Persembahan jubah Kathina (Sayadaw U Silananda)

Started by Indra, 21 October 2012, 07:44:11 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

kamala

Quote from: sanjiva on 30 October 2012, 12:11:54 PM
Mantap bro sis, hal beginian yang perlu kita expose biar khalayak melihat bagaimana penerapan vinaya yang benar dan masih ada bhikkhu yang menjalankan vinaya secara khaffah :hammer: (halah, bahasa apa itu?) :))

Boleh tahu siapa bhikkhunya dan adakah fotonya (terutama yg pas lagi pindapatta) ?

Bhante Pannananda

sekarang bertempat tinggal di :
YAYASAN VIPASSANA INDONESIA
BUDDHIST MEDITATION CENTRE
JL:ASIA RAYA (ASIA MEGA MAS) BLOK P NO :16 (12A,12B,15,16)
MEDAN (20216) SUMUT- INDONESIA.

JADWAL HARIAN :
06:00 - pindapatta.
11:00 - dana makan siang.
19:30 - meditasi.

VIPASSANA RETREAT :
17 AGT 2012 - 26 SEP 2012.
22 DES 2012 - 31 DES 2012.

Foto2 :
[spoiler]

[/spoiler]
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

siswahardy

Quote from: Indra on 30 October 2012, 12:42:13 AM
jika ada kuman mati karena seseorang mandi menggunakan sabun, apakah itu termasuk sengaja membunuh? apa bedanya dengan seseorang yg bernafas dan mengakibatkan kuman terbunuh?
banyak hal yg harus dibahas berkenaan hal ini, dan akan terlalu melebar ke-mana2

Quote from: Indra on 30 October 2012, 12:42:13 AM
bhikkhu bisa saja melakukan perjalanan dengan mematuhi vinaya tanpa penambahan syarat. ketika berangkat tiket pesawat telah disiapkan oleh panitia yg mengundang, ketika pulang, tiket pesawat juga disiapkan, jadi bhikkhu tidak perlu membeli tiket sendiri.
memang benar, dlm hal ini bisa jadi contoh yg saya angkat kurang tepat

Quote from: Indra on 30 October 2012, 12:42:13 AM
menurut yg saya pahami, Vinaya adalah sila yg lebih tinggi (adhisila), adakah rujukan yg menguatkan argumen anda bahwa "Vinaya hanya menekankan aturan/tata tertib agar tercapainya pelaksanaan sila yg baik"?
ini cuma intepretasi saya saja, dan kalau mau mendapatkan rujukkannya di Vinaya Pitaka
dan itupun terkendala lagi dgn intepretasi masing2 yg mungkin berbeda bahkan bertentangan

Quote from: Indra on 30 October 2012, 12:42:13 AM
kita tidak berbicara mengenai tradisi di sini, melainkan aturan2 yg ditetapkan oleh Sang Buddha dalam Vinaya, Sang Buddha juga banyak melanggar tradisi kok.
IMHO kalau aturan2 dijalankan/dipegang tanpa mengutamakan hal yg substansial cuma jadi tradisi kolot yg berbenturan dgn zaman
dan dlm hal ini perayaan Kathina bisa jadi termasuk salah satu bentuk tradisi

sebenarnya sedari awal apa yg ingin saya sampaikan adalah:
akibat perjalanan waktu, banyak hal yg mengalami perubahaan (sabbe sankhara anicca), spt: cara hidup, cara berpikir, tatanan sosial, dsb
oleh karena itu, mungkin ada beberapa aturan2 yg harus disesuaikan dgn zaman, dan tentunya harus dilakukan secara ekstra hati2 agar tidak bertentangan dgn substansi aturan tsb
intinya spt Hukum atau Undang-Undang Dasar saja bisa di-amandemen, kenapa yg lain tidak? karena telah dikultuskan?
jangan lupa di zaman ORBA UUD'45 tidak bisa di-amandemen, baru di era ini saja bisa

siswahardy

Quote from: kamala on 30 October 2012, 11:56:29 AM
ga kok
di Medan ada bhikkhu yang setiap pagi pindacara kok
walau hujan juga lanjut pindacara-nya
maaf, pindacara apa ya?
(istilah ini teramat baru di telinga saya)

juli wu


adi lim

Quote from: siswahardy on 30 October 2012, 12:47:00 PM
maaf, pindacara apa ya?
(istilah ini teramat baru di telinga saya)

nama lain : pindapatta
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

#155
Quote from: juli wu on 30 October 2012, 12:51:56 PM
emang dhamma bisa lapuk  :-? :-? :-?,makin bingung sy

