahui,' kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'Aku tidak tahu,' atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tahu'; tidak melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat,' atau melihat, ia mengatakan, 'aku melihat.' Demikianlah ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi. Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan bunga.

nah point2nya ...
kemudian, tidak mengetahui, orang ini mengatakan, 'Aku tidak tahu, ..berarti dia ga bohong...
atau mengetahui, ia mengatakan, 'aku tahu ...berarti tidak bohong juga
tidak melihat, ia mengatakan, 'aku tidak melihat,' ...dia tidak bohong juga
atau melihat, ia mengatakan, 'aku melihat ...berarti tidak bohong juga...

tp dikatakan " Demikianlah ia tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan demi kepentingan dirinya sendiri, atau demi kepentingan orang lain, atau demi hal-hal remeh yang bersifat duniawi. Ini disebut orang yang ucapannya bagaikan bunga."
dari penjelasan om indra, secara keseluruhan sutta itu memang membahas tentang orang yang mengatakan kebohongan dan yang tidak, tapi di dalamnya terperinci lagi tentang jenis-jenis bohong (yang sadar dan gak sadar).

seperti penjelasan wil.
Quote from: will_i_am on 26 July 2013, 08:55:19 PM
tidak dengan sadar mengucapkan kebohongan = tidak mengucapkan kebohongan dengan sengaja
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

The Ronald

...