Kalau isi adalah kosong, kosong adalah isi, maka silahkan bertelanjang saat hendak pergi kerja, sekolah atau kemana juga. Silahkan melakukan kejahatan karena kejahatan adalah kebaikan. Ini adalah suatu pemikiran yang tidak dibenarkan. Bahkan Prajnaparamita tidak menyebutkan adanya kosong adalah isi (sunya adalah purna/asunya), tetapi sunya tidak terpisahkan dari rupa (sunya na prthak rupa).
[...]
Bugil tidak benar2 bugil, berpakaian juga tidak benar2 berpakaian.
Tidak ada yang benar2 bugil, dan tidak ada yang benar2 berpakaian.
Bugil & berpakaian adalah perpaduan, keduanya tidak kekal.
Dalam konteks ini, maka bugil = berpakaian, berpakaian = bugil.
Mau lebih ekstrem?
Buddha tidak benar2 Buddha, penipu juga tidak benar2 penipu.
Tidak ada yang benar2 buddha, dan tidak ada yang benar2 penipu.
Buddha & penipu adalah perpaduan, keduanya tidak kekal.
Dalam konteks ini, maka Buddha = penipu, penipu = Buddha.
Emptiness and the phenomenal world are not two distinct things. They are rather two characterizations of the same thing
Saya mengindikasikan adanya salah terjemahan. Entah kenapa orang barat menggunakan istilah distinct yang kemudian diartikan dalam bahasa Indonesia jadi berarti “berbeda”, padahal ada pengertian lain:
Oxford:
• recognizably different in nature from something else of a similar type: the patterns of spoken language are distinct from those of writing there are two distinct types of sickle cell disease
• physically separate: the gallery is divided into five distinct spaces
Origin:
late Middle English (in the sense 'differentiated'): from Latin distinctus 'separated, distinguished', from the verb distinguere (see distinguish)
Jadi kata distinct itu berdasarkan asal kata berarti separated (terpisah) sama halnya dengan arti dari prthak = separate = terpisah
Teks awal Prajnaparamita adalah Sanskerta bukan bahasa Inggris atau Mandarin sehingga Sanskerta-lah yang seharusnya menjadi acuan. Dan nampaknya “master” kita ini lebih suka istilah yang memang membuat bingung ria dan berakhir paradoks dari pada kata yang dapat mudah dimengerti .
Iya, betul. "Terpisah" nampaknya lebih tidak ambigu. Terlepas dari itu pun, yang bikin aneh adalah ketidaksesuaian konteksnya, bahwa (sehubungan dengan rupa,) rupa tidak terpisah dari sunya dan sunya tidak terpisah dari rupa, dan juga keliru memahami sunya (kosong) di sini yang
bukan lawan kata dari rupa, sehingga muncul pola pikir berikut:
-kosong (sunya) itu isi (rupa), isi (rupa) itu kosong (sunya) [a = b, b = a]
E.g. Gelas setengah kosong = setengah isi; bukit = lembah.
Kemudian keluar dari konteks, 2 objek yang berbeda disamakan dengan menghilangkan persepsi (x).
E.g. Karena melihat
pisik (ada persepsi, x), maka pria beda dengan wanita (b != !b).
Tapi menutup mata (!x), maka pria dan wanita sama (b = !b).
Dengan demikian, kosong/tidak kosong juga ditentukan persepsi.
Karena persepsi, maka kosong beda dengan tidak kosong (a != !a)
kalau tanpa persepsi, maka kosong sama dengan tidak kosong (a = !a)
Ringkasan.
Jika telah memahami "sunyata" (tanpa x):
* a = b ; b = a
* a = !b; !b = a
*!a = b ; b = !a
*!a = !b; !b = !a
Tinggal diaplikasikan:
* Gorilla adalah mamalia; mamalia adalah gorilla
* Gorilla adalah kadal; kadal adalah gorilla
* Ubur-ubur adalah mamalia; mamalia adalah ubur-ubur
* Ubur-ubur adalah kadal; kadal adalah ubur-ubur
Penjelasan:
-Gorilla bergantung pada mamalia, mamalia bergantung pada gorilla.
Ubur-ubur adalah mamalia; Gorilla pun kadal.
Gorilla, ubur2, kadal, mamalia, semua bergerak silih berganti, saling mempengaruhi.
Berhentinya wujud bukanlah tanpa eksistensi
dan munculnya wujud bukanlah eksistensi
wujud dan kosong adalah satu rangkaian yang bergerak silih berganti,
Kekosongan mengkondisikan kemunculan wujud dan wujud mengkondisikan kemunculan kekosongan, Bergerak terus menerus, saling mempengaruhi
-Gorilla dan ubur2 terpisahkan hanyalah karena masalah penamaan.
Jika kita membeda bedakan dan melekat pada penamaan, maka ada entitas terpisah dalam hal ini kosong dan rupa berbeda, tetapi pada dasarnya mereka berdua adalah sunya dan bukan entitas yg berdiri sendiri.
-Gorilla ga bener2 gorilla, ubur-ubur juga ga bener2 ubur2.
benda padat tidak benar-benar padat
kekosongan tidak benar-benar kosong
tidak ada benda yang benar-benar padat
tidak ada kekosongan yang benar-benar kosong
dan terakhir, Mendebatkan gorilla terpisah atau tidak terpisah dari ubur2 atau kadal adalah pandangan terdelusi.
Mengatakan bukit dan lembah tidak terpisahkan ataupun terpisahkan hanyalah pandangam terdelusi. Mereka hanyalah seperti itu karena mereka tidak punya sifat terpisahkan ataupun tidak terpisahkan.
Filosofi tingkat tinggi ini memang luar biasa sulit dipahami.