Dhammanussati
Perenungan terhadap Dhamma

Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagava
Terlihat amat jelas
Tak bersela waktu
Mengundang untuk dibuktikan
Patut diarahkan kedalam batin
Dapat dihayati oleh para Bijaksana dalam batin masing-masing


Dhammaniyama Sutta
....
O para Bhikkhu, apakah para Tathagata muncul atau pun tidak muncul didunia, terdapat suatu hukum yang tetap keberadaannya, terdapat suatu hukum yang pasti keberadaannya bahwa, "Segala bentukan adalah Anicca"

Tathagata sepenuhnya mengetahui dan menyadari hal itu.
Setelah sepenuhnya mengetahui dan menyadari,
Tathagata mengumumkan, membabarkan, menegaskan, menadaskan, menjelaskan, menguraikan, membentangkan bahwa "Segala bentukan adalah Anicca"


O para Bhikkhu, apakah para Tathagata muncul atau pun tidak muncul didunia, terdapat suatu hukum yang tetap keberadaannya, terdapat suatu hukum yang pasti keberadaannya bahwa, "Segala bentukan adalah Dukkha"

...

O para Bhikkhu, apakah para Tathagata muncul atau pun tidak muncul didunia, terdapat suatu hukum yang tetap keberadaannya, terdapat suatu hukum yang pasti keberadaannya bahwa, "Segala bentukan maupun bentukan adalah Anatta"

...

Dhamma tidak akan lapuk oleh waktu
jika ajaran Buddha dikatakan Dhamma, maka Dhamma bisa di lupakan

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Indra

Quote from: siswahardy on 30 October 2012, 12:44:59 PM
banyak hal yg harus dibahas berkenaan hal ini, dan akan terlalu melebar ke-mana2

jadi bagaimana kalau kita buat thread baru untuk topik ini?

Quote
memang benar, dlm hal ini bisa jadi contoh yg saya angkat kurang tepat

silakan dicoba lagi dengan contoh yang lebih tepat

Quote
ini cuma intepretasi saya saja, dan kalau mau mendapatkan rujukkannya di Vinaya Pitaka
dan itupun terkendala lagi dgn intepretasi masing2 yg mungkin berbeda bahkan bertentangan

mari kita kesampingkan dulu soal interpretasi, dan tunjukkan rujukan itu apa adanya.

Quote
IMHO kalau aturan2 dijalankan/dipegang tanpa mengutamakan hal yg substansial cuma jadi tradisi kolot yg berbenturan dgn zaman
dan dlm hal ini perayaan Kathina bisa jadi termasuk salah satu bentuk tradisi

upacara kathina yg berkaitan dengan vassa, jelas tercantum dalam vinaya, dan hal ini pun baru ada sejak zaman Sang Buddha. jadi bukan sekedar tradisi. menurut anda hal apa yg substansial dalam perayaan Kathina?

Quote
sebenarnya sedari awal apa yg ingin saya sampaikan adalah:
akibat perjalanan waktu, banyak hal yg mengalami perubahaan (sabbe sankhara anicca), spt: cara hidup, cara berpikir, tatanan sosial, dsb
oleh karena itu, mungkin ada beberapa aturan2 yg harus disesuaikan dgn zaman, dan tentunya harus dilakukan secara ekstra hati2 agar tidak bertentangan dgn substansi aturan tsb
intinya spt Hukum atau Undang-Undang Dasar saja bisa di-amandemen, kenapa yg lain tidak? karena telah dikultuskan?
jangan lupa di zaman ORBA UUD'45 tidak bisa di-amandemen, baru di era ini saja bisa

jadi Vinaya perlu diamandemen juga ya?

pernahkah anda membaca Mahaparinibbana yg tertulis sbb:

"'Selama para bhikkhu sering mengadakan pertemuan-pertemuan rutin, maka mereka akan mendapatkan kemajuan dan bukan kemunduran. Selama mereka bertemu dalam damai, berpisah dalam damai, dan melakukan tugas-tugas mereka [77] dalam damai, maka mereka akan mendapatkan kemajuan dan bukan kemunduran. Selama mereka tidak menetapkan apa yang belum ditetapkan sebelumnya, dan tidak meniadakan apa yang telah ditetapkan, melainkan meneruskan apa yang telah ditetapkan ...; selama mereka menghormati para senior yang lebih dulu ditahbiskan, ayah dan pemimpin dari Sangha ...; selama mereka tidak menjadi mangsa dari keinginan yang muncul dalam diri mereka dan mengarah menuju kelahiran kembali ...; selama mereka setia menjalani kehidupan dalam kesunyian hutan ...; selama mereka menjaga perhatian mereka masing-masing, sehingga di masa depan, orang-orang baik di antara teman-teman mereka akan mendatangi mereka, dan mereka yang telah datang akan merasa nyaman dengan mereka ...; selama para bhikkhu mempertahankan tujuh hal ini dan terlihat melakukan hal-hal ini, maka mereka akan mendapatkan kemajuan dan bukan kemunduran.'"

apakah kalimat bold di atas bermakna bahwa vinaya perlu diamandemen?

dhammadinna

#157
Saya pernah baca di postingannya Bond: Kehidupan Bebas dari Uang, katanya, jika ada jubah yang didanakan atas nama sangha, maka seorang bhikkhu harus meminta ijin sangha dulu kalo ingin menggunakannya. Selama ini sih saya lihat, pada umumnya umat memberikan jubah kepada sangha (karena tidak  dinyatakan untuk bhikkhu tertentu).

Jika:
1. Ada seorang bhikkhu yang sedang membutuhkan jubah (jubah lamanya sobek/usang)
2. Bhikkhu tersebut belum meminta ijin sangha untuk menggunakan sebuah jubah milik sangha
3. Ada seorang umat yang menyatakan keinginannya untuk mendanakan jubah
4. Bhikkhu tersebut menyatakan penerimaannya.
5. Dan umat tsb mendanakan sebuah jubah untuk beliau.

IMHO, kalo kasusnya seperti di atas, saya merasa lebih sreg (di tengah langkanya kesempatan berdana jubah (secara efisien) di jaman sekarang). Gimana menurut kalian?

Indra

Quote from: siswahardy on 30 October 2012, 12:47:00 PM
maaf, pindacara apa ya?
(istilah ini teramat baru di telinga saya)

istilah ini memang hanya populer di kalangan Buddhis

kamala

Quote from: siswahardy on 30 October 2012, 12:47:00 PM
maaf, pindacara apa ya?
(istilah ini teramat baru di telinga saya)
pindacara artinya pergi untuk menerima dana makanan
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

adi lim

Quote from: Indra on 30 October 2012, 01:01:23 PM
istilah ini memang hanya populer di kalangan Buddhis

emank, ada yang bukan Buddhis  ???
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Indra

Quote from: adi lim on 30 October 2012, 01:19:14 PM
emank, ada yang bukan Buddhis  ???

jika ada seseorang yg menginginkan kemunduran Buddhadhamma dengan cara " menetapkan apa yang belum ditetapkan sebelumnya, dan meniadakan apa yang telah ditetapkan, serta tidak meneruskan apa yang telah ditetapkan", maka saya curiga bahwa ia bukan seorang Buddhis

siswahardy

Quote from: kamala on 30 October 2012, 01:11:07 PM
pindacara artinya pergi untuk menerima dana makanan
berarti pindacara=pindapatta kan

terus foto2 yg anda post itu lokasinya jauh dari vihara domisili Bhante tsb
soalnya kan di Vinaya ada ketentuan seoarang Bhikkhu boleh terima pindapatta dari umat bila telah memenuhi jarak tertentu dari vihara (kalau ngak salah)

Indra

Quote from: siswahardy on 30 October 2012, 01:33:09 PM
berarti pindacara=pindapatta kan

terus foto2 yg anda post itu lokasinya jauh dari vihara domisili Bhante tsb
soalnya kan di Vinaya ada ketentuan seoarang Bhikkhu boleh terima pindapatta dari umat bila telah memenuhi jarak tertentu dari vihara (kalau ngak salah)

agar tidak main tebak2an, mohon cantumkan rujukan vinaya yg dimaksud.

kamala

Quote from: siswahardy on 30 October 2012, 01:33:09 PM
berarti pindacara=pindapatta kan

terus foto2 yg anda post itu lokasinya jauh dari vihara domisili Bhante tsb
soalnya kan di Vinaya ada ketentuan seoarang Bhikkhu boleh terima pindapatta dari umat bila telah memenuhi jarak tertentu dari vihara (kalau ngak salah)

pindapatta tidak sama dengan pindacara
mengenai hal ini pernah saya tanyakan ke seorang bhante tapi tidak saya tanya sampai mendetail.
pindapata is food.
pindacara is 'going for alms'.

lokasi bhante pindacara tidak jauh kok, sekitar 30 menit bhante-nya uda balik ke vihara ini berarti bhante-nya ga jalan jauh2 buat pindacara
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.